Google ads

Jumat, 13 Maret 2015

Prinsip Pembuatan Produk Steril



         Pembuatan produk steril hendaklah dilakukan di area bersih, memasuki area ini hendaklah melalui ruang penyangga udara untuk personil dan/atau peralatan dan bahan. Area bersih hendaklah dijaga tingkat kebersihannya sesuai standar kebersihan yang ditetapkan dan dipasok dengan udara yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai. Pemastian Mutu sangatlah penting dan pembuatan produk steril harus sepenuhnya mengikuti secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang ditetapkan dengan seksama dan tervalidasi. Pelaksanaan proses akhir atau pengujian produk jadi tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya andalan untuk menjamin sterilitas atau aspek mutu lain.
Berbagai kegiatan persiapan komponen, pembuatan produk dan pengisian hendaklah dilakukan di ruang terpisah di dalam area bersih.Kegiatan pembuatan produk steril dapat digolongkan dalam dua kategori; pertama produk yang disterilkan dalam wadah akhir dan disebut juga sterilisasi akhir, kedua produk yang diproses secara aseptis pada sebagian atau semua tahap.Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik lingkungan yang dipersyaratkan.Tiap kegiatan pembuatan membutuhkan tingkat kebersihan ruangan yang sesuai dalam keadaan operasional untuk meminimalkan risiko pencemaran oleh partikulat dan/atau mikroba pada produk dan/atau bahan yang ditangani.
Kondisi “operasional” dan “nonoperasional” hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih.Keadaan “nonoperasional” adalah kondisi di mana fasilitas telah terpasang dan beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak ada personil.Kondisi “operasional” adalah kondisi di mana fasilitas dalam keadaan berjalan sesuai modus pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah tertentu personil yang sedang bekerja.Agar tercapai kondisi “operasional” maka area tersebut hendaklah didesain untuk mencapai tingkat kebersihan udara tertentu pada kondisi “nonoperasional”.

2.3.2    Tentang Sterilisasi
            Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk patogen, non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau material. Hal ini dapat dicapai melalui cara penghilangan secara fisika semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya (Agoes, 2009).
Semua proses sterilisasi hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah diberikan bila metode sterilisasi yang digunakan tidak sesuai dengan standar farmakope atau standar nasional lain, atau bila digunakan untuk produk yang bukan merupakan larutan sederhana dalam air atau minyak. Keabsahan proses hendaklah diverifikasi pada interval yang dijadwalkan, minimal sekali setahun, dan bilamana ada modifikasi yang signifikan pada peralatan. Catatan hasil hendaklah disimpan. Kegagalan mengikuti proses yang sudah divalidasi dapat menimbulkan resiko produk tidak steril. Larutan injeksi dan infus umumnya mengalami sterilisasi akhir. Tujuan dari sterilisasi adalah menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitasnya, termasuk stabilitas produk (Lukas, 2006).



2.3.3    Macam-macam Cara Sterilisasi
Ada berbagai macam cara sterilisasi untuk mendapatkan produk steril:
Ø  Terminal Sterilization (Sterilisasi akhir)
Metode sterilisasi akhir menurut PDA Technical Monograph 920050 dibagi menjadi  dua, yaitu:
a.         Overkill Method
Overkill method adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada 1210C selama 15 menit.Pada overkill method kita melakukan monitoring hanya pada formula akhir (Lukas, 2006).
b.         Bioburden Sterilization
Bioburden sterilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10-6 (Lukas, 2006).Perbedaan kedua metode adalah pada titik awal (starting point). Apabila menggunakan pendekatan overkill, maka pemanasan dengan uap 1210C selama 15 menit, sedangkan pendekatan bioburden dilihat dari pencapaian tingkat sterilitas yang diminta, yakni SAL 10-6 (Lukas, 2006).
Ø  Aseptic Processing
Aseptic processing adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan ke dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian rupa. Proses demikian dipilih bila obat atau bahan obat yang akan diproduksi tidak tahan panas (Lukas, 2006).
Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap (otoklaf)
Proses sterilisasi menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf. Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana sterilisasi diganti dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup khusus. Untuk mengganti udara secaran lebih efektif dari bejana sterilisasi dan dari dalam bahan yang disterilisasi, siklus sterilisasi dapat meliputi tahap evakuasi udara dan uap. Mekanisme sterilisasi ini adalah pemaparan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel (Lukas, 2006).
Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap merupakan metode yang paling efektif dan ideal karena:
a.         Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi.
b.        Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol.

Tidak ada komentar:

Google Ads