A.
SURFAKTAN
a. Anionik
1.
Asam stearat (HOPE 737)
Fungsi: emulsifying agent, dll
Penggunaan:
asam stearat digunakan sebagai emulgator pada sediaan topikal. Digunakan untuk krim setelah dinetralisasi dengan basa
atau TEA.
Konsentrasi untuk krim: 1-20%
Deskripsi:
Keras, berwarna putih atau kuning pucat, dapat berupa kristal padat atau
serbuk putih atau putih kekuningan. Sedikit berbau dan mempumyai rasa seperti
lemak.
Sifat:
Bilangan asam : 200-212
Titik leleh : ≥ 54 oC
Kelembaban :
praktis tidak mengandung air
Bilangan penyabunan : 200-220
Kelarutan : Larut
baik dalam benzene, CCl4, kloroform, dan
eter.
Larut dalam etanol 95%, heksan, dan propilenglikol.
Praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas:
Asam stearat adalah material yang stabil, dapat ditambahkan antioksidan.
Ruahan mesti disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dalam tempat kering dan
sejuk.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan logam hidroksida, dapat inkompatibel dengan agen
pengoksidasi. Inkompatibel dengan naproksen.
Keamanan:
Nontoksik, noniritan.
Perhatian:
Debu asam stearat mungkin iritan terhadap kulit, mata, dan membran mukosa.
Sebaiknya digunakan pelindung mata, sarung tangan, dan respirator debu. Mudah
terbakar
2.
Natrium lauril sulfat (HOPE 687)
Fungsi: surfaktan anionik, emulgator, penetran
kulit
Penggunaan
|
Konsentrasi
|
Emulgator anionik, membentuk self-emulsifying bases dengan lemak alcohol
|
0,5-2,5%
|
Solubilizer pada konsentrasi di atas KMK
|
>0,0025
|
Deskripsi:
Mengandung kristal berwarna putih atau krem sampai kuning pucat,
berlapis-lapis, atau serbuk yang terasa lembut, bersabun, rasa pahit dan bau
samar senyawa lemak.
Sifat:
Keasaman/ kebasaan : pH= 7,0- 9,5 (larutan 1% b/v)
Bilangan asam : 0
Aktivitas antimikroba :
Bersifat bakteriostatik terhadap bakteri gram positif, inefektif terhadap
bakteri gram negative. Potensiasi aktivitas fungisida senyawa tertentu seperti
sulfanilamide dan sulfathiazole.
KMK : 8,2
mmol/L (0,23 g/L) pada 20oC
Densitas : 1,07
g/ cm3 pada 20oC
HLB : ~ 40
Tegangan antarmuka : 11,8 mN/m (11,8 dyne/cm) untuk larutan
0,05% pada 30oC.
Titik leleh : 204-207oC (
untuk senyawa murni)
Kandungan lembab : ≤ 5%, tidak higroskopik
Kelarutan : larut baik dalam air,
membentuk larutan opalescent
Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Koefisien sebar : ~ 7,0
(larutan 0,05% b/v) pada 30oC
Tegangan permukaan : 25,2 mN/m untuk
larutan 0,05% b/v pada 30oC
Waktu pembasahan : 118 detik
(larutan 0,05% b/v) pada 30oC
Stabilitas:
Stabil di bawah kondisi penyimpanan normal. Dalam larutan, di bawah kondisi
ekstrim, cth pH 2,5 atau lebih rendah, mengakibatkan hidrolisis menjadi lauril
alcohol dan natrium bisulfat.
Ruahan mesti disimpan dalam wadah tertutup rapat terhindar dari agen
pengoksidasi kuat, pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan surfaktan
kationik. Kompatibel dengan asam, ion kalsium dan magnesium. Inkompatibel
dengan beberapa garam alkaloid dan presipitasi
dengan garam kalium.
Keamanan:
Efek toksik akut seperti iritasi kulit, mata, membrane mukosa, saluran
pernapasan atas, dan lambung. Pemakaian berulang dan lama dapat mengakibatkan kulit kering dan pecah,
dermatitis. Inhalasi yang lama merusak paru-paru. Sensitisasi pulmonar dapat
terjadi mengakibatkan alergi pulmonar. Tidak boleh digunakan untuk sediaan
intravena. Dosis letal oral pada manusia: 0,5-5,0 g/kg.
Perhatian:
Hindari inhalasi dan kontak dengan kulit, mata. Gunakan pelindung mata,
sarung tangan. Diperlukan ventilasi yang cukup atau respirator debu. Hindari
pemaparan berulang dan lama. Pada pembakaran menghasilkan emisi yang toksik.
3.
Trietanolamin/TEA (HOPE 794)
Fungsi: agen pengalkali, emulgator
Penggunaan:
Formulasi topikal, terutama untuk emulsi.
Jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat, TEA
membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8 sebagai emulgator untuk emulsi M/A.
Konsentrasi yang digunakan untuk emulsi adalah 2-4%v/v TEA dengan 2-5 x asam
lemak. Untuk minyak mineral, diperlukan 5%v/v TEA.
Sediaan yang mengandung TEA perlu disimpan dalam gelap. Diskolorasi dapat
dikurangi dengan menghindari pemaparan
cahaya dan kontak dengan logam dan ion logam.
TEA juga digunakan dalam pembentukan garam pada larutan injeksi dan sediaan
analgesik topikal.
Deskripsi:
Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat, kental, sedikit bau
amoniak.
Sifat:
Keasaman/kebasaan: pH= 10,5 ( larutan 0,1N)
Titik didih: 335oC
Titik beku: 21,6oC
Higroskopisitas: sangat higroskopik
Titik lebur: 20-21oC
Kandungan lembab: 0,09%
Kelarutan:
Pelarut
|
Kelarutan pada 20oC
|
aseton
|
Miscible
|
benzene
|
1 in 24
|
CCl4
|
Miscible
|
Etil eter
|
1 in 63
|
Methanol
|
Miscible
|
Water
|
Miscible
|
Tegangan permukaan: 48,9 mN/m pada 25oC
Viskositas: 590 mPa s (590 cP) pada 30oC
Stabilitas:
- TEA dapat menjadi coklat pada pemaparan terhadap udara dan cahaya.
- TEA harus disimpan pada wadah kedap udara terlindung dari cahaya, pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
·
TEA
dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester.
·
Dengan
asam lemak yang lebih tinggi, TEA membentuk garam yang larut dalam air dan
mempunyai karakteristik sabun.
·
Perubahan
warna dan presipitasi dapat terjadi dengan adanya garam logam berat.
Keamanan:
TEA digunakan luas sebagai emulgator pada sediaan topikal. Secara umum
nontoksik, tetapi dapat mengakibatkan hipersensitif atau iritan terhadap kulit.
Dosis oral letal 5-15 g/kg BB.
Perhatian:
TEA dapat iritan terhadap kulit, mata, dan mukosa membran. Inhalasi uap TEA
dapat berbahaya. Secara ideal, TEA mesti diproses dalam lemari uap. Pada
pemanasan, TEA membentuk uap nitrogen yang sangat toksik. TEA mudah
terbakar.
4.
Carbomer (HOPE 111)
Sinonim: Acritamer (acrylic acid polimer); Carbopol (carboxy polymethylene,
polyacrylic acid, carboxyvinyl polymer).
Fungsi: emulsifying
agent, suspending agent, peningkat viskositas, dll
Penggunaan:
Carbomer digunakan terutama untuk sediaan liquid dan semisolida sebagai
suspending agent atau peningkat viskositas. Formulasi berupa krim, gel, dan
salep untuk rute optalmik, rectal, dan topikal.
Carbomer juga sebagai emulsifying agent pada sediaan emulsi M/A untuk
penggunaan luar. Untuk tujuan ini, carbomer dinetralisasi dengan NaOH dan amin
rantai panjang seperti stearilamin.
Carbomer 951 membantu meningkatkan viskositas sediaan multiple emulsions microsphere.
Konsentrasi carbomer
sebagai emulsifying agent: 0,1-0,5 %
Deskripsi:
Warna putih, seperti benang
halus, asam, serbuk higroskopik dengan bau khas lemah.
Sifat
- Keasaman/ kebasaan :
pH= 2,7-3,5 untuk dispersi berair 0,5% b/v
pH= 2,5-3,0 untuk dispersi berair 1% b/v
- Titik lebur : dekomposisi terjadi setelah 30 menit pada suhu 260 oC
- Kandungan lembab :
Kadar air normal sampai 2% b/v.
Higroskopik.
Peningkatan kadar air menyebabkan carbomer sulit
digunakan karena kurang terdispersi.
- Distribusi ukuran partikel:
Rata2 diameter 0,2 μm. Serbuk terflokulasi 2-7 μm.
Carbomer granular 180-425 μm.
- Kelarutan:
Larut dalam air, setelah
netralisasi larut dalam etanol 95% dan gliserin.
- BJ: 1,41
- Viskositas:
Carbomer terdispersi dalam air membentuk disperse
koloidal asam dengan viskositas rendah, setelah dinetralisasi membentuk gel
sangat viscous. Zat yang dapat menetralkan adalah asam amino, borax, KOH, Na
bikarbonat, NaOH, amin organic polar seperti TEA.
Stabilitas:
·
Stabil,
higroskopik, dapat dipanaskan di bawah
104oC sampai 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensi pengembangannya.
·
Pemaparan
suhu berlebih dapat mengakibatkan perubahan warna dan mengurangi stabilitas.
·
Dekomposisi
total pada pemanasan selama 30 menit pada 260oC.
·
Mikroorganisme
tumbuh baik dalam dispersi berair yang tidak diawetkan. Maka diperlukan
pengawet seperti 0,1%b/v klorokresol, 0,18% metilparaben-0,2% propilparaben
atau 0,1% trimerosal.
·
Penambahan
benzalkonium klorida atau natrium benzoate pada konsentrasi tinggi (0,1% b/v)
dapat mengakibatkan cloudiness dan reduksi viskositas.
·
Pemaparan
cahaya mengakibatkan oksidasi yang diketahui dari penurunan viskositas.
·
Stabilitas
terhadap cahaya dapat ditingkatkan dengan menambahkan 0,05-0,1% b/v absorber UV
larut air seperti benzophenon-2 atau benzophenon-4 dikombinasi dengan 0,05-0,1%
b/v asam edetat.
·
Serbuk
carbomer harus disimpan dalam wadah kedap udara, tahan korosi dalam tempat
sejuk dan kering.
·
Dianjurkan
penggunaan gelas, plastik, atau wadah resin-lined
untuk penyimpanan sediaan.
·
Pengemasan
dalam tube alumunium diperlukan untuk mencapai pH< 6,5, dan pengemasan dalam
tube logam lain untuk pH>7,7 untuk memperpanjang stabilitas carbomer.
Inkompatibilitas:
- Carbomer berubah warna dengan resorcinol dan inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit konsentrasi tinggi.
- Sesepora besi dan logam transisi lain dapat mengkatalisis degradasi dispersi carbomer.
- Pemanasan intensif dapat dihasilkan jika carbomer kontak dengan basa kuat seperti KOH atau NaOH, atau amin basa kuat.
- Carbomer membentuk kompleks pH-dependent dengan eksipien polimer tertentu.
Keamanan:
·
Carbomer
digunakan untuk produk nonparenteral, terutama liquida dan semisolida topikal.
·
Dapat
untuk penggunaan oral pada konsentrasi tertentu.
·
Carbomer
934P memiliki toksisitas oral rendah
·
Nontoksik
dan noniritan
b. Non-ionik
1.
Polyoxyethylene Sorbitan Ester Asam Lemak/
Polysorbate/ Tween (HOPE 580)
Yang biasa dipakai: Polyoxyethylene 20 sorbitan
monolaurat/ Polysorbate 20/ Tween 20,
Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleat/ Polysorbate 80/ Tween 80.
Fungsi: emulgator, surfaktan nonionik, agen
pensolubilisasi, pembasah
Penggunaan:
Penggunaan
|
Konsentrasi (%)
|
Emulsifying agent
Penggunaan tunggal dalam emulsi M/A
Penggunaan dalam kombinasi dengan
emulgator hidrofilik dalam emulsi M/A
Penggunaan untuk meningkatkan sifat
menahan air pada salep
|
1-15
1-10
1-10
|
Solubilizing agent
Untuk zat yang sulit larut dalam basis
lipofilik
|
1-10
|
Pembasah
Untuk zat yang tidak
larut dalam basis lipofilik
|
0,1-3
|
Deskripsi:
Polysorbat mempunyai bau yang khas dan hangat, rasa agak pahit.
Polysorbat 20: cairan berminyak warna kuning
Polysorbat 80: cairan berminyak warna kuning
Sifat:
|
Polysorbat 20
|
Polysorbat 80
|
Bilangan asam(%)
|
2,0
|
2,0
|
Bilangan hidroksil
|
96-108
|
65-80
|
Kandungan lembab
|
3,0
|
3,0
|
Bilangan saponifikasi
|
40-50
|
45-55
|
HLB
|
16,7
|
15,0
|
BJ (25oC)
|
1,1
|
1,08
|
Viskositas (mPa s)
|
400
|
425
|
Kelarutan:
|
Etanol
|
Minyak mineral
|
Minyak tumbuhan
|
Air
|
Polysorbat 20
|
Larut
|
Tidak larut
|
Tidak larut
|
Larut
|
Polysorbat 80
|
Larut
|
Tidak larut
|
Tidak larut
|
Larut
|
Stabilitas:
- Polysorbat stabil terhadap elektrolit dan asam lemah dan basa lemah, saponifikasi terjadi dengan asam kuat dan basa kuat.
- Ester asam oleat sensitif terhadap oksidasi.
- Polysorbat bersifat higroskopik
- Penyimpanan lama dapat membentuk peroksida
- Polysorbat harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dalam tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
Perubahan warna dan atau presipitasi muncul dengan berbagai senyawa,
terutama fenol, tannin, tar. Aktivitas antimikroba paraben berkurang dengan
adanya polysorbat.
Keamanan:
- Polysorbat digunakan luas dalam sediaan oral, parenteral, dan topikal
- Nontoksik, noniritan
- Pernah terjadi hipersensitivitas pada penggunaan topikal dan intramuscular
- Penggunaan maksimal: 25 mg/.kg BB (menurut WHO)
- Polysorbat 20: Toksisitas sedang melalui rute IP dan IV, pencernaan. Iritasi kulit.
- Polysorbat 80: Toksik sedang melalui rute IV. Toksik ringan melalui pencernaan.
Iritasi mata.
Tumorigen eksperimental, efek reproduktif.
Data mutagenik.
2.
Sorbitan Ester Asam Lemak (HOPE 713)
Yang biasa dipakai: Sorbitan monolaurat/ Span 20,
Sorbitan monooleat/ Span 80.
Fungsi: emulgator, surfaktan nonionik, zat
pensolubilisasi, pembasah.
Penggunaan:
Span terutama digunakan sebagai emulgator dalam sediaan krim, emulsi untuk penggunaan
topikal.
Jika digunakan tunggal, sorbitan ester
menghasilkan emulsi A/M dan mikroemulsi tetapi sering digunakan dalam kombinasi
dengan polysorbat untuk menghasilkan emulsi atau krim A/M atau M/A dengan
berbagai konsistensi.
Penggunaan
|
Konsentrasi (%)
|
Emulsifying agent
Penggunaan tunggal dalam emulsi A/M
Penggunaan dalam kombinasi dengan
emulgator hidrofilik dalam emulsi M/A
Penggunaan untuk meningkatkan sifat
menahan air pada salep
|
1-15
1-10
1-10
|
Solubilizing agent
Untuk zat yang sulit larut dalam basis
lipofilik
|
1-10
|
Pembasah
Untuk zat yang tidak
larut dalam basis lipofilik
|
0,1-3
|
Dekripsi
Span 20: cairan kental kuning
Span 80: cairan kental kuning
Sifat:
|
Span 20
|
Span 80
|
Bilangan asam(%)
|
≤ 7
|
≤ 8
|
Densitas (g/cm3)
|
1,01
|
1,01
|
Bilangan hidroksil
|
159-169
|
193-209
|
Bilangan iodine
|
≤ 7
|
-
|
Kandungan lembab
|
≤0,5
|
≤0,5
|
Bilangan saponifikasi
|
159-169
|
149-160
|
HLB
|
8,6
|
4,3
|
Viskositas pd 25oC
(mPa s)
|
3900-4900
|
970-1080
|
Stabilitas
Membentuk sabun dengan asam atau basa kuat,
sorbitan ester stabil dalam asam atau basa lemah.
Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
-
Keamanan:
·
Digunakan
luas untuk sediaan oral dan topikal
·
Nontoksik
dan noniritan
·
Pernah
dilaporkan reaksi hipersensitif kulit pada penggunaan topikal. Jika dipanaskan
sampai dekomposisi, sorbitan ester menghasilkan asap tajam dan iritan.
·
Penggunaan
maksimal: 25 mg/kg BB.
1.
Cetomacrogol 1000 ( HOPE 564 -
Polyoxyethylene Alkyl Ethers)
Sinonim: Polyethylene glycol 1000;
polyoxyethylene glycol 1000 monocetyl ether.
Fungsi :
emulsifying agent, peningkat penetrasi, agen pensolubilisasi, pembasah
Penggunaan:
Surfaktan nonionic untuk sediaan topikal, terutama emulsi A/M dan M/A dan
stabilisasi mikroemulsi dan multiple emulsi.
Deskripsi:
Tidak berwarna, putih, krem atau kuning pucat dengan bau lemah.
Sifat: (lihat Polyethylene Glycol / PEG
hal 545-> bag PEG 1000)
- Titik lebur: 37-40oC
- Kandungan lembab: larutan bersifat higroskopik
- Kelarutan:
Larut dalam air, dapat bercampur dengan PEG lain.
PEG cair dapat larut dalam aseton, alcohol,
benzene, gliserin dan glikol.
- Titik beku: 35-40oC
- Viskositas dinamik: 22-30 cP
- Viskositas kinematik: 20,4-27,7 cP
Stabilitas:
- Stabil dalam kondisi asam kuat atau basa kuat.
- Adanya elektrolit kuat mempengaruhi stabilitas fisik emulsi.
- Pada penyimpanan, dapat terjadi autooksidasi menghasilkan peroksida dengan peningkatan keasaman.
- Perlu penambahan antioksidan. Dapat digunakan kombinasi 0,01% BHA dan 0,005% asam sitrat.
- Simpan dalam wadah kedap udara, pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
- Perubahan warna atau presipitasi dapat muncul dengan iodida, garam merkuri, senyawa fenolik, salisilat, sulfonamide, dan tannin.
- Inkompatibel dengan benzokain, tretinoin, dan obat yang dapat teroksidasi.
- Efek antimikroba dari pengawet fenolik seperti paraben dapat berkurang.
Keamanan
- Nontoksik, noniritan
- Jika digunakan >20%, potensi iritan lebih besar.
2.
Cetostearyl alcohol (HOPE
150)
Fungsi: emolien, emulgator, peningkat viskositas
Penggunaan:
·
Pada
formulasi topikal, meningkatkan viskositas dan membentuk emulsi M/A dan A/M.
·
Menstabilisasi
emulsi, bertindak sebagai co-emulsifier yang menurunkan jumlah surfaktan yang
dibutuhkan untuk membentuk emulsi yang stabil.
Deskripsi:
Massa berwarna putih atau krem, granul atau
lapisan putih. Pada pemanasan, melebur menjadi cairan jernih, tidak berwarna,
atau kuning pucat.
Sifat:
Kelarutan: larut dalam etanol 95%, eter dan
minyak, praktis tidak larut dalam air.
Jarak lebur: 48-55 oC
Stabilitas:
Stabil di bawah kondisi normal. Harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat dan
garam logam.
Keamanan:
- Nontoksik
- Noniritan, tetapi pernah dilaporkan terjadi sensitisasi
A.
Emulgator Alam
Polisakarida(Gom)
1.
Tragakan (HOPE 785)
Fungsi: suspending agent,
peningkat viskositas
Penggunaan:
Tragakan digunakan sebagai suspending agent dan emulsifying agent. Yaitu
dalam krim, gel dan emulsi pada berbagai konsentrasi.
Deskripsi:
Putih hingga kekuningan, tembus cahaya, tidak berbau, dengan rasa musilago
yang tawar.
Sifat:
Keasaman/ kebasaan : pH = 5-6 untuk
dispersi berair 1% b/v
Bilangan asam : 2-5
Kandungan lembab : ≤ 15% b/b
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, etanol 95% dan
pelarut organik lain.
Dapat mengembang dengan cepat menjadi 10x berat
asal dalam air dingin maupun panas untuk membentuk sol koloidal viscous atau
semigel.
BJ :
1,250- 1,385
Viskositas :
Dispersi 1% b/v = 100-4000 mPa s(cP) pada 20oC
Viskositas meningkat dengan meningkatnya suhu dan
konsentrasi dan menurun dengan meningkatnya pH.
Viskositas maksimum mulai pH 8. Stabilitas paling
baik pada pH sekitar 5.
Stabilitas:
Lempengan maupun serbuk tragakan adalah stabil.
Dalam emulsi, gliserin atau propilenglikol digunakan sebagai pengawet.
Dispersi tragakan paling stabil pada pH 4-8, stabilitas memuaskan pada pH
yang lebih tinggi ± pH 2.
Ruahan mesti disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas:
·
Pada
pH 7, tragakan menurunkan efek antimikroba dari benzalkonium klorida,
klorobutanol, metilparaben. Pada pH <5 tidak berefek terhadap efikasi
antimikroba asam benzoat, klorobutanol, atau metilparaben.
·
Penambahan
asam mineral dan organic kuat dapat menurunkan viskositas dispersi tragakan.
Viskositas juga dapat menurun dengan penambahan alkali atau NaCl.
·
Kompatibel
dengan kadar garam yang relative tinggi dan suspending agent alam seperti
akasia, CMC, starch dan sukrosa.
·
Menjadi
kuning dan presipitasi dengan 10% b/v larutan ferri klorida.
Keamanan :
- Nontoksik
- Nonkarsinogenik
- Pernah dilaporkan reaksi hipersensitivitas
- Pernah dilaporkan dermatitis setelah penggunaan topikal
2.
Akasia (HOPE page 1)
Sinonim: gum akasia, gum arab
Fungsi: emulsifying agent, stabilizing agent,
suspending agent, peningkat viskositas
Penggunaan:
Digunakan dalam sediaan oral dan topikal sebagai suspending agent dan
emulgator, kadang dikombinasi dengan tragakan.
Konsentrasi sebagai emulgator: 10-20%
Konsentrasi sebagai suspending agent: 5-10%
Deskripsi:
Lapisan tipis warna putih atau putih kekuningan, butiran bulat, granul,
serbuk, atau serbuk spray-dried. Tidak berbau dan terasa lunak.
Sifat:
- Keasaman/ kebasaan: pH= 4,5-5,0 ( larutan berair 5% b/v)
- Bilangan asam: 2,5
- Higroskopisitas: kelembaban relative 25-65%
- Kelarutan:
Larut 1 dalam 20 gliserin, 1 dalam 20 propilen
glikol, 1 dalam 2,7 air, praktis tidak larut etanol 95%.
Dalam air, akasia terlarut sangat lambat, komplit
setelah 2 jam, dalam 2 x massa air meninggalkan sangat sedikit sisa serbuk
Larutan tidak berwarna atau kekuningan, viscous,
adhesive, dan tembus cahaya.
Akasia spray-dried terlarut lebih cepat, sekitar
20 menit.
- BJ: 1,35-1,49
- Viskositas:
100 mPa s (100 cP) untuk 30%
b/v larutan berair.
Viskositas meningkat lambat hingga konsentrasi 25%
b/v dan menghasilkan sifat Newtonian. Di atas itu, viskositas meningkat cepat
(non-Newtonian). Peningkatan suhu atau pemanasan yang terlalu lama menyebabkan
penurunan viskositas, depolimerisasi atau aglomerasi partikel.
Stabilitas:
Larutan berair adalah sasaran degradasi bakterial atau enzimatik dapat
dicegah dengan memanaskan larutan sebentar untuk inaktivasi enzim.
Pengawet yang dapat digunakan: 0,1% b/v asam benzoate, 0,1% b/v Na
benzoate, kombinasi 0,17% b/v metilparaben dan 0,03% propilparaben.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan amidopyrine, apomorphin, cresol, etanol 95%, garam
ferri, morphine, fenol, fisostigmin, tannin, timol dan vanillin.
Enzim pengoksidasi yang ada dalam akasia dapat mempengaruhi sediaan yang
mengandung senyawa mudah teroksidasi. Enzim dapat diinaktivasi dengan
memanaskan pada 100oC.
Beberapa garam menurunkan viskositas larutan akasia berair, garam trivalent
menyebabkan koagulasi.
Dalam sediaan emulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun.
Keamanan:
- Digunakan pada sediaan oral dan topikal
- Nontoksik
- Laporan terbatas mengenai hipersensitivitas setelah inhalasi
- Reaksi anafilaksis parah pernah muncul pada penggunaan parenteral.
3.
Metil selulosa ( HOPE 462)
Fungsi: emulgator, suspending agent, peningkat
viskositas, dll.
Penggunaan:
Sediaan oral dan topikal
Metilselulosa viskositas rendah digunakan untuk mengemulsikan minyak
zaitun, minyak kacang dan minyak mineral. Metil selulosa viskositas tinggi
digunakan untuk sediaan topikal seperti krim dan gel.
Krim, gel, dan salep
|
1,0-5,0%
|
Emulsifying agent
|
1,0-5,0%
|
suspensi
|
1,0-2,0%
|
Deskripsi:
Serbuk atau granul berserat berwarna putih. Praktis tidak berbau dan tidak
berasa.
Sifat:
- Keasaman/ kebasaan: pH=5,5-8,0 untuk suspensi 1% b/v.
- Titik lebur: mulai coklat pada 190-200oC, mulai menjadi arang pada 225-230oC.
- Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam aseton, methanol,
kloroform, etanol 95%, eter, larutan jenuh garam, toluene, dan air panas.
Larut dalam asam asetat glasialdan campuran etanol
dan kloroform volume sama.
Mengembang dalam air dingin dan terdispersi lambat
membentuk dispersi koloidal jernih, opalescent, viscous.
- Viskositas:
Larutan berair dengan konsentrasi 2% b/v
menghasilkan viskositas 5-75.000 mPas (tergantung grade).
Viskositas naik dengan bertambahnya konsentrasi
metilselulosa.
Viskositas menurun dengan naiknya suhu sampai
membentuk gel pada 50-60oC.
- Stabilitas:
Serbuk metilselulosa stabil, sedikit
higroskopik Ruahan mesti disimpan dalam
wadah kedap udara pada tempat sejuk dan kering.
Larutan metilselulosa stabil terhadap alkali dan
asam pada pH 3-11 dalam suhu ruang.
Pada pH <3 asam mengkatalisis hidrolisis ikatan
antar glukosa, viskositas metilselulosa menurun.
Memerlukan penambahan antimikroba.
Larutan dapat disterilisasi dengan autoclave,
walaupun viskositas menjadi berkurang. Viskositas setelah autoclave berhubungan
dengan pH larutan.
Inkompatibilitas:
- Inkompatibel dengan aminacrin HCl, klorokresol, mercuri klorida, fenol, resorsinol, asam tanat, perak nitrat, setilpiridinium klorida, asam p-hidroksibenzoat, asam p-aminobenzoat, metilparaben, propilparaben, dan butilparaben.
- Garam dari asam mineral (terutama asam polibasa), fenol dan tannin akan mengkoagulasi larutan metilselulosa, dapat dicegah dengan penambahan etanol 95% atau glikol diasetat.
- Konsentrasi tinggi elektrolit meningkatkan viskositas musilago metilselulosa dan salting out metil selulosa.
- Inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.
Keamanan:
- Nontoksik, nonalergenik, noniritan
- Pada penggunaan oral, metilselulosa tidak dapat dicerna atau diabsorbsi
- Pada individu normal, konsumsi metilselulosa berlebih memiliki aktivitas laksatif.
- Obstruksi esophagus muncul jika metilselulosa mengembang dengan jumlah cairan yang tidak cukup.
- Tidak umum digunakan untuk sediaan parenteral, pernah digunakan untuk injeksi intra-artikular dan intramuscular.
4.
Carboxymethylcellulose sodium /CMC- Na
(HOPE 120)
Fungsi: stabilizing agent, suspending agent,
peningkat viskositas, water-absorbing agent.
Penggunaan:
Untuk sediaan oral, topikal, dan
parenteral, terutama karena sifat peningkat viskositasnya.
Penggunaan
|
Konsentrasi
|
Emulsifying agent
|
0,25-1%
|
injeksi
|
0,05-0,75%
|
Larutan oral
|
0,1-1,0%
|
Deskripsi:
Serbuk granular putih, tidak berbau.
Sifat:
- Konstanta disosiasi: pKa=4,30
- Titik lebur: menjadi coklat pada 227oC dan menjadi arang pada 252oC.
- Kandungan lembab:
Umumnya < 10% air.
Higroskopik, dan menyerap air pada suhu hingga 37oC
kelembaban relative 80%.
- Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter
dan toluene.
Mudah terdispersi dalam air pada berbagai suhu
membentuk larutan koloidal jernih
- Viskositas
Viskositas bervariasi tergantung grade.
Larutan 1%
b/v: 5-13.000 cP
Konsentrasi meningkat maka viskositas meningkat
Pemanasan lama menyebabkan depolimerisasi dan
menurunkan viskositas
Viskositas CMC Na
stabil pada pH 4-10, optimal pada pH netral.
Stabilitas
- CMC Na stabil, higroskopik
- Dalam kondisi kelembaban tinggi, menyerap >50% air.
- Larutan berair stabil pada pH 2-10, presipitasi terjadi pada pH<2 dan viskositas menurun cepat pada pH >10. Viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9.
- CMC Na dapat disterilisai dalam keadaan kering dengan menjaga suhu 160oC selama 1 jam, tetapi mengakibatkan penurunan viskositas.
- Larutan berair dapat disterilisasi dengan panas, disertai penurunan viskositas. Setelah autoclave, viskositas menurun sampai 25%.
- Larutan berair yang disimpan dalam waktu lama membutuhkan pengawet.
- Ruahan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas
- CMC Na inkompatibel dengan larutan asam kuat dan garam besi dan logam lain seperti alumunium, merkuri, seng.
- Presipitasi dapat muncul jika dicampur dengan etanol 95%.
- Membentuk koaservat kompleks dengan gelatin dan pektin.
- Membentuk kompleks dengan kolagen dan presipitasi dengan protein bermuatan positif.
Keamanan:
- Nontoksik, noniritan
- Konsumsi oral CMC Na dalam jumlah banyak mempunyai efek laksatif.
- Rute subkutan menyebabkan inflamasi.
- Hipersensitif dan reaksi anafilaktik pernah muncul pada hewan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar