Google ads

Kamis, 18 Februari 2016

Emulsifying Agent



A.    SURFAKTAN
a.   Anionik
1.      Asam stearat (HOPE 737)
Fungsi: emulsifying agent, dll

Penggunaan:
asam stearat digunakan sebagai emulgator pada sediaan topikal. Digunakan untuk krim setelah dinetralisasi dengan basa atau TEA.
Konsentrasi untuk krim: 1-20%

Deskripsi:
Keras, berwarna putih atau kuning pucat, dapat berupa kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan. Sedikit berbau dan mempumyai rasa seperti lemak.

Sifat:
Bilangan asam             : 200-212
Titik leleh                    : ≥ 54 oC
Kelembaban                : praktis  tidak mengandung air
Bilangan penyabunan  : 200-220
Kelarutan                    : Larut baik  dalam benzene, CCl4, kloroform, dan eter.
  Larut dalam etanol 95%, heksan, dan propilenglikol.
  Praktis tidak larut dalam air. 
Stabilitas:
Asam stearat adalah material yang stabil, dapat ditambahkan antioksidan. Ruahan mesti disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dalam tempat kering dan sejuk.

Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan logam hidroksida, dapat inkompatibel dengan agen pengoksidasi. Inkompatibel dengan naproksen.

Keamanan:
Nontoksik, noniritan.

Perhatian:
Debu asam stearat mungkin iritan terhadap kulit, mata, dan membran mukosa. Sebaiknya digunakan pelindung mata, sarung tangan, dan respirator debu. Mudah terbakar

2.      Natrium lauril sulfat (HOPE 687)
Fungsi: surfaktan anionik, emulgator, penetran kulit

Penggunaan
Konsentrasi
Emulgator anionik, membentuk self-emulsifying bases dengan lemak alcohol
0,5-2,5%
Solubilizer pada konsentrasi di atas KMK
>0,0025

Deskripsi:
Mengandung kristal berwarna putih atau krem sampai kuning pucat, berlapis-lapis, atau serbuk yang terasa lembut, bersabun, rasa pahit dan bau samar senyawa lemak.

Sifat:
Keasaman/ kebasaan   : pH= 7,0- 9,5 (larutan 1% b/v)
Bilangan asam             : 0
Aktivitas antimikroba :
Bersifat bakteriostatik terhadap bakteri gram positif, inefektif terhadap bakteri gram negative. Potensiasi aktivitas fungisida senyawa tertentu seperti sulfanilamide dan sulfathiazole.
KMK                           : 8,2 mmol/L (0,23 g/L) pada 20oC
Densitas                      : 1,07 g/ cm3 pada 20oC
HLB                            : ~ 40
Tegangan antarmuka   : 11,8 mN/m (11,8 dyne/cm) untuk larutan 0,05% pada 30oC.
Titik leleh                    : 204-207oC ( untuk senyawa murni)
Kandungan lembab     : ≤ 5%, tidak higroskopik
Kelarutan                    : larut baik dalam air, membentuk larutan opalescent
  Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Koefisien sebar           : ~ 7,0 (larutan 0,05% b/v) pada 30oC
Tegangan permukaan  : 25,2 mN/m untuk larutan 0,05% b/v pada 30oC
Waktu pembasahan     : 118 detik (larutan 0,05% b/v) pada 30oC

Stabilitas:
Stabil di bawah kondisi penyimpanan normal. Dalam larutan, di bawah kondisi ekstrim, cth pH 2,5 atau lebih rendah, mengakibatkan hidrolisis menjadi lauril alcohol dan natrium bisulfat.
Ruahan mesti disimpan dalam wadah tertutup rapat terhindar dari agen pengoksidasi kuat, pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas:
Inkompatibel  dengan surfaktan kationik. Kompatibel dengan asam, ion kalsium dan magnesium. Inkompatibel dengan beberapa garam alkaloid dan presipitasi  dengan garam kalium.

Keamanan:
Efek toksik akut seperti iritasi kulit, mata, membrane mukosa, saluran pernapasan atas, dan lambung. Pemakaian berulang dan lama  dapat mengakibatkan kulit kering dan pecah, dermatitis. Inhalasi yang lama merusak paru-paru. Sensitisasi pulmonar dapat terjadi mengakibatkan alergi pulmonar. Tidak boleh digunakan untuk sediaan intravena. Dosis letal oral pada manusia: 0,5-5,0 g/kg.

Perhatian:
Hindari inhalasi dan kontak dengan kulit, mata. Gunakan pelindung mata, sarung tangan. Diperlukan ventilasi yang cukup atau respirator debu. Hindari pemaparan berulang dan lama. Pada pembakaran menghasilkan emisi yang toksik.

3.      Trietanolamin/TEA (HOPE 794)
Fungsi: agen pengalkali, emulgator

Penggunaan:
Formulasi topikal, terutama untuk emulsi.
Jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat, TEA membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8 sebagai emulgator untuk emulsi M/A. Konsentrasi yang digunakan untuk emulsi adalah 2-4%v/v TEA dengan 2-5 x asam lemak. Untuk minyak mineral, diperlukan 5%v/v TEA.
Sediaan yang mengandung TEA perlu disimpan dalam gelap. Diskolorasi dapat dikurangi  dengan menghindari pemaparan cahaya dan kontak dengan logam dan ion logam.
TEA juga digunakan dalam pembentukan garam pada larutan injeksi dan sediaan analgesik topikal.
 
Deskripsi:
Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat, kental, sedikit bau amoniak.

Sifat:
Keasaman/kebasaan: pH= 10,5 ( larutan 0,1N)
Titik didih: 335oC
Titik beku: 21,6oC
Higroskopisitas: sangat higroskopik
Titik lebur: 20-21oC
Kandungan lembab: 0,09%
Kelarutan:
Pelarut
Kelarutan pada 20oC
aseton
Miscible
benzene
1 in 24
CCl4
Miscible
Etil eter
1 in 63
Methanol
Miscible
Water
Miscible

Tegangan permukaan: 48,9 mN/m pada 25oC
Viskositas: 590 mPa s (590 cP) pada 30oC

Stabilitas:
  • TEA dapat menjadi coklat pada pemaparan terhadap udara dan cahaya.
  • TEA harus disimpan pada  wadah kedap udara terlindung dari cahaya, pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas:
·         TEA dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester.
·         Dengan asam lemak yang lebih tinggi, TEA membentuk garam yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik sabun.
·         Perubahan warna dan presipitasi dapat terjadi dengan adanya garam logam berat.

Keamanan:
TEA digunakan luas sebagai emulgator pada sediaan topikal. Secara umum nontoksik, tetapi dapat mengakibatkan hipersensitif atau iritan terhadap kulit. Dosis oral letal 5-15 g/kg BB.

Perhatian:
TEA dapat iritan terhadap kulit, mata, dan mukosa membran. Inhalasi uap TEA dapat berbahaya. Secara ideal, TEA mesti diproses dalam lemari uap. Pada pemanasan, TEA membentuk uap nitrogen yang sangat toksik. TEA mudah terbakar.  

4.      Carbomer (HOPE 111)
Sinonim: Acritamer (acrylic acid polimer); Carbopol (carboxy polymethylene, polyacrylic acid, carboxyvinyl polymer).

Fungsi: emulsifying agent, suspending agent, peningkat viskositas, dll

Penggunaan:
Carbomer digunakan terutama untuk sediaan liquid dan semisolida sebagai suspending agent atau peningkat viskositas. Formulasi berupa krim, gel, dan salep untuk rute optalmik, rectal, dan topikal.
Carbomer juga sebagai emulsifying agent pada sediaan emulsi M/A untuk penggunaan luar. Untuk tujuan ini, carbomer dinetralisasi dengan NaOH dan amin rantai panjang seperti stearilamin.
Carbomer 951 membantu meningkatkan viskositas sediaan multiple emulsions microsphere.
Konsentrasi carbomer sebagai emulsifying agent: 0,1-0,5 %

Deskripsi:
Warna putih, seperti benang halus, asam, serbuk higroskopik dengan bau khas lemah.

Sifat
  • Keasaman/ kebasaan   :
            pH= 2,7-3,5 untuk dispersi berair 0,5% b/v
            pH= 2,5-3,0 untuk dispersi berair 1% b/v 
  • Titik lebur        : dekomposisi terjadi setelah 30 menit pada suhu 260 oC
  • Kandungan lembab     :
Kadar air normal sampai 2% b/v.
Higroskopik.
Peningkatan kadar air menyebabkan carbomer sulit digunakan karena kurang terdispersi.
  • Distribusi ukuran partikel:
Rata2 diameter 0,2 μm. Serbuk terflokulasi 2-7 μm. Carbomer granular 180-425 μm.
  • Kelarutan:
            Larut dalam air, setelah netralisasi larut dalam etanol 95% dan gliserin.
  • BJ: 1,41
  • Viskositas:
Carbomer terdispersi dalam air membentuk disperse koloidal asam dengan viskositas rendah, setelah dinetralisasi membentuk gel sangat viscous. Zat yang dapat menetralkan adalah asam amino, borax, KOH, Na bikarbonat, NaOH, amin organic polar seperti TEA.

Stabilitas:
·         Stabil, higroskopik, dapat dipanaskan  di bawah 104oC sampai 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensi pengembangannya.
·         Pemaparan suhu berlebih dapat mengakibatkan perubahan warna dan mengurangi stabilitas.
·         Dekomposisi total pada pemanasan selama 30 menit pada 260oC.
·         Mikroorganisme tumbuh baik dalam dispersi berair yang tidak diawetkan. Maka diperlukan pengawet seperti 0,1%b/v klorokresol, 0,18% metilparaben-0,2% propilparaben atau 0,1% trimerosal.
·         Penambahan benzalkonium klorida atau natrium benzoate pada konsentrasi tinggi (0,1% b/v) dapat mengakibatkan cloudiness dan reduksi viskositas.
·         Pemaparan cahaya mengakibatkan oksidasi yang diketahui dari penurunan viskositas.
·         Stabilitas terhadap cahaya dapat ditingkatkan dengan menambahkan 0,05-0,1% b/v absorber UV larut air seperti benzophenon-2 atau benzophenon-4 dikombinasi dengan 0,05-0,1% b/v asam edetat.
·         Serbuk carbomer harus disimpan dalam wadah kedap udara, tahan korosi dalam tempat sejuk dan kering.
·         Dianjurkan penggunaan gelas, plastik, atau wadah resin-lined untuk penyimpanan sediaan.
·         Pengemasan dalam tube alumunium diperlukan untuk mencapai pH< 6,5, dan pengemasan dalam tube logam lain untuk pH>7,7 untuk memperpanjang stabilitas carbomer.

Inkompatibilitas:
  • Carbomer berubah warna dengan resorcinol dan inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit konsentrasi tinggi.
  • Sesepora besi dan logam transisi lain dapat mengkatalisis degradasi dispersi carbomer.
  • Pemanasan intensif dapat dihasilkan jika carbomer kontak dengan basa kuat seperti  KOH atau NaOH, atau amin basa kuat.
  • Carbomer membentuk kompleks pH-dependent dengan eksipien polimer tertentu.

Keamanan:
·         Carbomer digunakan untuk produk nonparenteral, terutama liquida dan semisolida topikal.
·         Dapat untuk penggunaan oral pada konsentrasi tertentu.
·         Carbomer 934P memiliki toksisitas oral rendah
·         Nontoksik dan noniritan

b.  Non-ionik
1.      Polyoxyethylene Sorbitan Ester Asam Lemak/ Polysorbate/ Tween (HOPE 580)
Yang biasa dipakai: Polyoxyethylene 20 sorbitan monolaurat/ Polysorbate 20/ Tween 20,
                                 Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleat/ Polysorbate 80/ Tween 80.

Fungsi: emulgator, surfaktan nonionik, agen pensolubilisasi, pembasah
Penggunaan:
Penggunaan
Konsentrasi (%)
Emulsifying agent
Penggunaan tunggal dalam emulsi M/A
Penggunaan dalam kombinasi dengan emulgator hidrofilik dalam emulsi M/A
Penggunaan untuk meningkatkan sifat menahan air pada salep


1-15
1-10

1-10
Solubilizing agent
 Untuk zat yang sulit larut dalam basis lipofilik

1-10
Pembasah
          Untuk zat yang tidak larut dalam basis lipofilik

0,1-3

Deskripsi:
Polysorbat mempunyai bau yang khas dan hangat, rasa agak pahit.
Polysorbat 20: cairan berminyak warna kuning
Polysorbat 80: cairan berminyak warna kuning

Sifat:

Polysorbat 20
Polysorbat 80
Bilangan asam(%)
2,0
2,0
Bilangan hidroksil
96-108
65-80
Kandungan lembab
3,0
3,0
Bilangan saponifikasi
40-50
45-55
HLB
16,7
15,0
BJ (25oC)
1,1
1,08
Viskositas (mPa s)
400
425

Kelarutan:

Etanol
Minyak mineral
Minyak tumbuhan
Air
Polysorbat 20
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Polysorbat 80
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut

Stabilitas:
  • Polysorbat stabil terhadap elektrolit dan asam lemah dan basa lemah, saponifikasi terjadi dengan asam kuat dan basa kuat. 
  • Ester asam oleat sensitif terhadap oksidasi.
  • Polysorbat bersifat higroskopik
  • Penyimpanan lama dapat membentuk peroksida
  • Polysorbat harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dalam tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas:
Perubahan warna dan atau presipitasi muncul dengan berbagai senyawa, terutama fenol, tannin, tar. Aktivitas antimikroba paraben berkurang dengan adanya polysorbat.

Keamanan:
  • Polysorbat digunakan luas dalam sediaan oral, parenteral, dan topikal
  • Nontoksik, noniritan
  • Pernah terjadi hipersensitivitas pada penggunaan topikal dan intramuscular
  • Penggunaan maksimal: 25 mg/.kg BB (menurut WHO)
  • Polysorbat 20: Toksisitas sedang melalui rute IP dan IV, pencernaan. Iritasi kulit.
  • Polysorbat 80: Toksik sedang melalui rute IV. Toksik ringan melalui pencernaan.  
                               Iritasi mata. Tumorigen eksperimental, efek reproduktif.
                               Data mutagenik.

2.      Sorbitan Ester Asam Lemak (HOPE 713)
Yang biasa dipakai: Sorbitan monolaurat/ Span 20, Sorbitan monooleat/ Span 80.

Fungsi: emulgator, surfaktan nonionik, zat pensolubilisasi, pembasah.
Penggunaan:
Span terutama digunakan  sebagai emulgator  dalam sediaan krim, emulsi untuk penggunaan topikal.
Jika digunakan tunggal, sorbitan ester menghasilkan emulsi A/M dan mikroemulsi tetapi sering digunakan dalam kombinasi dengan polysorbat untuk menghasilkan emulsi atau krim A/M atau M/A dengan berbagai konsistensi.

Penggunaan
Konsentrasi (%)
Emulsifying agent
Penggunaan tunggal dalam emulsi A/M
Penggunaan dalam kombinasi dengan emulgator hidrofilik dalam emulsi M/A
Penggunaan untuk meningkatkan sifat menahan air pada salep


1-15
1-10

1-10
Solubilizing agent
 Untuk zat yang sulit larut dalam basis lipofilik

1-10
Pembasah
          Untuk zat yang tidak larut dalam basis lipofilik

0,1-3

Dekripsi
Span 20: cairan kental kuning
Span 80: cairan kental kuning

Sifat:

Span 20
Span 80
Bilangan asam(%)
≤ 7
≤ 8
Densitas (g/cm3)
1,01
1,01
Bilangan hidroksil
159-169
193-209
Bilangan iodine
≤ 7
-
Kandungan lembab
≤0,5
≤0,5
Bilangan saponifikasi
159-169
149-160
HLB
8,6
4,3
Viskositas pd 25oC
(mPa s)
3900-4900
970-1080

Stabilitas
Membentuk sabun dengan asam atau basa kuat, sorbitan ester stabil dalam asam atau basa lemah.
Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas: -


Keamanan:
·         Digunakan luas untuk sediaan oral dan topikal
·         Nontoksik dan noniritan
·         Pernah dilaporkan reaksi hipersensitif kulit pada penggunaan topikal. Jika dipanaskan sampai dekomposisi, sorbitan ester menghasilkan asap tajam dan iritan.
·         Penggunaan maksimal: 25 mg/kg BB.


1.      Cetomacrogol 1000 ( HOPE 564 - Polyoxyethylene Alkyl Ethers)
Sinonim: Polyethylene glycol 1000; polyoxyethylene glycol 1000 monocetyl ether.

Fungsi : emulsifying agent, peningkat penetrasi, agen pensolubilisasi, pembasah

Penggunaan:
Surfaktan nonionic untuk sediaan topikal, terutama emulsi A/M dan M/A dan stabilisasi mikroemulsi dan multiple emulsi.

Deskripsi:
Tidak berwarna, putih, krem atau kuning pucat dengan bau lemah.

Sifat: (lihat Polyethylene Glycol / PEG hal 545-> bag PEG 1000)
  • Titik lebur: 37-40oC
  • Kandungan lembab: larutan bersifat higroskopik
  • Kelarutan:
Larut dalam air, dapat bercampur dengan PEG lain.
PEG cair dapat larut dalam aseton, alcohol, benzene, gliserin dan glikol.
  • Titik beku: 35-40oC
  • Viskositas dinamik: 22-30 cP
  • Viskositas kinematik: 20,4-27,7 cP

Stabilitas:
  • Stabil dalam kondisi asam kuat atau basa kuat.
  • Adanya elektrolit kuat  mempengaruhi stabilitas fisik emulsi.
  • Pada penyimpanan, dapat terjadi autooksidasi menghasilkan peroksida dengan peningkatan keasaman.
  • Perlu penambahan antioksidan. Dapat digunakan kombinasi 0,01% BHA dan 0,005% asam sitrat.
  • Simpan dalam wadah kedap udara, pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas
  • Perubahan warna atau presipitasi dapat muncul dengan iodida, garam merkuri, senyawa fenolik, salisilat, sulfonamide, dan tannin.
  • Inkompatibel dengan benzokain, tretinoin, dan obat yang dapat teroksidasi.
  • Efek antimikroba dari pengawet fenolik seperti paraben dapat berkurang.

Keamanan
  • Nontoksik, noniritan
  • Jika digunakan >20%, potensi iritan lebih besar.

2.      Cetostearyl alcohol (HOPE  150)
Fungsi: emolien, emulgator, peningkat viskositas

Penggunaan:
·           Pada formulasi topikal, meningkatkan viskositas dan membentuk emulsi M/A dan A/M.
·           Menstabilisasi emulsi, bertindak sebagai co-emulsifier yang menurunkan jumlah surfaktan yang dibutuhkan untuk membentuk emulsi yang stabil.

Deskripsi:
Massa berwarna putih atau krem, granul atau lapisan putih. Pada pemanasan, melebur menjadi cairan jernih, tidak berwarna, atau kuning pucat.

Sifat:
Kelarutan: larut dalam etanol 95%, eter dan minyak, praktis tidak larut dalam air.
Jarak lebur: 48-55 oC

Stabilitas:
Stabil di bawah kondisi normal. Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat dan garam logam.

Keamanan:
  • Nontoksik
  • Noniritan, tetapi pernah dilaporkan terjadi sensitisasi

A.    Emulgator Alam
Polisakarida(Gom)
1.      Tragakan (HOPE 785)
Fungsi: suspending agent, peningkat viskositas

Penggunaan:
Tragakan digunakan sebagai suspending agent dan emulsifying agent. Yaitu dalam krim, gel dan emulsi pada berbagai konsentrasi.

Deskripsi:
Putih hingga kekuningan, tembus cahaya, tidak berbau, dengan rasa musilago yang tawar.

Sifat:
Keasaman/ kebasaan   : pH = 5-6 untuk dispersi berair 1% b/v
Bilangan asam             : 2-5
Kandungan lembab     : ≤ 15% b/b
Kelarutan                    :
Praktis tidak larut dalam air, etanol 95% dan pelarut organik lain.
Dapat mengembang dengan cepat menjadi 10x berat asal dalam air dingin maupun panas untuk membentuk sol koloidal viscous atau semigel.
BJ                                : 1,250- 1,385
Viskositas                    :
Dispersi 1% b/v = 100-4000 mPa s(cP) pada 20oC
Viskositas meningkat dengan meningkatnya suhu dan konsentrasi dan menurun dengan meningkatnya pH.
Viskositas maksimum mulai pH 8. Stabilitas paling baik pada pH sekitar 5.

Stabilitas:
Lempengan maupun serbuk tragakan adalah stabil.
Dalam emulsi, gliserin atau propilenglikol digunakan sebagai pengawet.
Dispersi tragakan paling stabil pada pH 4-8, stabilitas memuaskan pada pH yang lebih tinggi ± pH 2.
Ruahan mesti disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas:
·         Pada pH 7, tragakan menurunkan efek antimikroba dari benzalkonium klorida, klorobutanol, metilparaben. Pada pH <5 tidak berefek terhadap efikasi antimikroba asam benzoat, klorobutanol, atau metilparaben.
·         Penambahan asam mineral dan organic kuat dapat menurunkan viskositas dispersi tragakan. Viskositas juga dapat menurun dengan penambahan alkali atau NaCl.
·         Kompatibel dengan kadar garam yang relative tinggi dan suspending agent alam seperti akasia, CMC, starch dan sukrosa.
·         Menjadi kuning dan presipitasi dengan 10% b/v larutan ferri klorida.

Keamanan :
  • Nontoksik
  • Nonkarsinogenik
  • Pernah dilaporkan reaksi hipersensitivitas
  • Pernah dilaporkan dermatitis setelah penggunaan topikal

2.      Akasia (HOPE page 1)
Sinonim: gum akasia, gum arab

Fungsi: emulsifying agent, stabilizing agent, suspending agent, peningkat viskositas

Penggunaan:
Digunakan dalam sediaan oral dan topikal sebagai suspending agent dan emulgator, kadang dikombinasi dengan tragakan.
Konsentrasi sebagai emulgator: 10-20%
Konsentrasi sebagai suspending agent: 5-10%

Deskripsi:
Lapisan tipis warna putih atau putih kekuningan, butiran bulat, granul, serbuk, atau serbuk spray-dried. Tidak berbau dan terasa lunak.

Sifat:
  • Keasaman/ kebasaan: pH= 4,5-5,0 ( larutan berair 5% b/v)
  • Bilangan asam: 2,5
  • Higroskopisitas: kelembaban relative 25-65%
  • Kelarutan:
Larut 1 dalam 20 gliserin, 1 dalam 20 propilen glikol, 1 dalam 2,7 air, praktis tidak larut etanol 95%.
Dalam air, akasia terlarut sangat lambat, komplit setelah 2 jam, dalam 2 x massa air meninggalkan sangat sedikit sisa serbuk
Larutan tidak berwarna atau kekuningan, viscous, adhesive, dan tembus cahaya.
Akasia spray-dried terlarut lebih cepat, sekitar 20 menit.
  • BJ: 1,35-1,49
  • Viskositas:
100 mPa s (100 cP) untuk 30% b/v larutan berair.
Viskositas meningkat lambat hingga konsentrasi 25% b/v dan menghasilkan sifat Newtonian. Di atas itu, viskositas meningkat cepat (non-Newtonian). Peningkatan suhu atau pemanasan yang terlalu lama menyebabkan penurunan viskositas, depolimerisasi atau aglomerasi partikel.

Stabilitas:
Larutan berair adalah sasaran degradasi bakterial atau enzimatik dapat dicegah dengan memanaskan larutan sebentar untuk inaktivasi enzim.
Pengawet yang dapat digunakan: 0,1% b/v asam benzoate, 0,1% b/v Na benzoate, kombinasi 0,17% b/v metilparaben dan 0,03% propilparaben.

Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan amidopyrine, apomorphin, cresol, etanol 95%, garam ferri, morphine, fenol, fisostigmin, tannin, timol dan vanillin.
Enzim pengoksidasi yang ada dalam akasia dapat mempengaruhi sediaan yang mengandung senyawa mudah teroksidasi. Enzim dapat diinaktivasi dengan memanaskan pada 100oC.
Beberapa garam menurunkan viskositas larutan akasia berair, garam trivalent menyebabkan koagulasi.
Dalam sediaan emulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun.

Keamanan:
  • Digunakan pada sediaan oral dan topikal
  • Nontoksik
  • Laporan terbatas mengenai hipersensitivitas setelah inhalasi
  • Reaksi anafilaksis parah pernah muncul pada penggunaan parenteral.

3.      Metil selulosa ( HOPE 462)
Fungsi: emulgator, suspending agent, peningkat viskositas, dll.

Penggunaan:
Sediaan oral dan topikal
Metilselulosa viskositas rendah digunakan untuk mengemulsikan minyak zaitun, minyak kacang dan minyak mineral. Metil selulosa viskositas tinggi digunakan untuk sediaan topikal seperti krim dan gel.
Krim, gel, dan salep
1,0-5,0%
Emulsifying agent
1,0-5,0%
suspensi
1,0-2,0%

Deskripsi:
Serbuk atau granul berserat berwarna putih. Praktis tidak berbau dan tidak berasa.

Sifat:
  • Keasaman/ kebasaan: pH=5,5-8,0 untuk suspensi 1% b/v.
  • Titik lebur: mulai coklat pada 190-200oC, mulai menjadi arang pada 225-230oC.
  • Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam aseton, methanol, kloroform, etanol 95%, eter, larutan jenuh garam, toluene, dan air panas.
Larut dalam asam asetat glasialdan campuran etanol dan kloroform volume sama.
Mengembang dalam air dingin dan terdispersi lambat membentuk dispersi koloidal jernih, opalescent, viscous.
  • Viskositas:
Larutan berair dengan konsentrasi 2% b/v menghasilkan viskositas 5-75.000 mPas (tergantung grade).
Viskositas naik dengan bertambahnya konsentrasi metilselulosa.
Viskositas menurun dengan naiknya suhu sampai membentuk gel pada 50-60oC.
  • Stabilitas:
Serbuk metilselulosa stabil, sedikit higroskopik  Ruahan mesti disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat sejuk dan kering.
Larutan metilselulosa stabil terhadap alkali dan asam pada pH 3-11 dalam suhu ruang.
Pada pH <3 asam mengkatalisis hidrolisis ikatan antar glukosa, viskositas metilselulosa menurun.
Memerlukan penambahan antimikroba.
Larutan dapat disterilisasi dengan autoclave, walaupun viskositas menjadi berkurang. Viskositas setelah autoclave berhubungan dengan pH larutan.

Inkompatibilitas:
  • Inkompatibel dengan aminacrin HCl, klorokresol, mercuri klorida, fenol, resorsinol, asam tanat, perak nitrat, setilpiridinium klorida, asam p-hidroksibenzoat, asam p-aminobenzoat, metilparaben, propilparaben, dan butilparaben.
  • Garam dari asam mineral (terutama asam polibasa), fenol dan tannin akan mengkoagulasi larutan metilselulosa, dapat dicegah dengan penambahan etanol 95% atau glikol diasetat.
  • Konsentrasi tinggi elektrolit meningkatkan viskositas musilago metilselulosa dan salting out metil selulosa.
  • Inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.

Keamanan:
  • Nontoksik, nonalergenik, noniritan
  • Pada penggunaan oral, metilselulosa tidak dapat dicerna atau diabsorbsi
  • Pada individu normal, konsumsi metilselulosa berlebih memiliki aktivitas laksatif.
  • Obstruksi esophagus muncul jika metilselulosa mengembang dengan jumlah cairan yang tidak cukup.
  • Tidak umum digunakan untuk sediaan parenteral, pernah digunakan untuk injeksi intra-artikular dan intramuscular.

4.      Carboxymethylcellulose sodium /CMC- Na (HOPE 120)
Fungsi: stabilizing agent, suspending agent, peningkat viskositas, water-absorbing agent.

Penggunaan:
Untuk sediaan oral, topikal, dan parenteral, terutama karena sifat peningkat viskositasnya.
Penggunaan
Konsentrasi
Emulsifying agent
0,25-1%
injeksi
0,05-0,75%
Larutan oral
0,1-1,0%

Deskripsi:
Serbuk granular putih, tidak berbau.

Sifat:
  • Konstanta disosiasi: pKa=4,30
  • Titik lebur: menjadi coklat pada 227oC dan menjadi arang pada 252oC.
  • Kandungan lembab:
Umumnya < 10% air.
Higroskopik, dan menyerap air pada suhu hingga 37oC kelembaban relative 80%.
  • Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluene.
Mudah terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloidal jernih
  • Viskositas
Viskositas bervariasi tergantung grade.
 Larutan 1% b/v: 5-13.000 cP
Konsentrasi meningkat maka viskositas meningkat
Pemanasan lama menyebabkan depolimerisasi dan menurunkan viskositas
Viskositas CMC Na  stabil pada pH 4-10, optimal pada pH netral.

Stabilitas
  • CMC Na stabil, higroskopik
  • Dalam kondisi kelembaban tinggi, menyerap >50% air.
  • Larutan berair stabil pada pH 2-10, presipitasi terjadi pada pH<2 dan viskositas menurun cepat pada pH >10. Viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9.
  • CMC Na dapat disterilisai dalam keadaan kering dengan menjaga suhu 160oC selama 1 jam, tetapi mengakibatkan penurunan viskositas.
  • Larutan berair dapat disterilisasi dengan panas, disertai penurunan viskositas. Setelah autoclave, viskositas menurun sampai 25%.
  • Larutan berair yang disimpan dalam waktu lama membutuhkan pengawet.
  • Ruahan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas
  • CMC Na inkompatibel dengan larutan asam kuat dan garam besi dan logam lain seperti alumunium, merkuri, seng.
  • Presipitasi dapat muncul jika dicampur dengan etanol 95%.
  • Membentuk koaservat kompleks dengan gelatin dan pektin.
  • Membentuk kompleks dengan kolagen dan presipitasi dengan protein bermuatan positif.

Keamanan:
  • Nontoksik, noniritan
  • Konsumsi oral CMC Na dalam jumlah banyak mempunyai efek laksatif.
  • Rute subkutan  menyebabkan inflamasi.
  • Hipersensitif dan reaksi anafilaktik pernah muncul pada hewan.



Tidak ada komentar:

Google Ads