Anatomi
dan Fisiologi Kulit
Kulit merupakan lapisan pelindung tubuh
yang sempurna terhadap pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kima. Dimana kulit berfungsi
sebagai sistem epitel pada tubuh untuk menjaga kelurnya substansi-substansi
penting dalam tubuh. Meskipun kulit relatif permeabel terhadap senyawa kimia
namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa kimia
namun dalam keadaan tertentu kulit dapat ditembus oleh senyawa senyawa
obat/bahan yang berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapetik / efek toksik
baik yang bersifat setempat/.sistemik. (Aiache.1993)Dari suatu penelitian
diketahui bahwa pergerakan air melalui lapisan kulit yang tebal tergantung pada
pertahanan stratum corneum yang berfungsi sebagai ratelimiting barier pada
kulit (Swarbick dan Boylan. 1995) Secara mikroskopis kulit tersusun dari
berbagai lapisan yang berbeda beda dari luar dalam epidermis, lapisan dermis,
subkutan (Aiache.1993)
Gambar 1. Struktur kulit. Terdiri dari lapisan epidermis (1), dermis (2),
subkutis(3), folikel rambut (4), kelenjar sebaseus(5) dan kelenjar keringat (6).
(Aiache.1993)
1.1.Absorbsi
perkutan
Absorbsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari
kulit ke dalam jaringan dibawah kulit kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah
dengan mekanisme difusi pasif. Istilah perkutan menunjukan bahwa penembusan terjadi
pada lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang
berbeda beda.(Aiache, 1993). Penentuan molekul dari bagian luar ke bagian dalam
kulit secara nyata dapat terjadi baik melalui penetrasi transpidermal dan
transpendegeal(Swarbick dan Boylan. 1995). Untuk memasuki sistem sistemik,
tahapan pada absorpsi perkutan dapat melalui penetrasi pada permukaan stratum
corneum di bawah gradien konsentrasi, difusi melalui stratum corneum,
epidermis dan dermis, kemudian masuknya molekul ke dalam mikrosirkulasi
(Aiache.1993) (Ansel. 2008) Tahapan ini dapat digambarkan pada gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme
penghantaran obat melalui rute transdermal mulai dari pelepasan obat sampai
menuju jaringan target (Aiache.1993)
a.
Penetrasi Transepidermal
Sebagian obat berpenetrasi melintasi
stratum korneum melalui ruang intraseluler dan ekstraseluler. Pada kulit
normal, jalur penetrasi umumnya melalui transepidermal dibandingkan
transapendegeal. Pada prinsipnya masuknya penetran ke dalam stratum korneum adalah
adanya koefisien partisi dari penetran obat – obatan yang bersifat hidrofilik
akan berpartisi melalui jalur transseluler sedangkan obat – obat yang bersifat
lipofilik akan masuk kedalam stratum korneum melalui intraseluler (Swarbick dan
Boylan. 1995).
b.
Penetrasi Transapendegeal
Penetrasi melalui rute transapendegeal adalah
penetrasi melalui kelenjar folikel yang ada pada kulit. Dimana penetrasi
transapendegeal akan membawa senyawa obat melalui kelenjar keringat dan
kelenjar rambut yang berhubungan dengan kelenjar sabapeus. Pada rute ini, dapat
menghasilkan difusi yang cepat dan segera setelah penggunaan obat karena dapat
menghilangkan waktu yang diperlukan obat untuk melewati stratum korneum
(Swarbrick et al, 1995).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar