Bakteri
Bakteri
termasuk ke dalam kelompok organisme prokariotik. Bakteri terdiri atas semua
organisme prokariotik patogen dan nonpatogen yang terdapat di daratan dan
perairan, serta organisme prokariotik yang bersifat fotoautotrof.Spesies
bakteri dapat dibedakan berdasarkan morfologi (bentuk), komposisi kimia
(umumnya dideteksi dengan reaksi biokimia), kebutuhan nutrisi, aktivitas
biokimia, dan sumber energi (sinar matahari atau bahan kimia) (Pratiwi, 2008).
Bakteri bereproduksi dengan pembelahan biner
sederhana yaitu proses aseksual. Bakteri menimbulkan berbagai perubahan kimiawi
pada substansi yang ditumbuhinya, mereka mampu menghancurkan banyak zat.
Organisme ini amat penting untuk memelihara lingkungan kita yaitu dengan
menghancurkan bahan yang tertumpuk di daratan dan lautan. Beberapa macam
menimbulkan penyakit pada binatang termasuk manusia, tumbuhan, dan protista
lainnya. Organisme ini sangat luas penyebarannya pada permukaan bumi, atmosfer,
dan lingkungan kita sehari-hari (Pelczar dan Chan, 2006).
Bakteri selulolitik
Bakteri selulolitik
adalah bakteri heterotrof yang termasuk golongan saprofit yang memiliki
kemampuan menghidrolisis selulosa menjadi monomer glukosa. Bakteri saprofit
adalah bakteri yang dapat memanfaatkan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati untuk
memenuhi kebutuhan sel (Lamid dkk., 2011). Bakteri saprofit akan menjadikan
glukosa yang dihasilkannya sebagai sumber karbon, serta memerlukan nitrogen
organik, fosfor dan garam-garam mineral sebagai sumber energi, beberapa asam amino,
vitamin, sterol dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan sel (Song dkk., 2013).
Beberapa
genus bakteri selulolitik adalah
Clostridium, Cellulomonas, Bacillus, Thermomonospora, Ruminococcus,
Bacteroides, Acetivibrio, Misrobispora, dan Streptomyces memiliki kemampuan mendegradasi komponen dinding sel
tumbuhan dengan memproduksi enzim selulase secara efektif(Saratale dkk., 2012; Gupta dkk., 2012), sedangkan Clostridium thermocellum adalah salah
satu bakteri anaerob yang mendegradasi selulosa (Lo dkk., 2011).
Isolasi Bakteri
Pada kondisi alaminya populasi bakteri
terdiri dari campuran berbagai macam sel. Hanya dalam keadaan tertentu populasi
ini ditemukan dalam keadaan murni, sehingga untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terhadap bakteri yang diinginkan diperlukan teknik untuk memisahkan
populasi bakteri yang kompleks atau kultur campuran menjadi spesies yang
berbeda-beda sebagai kultur murni yaitu dengan teknik isolasi. Kultur murni
terdiri dari populasi sel yang seluruhnya berasal dari satu sel induk (Pelczar
dan Chan, 2006).
Isolasi harus memperhatikan beberapa
hal penting yaitu, spesies mikroba yang akan diisolasi, tempat hidup atau asal
mikroba, medium untuk pertumbuhan yang sesuai, cara menanam mikroba, cara
inkubasi mikroba, dan cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa
biakan murni serta sesuai dengan yang dimaksud (Waluyo, 2010).
Isolasi bakteri untuk memperoleh kultur
murni dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu sebagai berikut:
1. Metode
cawan gores (streak plate method)
Metode ini bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
Pada metode ini medium agar yang sudah disterilisasi dituangkan ke dalam cawan
petri steril dan dibiarkan sampai menjadi padat, kemudian dengan menggunakan
jarum ose yang sudah berisi biakan campuran, goresan dilakukan diatas permukaan
agar. Ada beberapa teknik penggoresan yaitu goresan sinambung, goresan T, dan
goresan kuadran (Pelczar dan Chan, 2006).
2. Metode
cawan tuang (pour plate method)
Metode
ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang
bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri, kemudian dihomogenkan, dibiarkan
memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan
agar saja melainkan sel terendam dalam agar sehingga terdapat sel yang tumbuh
dipermukaan agar yang kaya oksigen dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak
begitu banyak mengandung oksigen (Pelczar dan Chan, 2006).
3. Metode
cawan sebar (spread plate method)
Pada
metode ini suspensi bakteri diinokulasikan dengan menyebar suspensi tersebut
diatas permukaan agar yang sudah memadat untuk mendapatkan kultur murni
(Pelczar dan Chan, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar