ALKOHOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 18)
Pemerian:. Alkohol adalah larutan jernih,
tidak berwarna, larutan yang mudah mengalir
dan menguap; dengan sedikit bau yang khas dan menimbulkan rasa terbakar pada
lidah. yang
dimaksud dengan alkohol adalah baik etanol 95% v/v maupun 96% v/v
Kelarutan: Dapat bercampur dengan kloroform,
eter, gliserin, dan air (dengan
kenaikan suhu dan kontraksi volume)
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Larutan
etanol dapat disterilisasi menggunakan autoklaf atau dengan filtrasi dan harus
disimpan pada wadah yang tertutup rapat pada tempat yang sejuk.
Inkompatibilitas: Dalam suasana asam etanol dapat bereaksi
segera dengan bahan oksidator. Apabila tercampur dengan alkali dapat
menyebabkan warna menjadi gelap yang disebabkan oleh reaksi dengan sejumlah
residu dari gugus aldehid. Garam-garam organik atau akasia dapat mengalami presipitasi
atau terdispersi di dalam larutan alkohol. Larutan alkohol juga tidak
kompatibel dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa jenis
obat.
Kegunaan: Sebagai pengawet antimikroba pada kadar
≥ 10% v/v.
Aktivitas antimikroba : alkohol bersifat bakterisid dalam larutan
pada konsentrasi antara 60% - 95%v/v; Konsentrasi optimal yang dibolehkan
umumnya pada konsentrasi 70%. Aktivitas antimikroba dapat meningkat dengan
adanya asam edetat atau garam edetat. Alkohol menjadi inaktif dengan adanya
surfaktan nonionik dan menjadi tidak efektif melawan spora bakteri.
BENZYL ALKOHOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 53-55)
Pemerian: Larutan jernih, tidak berwarna; agak
berminyak; memiliki bau aromatik yang tajam; dan memberikan rasa terbakar pada
lidah.
Kelarutan: Larut baik dalam alkohol dan dalam
volatile oil. Larut dalam air dengan perbandingan (1:25) pada suhu 250C
dan (1:14) pada suhu 900C.
pH Optimum Aktivitas: < 5, memperlihatkan aktivitas
yang kecil pada pH lebih dari 8
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Benzyl
alkohol teroksidasi perlahan di udara menjadi benzaldehid dan asam bernzoat;
namun senyawa ini tidak bereaksi dengan air. Bentuk larutannya dapat
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf atau filtrasi; namun sebagian kecil
dapat bereaksi membentuk benzaldehid selama proses autoklaf. Benzyl alkohol
dapat disimpan dalam wadah metal atau gelas. Wadah dari bahan plastik sebaiknya
tidak digunakan. Benzyl alkohol harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat,
terlindungi dari cahaya, serta disimpan pada tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: Benzyl alkohol inkompatibel dengan
beberapa bahan pengoksidasi dan asam kuat. Senyawa ini juga dapat meningkatkan
kecepatan oksidasi dari lemak. Meskipun aktivitas antimikroba berkurang dengan
adanya surfaktan non-ionik, seperti polisorbat 80, namun penguranngannya lebih
kecil dibandingkan dengan jika senyawa ini dicampurkan dengan ester hidroksibenzoat atau quartinary
amonium compounds. Benzyl alkohol juga inkompatibel dengan metilselulosa.
Aktivitas Antimikroba : Benzil alkohol bersifat bakteriostatik dan
digunakan sebagai pengawet antimikroba menghambat bakteri gram positif, jamur,
cendawan dan ragi, meskipun semua itu hanya mempunyai sifat bakterisid.
BENZALKONIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 45-47)
Pemerian: Benzalkonium chloride dapat berupa serbuk
amorph berwarna putih atau
putih kekuningan, gel viskos, atau menyerupai lempengan gelatin. Senyawa ini
bersifat higroskopis, licin menyerupai sabun, memiliki aroma yang lembut dan
rasa yang amat pahit.
