Defenisi
yang diberikan untuk sediaan radiofarmasi berbeda-beda, tetapi semuanya
mempunyai tujuan yang sama; misanya (Leswara: 2008):
Menurut
Wolf & Tubis (USA): sediaan radiofarmasi adalah suatu ssenyawa radioktif
dengan maksud untuk dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik untuk tujuan terapi
maupun diagnostika serta mengalami perubahan metabolism di dalam tubuh.
Menurut
Y.Cohen (perancis): sediaan radiofarmasi adalah suatu senyawa radioaktif yang
dimasukkan kedalam tubuh manusia, baik secara oral maupun parenteral, serta
tidak berada dalam wadah tertutup (sealed
sources),karena itu akan ikut mengalami perubahan metablisme didalam tubuh
.
Defenisi
sediaan radiofarmasi adalah sediaan radioaktif yang didapat dari target yang
telah diiradiasi dalam suatu rector nuklir, dan telah mengalami suatu
pengolahan kimia, misalnya oksidasi/ reduksi; destilasi; absorpsi; dan telah
melalui suatu syarat pemeriksaan seperti sediaan farmasi yang konvensional.
Defenisi
pertama dan kedua kurang lengkap karena tidak dijelaskan persyaratan sebagai
sediaan farmasi konvesional, sedangkan defenisi ketiga ditinjau dari cara
pembuatan dan kemurnian serta persyaratan sebagai sediaan farmasi biasa.
Penggolongan Sediaan Radiofarmasi
Saat
ini terdapat kurang lebihhh 200 jenis sediaan yang teah digunakan secara rutin
dalam bidang kedokteran. Dari jumlah itu terdapat kurang lebih 30 jenis yang
telah dapat dibuat sendiri diindonesia dan dapat digolongkan atas(Leswara:2008)
:
1.
Isotop
primer (primary radioisotope),
misalnya Na131I;Na2H32PO4 dan H232SO4
2.
Senyawa
bertanda (labeled compound) misalnya Hippuran-131I; rose-bengal-131I;
Oleic-acid-131I; RIHSA-131I.
3.
Untuk
radiologi, misalnya 60CO berupa jarum / butir-butir dan 192Ir
berupa biji-biji.
Penggunaan Sediaan Radiofarmasi
1.
Wadah
tertutup (sealed source). Sediaan ini
dipakai untuk bidang radiologi dan bukan untuk terapi, misalnya 60CO
dalam bentuk jarum atau butir ;192Ir dalam bentuk butir; serta 226Ra
dalam bentuk jarum .
2.
Wadah
terbuka (unsealed sources). Sediaan
ini dipakai dalam bidang kedokteran nuklir dan umumnya bukan untuk diagnostic
(Leswara: 2008).
Pembuatan Sediaan Radiofarmasi
1.
Didapat
dari TARGET yang telah diiradiasi dalam reactor nuklir, lalu langsung
dilarutkan dalam pelarut, misalnya :24Na, 42K dan 82Br.
2.
Didapat
dengan cara PEMISAHAN KIMIA dari target yang telah diiradiasi. Pemisahan secara
kimia meliputi oksidasi; reduksi; absorpsi; desorpsi dengan resin penukar ion (ion exchange) atau pendapata. Cara
pemisahan kimia merupakan cara yang paling umum dilakukan, misalnya: 131I;
32P; 76As; 51Cr; 64Cu; 55Fe;
dan 35S.
3.
Cara
PENANDAAN molekul organic sintesis atau dari tumbuhan/hewan dengan radioisotope,
mislnya sediaan yang ditandai dengan 131I seperti Hippura;
Diiodotirosin; Diodon; Rose Bengal; Tiroksin; Urasil dan Insulin. Sediaan yang
ditandai dengan 125I misalnya Diodon; Antipirin dan Rose Bengal.
4.
KOLOID
radioaktif dihasilkan dari pengendapat logamm, metalloid atau garam, misalnya
Koloid Arum-198 dalam bentuk partikel dengan diameter kurang dari 100 mm dalam
suspense yang stabil.
5.
Radioisotope
dengan WAKTU-PAUH PENDEK dihasilkan dari GENERATOR, misanya 87Y
menjadi 87Sr dan 99Mo menjadi 99Tc
(Leswara:2008).
Bentuk Sediaan Radiofarmasi
1. Larutan
untuk pemakaian oral
Biasanya
dikemas dalam wadah tertentu yang diamankan penicillin
type bottles.Untuk menghindari terjadinya kontminasi mikroba digunakan Single dose bottle.Sediaan dapat berupa
larutan air; alcohol dan minyak, misalnya larutan 24Na; 42K
dan 131I.
2. Kapsul
gelatin untuk pemakaian oral
Cara
pemakaiannya mudah dan bahaya kontaminasi tidak ada. Larutan ini diserap oleh dinding kapsul atau zat inert yang
ditambahkan, misalnya Na2HPO4 anhidrat. Kerugiannya
adalah ada kemungkinan kapsul tiak larut sempurna dalam lambung atau reaksi antara radionuklida dan
komponen-komponen kapsul, seperti gelatin, zat warna, atau antiseptic.
3. Larutan
injeksi
Kemasan
mengandung satu dosis atau lebih. Syarat larutan injeksi biasa harus dipenuhi,
seperti sterilitas, isotonisasi, dan bebas pirogen.sediaan dipakai terutama
untuk radioisotope yang berumur sangat pendek sehingga unsur aktif segera
mencapai sasaran dan dapat segera dideteksi, misalnya 99mTc dengan t1/2
= 6 jam, 113mln dengan t1/2 = 1,7 jam.
4. Bentuk
Lyophilized Products atau Sediaan Liofilisasi
Sediaan
dalam botol, sebelum digunakan harus dilarutkan dalam pelart yang sesuai(model
kit)(Leswara:2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar