Google ads

Sabtu, 28 Mei 2016

Sediaan Radiofarmasi



            Defenisi yang diberikan untuk sediaan radiofarmasi berbeda-beda, tetapi semuanya mempunyai tujuan yang sama; misanya (Leswara: 2008):
Menurut Wolf & Tubis (USA): sediaan radiofarmasi adalah suatu ssenyawa radioktif dengan maksud untuk dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik untuk tujuan terapi maupun diagnostika serta mengalami perubahan metabolism di dalam tubuh.
Menurut Y.Cohen (perancis): sediaan radiofarmasi adalah suatu senyawa radioaktif yang dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik secara oral maupun parenteral, serta tidak berada dalam wadah tertutup (sealed sources),karena itu akan ikut mengalami perubahan metablisme didalam tubuh .
Defenisi sediaan radiofarmasi adalah sediaan radioaktif yang didapat dari target yang telah diiradiasi dalam suatu rector nuklir, dan telah mengalami suatu pengolahan kimia, misalnya oksidasi/ reduksi; destilasi; absorpsi; dan telah melalui suatu syarat pemeriksaan seperti sediaan farmasi yang konvensional.
Defenisi pertama dan kedua kurang lengkap karena tidak dijelaskan persyaratan sebagai sediaan farmasi konvesional, sedangkan defenisi ketiga ditinjau dari cara pembuatan dan kemurnian serta persyaratan sebagai sediaan farmasi biasa.

Penggolongan Sediaan Radiofarmasi

            Saat ini terdapat kurang lebihhh 200 jenis sediaan yang teah digunakan secara rutin dalam bidang kedokteran. Dari jumlah itu terdapat kurang lebih 30 jenis yang telah dapat dibuat sendiri diindonesia dan dapat digolongkan atas(Leswara:2008) :
1.      Isotop primer (primary radioisotope), misalnya Na131I;Na2H32PO4 dan H232SO4
2.      Senyawa bertanda (labeled compound) misalnya Hippuran-131I; rose-bengal-131I; Oleic-acid-131I; RIHSA-131I.
3.      Untuk radiologi, misalnya 60CO berupa jarum / butir-butir dan 192Ir berupa biji-biji.

Penggunaan Sediaan Radiofarmasi

1.      Wadah tertutup (sealed source). Sediaan ini dipakai untuk bidang radiologi dan bukan untuk terapi, misalnya 60CO dalam bentuk jarum atau butir ;192Ir dalam bentuk butir; serta 226Ra dalam bentuk jarum .
2.      Wadah terbuka (unsealed sources). Sediaan ini dipakai dalam bidang kedokteran nuklir dan umumnya bukan untuk diagnostic (Leswara: 2008).

Pembuatan Sediaan Radiofarmasi

1.      Didapat dari TARGET yang telah diiradiasi dalam reactor nuklir, lalu langsung dilarutkan dalam pelarut, misalnya :24Na, 42K dan 82Br.
2.      Didapat dengan cara PEMISAHAN KIMIA dari target yang telah diiradiasi. Pemisahan secara kimia meliputi oksidasi; reduksi; absorpsi; desorpsi dengan resin penukar ion (ion exchange) atau pendapata. Cara pemisahan kimia merupakan cara yang paling umum dilakukan, misalnya: 131I; 32P; 76As; 51Cr; 64Cu; 55Fe; dan 35S.
3.      Cara PENANDAAN molekul organic sintesis atau dari tumbuhan/hewan dengan radioisotope, mislnya sediaan yang ditandai dengan 131I seperti Hippura; Diiodotirosin; Diodon; Rose Bengal; Tiroksin; Urasil dan Insulin. Sediaan yang ditandai dengan 125I misalnya Diodon; Antipirin dan Rose Bengal.
4.      KOLOID radioaktif dihasilkan dari pengendapat logamm, metalloid atau garam, misalnya Koloid Arum-198 dalam bentuk partikel dengan diameter kurang dari 100 mm dalam suspense yang stabil.
5.      Radioisotope dengan WAKTU-PAUH PENDEK dihasilkan dari GENERATOR, misanya 87Y menjadi 87Sr dan 99Mo menjadi 99Tc (Leswara:2008).

Bentuk Sediaan Radiofarmasi

1.       Larutan untuk pemakaian oral
Biasanya dikemas dalam wadah tertentu yang diamankan penicillin type bottles.Untuk menghindari terjadinya kontminasi mikroba digunakan Single dose bottle.Sediaan dapat berupa larutan air; alcohol dan minyak, misalnya larutan 24Na; 42K dan 131I.
2.      Kapsul gelatin untuk pemakaian oral
Cara pemakaiannya mudah dan bahaya kontaminasi tidak ada. Larutan ini diserap  oleh dinding kapsul atau zat inert yang ditambahkan, misalnya Na2HPO4 anhidrat. Kerugiannya adalah ada kemungkinan kapsul tiak larut sempurna dalam lambung  atau reaksi antara radionuklida dan komponen-komponen kapsul, seperti gelatin, zat warna, atau antiseptic.
3.      Larutan injeksi
Kemasan mengandung satu dosis atau lebih. Syarat larutan injeksi biasa harus dipenuhi, seperti sterilitas, isotonisasi, dan bebas pirogen.sediaan dipakai terutama untuk radioisotope yang berumur sangat pendek sehingga unsur aktif segera mencapai sasaran dan dapat segera dideteksi, misalnya 99mTc dengan t1/2 = 6 jam, 113mln dengan t1/2 = 1,7 jam.
4.      Bentuk Lyophilized Products atau Sediaan Liofilisasi
Sediaan dalam botol, sebelum digunakan harus dilarutkan dalam pelart yang sesuai(model kit)(Leswara:2008).

Tidak ada komentar:

Google Ads