Kelarutan: sukar larut dalam eter, mudah
larut dalam eseton, etanol 95%, methanol, propanol dan air.
pH Optimum Aktivitas: 4-10
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Benzalkonium
chloride adalah senyawa yang higroskopis dan dapat dipengaruhi oleh cahaya,
udara, logam. Bentuk larutanya stabil dalam rentang pH dan temperatur yang luas
serta dapat disterilisasi dengan autoklaf tanpa kehilangan kemampuannya sebagai
pengawet. Larutan ini sebaiknya disimpan disuhu kamar untuk jangka waktu
yang lama. Larutan encer disimpan dalam wadah polivinil klorid atau sabun
polyurethane yang dapat mencegah kehilangan aktivitas antimikroba Penyimpanan pada wadah yang tertutup rapat,
terlindung dari cahaya maupun kontak dengan metal, serta disimpan pada tempat
yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa ini inkompatibel dengan
alumunium, surfaktan anionik, kapas sitrat, fluorescein, hidrogen peroksida,
hypromellose, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik pada konsentrasi
tinggi, permanganat, protein, salisilat, perak, garam, sabun, sulfonamida,
tartrat, zinc oxide, zinc sulfat. Benzalkonium chloride menunjukkan dapat
diabsorpsi oleh beberapa jenis membran filter, terutama yang bersifat
hidrofobik dan anionik.
Aktivitas antimikroba : Larutan benzalkonium klorida aktif dalam
menghambat bakteri dengan rentang yang lebar, ragi dan cendawan. Aktivitasnya
lebih difokuskan untuk menghambat bakteri gram positif dibandingkan bakteri
gram negatif dan menghambat minimal pada bakteri endospora dan bakteri yang
cepat asam. Aktivitas antimikroba dari benzalkonium klorid adalah sangat
penting bergantung adanya komposisi basa dari campuran sejenis. Aktivitas
antimikroba dapat juga ditingkatkan oleh penambahan fenilmerkuri asetat, fenilmerkuri
borat, klorhexidin, cetrimid atau m-kresol
BENZETHONIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 48-49)
Pemerian: Kristal putih dengan bau lemah dan rasa
yang amat pahit.
Kelarutan: Larut 1:1 dalam aseton, kloroform,
etanol 95% dan air. Larut dalam eter 1:6000
baik dalam etanol (95%) dan
air.
pH Optimum Aktivitas: 4-10
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Benzethonium
chloride merupakan senyawa yang stabil. Bentuk larutannya dapat disterilisasi
dengan autoklaf. Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat,
terlindungi dari cahaya, dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Benzethonium chloride inkompatibel dengan
sabun dan surfaktan anionik lainnya, juga pada konsentrasi yang lebih besar
dari 2% v/v dapat mengalami presipitasi dengan penambahan asam mineral dan
sejumlah larutan garam.
Aktivitas antimikroba : dapat ditingkatkan oleh etanol dan dapat
diturunkan oleh sabun dan surfaktan anionik lainnya.
BENZOIC ACID (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 50-52)
Pemerian: Berbentuk serbuk atau kristal tidak
berwarna atau putih menyerupai warna bulu. Hampir tidak berasa dan berbau,
namun memiliki sedikit karakteristik bau menyerupai benzoin.
Kelarutan: Larut dalam aseton(1:2,3);
benzene(1:9,4); kloroform (1:4,5); eter (1:3); toluene (1:11); methanol
(1:1,8); etanol
(1:2.2);, serta larut dalam air dengan perbandingan
(1:300) padatemperatur 250C.
pH Optimum Aktivitas: < 4,5
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Bentuk
larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. Sebaiknya
disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada tempat yang
kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Bereaksi dengan senyawa alkali dan logam
berat. Efektivitas pengawet dapat berkurang akibat interaksi dengan kaolin.
Kegunaan: Apabila digunakan sebagai pengawet dalam
injeksi im dan iv digunakan konsentrasi 0.17%.
BORIC ACID (Handbook of Pharmaceutical Excipient
ed.3, hal 74)
Pemerian: Asam borit bersifat higroskopis, serta
berbentuk serbuk kristal putih, lempengan transparan dan tidak berwarna, atau
kristal putih.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan etanol dan air.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Asam borit
bersifat higroskopis sehingga harus disimpan di dalam wadah yang kedap kedap
udara dan tersegel baik.
Inkompatibilitas: Asam borit inkompatibel dengan air, basa
kuat, dan metal alkali. Senyawa ini bereaksi keras dengan kalium dan asam
anhidrida. Senyawa ini juga membentuk kompleks dengan gliserin yang bersifat
lebih asam dibandingkan asam borit.
Kegunaan: Sebagai pengawet dalam tetes mata.
BRONOPOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 58-60)
Pemerian: Serbuk kristal putih atau agak putih;
hampir tidak berbau atau berbau lemah.
Kelarutan: Larut dalam etanol (1:2);
propilenglikol (1:2); propandiol (1:4); air (1:4); gliserol (1:100); isopropilmiristat (1:200)
pH Optimum Aktivitas: 5-8
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Bronopol
cukup stabil disimpan pada suhu kamar dalam bentuk padatannya sampai 2 tahun.
Bentuk larutannya apabila terpapar cahaya akan berubah warna menjadi agak
kekuningan sampai coklat terutama dalam suasana basa, namun perubahan warna ini
tidak berkaitan langsung dengan aktivitas antimikrobanya. Bronopol sebaiknya
disimpan didalam wadah non-alumunium yang tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, dan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa sulfidril dapat menyebabkan
penurunan aktivitas yang signifikan dari bronopol, dan sistein hidroklorida
dapat digunakan sebagai zat penginaktivasi pada juji efektivitas anti pengawet.
Begitu pula untuk lesitin dan polisorbat 80 bukan merupakan kombinasi yang
baik. Bronopol inkompatibel dengan natrium tiosulfat, natrium metabisulfit,
amin oksida dan alumunium.
Aktivitas antimikroba : Bronopol aktif menghambat kedua bakteri gram
positif dan bakteri gram negative termasuk Pseudomonas
aeruginosa.
BUTYLATED HYDROXYANISOLE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 61-62)
Pemerian: Serbuk kristal sedikit putih sampai putih
atau wax putih kekuningan dengan aroma lemah.
Kelarutan: Tidak larut dalam air, larut dalam metanol, mudah larut dalam etanol
encer ≥ 50%; prolpilenglikol; kloroform; eter; heksan; minyak biji kapas;
minyak kacang; minyak kedelai; gliseril monooleate dan lemak babi; dan larutan
alkali hidroksida
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Paparan oleh
cahaya dapat menyebabkan hilangnya warna dan aktivitas. Senyawa ini sebaiknya
disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, serta
disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Dapat bereaksi dengan fenol. Senyawa ini
inkompatibel dengan oksidator dan garam besi. Sesepora logam ditambah dengan
pemaparan cahaya menyebabkan hilangnya warna dan aktivitas.
Penggunaan: Antioksidan yang juga memiliki aktivitas
antimikroba.
Aktivitas antimikroba : aktivitasnya menyerupai ester
p-hidroksibenzoat (paraben). Aktivitas paling besar dalam menghambat jamur, dan
bakteri gram positif, aktivitasnya kecil dalam menghambat bakteri negatif
BUTYL PARABEN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 65-67)
Pemerian: Kristal tidak berwarna atau kristalin
putih, hampir tidak berbau, dan hampir tidak berasa.
