Google ads

Jumat, 21 Oktober 2011

JAMUR

Oleh : Haiyul Fadhli

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit (Pelczar dan Chan, 1986).
Jamur adalah mikroorganisme yang tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal eukariotik, berdinding sel kitin atau selulosa, berproduksi seksual (peleburan nukleus dari sel induknya) dan aseksual (pembelahan, penguncupan dan pembentukan spora). Sebagian besar tubuh jamur terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungannya dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi. Beberapa jamur meskipun saprofit, dapat juga menyerang inang yang hidup lalu tumbuh dengan subur sebagai parasit dan jamur menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan, termasuk manusia, tidak kurang dari 100 spesies yang patogen terhadap manusia (Pelczar dan Chan, 1986).
Jamur dapat ditemukan pada aneka substrat, baik di lingkungan darat, perairan maupun udara. Bagian vegetatifnya biasanya berupa miselium yang berwarna putih yang mudah terlihat pada substrat yang membusuk seperti pada kayu yang lapuk, buah-buahan yang terlalu masak dan makanan yang membusuk. Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna seperti merah, hitam, kuning, abu-abu, coklat dan sebagainya pada daun, batang, kertas, tekstil dan lain-lain (Gandjar, 1999).
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri , tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas (Pelczar dan Chan, 1986).
Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel indukya. Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu :
  1. Konidiospora atau konidium
konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
  1. Sporangiospora
spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor).
  1. Oidium atau artrospora
spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel–sel hifa.
  1. Klamidospora
spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel–sel hifa somatik.
  1. Blastospora
tunas atau kuncup pada sel–sel khamir.
Beberapa tipe spora seksual, yaitu :
  1. Askospora
spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
  1. Basidiospora
spora bersel satu terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
  1. Zigospora
spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung–ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
  1. Oospora
spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Dalam setiap ooginiumdapat ada satu atau beberapa oosfer.
Terdapat beberapa jenis jamur yang sering digunakan sebagai penguji senyawa antimikrobial adalah sebagai berikut :
1. Candida albicans
Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan eksudat. Ragi ini adalah flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan dan genitalis wanita (Jawetz et al., 1996).
Candida albicans termasuk kedalam kelas Ascomycetes, jamur ini menimbulkan suatu keadaan yang disebut dengan kandidiasis yaitu suatu penyakit yang terdapat pada selaput lendir, mulut, vagina dan saluran pencernaan. Infeksi yang lebih gawat dapat menyerang jantung (endokarditis), darah (septisemia) dan otak (meningitis). Berkembang biak secara spora aseksual yaitu dengan konidia, spora seksual dengan askospora, tempat hidupnya pada tumbuhan, tanah dan hewan (Pelczar dan Chan,2006).
KLASIFIKASI
Kingdom         : Fungi
Phylum            : Ascomycota
Subphylum      : Saccharomycotina
Kelas               : Ascomycetes
Ordo                : Saccharomycetales
Family             : Saccharomycetaceae
Genus              : Candida
Spesies            : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923
Sinonim           : Candida stellatoidea dan Oidium albicans
C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28oC - 37oC. C. albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. Jamur ini merupakan organisme anaerob fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob maupun aerob. Proses peragian (fermentasi) pada C. albicans dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yang tersedia dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara mengubah karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam suasana aerob.
2.  Penicillium sp.
Ciri umum jamur ini adalah adanya lubang konidiospora untuk membentuk kepala konidial yang menyerupai sikat. Mikroorganisme ini banyak tersebar di alam dan banyak ditemukan dalam makanan. Konidia ini bisa berwarna putih, hijau, abu-abu atau hijau kekuning-kuningan. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti memberikan cita rasa yang khas untuk keju rokeforti dan kamemberti. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum adalah pembuat antibiotik dari penisilin (Schlegel dan Schmidt, 1994).
3..  Rhizopus oryzae
Ciri organisme ini adalah adanya micelia coenoctic dan stolon yang menyebar, reproduksinya aseksual serta bersifat sebagai organisme pembusuk pada makanan. Dengan memfermentasikan gula, Rhizopus dapat menghasilkan asam fumarat dalam konsentrasi tinggi. Keuntungan dari jamur ini adalah banyak digunakan dalam produksi makanan yang memerlukan fermentasi, seperti tempe, sedangkan kerugian yang ditimbulkan adalah dapat membusukkan makanan dan menyebabkan warna hitam pada makanan (Banwart, 1981).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

thank you for your knowledge about fungi, it's really help me to done my homework

Google Ads