Dalam
Pengertiannya radioisotop adalah zat radioaktif yang selalu memancarkan sinar
(partikel) radioaktif (α, β,γ) secara spontan dan terus menerus sampai habis.
Partikel yang dipancarkan itu mempunyai energai dan dapat dideteksi dengan
detector (pencacah). Energinya dapat sebagai sumber energi dan partikel
tersebut dapat dipakai sebagai penelusuri jejak (tracer) suatu proses. Alur proses pembuatan radioisotop
tersebut adalah seperti terlihat pada skema di bawah ini (Leswara:2008).
Berdasarkan ilmu farmasi serta
pengetahuan teknik nuklir dapat diracik sediaan obat yang mengandung zat
radioaktif yang secara spesifik dapat mencapai organ tubuh tertentu, dikenal
dengan nama radiofarmaka yaitu sediaan obat yang salah satu atau lebih unsur
kimianya digantikan dengan zat radioaktif dan dapat digunakan untuk tujauan
diagnosis suatu penyakit ataupun pengobatan. Radiasi yang dipancarkan oelh zat
radioaktif merupakan alat bantu para ahli medis dalam menelusus dalam
menelusuri dimana zat tersebut berada.
1.
Sinar alfa ( α
)
Sinar alfa
merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama
dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah
partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Karena memiliki massa
yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif.
2.
Sinar beta ( ß
)
Sinar beta
merupakan radiasi partikel bermuatan negatif.Sinar beta merupakan berkas
elektron yang berasal dari inti atom.Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit. Karena sangat
kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi
3.
Sinar gamma (γ
)
Sinar gamma
adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa.Sinar gamma dinyatakan dengan notasi.Sinar gamma mempunyai daya
tembus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar