Bidang kesehatan dan kedokteran merupakan bidang terbesar yang
menggunakan senyawa bertanda radioaktif.Hampir dari 80% dari penggunaan zat
radioaktif terletak di bidang ini. Dengan isotop radioaktif telah dapat
diselidiki dan dipelajari proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi
berbagai macam obat. Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, sebetulnya
telah dimulai semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et al. Menggunakan
fosfor-32 untuk terapi.Walaupun dimulai untuk terapi, tetapi penggunaan
radioisotop selanjutnya hampir 90% ditujukan untuk diagnosis, dan sebagian
besar telah dalam bentuk senyawa bertanda.Cabang ilmu kedokteran yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik pendek, seperti sinar x disebut radiologi.Radiologi
dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis penyakit.Dalam dunia kedokteran nuklir,
prinsip radiologi dimanfaatkan dengan memakai isotop radio aktif yang
disuntikkan ke dalam tubuh.Kemudian, isotop tersebut ditangkap oleh detektor di
luar tubuh sehingga diperoleh gambaran yang menunjukan distribusinya di dalam
tubuh.Sebagai contoh untuk mengetahui letak penyempitan pembuluh darah,
digunakan radioisotop natrium.Kemudian jejak radioaktif tersebut dirunut dengan
menggunakan pencacah Geiger.Letak penyempitan pembuluh darah ditunjukan dengan
terhentinya aliran natrium.Selain digunakan untuk mendiagnosis penyakit,
radioisotop juga digunakan untuk terapi radiasi. Terapi radiasi adalah cara
pengobatan dengan memakai radiasi. Terapi seperti ini biasanya digunakan dalam
pengobatan kanker. Pemberian terapi dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau
mencegah penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan stadium kanker (Leswara:2008).
Aplikasi Diagnostik
Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan
perangkat radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara
anatomi.Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog.Salah satu contoh
radiodiagnostik adalah rontgen.Radiodiagnostik dilakukan sebelum
melakukan radioterapi.Prinsip dasar digunakannya penunjang diagnostik di bidang
radiologi adalah penggunaan pesawat radiologi sebagai sumber tertutup
(Tungsten), dengan energi yang besar (kV) untuk menghasilkan sinar x (sinar
pengion) yang mengenai tubuh pasien. Transmisi radiasi yang mengenai tubuh
tersebut bergantung dari kepadatan organ yang dilalui, makin padat akan
memberikan gambaran putih (opakue) hal ini juga dapat ditimbulkan dengan
pemberian kontras bubur barium pada pemeriksaan traktus intestinal (saluran
cerna), juga pada pemeriksaan traktus urinarius (saluran kemih). Sedangkan
sebaliknya akan memberikan warna hitam (lusence). Penggunaan kontras ini harus
menggunakan persyaratan yang cukup ketat karena sifat alergik yang mungkin
timbul pada diri pasien, sehingga diperlukan uji alergi dan juga ada kontra
indikasi tertentu yang dipersyaratankan pada diagnsotik menggunakan
kontras.Hasil pencitraan dalam bentuk gambaran anatomi.Pesawat sinar x ini juga
dapat dimanfaatkan untuk menentukan umur suatu fosil maupun mummi, juga
digunakan di bandara, industri dengan berbeda radiasi pengion yang
dihasilkan.Hasil pencitraan pada saat ini mengikuti perkembangan teknologi
sehingga dapat direkam dalam film, kertas printer maupun dalam bentuk CD maupun
DVD 2.
Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion
untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal
sekecil mungkin.Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar
radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.Baik sel-sel normal
maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini. Radiasi akan merusak
sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker
akan terhambat. Sekitar 50 – 60% penderita kanker memerlukan radioterapi.Tujuan
radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, yaitu untuk mengurangi dan
menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat kanker, selain itu juga
bertujuan untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker.Dosis dari radiasi
ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan. Sumber
radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226, yang dikemas
dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat diletakkan dalam
rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru, dan
kanker esopagus, dalam organ/jaringan (interstisial) seperti kanker
prostat, kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1.
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan
radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain
seperti pembedahan dan kemoterapi.
2.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi
berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker
menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
3.
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi
dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa
nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi
yang sering disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan
tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.
Mekanisme Kerja Radioterapi
Bila jaringan terkena radiasi penyinaran, maka jaringan akan
menyerap energi radiasi dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi
tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya akan
menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi dapat berupa
kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan kemampuan
untuk berproduksi. Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel
yang bila mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar
dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang
elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran partikel
dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel netron,
alfa, proton. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel
kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa
oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan
bisa pulih kembai dari pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan
yang terjadi pada sel-sel sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping
radiasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar