Eksipien untuk sedian
suppositoria dan ovula terdiri dari :
1.
Basis
2.
Bahan tambahan lain
(Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny
Rachmawati, 2005)
Basis
Jenis -jenis basis yang digunakan
dalam pembuatan sediaan suppositoria dan ovula, yaitu :
1. Basis larut lemak
Contoh basis
larut lemak yang biasa digunakan adalah :
a. Oleum cacao
Sinonim : Cocoa butter, theobroma oil, oleum
theobromatis
Pemerian : Padatan
rapuh berwarana kekuningan atau putih dengan sedikit aroma cokelat 31-34 OC
Mudah larut dalam kloroform,
eter, dan petroleum spirit. Larut dalam etanol mendidih. Sedikit larut dalam
etanol 95 %. Pemanasan lebih dari 36 OC
selama pembuatan suppositoria dapat menyebabkan penurunan titik solidifikasi
sehingga terjadi perubahan menjadi fase metastabil yang sulit untuk memadat
kembali. Harus disimpan pada temperatur tidak lebih dari 25 OC.
(HOPE 5th ed, 2006, hal 765)
o Melunak
pada suhu 30 OC dan meleleh
pada suhu 34 OC
o Merupakan
trigliserida cair yang dijerapkan pada kristalin trigliserida padat
o Ada 4 bentuk polimorfisa, yaitu , , , dengan
masing-masing titik leleh 22, 34, 35, 18 OC.
Bentuk yang
digunakan untuk pembuatan suppositoria adalah bentuk karena merupakan bentuk
yang paling stabil. Karena titik leleh bentuk di bawah suhu tubuh sehingga
perlu ada penambahan zat lain untuk meningkatkan titik leleh menjadi pada suhu
tubuh serta untuk meningkatkan konsistensi suppositoria sendiri. Biasanya
digunakan kombinasi oleum cacaocera alba atau oleum cacao-setil alkohol dengan
perbandingan 94:6.
(Bahan Kuliah
Tablet Dr. Henny Rachmawati, 2005)
Cera alba
Sinonim : White wax,
white beeswax
Pemerian : Bentuk
lembaran, atau granul halus, sedikit tembus cahaya, berwarna putih atau sedikit
kuning, tidak berasa, bau seperti cera flava dengan intensitas lebih rendah.
Titik
leleh : 61-65
OC
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, fixed oil, minyak esensial,
karbon disulfida hangat. Sukar larut dalam etanol 95 %. Praktis tidak larut
dalam air.
Stabilitas dan penyimpanan : Pemanasan di atas 150 OC dapat menyebabkan terjadi
esterifikasi dengan penurunan nilai asam dan penurunan titik leleh. Stabil pada
penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas : Zat oksidator
(HOPE 5th ed, 2006, hal 817-818)
Setil alkohol
Sinonim : Cetanol,
palmitil alkohol, alcohol cetylicus
Pemerian : Bentuk lilin,
serpihan putih, granul, kubus atau casting, karakteristik bau yang samar dan
rasa yang lunak.
Titik leleh : 45-52 OC, 49 OC bila murni
Kelarutan
: Mudah larut dalam etanol 95 % dan, eter, kelarutan meningkat dengan
peningkatan suhu. Praktis tidak larut dalam iar. Bercampur saat dilelehkan
dengan lemak, parafin padat dan cair, isopropil miristat.
Stabilitas
dan penyimpanan : Stabil dengan adanya asam, basa, cahaya dan udara serta tidak
menjadi tengik. Harus disimpan pada wadah tertutup rapat di tempat kering dan
sejuk.
Inkompatibilitas : Zat oksidator kuat, dengan
ibuprofen dapat menurunkan titik leleh setil alkohol.
(HOPE 5th ed, 2006, hal 155-156)
·
Adanya kloral hidrat dapat menurunkan titik
leleh oleum cacao.
·
Pelepasan suppositoria dengan basis oleum cacao
akan lebih baik bila cetakan yang digunakan bersih dan kering dan oleum cacao
tidak dilelehkan pada suhu di atas titik lelehnya. (Bahan Kuliah Tablet Dr.
Henny Rachmawati, 2005)
b. Lemak tumbuhan
terhidrogenasi atau fatty base
·
Disusun oleh senyawa trigliserida dari minyak
palm dan minyak kelapa
·
Stabilitas baik, tidak mengiritasi dan tidak
perlu kondisi penyimpanan khusus.
·
Memberi kemudahan saat dikeluarkan dari cetakan
sehingga tidak memerlukan pelumasan pencetakan.
·
Titik leleh antara 35-37 OC
(Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny
Rachmawati, 2005)
Hard fat, adeps
solidus, wecobee, witepsol, novata
Warna putih atau hampir putih, praktis tak berbau, seperti lilin, rapuh. Ketika
dipanaskan sampai 50 OC,
meleleh menjadi cairan tidak berwarna atau sedikit kekuningan Mudah larut dalam
karbon tetraklorida, kloroform, eter, toluen, xilen. Sedikit larut dalam
etanol. Praktis
tidak larut dalam air.
Disimpan pada
wadah terlindung cahaya, kedap udara pada temperatur sekurang-kurangnya 5 OC di bawah titik lelehnya.
Direkomendasikan disimpan pada lemari es.
Bahan eksipien yang dapat
ditambahkan pada penggunaan supposir
Eksipien
|
|
Contoh
|
|
Dispersan (peningkat
absorpsi)
|
pelepasan dan
|
atau
|
Surfaktan
|
Penurun higroskopisitas
|
|
|
Koloidal silikon dioksida
|
Peningkat titik leleh
|
|
|
Beeswax, setil alkohol, asam
stearat, stearil
alkohol, aluminium mono stearat (atau
di- atau
tri-), bentonit, Mg stearat, koloidal silikon
dioksida
|
Plastisizer (penurun titik leleh)
|
|
Gliseril monostearat, miristil
alkohol, polisorbat
80, propilen glikol
|
(HOPE 5th ed, 2006, hal 762-763)
·
Witepsol H 15 memiliki rentang titik leleh dan
karakter pelepasan yang sama dengan oleum cacao.
·
Memadat dengan cepat dalam cetakan sehingga
tidak memerlukan lubrikan karena suppositoria dapat berkontraksi dengan baik
·
Kombinasi witepsol titik leleh tinggi dan rendah
akan menghasilkan titik leleh antara 34-44 OC (Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny Rachmawati, 2005)
2. Basis larut air
atau tercampurkan dengan air
a. PEG (polimer etilen oksida dan air)
Sinonim :
Macrogol (HOPE 5th ed, 2006,
hal 545-547)
BM bervariasi,
dapat dikombinasikan antara PEG BM tinggi dan rendah untuk menghasilkan titik
leleh tertentu, mengatasi karaketristik merugikan karena terlalu banyak padatan
atau cairan yang harus diformulasi ke sediaan suppositoria.
PEG
|
Titik leleh (OC)
|
1000
|
38-41
|
1500
|
38-41
|
1540
|
43-46
|
4000
|
53-55
|
6000
|
58-61
|
(Penuntun
Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida, 2006, hal 42-43)
PEG BM 200-600 merupakan cairan
kental tidak berwarna atau sedikit kuning. Sedikit berbau dengan bau khas dan
rasa pedas atau sedikit terbakar. PEG BM di atas 1000 berwarna putih dengan
konsistensi mulai dari pasta sampai serpihan lilin, bau manis.
Semua larut dalam air dan saling
bercampur antar PEG (bila perlu dengan pelelehan). Larutan PEG BM besar
membentuk gel. PEG cair larut dalam aseton, alkohol, benzen, gliserin, dan
glikol. PEG padat larut dalam aseton, diklormetan, etanol 95 %.
Stabil secara kimia pada udara
dan larutan, walaupun PEG BM di bawah 2000 higroskopik, tidak cocok sebagai
media pertumbuhan mikroba, dan tidak menjadi tengik. Bisa disterilisasi
autoklaf, filtrasi, radiasi . Tetapi, sterilisasi panas kering terhadap PEG
padat pada suhu 150 OC
selama 1 jam bisa menginduksi oksidasi. Oksidasi dapat dicegah dengan
penambahan antioksidan.
(HOPE 5th ed, 2006, hal 545-547)
·
Zat aktif seperti garam-garam perak, asam tanat,
aminopirin, kuinin, ihtamol, aspirin, benzokain, iodoklorhidroksiquin, dan
sulfonamid tidak dapat tersatukan dengan PEG.
·
Senyawa-senyawa seperti natrium barbiturat, asam
salisilat, dan kampor akan merekristal dari basis PEG. Konsentrasi tinggi asam
salisilat akan melunakkan PEG. Aspirin akan membentuk kompleks dengan PEG.
·
PEG dapat menyebabkan iritasi pada sebagian
pasien
·
Suppositoria yang dibuat dengan basis PEG
sebaiknya tidak disimpan dalam wadah polisiren karena PEG memberikan reaksi
yang merugikan dengan bahan ini. Sebaiknya disimpan pada wadah gelas.
(Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny
Rachmawati, 2005)
Hal-hal yang harus diperhatikan
untuk penggunaan basis PEG :
o
Cetakan harus kering
o
Massa leburan tidak boleh dituang ke dalam
cetakan dalam keadaan panas
o
Lubrikan tidak diperlukan namun dapat
menggunakan parafin bila perlu
(Penuntun
Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solida, 2006, hal 42-43)
Kombinasi PEG yang biasa digunakan : PEG 1000-4000 (96:4 atau 75:25),
PEG 6000-1540-400 (50:30:20), PEG 6000-1540-air (50:30:20).
(The Pharmaceutical Codex, 12th ed, 1994, hal 172)
b. Polybase
·
Basis suppositoria berwarna putih terdiri dari
campuran homogen PEG dan Tween 80
·
Stabil pada suhu kamar, dengan bj 1,177 (25 OC) dengan BM rata-rata 3440
·
Tidak memerlukan lubrikasi saat dicetak.
(Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny Rachmawati, 2005)
Tween 80
Polisorbat 80, polietilen sorbitan
fatty acid ester 80
Cairan berminyak berwarna kuning
Larut dalam air dan etanol. Tidak larut dalam minyak mineral dan
minyak nabati.
Stabil dengan adanya elektrolit,
asam lemah, dan basa lemah, saponikasi bertahap dengan asam dan basa kuat.
Ester asam oleat senesitif oksidasi,. Tween higroskopis perlu diperhatikan
kandungan airnya, bila perlu dikeringkan. Biasanya, surfaktan polietilen lain
dalam penyimpanan jangka panjang dapat membentuk peroksida. Tween harus
disimpan pada wadah tertutp rapat terlindung cahaya pada suhu sejuk dan kering.
Perubahan warna dan pengendapan
dengan fenol, tanin, tar, dan bahan seperti tar, tween dapat menurunkan
aktivitas pengawet pada paraben.
c. Gelatin
tergliserinasi
·
Basis ini merupakan campuran 70% gliserin, 20%
gelatin, 10% air.
·
Dikemas dalam wadah tertutup rapat karena
sifatnya higroskopis.
·
Tidak direkomendasikan untuk suppositoria rektal
karena dapat memberikan efek osmotik dan refleks defekasi
·
Basis gliserin yang mengandung 91% gliserin dan
9% natrium stearat ditujukan untuk sediaan ovula
(Bahan Kuliah Tablet Dr. Henny
Rachmawati, 2005)
Bening sampai kuning muda, seperti
kaca, padatan rapuh. Praktis tidak berbau dan berasa dengan bentuk lembaran,
granul atau serbuk..
Bentuk kering stabil pada udara.
Larutan juga stabil pada udara bila disimpan pada uadara sejuk dan steril. Pada
temperatur di atas 50 OC
larutan gelatin mengalami depolimerisasi perlahan. Depolimerisasi bertambah
pada suhu di atas 65 OC.
gelatin dapat disterilisasi secara panas kering. Ruahan disimpan pada wadah
kedap udara di kondisi kering dan sejuk.
(HOPE 5th ed,
2006, hal 295-296)
Gliserin
Cairan kental
higroskopis, bening, tidak berwarna, tidak berbau. Rasa manis 0,6 kali daripada
gula
Larut dalam air, metanol, etanol, dalam eter
(1:500), etil asetat (1:11). Sedikit larut dalam aseton, parktis tidak
larut dalam benzen, kloroform, minyak
Higroskopis.
Gliserin murni cenderung tidak teroksidasi oleh udara atmosfer pada kondisi
penyimpanan biasa tetapi terdekomposisi oleh pemanasan dan berubah menjadi
senyawa akrolein yang toksik. Campuran gliserin dengan air, etanol 95%, dan
propilen glikol secara kimia stabil. Dapat mengkristal bila disimpan pada
temperatur rendah dan kristal tidak akan mencair walaupun dipanaskan sampai 20 OC. Harus disimpan pada wadah kedap
udara, pada tempat kering dan sejuk.
Dapat meledak
bila dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat,
kalium permanganat. pada larutan encer, reaksi terjadi perlahan dan membentuk
produk lain. Warna menjadi hitam oleh cahaya, atau kontak dengan seng oksida,
basa bismut nitrat. Kontaminan besi pada gliserin menyebabkan warna menjadi
gelap pada campuran yang mengandung fenol, salisilat, tanin. Dapat membentuk
kompleks asam borat, asam gliseroborat yang lebih asam daripada asam borat.
Bahan tambahan lain
Bahan tambahan lain terdiri dari
1.
Peningkat disolusi zat aktif
2.
Peningkat absorpsi zat aktif
Contohnya: natrium laurat dan
taurin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar