Google ads

Jumat, 27 Mei 2016

Radioisotop



Dalam Pengertiannya radioisotop adalah zat radioaktif yang selalu memancarkan sinar (partikel) radioaktif (α, β,γ) secara spontan dan terus menerus sampai habis. Partikel yang dipancarkan itu mempunyai energai dan dapat dideteksi dengan detector (pencacah). Energinya dapat sebagai sumber energi dan partikel tersebut dapat dipakai sebagai penelusuri jejak (tracer) suatu proses. Alur proses pembuatan radioisotop tersebut adalah seperti terlihat pada skema di bawah ini (Leswara:2008).
Berdasarkan ilmu farmasi serta pengetahuan teknik nuklir dapat diracik sediaan obat yang mengandung zat radioaktif yang secara spesifik dapat mencapai organ tubuh tertentu, dikenal dengan nama radiofarmaka yaitu sediaan obat yang salah satu atau lebih unsur kimianya digantikan dengan zat radioaktif dan dapat digunakan untuk tujauan diagnosis suatu penyakit ataupun pengobatan. Radiasi yang dipancarkan oelh zat radioaktif merupakan alat bantu para ahli medis dalam menelusus dalam menelusuri dimana zat tersebut berada.
1.      Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif.
2.      Sinar beta ( ß )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif.Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom.Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi
3.      Sinar gamma (γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa.Sinar gamma dinyatakan dengan notasi.Sinar gamma mempunyai daya tembus.

Tidak ada komentar:

Google Ads