Google ads

Rabu, 24 Februari 2016

SALEP MATA



I. DEFINISI

Definisi salep mata menurut beberapa literatur :

1.      FI IV hal 12 salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.
2.      BP 1993 hal 73 salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai penampilan homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai. Basis yang umum digunakan adalah lanolin, vaselin, dan parafin liquidum serta dapat mengandung bahan pembantu yang cocok seperti anti oksidan, zat penstabil, dan pengawet.
3.  Aulton, Pharmaceutical Practice,hal 267, Salep mata digunakan untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dan mengandung obat seperti antimikroba (antibakteri dan antivirus), kortikosteroid, antiinflamasi nonsteroid (NSAID’S) dan midriatik. Basis salep mata seperti Simple Eye Ointmen BP1988 dapat digunakan untuk memberikan efek lubrikasi. Salep mata harus steril dan praktis bebas dari kontaminasi partikel dan harus diperhatikan untuk memelihara stabilitas sediaan selama waktu paruhnya dan sterilitas selama pemakaian.
4.   Lachman, The Theory of Industrial Pharmacy hal. 230, sediaan salep mata yang ideal adalah :
  • Sediaan yang sedemikian sehingga dapat diperoleh efek terapi yang diinginkan dan sediaan ini dapat digunakan dengan nyaman oleh penderita.
  • Salep mata yang menggunakan semakin sedikit bahan dalam pembuatannya akan memberikan keuntungan karena akan menurunkan kemungkinan interferensi dengan metode analitik dan menurunkan bahaya reaksi alergi pada pasien yang sensitif.

II. TEORI

   2.1.      Keuntungan Sediaan Salep Mata

              Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical Science, hal.1585).

.
2. 2.     Penyiapan Salep Mata
Meskipun salep mata dapat disterilkan dengan radiasi ionisasi, tetapi biasanya dibuat dengan menggunakan teknik aseptik, dengan mencampurkan zat-zat berkhasiat yang telah dihaluskan atau larutan pekat steril dari zat berkhasiat ke dalam basis. Alat yang digunakan dalam pembuatan harus dibersihkan dan disterilkan .

Salep mata disiapkan dengan 2 metode :
  1. Zat aktif yang larut dalam air dan membentuk larutan yang stabil, maka zat aktif dilarutkan dengan air untuk injeksi dalam jumlah minimum. Larutan tersebut diinkorporasikan pada basis cair dan campuran diaduk hingga dingin.
  2. Zat aktif tidak larut dalam air, maka zat aktif dihaluskan bersama dengan sejumlah basis. Campuran ini diencerkan dengan basis yang tersisa.

2.3       Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
              (Farmakope Indonesia IV hal. 12)
             Perhatian khusus untuk setiap salep mata adalah:

  1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas <FI IV no lampiran 71>
  2. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya dilakukan dengan radiasi sinar gamma. (RPS hal. 1585). Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah aliran udara laminar.
  3. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata <FI IV lampiran 1241>.
                                 Zat anti mikroba yang dapat digunakan  (RPS hal.1585) :
·         klorbutanol
·         paraben
·         senyawa Hg organik OTT dengan halida
4.      Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus.
  1. Salep mata harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada Uji Salep Mata.
Salep mata tidak boleh mengandung partikel yang dapat mengiritasi mata. Dalam pembuatan diusahakan untuk meminimalkan kontaminasi dari partikel asing, seperti pecahan partikel logam dari peralatan yang dipakai untuk membuat sediaan. Dan juga perlu dilakukan pengurangan ukuran partikel sehingga tidak dapat dirasakan kekasaran pada uji homogenitas. (RPS hal.1585).
  1. Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah  salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
  2. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu dalam kondisi penyimpanan yang sesuai.
 
III. FORMULA

   3. 1      Formula Umum

Formula umum salep mata sama dengan formula umum salep, hanya berbeda dalam cara pembuatannya.

   3. 2      Formula menurut buku-buku resmi
3.2.1    Formula dari Zat Aktif
·   Salep mata Tetrasiklin HCl (Fornas 1978 hal. 286)
·   Salep mata Kloramfenikol (Fornas1978 hal 66 dan BP 2002, hal 2013)
·   Salep mata Kloramfenikol, hidrokortison asetat (salep hidrokortison, Fornas1978 hal 153)
·   Salep mata Neomisina sulfat (Salep Neomisin, Fornas 1978 hal 209 dan BP 2002, hal 2339)
·   Salep mata Gentamisina (Fornas 1978 hal 136)
·   Salep mata Oksitetrasiklina (Fornas1978 hal 223)
·   Aciklovir Eye Ointment (BP 2002, hal 1916)
·   Atropine Eye Ointment (BP 2002, hal 1947)
·   Chlortetracycline Eye Ointment (BP 2002, hal 2025).
·   Hydrocortisone Acetate and Neomycin Eye Ointment (BP 2002, hal 2220).
·   Oxyphenbutazone Eye Ointment (BP 2002, hal 2362).
·   Polymyxin and Bacitracin Eye Ointment (BP 2002, hal 2397).
·   Simple Eye Ointment (BP 2002, hal 2443)

3.2.2    Formula Basis Salep Mata
·         Basis salep mata
R/ Wool fat                             100 g
     Yellow Soft Parafin                       800 g
     Liquid Parafin        ad         1000 g
Cara pembuatan:
Lelehkan bersama wool fat dan Yellow Soft Parafin, tambahkan Liquid Parafin, saring campuran panas melalui kertas saring ”coarse”, ditempatkan dalam ”funnel” panas. Filtrat disterilisasi dengan panas kering pada minimum 1500C selama tidak kurang dari satu jam dan biarkan dingin.

·         Basis yang cocok untuk salep mata (BP) :
R/  Lanolin                   10 g
                 Vaselin flavum       90 g
Cara pembuatan  : 
Lelehkan bersama lanolin dan vaselin flavum, saring panas-panas dan sterilisasi pada 150°C selama 1 jam dan biarkan dingin. Jika memungkinkan 10% vaselin flavum diganti dengan sejumlah sama parafin likuidum untuk menghasilkan basis yang lebih halus.

3. 3      Penjelasan dari Formula Umum (Aulton, Pharmaceutical Practice, hal. 267-269)
a.      Basis salep mata
Basis salep mata biasanya terdiri atas parafin cair, lanolin, dan parafin kuning lunak (dengan perbandingan 1: 1 : 8). Lanolin digunakan untuk memfasilitasi pencampuran air. Perbandingan parafin yang digunakan dapat bervariasi, jika produk digunakan  untuk iklim tropis dan subtropis maka parafin padat dicampurkan , dimana suhu tinggi membuat basis terlalu lunak untuk memberikan kenyamanan (untuk menjaga konsistensi salep). Alkohol alifatik (setil alkohol dan stearil alkohol) dan senyawa seperti kolesterol dan beeswax (fasa minyak) dapat ditambahkan ke dalam basis selain lanolin, untuk memfasilitasi pencampuran air untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air. 
Batas ukuran partikel dalam salep mata yang mengandung partikel padat terdispersi diberikan dalam BP. Standar ini dapat dipenuhi dengan mereduksi semua padatan terdispersi menjadi serbuk yang sangat halus (< 25 μm) sebelum dicampurkan.

  1. Bahan pembantu yang digunakan untuk salep mata
      Meskipun formula obat dalam salep mata memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk mengalami penguraian secara kimia dan oleh mikroba daripada sediaan tetes mata, namun zat antimikroba, antioksidan dan zat penstabil dapat ditambahkan ke dalam formula salep mata.

c.       Antimikroba
Salep mata memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terkontaminasi daripada tetes mata karena alasan sebagai berikut :
·   Tetes mata mengandung air (pembawa) merupakan lingkungan yang disukai mikroba sebagai media pertumbuhan daripada parafin yang digunakan dalam basis salep mata.
·   Tube untuk salep mata umumnya memiliki lubang yang sangat kecil dan penggunaan salep mata sendiri langsung dari tube ke mata, sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasi pada salep mata lebih kecil dibandingkan sediaan tetes mata, khususnya tetes mata yang menggunakan pipet.
·   Penggunaan collapsible tubes untuk salep mata menjamin bahwa pada tipe ini tidak terdapat ruang untuk udara, sehingga terhindar dari resiko yang berhubungan dengan masuknya kontaminasi melalui udara. Sedangkan keuntungan ini tidak ada pada tube plastik.

Namun demikian, antimikroba tetap dapat ditambahkan ke dalam basis salep mata. Antimikroba diperlukan jika basis yang digunakan  mengandung air dan hal ini diperbolehkan oleh hukum di USA Chlorbutil, metil-(dan propil-) hidroksibenzoat dan fenetil alkohol adalah pengawet yang ditambahkan ke dalam salep mata.




d.      Pengatur pH
Jika pH fase air dari salep mata di luar batas toleransi mata maka akan timbul iritasi. Contohnya : pH dari fase air pada Sulphacetamide Eye Ointment di BP 1988 diadjust dulu sebelum dicampurkan ke fase minyak, karena larutan pekat Na-sulfasetamid sangat basa.
e. Penyiapan, klarifikasi dan sterilisasi basis salep
Lanolin, parafin kuning, dan parafin cair dipanaskan bersama dan disaring selagi panas melalui kain batis ke dalam wadah yang tetap akan bisa mempertahankan proses sterilisasi kering. Wadah ditutup untuk menghilangkan mikroorganisme dan basis disterilkan dengan mempertahankan keseluruhan isi wadah selama kombinasi waktu dan suhu efektif untuk meyakinkan jaminan sterilitas.
f. Pengemasan zat berkhasiat
Tutup ulir harus ditutup dan dilapisi dengan segel tanpa dapat disobek, atau seluruh tube ditutup dengan kemasan bersegel sehingga tube tidak dapat digerakkan atau dipindahkan tanpa menyobek segel. Kemasan luar yang cocok termasuk karton dengan klep bersegel dan kantung tertas bersegel, plastik atau film selulosa.

g.   Menurut buku Codex Medicantorum Nederlandicum (CMN)
  • Jika obat merupakan garam alkaloida, jumlah diperlukan untuk 100 bagian salep dimasukkan dalam mortir steril dan dilarutkan  dalam sejumlah kecil air kemudian sedikit-sedikit dimasukkan lelehan dasar salep yang masih panas sehingga jumlah 100 bagian salep. Aduk/geruslah sampai dingin.
  • Jika obat bukan garam alkaloida melainkan alkaloida bebas, jumlah daripadanya dimasukkan dalam mortir steril digerus dengan sebagian kecil lelehan salep dan digerus hingga rata, kemudian ditambahkan sisa dasar salep dan digerus hingga dingin.
  • Presentase obat harus dituliskan kecuali oculenta di bawah ini tanpa ditulis prosentase harus menurut resep di bawah :
a.       Oculentum atropin : 0,25% atropin sulfas dan 1,0% air.
b.      Oculentum atropin et hydrargiri oxydum : 0,125% atropin sulfas; 1,0% aqua dan 1,0 hydrargiri oxydum flavum.
c.       Oculentum cocaini : 0,25% cocaini HCl dan 1,0% air.
d.      Oculentum iodofarm : 4,0% iodofarm.
e.       Oculentum hydrargiri oxydum : 1,0% hydrargiri oxydum flavum.
f.       Oculntum physostigmini : 0,125% physostigmini sulfas dan 1,0% air.
g.      Oculentum scopolamini : 0,125% scopolamini HBr dan 1,0% air.
·         Oculentum harus disimpan dalam pot tertutup baik dan kecil, di luar pengaruh cahaya dan di tempat sejuk.
·         Hydrargiri oxydum subsum dalam salep mata, diusulkan diganti dengan yang kuning.
·         Adeps suilus benzoatus merangsang mata, diusulkan memakai dasar salep lainnya.
·         Dasar salep untuk salep mata tidak boleh hidrofil (o/w) karena dasar salep dapat diencerkan oleh air mata.
·         Teknik pembuatan :
      Sediaan salep mata harus steril sesuai dengan persyaratan yang tertera pada monografi oculenta. Salep mata dibuat dengan teknik aseptis.

3.4   Formula Salep Mata yang Beredar di Pasaran

3.4.1    Buku Ansel, Howard.C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, hal 516-518
Preparat
Produk komersial
Persentase lazim zat aktif
Keterangan
Salep mata Atropine Sulfat
Salep mata atropine sulfat (allergen)
 0,5 dan 1 %
Parasimpatolitik dipakai untuk memperoleh midriasis untuk refraksi
Salep mata Kloramfenikol
Salep mata kloromisetin (parke davis)
1%
Antibakteri
Salep mata Klortetrasiklin HCl
Salep mata aureomisin (lederle)
1%
Antibakteri
Salep mata Deksametason Na fosfat
Salep mata dekadron fosfat (Merck sharp dan dohme)
0,05%
Antiinflamasi adrenokortikal steroid
Salep mata Gentamisin Sulfat
Salep mata garamisin (Schering)
0,3%
Antibakteri
Salep mata Hidrokortison asetat
Salep mata hidrokorton asetat (Merck Sharp dan Dohme)
1,5%
Antiinflamasi adrenokortikal steroid
Salep mata Idoksuridin
Salep mata stoksil (Smith kline dan french)
0,5%
Antvirus
Salep mata Polimiksin B basitrasin (neomisin)
Salep mata Neosporin (Burroughs welcome)
Tiap g Polimiksin B Sulfat, 5000 unit; Basitrasin, Zn, 400 unit; Neomisin sulfat 5 mg
Antimikroba
Salep mata Natrium Sulfasetamid
Salep mata natrium sulamid (Schering)
10 dan 30 %
Antibakteri
Salep mata Sulfisoksazol
Salep mata gantrisin (roche)
4%
Antibakteri
Salep mata Tetrasiklin HCl
Salep mata Akromisin (Lederle)
1%
Antibakteri
Salep mata Vidarabin
Salep mata Vira-A (parke Davis)
3%
Antivirus


PROSEDUR PEMBUATAN
a.         Sterilisasi ruangan dan lemari kerja
            Ruangan kerja disterilkan :
·         Dengan sinar ultra lembayung sesaat sebelum digunakan
·         Dengan sinar uv selama 24 jam
            Lemari kerja (box steril)
Disterilkan selama 24 jam dengan formaldehida yang ditaburi ke dalam cawan penguap yang terlebih dahulu dipanaskan (kedua lubang box ditutup oleh lembar plastik)
b.         Pakaian kerja, masker, sarung tangan dan alas kaki disterilkan dalam autoklaf 115-116°C selama 30 menit.
            Revisi : Pakaian kerja dimasukkan plastik tahan panas kemudian diautoklaf. Masker,sarung tangan dan alas kaki dibeli yang sudah steril (ada di pasaran)


c.         Sterilisasi alat
            Karena pembuatan aseptis, semua alat baru disterilkan pada hari kedua saat pembuatan sedian.
Alat
Cara
sterilisasi
Keterangan
Waktu
awal
Paraf
Waktu
akhir
Paraf
Spatel

Pinset
Kaca arloji
Batang pengaduk gelas
Lumpang & alu
Kartu salep

Gunting
Pipet & balon
Pipet ukur
Kertas perkamen
Gelas ukur


Cawanpenguap
Tube

Tutup tube plastik



Zalf filler

Dibakar dg api bunsen

Idem
Idem
Idem

Dibakar dg spiritus
115-116°C slm 0,5 jam
Idem
Idem
Idem
Idem

Idem


170°C,1jam
Idem

Direndam dlm EtOH 70% slm 24 jam,keringkan dlm oven sebentar

Diseka dg kapas yg telah dibasahi EtOH 70%










Dibungkus dg kertas perkamen
Idem
Idem
Idem
Idem

Mulut dibungkus Al foil/kertas perkamen







d.         Prosedur kerja :
1.      Timbang vaselin flavum di atas cawan penguap yang telah dialasi dengan kain batis/kasa steril yang telah ditara (berat cawan penguap saja, berat cawan penguap dan kasa).
2.      Timbang dengan cara meneteskan sedikit demi sedikit parafin liq. ke dalam cawan penguap tadi, sterilkan dalam oven 170°C selama 1 jam.
Data tambahan menurut Remington hal 786 :
Sterilisasi : 160oC :120-180 menit; 170oC :90-120 menit; 180oC :45-60 menit
Depirogenasi : 230oC :60-90 menit; 250oC :30-60 menit
3.      Setelah 1 jam basis salep diperas panas-panas dengan cara menjepitkan kain batis dengan pinset steril.
4.      Timbang sejumlah basis yang diperlukan.
5.      Timbang zat aktif, jika tahan panas perlu disterilkan, jika tak tahan panas tidak usah.
6.      Zat aktif ditimbang, masukkan dalam mortir steril, digerus halus sambil ditambahkan sedikit basis salep, gerus lagi agar bercampur dan homogen. (Zat yang tahan pemanasan dapat segera dicampurkan sedikit demi sedikit dengan dasar salep yang masih cair dalam lumpang steril, untuk zat yang tidak tahan pemanasan, dasar salep dituang ke dalam lumpang untuk didinginkan terlebih dahulu sambil diaduk, sebelum dicampur).
7.      Salep mata yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi salep dan diisikan dalam tube steril sebanyak 5 gram.
8.      Ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas dalam kotak disertai brosur.

VI. WADAH DAN KEMASAN
·         Salep mata disimpan dalam tube steril.
·         Kemasan sediaan salep mata tidak boleh lebih dari 5 gram (TPC, p.167)
  • Untuk sediaan semisolid yang digunakan pada mata, tube plastik terbukti tidak sesuai karena tube plastik tidak dapat dilipat sehingga menyebabkan udara dapat masuk ke dalam tube setelah penggunaan sediaan. Karena hal tersebut, tube timah masih sering digunakan untuk mengemas salep mata, walaupun telah mulai digantikan oleh collapsible tube (tube yang dapat dilipat) yang terbuat dari plastik, foil logam dan kertas yang dilaminasi. (TPC, p.166)
  • Collapsible tubes harus terbuat dari logam atau plastik yang sesuai. Tube, dengan kapasitas tidak boleh melebihi 5 g, harus dicocokkan dengan pipa yang ukurannya sesuai untuk memfasilitasi pemakaian salep tanpa terjadinya kontaminasi. Tube salep mata harus sedapat mungkin terbebas dari kontaminan, dan kecuali produk akan disterilisasi dengan radiasi ionisasi, tube juga harus disterilisasi sebelum digunakan.
  • Spesifikasi tube logam tercantum dalam The British Standard 1967 : 4230. Standar ini menspesifikasikan bahwa tube harus terbuat dari aluminium, timah, atau campuran timah.

VII. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM SEDIAAN

  • Penggunaan lemak domba (adeps lanae) sebagai basis salep mata dapat menimbulkan peradangan atau alergi (Benny logawa, hal.18). Karena hal tersebut, lebih baik adeps lanae tidak dimasukkan dalam basis salep mata.
  • Vaselin putih, dalam pemucatannya menggunakan asam sulfat. Vaselin putih untuk mata, akan terjadi iritasi mata oleh kelebihan asam yang dikandung kalau tidak dinetralkan dulu dengan KOH atau basa lain (Ilmu Meracik Obat, hal. 54). Tetapi demi kemanan, lebih baik menggunakan vaselin kuning sebagai basis salep mata, dan tidak dianjurkan menggunakan vaselin putih.
  • Minyak mineral sering ditambahkan ke dalam petrolatum (bahan pembantu/campuran basis) untuk menurunkan titik leleh, tetapi sebagai tambahan akan menyebabkan pemisahan selama penyimpanan.  (Lachman: Industry, p.548)

VIII. EVALUASI
Sama dengan salep, ditambah uji kebocoran tube dan uji partikel logam (FI IV <1061>) pada evaluasi fisik (FI IV, 1086<1241>). Di tambah dengan  uji kontaminasi mikroba pada evaluasi biologi karena salep mata harus steril, untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

mau nanya, maksudnya pustaka BP 2002 itu buku apa ya? makasih

Unknown mengatakan...

kak , salep mata sebaiknya disterilkan dengan cara apa ?

Google Ads