Pembuatan produk steril hendaklah
dilakukan di area bersih, memasuki area ini hendaklah melalui ruang penyangga
udara untuk personil dan/atau peralatan dan bahan. Area bersih hendaklah dijaga
tingkat kebersihannya sesuai standar kebersihan yang ditetapkan dan dipasok
dengan udara yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai. Pemastian
Mutu sangatlah penting dan pembuatan produk steril harus sepenuhnya mengikuti
secara ketat metode pembuatan dan prosedur yang ditetapkan dengan seksama dan
tervalidasi. Pelaksanaan proses akhir atau pengujian produk jadi tidak dapat
dijadikan sebagai satu-satunya andalan untuk menjamin sterilitas atau aspek
mutu lain.
Berbagai kegiatan persiapan
komponen, pembuatan produk dan pengisian hendaklah dilakukan di ruang terpisah
di dalam area bersih.Kegiatan pembuatan produk steril dapat digolongkan dalam
dua kategori; pertama produk yang disterilkan dalam wadah akhir dan disebut
juga sterilisasi akhir, kedua produk yang diproses secara aseptis pada sebagian
atau semua tahap.Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan
berdasarkan karakteristik lingkungan yang dipersyaratkan.Tiap kegiatan
pembuatan membutuhkan tingkat kebersihan ruangan yang sesuai dalam keadaan
operasional untuk meminimalkan risiko pencemaran oleh partikulat dan/atau mikroba
pada produk dan/atau bahan yang ditangani.
Kondisi “operasional” dan
“nonoperasional” hendaklah ditetapkan untuk tiap ruang bersih.Keadaan
“nonoperasional” adalah kondisi di mana fasilitas telah terpasang dan
beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak ada personil.Kondisi
“operasional” adalah kondisi di mana fasilitas dalam keadaan berjalan sesuai
modus pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah tertentu personil yang
sedang bekerja.Agar tercapai kondisi “operasional” maka area tersebut hendaklah
didesain untuk mencapai tingkat kebersihan udara tertentu pada kondisi
“nonoperasional”.
2.3.2 Tentang Sterilisasi
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan,
baik bentuk patogen, non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu
objek atau material. Hal ini dapat dicapai melalui cara penghilangan secara
fisika semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme
dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya (Agoes, 2009).
Semua
proses sterilisasi hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah diberikan
bila metode sterilisasi yang digunakan tidak sesuai dengan standar farmakope
atau standar nasional lain, atau bila digunakan untuk produk yang bukan
merupakan larutan sederhana dalam air atau minyak. Keabsahan proses hendaklah
diverifikasi pada interval yang dijadwalkan, minimal sekali setahun, dan
bilamana ada modifikasi yang signifikan pada peralatan. Catatan hasil hendaklah
disimpan. Kegagalan mengikuti proses yang sudah divalidasi dapat menimbulkan
resiko produk tidak steril. Larutan injeksi dan infus umumnya mengalami
sterilisasi akhir. Tujuan dari sterilisasi adalah menjamin sterilitas produk
maupun karakteristik kualitasnya, termasuk stabilitas produk (Lukas, 2006).
2.3.3 Macam-macam
Cara Sterilisasi
Ada berbagai
macam cara sterilisasi untuk mendapatkan produk steril:
Ø Terminal Sterilization (Sterilisasi akhir)
Metode
sterilisasi akhir menurut PDA Technical Monograph 920050 dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Overkill
Method
Overkill method
adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada 1210C
selama 15 menit.Pada overkill method kita
melakukan monitoring hanya pada formula akhir (Lukas, 2006).
b.
Bioburden
Sterilization
Bioburden sterilization
adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol
terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi
sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang
dipersyaratkan SAL 10-6 (Lukas, 2006).Perbedaan kedua metode adalah
pada titik awal (starting point). Apabila menggunakan pendekatan overkill, maka pemanasan dengan uap 1210C
selama 15 menit, sedangkan pendekatan bioburden dilihat dari pencapaian tingkat
sterilitas yang diminta, yakni SAL 10-6 (Lukas, 2006).
Ø Aseptic Processing
Aseptic processing
adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter khusus
untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan
ke dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol suplai udara, material,
peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian rupa. Proses demikian dipilih
bila obat atau bahan obat yang akan diproduksi tidak tahan panas (Lukas, 2006).
Sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi
uap (otoklaf)
Proses
sterilisasi menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana
yang disebut otoklaf. Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana
sterilisasi diganti dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan
alat pembuka atau penutup khusus. Untuk mengganti udara secaran lebih efektif
dari bejana sterilisasi dan dari dalam bahan yang disterilisasi, siklus
sterilisasi dapat meliputi tahap evakuasi udara dan uap. Mekanisme sterilisasi
ini adalah pemaparan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu
tertentu pada suatu objek sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang
mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara ireversibel akibat denaturasi
atau koagulasi protein sel (Lukas, 2006).
Sterilisasi
panas dengan tekanan atau sterilisasi uap merupakan metode yang paling efektif
dan ideal karena:
a.
Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif
dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga
memungkinkan terjadinya koagulasi.
b.
Bersifat nontoksik,
mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar