Fourier Transform-Infra Red
Spectroskopy atau
yang dikenal dengan FT-IR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa organik, polimer, coating atau
pelapisan, material semikonduktor, sampel biologi, senyawa-senyawa anorganik,
dan mineral. FT-IR mampu menganalisa suatu material baik secara keseluruhan,
lapisan tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk yang lainnya
dari suatu material. Spektroskopi FT-IR tidak hanya mempunyai kemampuan untuk
analisa kualitatif, namun juga bisa untuk analisa kuantitatif.
Dasar lahirnya spektroskopi FT-IR adalah dengan
mengasumsikan semua molekul menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul
monoatom ( He, Ne, Ar, dll) dan molekul-molekul homopolar diatomik ( H2, N2,
O2, dll). Molekul akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu yang
mempengaruhi momen dipolar atau ikatan dari suatu molekul.
Mekanisme yang terjadi pada alat FTIR dapat dijelaskan
sebagai berikut. Sinar yang datang dari sumber sinar akan diteruskan, dan
kemudian akan dipecah oleh pemecah sinar menjadi dua bagian sinar yang saling
tegak lurus. Sinar ini kemudian dipantulkan oleh dua cermin yaitu cermin diam dan cermin bergerak. Sinar hasil
pantulan kedua cermin akan dipantulkan kembali menuju pemecah sinar untuk
saling berinteraksi. Dari pemecah sinar, sebagian sinar akan diarahkan menuju
cuplikan dan sebagian menuju sumber. Gerakan cermin yang maju mundur akan
menyebabkan sinar yang sampai pada detektor akan berfluktuasi. Sinar akan
saling menguatkan ketika kedua cermin memiliki jarak yang sama terhadap
detektor, dan akan saling melemahkan jika kedua cermin memiliki jarak yang
berbeda. Fluktuasi sinar yang sampai pada detektor ini akan menghasilkan sinyal
pada detektor yang disebut interferogram. Interferogram ini akan diubah menjadi
spektra IR dengan bantuan computer berdasarkan operasi matematika.
Pancaran infra-merah pada umumnya mengacu pada bagian
spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah
gelombang mikro. Bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya terbatas di
antara 4000 cm-1 dan 666 cm-1 (2,5 – 15,0 μm). Akhir-akhir ini muncul perhatian
pada daerah infra-merah dekat, 14.290 – 4000 cm-1 (0,7– 2,5 μm) dan daerah
infra-merah jauh, 700 – 200 cm-1(14,3 – 50 μm) Pada dasarnya Spektrofotometri
FT-IR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama dengan spektrofotometri IR
dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum
berkas sinar infra-merah melewati contoh.
a) Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR
Sistim optik Spektrofotometer FT-IR seperti
pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan
cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra-merah akan menimbulkan
perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M) dan jarak cermin
yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang
selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan antara intensitas radiasi
IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram.
Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya
interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik FT-IR digunakan radiasi
LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang
berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah
agar sinyal radiasi infra-merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FT-IR adalah TGS (Tetra
Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor
MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi
tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat
selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah.
Pada
dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) adalah sama dengan
Spektrofotometer Infra Reddispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada
sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar
pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform InfraRed adalah dari
persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier
(1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Persamaannya adalah sebagai
berikut :
Dari
deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah
waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi
elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut
Transformasi Fourier (Fourier Transform). Selanjutnya pada sistim optik
peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang
non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang
dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Pada sistim optik
Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification
byStimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang di
interferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang
diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Pada
proses instrumen analisis sampelnya meliputi:
1.
The source: energi Infra Red yang dipancarkan dari sebuah benda hitam
menyala. Balok ini melewati melalui logam yang mengontrol jumlah energi yang
diberikan kepada sampel.
2.
Interoferometer: sinar memasuki interferometer “spectra encoding‟
mengambiltempat, kemudian sinyal yang dihasilkan keluar dari interferogram.
3.
Sampel: sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan melaluicermin dari
permukaan sampel yang tergantung pada jenis analisis.
4.
Detector: sinar akhirnya lolos ke detector untuk pengukuran akhir. Detector ini
digunakan khusus dirancang untuk mengukur sinar interfrogram khusus. Detektor
yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah
TetraGlycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride
(disingkat MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik
pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi
oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari
radiasi inframerah.
5.
Computer: sinyal diukur secara digital dan dikirim kekomputer untuk diolaholeh
Fourier Transformation berada. Spektrum disajikan untuk interpretasi
lebihlanjut.
2.10.1
Keunggulan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Secara
keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki dua kelebihan
utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
o
Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan
sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara
sekuensial atau pemindaian.
o
Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih
besar daripada cara dispersi,sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih
banyak karena tanpa harus melalui celah
Prinsip
kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan materi. Misalkan
dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa kompleks yang ditembak
dengan energi dari sumber sinar yang akan menyebabkan molekul tersebut
mengalami vibrasi. Sumber sinar yang digunakan adalah keramik, yang apabila
dialiri arus listrik maka keramik ini dapat memancarkan infrared. Vibrasi
dapat terjadi karena energi yang berasal dari sinar infrared tidak cukup kuat
untuk menyebabkan terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul
senyawa yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya
sehingga dihasilkan frekuaensi yang berbeda pula. FTIR interferogramnya
menggunakan mecrosem dan letak cerminnya (fixed mirror dan moving mirror)
paralel. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada
rentang frekuensi 400 – 4000 cm-1 di mana cm-1
disebut sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni suatu ukuran unit untuk
frekuensi. Daerah panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini adalah
daerah inframerah pertengahan (4.000 – 200 cm-1 ).
Interaksi
antara materi berupa molekul senyawa kompleks dengan energi berupa sinar
infrared mengakibatkan molekul-molekul bervibrasi dimana besarnya energi
vibrasi tiap komponen molekul berbeda-beda tergantung pada atom-atom dan
kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga akan dihasilkan frekuensi yang
berbeda.
Analisis
menggunakan FTIR dapat digunakan untuk mengetahui sifat termal bahan dari suatu
lapisan tipis misalnya. Dari hasil analisis spektrum FTIR didapatkan
analisa tentang disosiasi ligan suatu bahan penumbuhan lapisan tipis secara
sempurna. Misalkan disosiasi ligan berawal pada temperatur 300o C
sampai 400o C. Hasil ini menyarankan nilai besaran temperatur
substrat saat penumbuhan dimana lapisan akan tumbuh diawali pada temperatur 300o
C sampai temperatur 400o C. FTIR digunakan untuk melakukan analisa
kualitatif yaitu untuk mengetahui ikatan kimia yang dapat ditentukan dari
spektra vibrasi yang dihasilkan oleh suatu senyawa pada panjang gelombang
tertentu. Selain itu digunakan juga untuk analisa kuantitatif yaitu
melakukan perhitungan tertentu dengan menggunakan intensitas.
Karakterisasi
menggunakan FTIR dapat dilakukan dengan menganalisis spektra yang dihasilkan
sesuai dengan puncak-puncak yang dibentuk oleh suatu gugus fungsi, karena
senyawa tersebut dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah inframerah
dengan panjang gelombang antara 0.78 – 1000 μm.
Cara membaca spektra FTIR :
1.
Tentukan
sumbu X dan Y-sumbu dari spektrum. X-sumbu dari spektrum IR diberi label
sebagai "bilangan gelombang" dan jumlahnya berkisar dari 400 di
paling kanan untuk 4.000 di paling kiri. X-sumbu menyediakan nomor penyerapan.
Sumbu Y diberi label sebagai "transmitansi Persen" dan jumlahnya
berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100 di atas.
2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum inframerah mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum.
2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum inframerah mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum.
3. Tentukan daerah spektrum di mana
puncak karakteristik ada. Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah.
Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua dari 2.500
sampai 2.000. Ketiga wilayah berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah
keempat dari 1.500 ke 400.
4. Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah pertama. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran
4.000 hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH
dan obligasi OH tunggal.
5. Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah kedua. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500
hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan
rangkap tiga.
6. Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah ketiga. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000
sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan
rangkap seperti C = O, C = N dan C = C.
7. Bandingkan puncak di wilayah keempat
ke puncak di wilayah keempat spektrum IR lain. Yang keempat dikenal sebagai
daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung sejumlah besar puncak serapan
yang account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam
spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan puncak
spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa adalah identik.
Daerah
Identifikasi
Vibrasi yang digunakan
untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya goyangan (rocking),
yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1.
Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang
khusus yang berguna untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan
absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 –
400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun
bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Dalam daerah
2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari
(fingerprint region). Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-1
menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000 – 400 cm-1 juga harus
menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua senyawa adalah
sama.
Dari namanya
sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan
panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah
dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra
merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000
μm.
Pada spektro IR
meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada
analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada
panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
Biasanya ketika
molekul terkena infra-merah (IR) radiasi, yang menyerap frekuensi tertentu
radiasi IR Penyerapan Tabel. Frekuensi yang diserap tergantung pada
kelompok-kelompok fungsional dalam molekul dan simetri molekul. IR radiasi
hanya dapat diserap oleh ikatan dalam sebuah molekul, jika radiasi memiliki
energi yang tepat untuk menimbulkan getaran ikatan. Ini adalah satu-satunya
alasan frekuensi tertentu diserap.
Sebuah gugus
karbonil selalu menyerap radiasi inframerah dalam rentang frekuensi ini karena
ikatan antara atom karbon terus peregangan dan kontraktor dalam jarak panjang
ikatan. Ini "getaran" terjadi seolah-olah ikatan pegas yang
menghubungkan dua atom dan selalu terjadi dalam rentang frekuensi tertentu,
1670-1780 cm-1. Ketika molekul disinari dengan radiasi
inframerah, sebuah ikatan bergetar akan menyerap energi dari frekuensi yang
sama sebagai getaran, meningkatkan amplitudo osilasi.
Selain
mengidentifikasi molekul menggunakan spektroskopi IR, informasi lain dapat
diperoleh. Secara khusus frekuensi peregangan berkaitan dengan rasio kekuatan
ikatan dan pengurangan massa atom yang terlibat. Jika diketahui massa berkurang
maka kekuatan ikatan dalam molekul dapat diperkirakan. Untuk nilai yang
diberikan dikurangi massa, getaran panjang gelombang panjang (frekuensi kecil)
sesuai dengan ikatan panjang (lemah ikatan) dan salah satu panjang gelombang
pendek (frekuensi tinggi) sesuai dengan ikatan pendek (ikatan yang kuat).
Teknik ini juga berguna untuk analisis kuantitatif. Misalnya konsentrasi
larutan dapat diperkirakan jika penyerapan spesifik terlarut dikenal di daerah
di mana spektrum pelarut transparan.
Hasil analisa
biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang
gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk
murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu
signal kurva yang diperoleh.
Terdapat juga
satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR
pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR).
Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan
baku yang bersifat rutin dan cepat.
Analisis
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu sampel dengan IR kurang karena
sukarnya untuk mendapatkan suatu sampel yang benar-benar murni dengan
mengandung satu jenis senyawa saja, kasus umum adalah sampel berupa campuran
yang terdeteksi oleh IR adalah dependen antar konstituen sampel.
Ada beberapa
masalah dalam pengerjaan sampel dalam daerah infra merah. Alkali digunakan
sebagai window material, seperti NaCl yang transparan sampai 626 cm-1
sampai 385 cm-1, CsI sampai 250 cm-1, bila dibiarkan
ditempat terbuka permukaannya akan kusam karena uap air (> 50% dalam udara).
Umumnya sampel dalam bentuk cair suhu kamar dan dalam keadaan murni. Ketebalan
film untuk pengukuran berkisar 0,01 -0,05 mm. Jarum suntik digunakan untuk
meneteskan sampel. Ketebalan film juga bervariasi dari 0,002 sampai 3 mm. Bila
sampai padat maka dilarutkan dengan CS2 bermanfaat dalam daerah
800-740 cm-1, sedangkan CS2 berguna dalam daerah 140 cm-1.
Zat dikategorikan sebagai transparan, jika dapat mentransmisikan sinar >
semua pelarut yang digunakan harus bebas air. Serbuk dan partikelnya harus
dapat dianalisis dengan cara menggerus padatan tersebut dalam media cairan yang
mempunyai indeks refreksi sama untuk mengurangi energi yang terjadinya hamburan
cahaya. Untuk itu dapat digunakan minyak parafin susu. Untuk analisis
kuantitatif, tehnik mull mudah dan cepat, tetapi untuk analisis harus
menggunakan internal standar. Teknik pallet KBr adalah mencampur sampel sampai
homogen, kemudian campuran tersebut ditekan sampai menjadi pellet transparan
dengan alat penekan hidrolik yang sejenis. CsI, CsBr, juga dapat digunakan.
Apabila kondisi di atas dijaga dan dilakukan dengan hati-hati maka pekerjaan
dengan hasil yang baik dapat diperoleh
Prosedur pengoperasian alat FTIR
a. Menghidupkan alat FTIR
§ Nyalakan sumber listrik
§ Nyalakan interferometer
§ Nyalakan computerb.
b. Analisis sampel dengan FTIR
§ Klik shortcut
di desktop
§ Klik menu “instrument” klik FTIR 8400
§ Untuk spectrum background isi file name
§ Klik background start dan tunggu 30 detik
§ Tempatkan cuplikan pada tempat sampel
§ Untuk spectrum
sampel klik file name, kemudian klik start sampel. Tunggu30 detik.
§ Klik zero
baseline
§ Klik
abstrak
§ Untuk memunculkan angka klik peak table, OK.
§ Save file, save as pdf.
§ Print
spectrumc.
c. Mematikan alat
§ Matikan
computer
§ Matikan
interferometer
§ Matikan sumber listrik
2 komentar:
terima kasih atas postingan FTIR.
pengenalan yang simpel dan mudah dipahami
terima kasih.
kalau boleh tau referensinya dari mana ya?
Posting Komentar