Google ads

Jumat, 13 Maret 2015

Kulit



Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik  maupun pengaruh kima. Dimana kulit berfungsi sebagai sistem epitel pada tubuh untuk menjaga kelurnya substansi-substansi penting dalam tubuh. Meskipun kulit relatif permeabel terhadap senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa kimia namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa obat/bahan yang berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapetik / efek toksik baik yang bersifat setempat/.sistemik. (Aiache.1993)Dari suatu penelitian diketahui bahwa pergerakan air melalui lapisan kulit yang tebal tergantung pada pertahanan stratum corneum yang berfungsi sebagai ratelimiting barier pada kulit (Swarbick dan Boylan. 1995) Secara mikroskopis kulit tersusun dari berbagai lapisan yang berbeda beda dari luar dalam epidermis, lapisan dermis, subkutan (Aiache.1993)

Gambar 1.  Struktur kulit. Terdiri dari lapisan epidermis (1), dermis (2), subkutis(3), folikel rambut (4), kelenjar sebaseus(5) dan kelenjar keringat (6). (Aiache.1993)


1.1.Absorbsi perkutan
Absorbsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari kulit ke dalam jaringan dibawah kulit kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah dengan mekanisme difusi pasif. Istilah perkutan menunjukan bahwa penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda beda.(Aiache, 1993). Penentuan molekul dari bagian luar ke bagian dalam kulit secara nyata dapat terjadi baik melalui penetrasi transpidermal dan transpendegeal(Swarbick dan Boylan. 1995). Untuk memasuki sistem sistemik, tahapan pada absorpsi perkutan dapat melalui penetrasi pada permukaan stratum corneum di bawah gradien konsentrasi, difusi melalui stratum corneum, epidermis dan dermis, kemudian masuknya molekul ke dalam mikrosirkulasi (Aiache.1993) (Ansel. 2008) Tahapan ini dapat digambarkan pada gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme penghantaran obat melalui rute transdermal mulai dari pelepasan obat sampai menuju jaringan target (Aiache.1993)

a.       Penetrasi Transepidermal
Sebagian obat berpenetrasi melintasi stratum korneum melalui ruang intraseluler dan ekstraseluler. Pada kulit normal, jalur penetrasi umumnya melalui transepidermal dibandingkan transapendegeal. Pada prinsipnya masuknya penetran ke dalam stratum korneum adalah adanya koefisien partisi dari penetran obat – obatan yang bersifat hidrofilik akan berpartisi melalui jalur transseluler sedangkan obat – obat yang bersifat lipofilik akan masuk kedalam stratum korneum melalui intraseluler (Swarbick dan Boylan. 1995).
b.      Penetrasi Transapendegeal
Penetrasi melalui rute transapendegeal adalah penetrasi melalui kelenjar folikel yang ada pada kulit. Dimana penetrasi transapendegeal akan membawa senyawa obat melalui kelenjar keringat dan kelenjar rambut yang berhubungan dengan kelenjar sabapeus. Pada rute ini, dapat menghasilkan difusi yang cepat dan segera setelah penggunaan obat karena dapat menghilangkan waktu yang diperlukan obat untuk melewati stratum korneum (Swarbrick et al, 1995).

Tidak ada komentar:

Google Ads