Kelarutan: mudah larut dalam aseton dan eter, larut dalam etanol 95%(1:1); methanol (1:0,5);
propilenglikol(1:1); minyak kacang (1:20), sangat sukar larut dalam air dan gliserin
pH Optimum Aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Bentuk
larutannya pada pH 3-6dapat disterilisasi
dengan autoklaf tanpa terdekomposisi. Pada pH 3-6, larutan encer (kurang dari 10% terdekomposisi)
stabil sampai 4 tahun pada suhu kamar, saat pH larutan 8 atau lebih cepat
terhidrolisis (10% atau lebih setelah 60 hari bila disimpan pada suhu kamar)Butil paraben sebaiknya disimpan dalam
wadah tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Efek antimikroba dari senyawa ini
berkurang apabila terdapat surfaktan nonionik sebagai akibat dari pembentukan
misel. Butil paraben menjadi tidak berwarna dengan kehadiran besi serta dapat terhidrolisis oleh basa lemah atau asam kuat.
Aktivitas antimikroba : Efek pengawet berkurang dengan peningkatan
pH, berubah bentuk menjadi anion fenolat. Paraben lebih aktif menghambat
bakteri positif daripada bakteri gram negative. Butilparaben lebih aktif
dibandingkan dengan metalparaben. Aktivitas dapat ditingkatkan bila dikombinasi
dengan paraben karena terjadi efek sinergi.
CETRIMEDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 127-129)
Pemerian: Serbuk yang mudah mengalir dengan warna
putih-krim, dengan bau khas yang lemah, serta rasa pahit seperti sabun.
Kelarutan: Mudah larut dalam kloroform; etanol (95%) dan air. Praktis tidak larut
dalam eter.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Cetrimide
stabil secara kimia baik dalam bentuk kering maupun larutan pada berbagai
kondisi temperatur. Bentuk larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf. Air
yang mengandung ion logam dan senyawa organik dapat mengurangi efek antimikroba
cetrimide. Senyawa ini sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat
dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa ini inkompatibel dengan sabun,
surfaktan anionik, serta surfaktan nonionik pada konsentrasi tinggi, bentonit,
iodin, fenilmerkuri nitrat, alkali hidroksida, dan asam dyes. Bentuk larutannya
dapat bereaksi dengan logam.
Penggunaan: Sebagai pengawet dalam tetes mata dengan
konsentrasi 0.005% w/v.
Aktivitas antimikroba: Ctrimede mempunyai aktivitas bakterisid yang
baik dalam menghambat spesies gram negative tapi sedikit menghambat spesies
gram negative. Cetrimede lebih efektif
pada pH netral atau sedikit alkali, aktivitasyang besar dapat berkurang
dalam suasana asam dan adanya zat organik. Aktivitas cetrimede meningkat dengan
adanya alkohol. Cetrimede mempunyai aktivitas anti jamur bervariasi, efektif
menghambat virus dan menghambat spora bakteri yang inaktif.
CETYLPYRIDINIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient ed.3,
hal. 157)
Pemerian: Serbuk putih dengan bau yang khas dan
berasa seperti sabun ketika disentuh.
Kelarutan: Larut dalam air dan etanol.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Senyawa ini
sebaiknya disimpan pada kondisi normal dalam wadah yang tertutup rapat.
Inkompatibilitas: Cetylpyridinium chloride inkompatibel
dengan zat oksidator dan basa. Senyawa ini juga tidak kompatibel dengan
metilselulosa. Suspensi magnesium stearat dalam cetylpyridinium chloride
mengurangi efek antimikroba. Hal ini berkaitan dengan absorpsi cetylpyridinium
chloride oleh magnesium stearat. Ion cetylpyridinium chloride juga berinteraksi
dengan gelatin, menyebabkan turunnya bioavaibilitas.
CHLOROBUTANOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal.141-143)
Pemerian: Kristal putih atau tidak berwarna, mudah
menguap, dengan aroma menyerupai kamper.
Kelarutan: Mudah larut dalam kloroform; eter;
methanol; minyak menguap. Larut dalam
etanol (95%) larut dengan perbandingan (1:1), dalam gliserin larut dengan
perbandingan (1:10), dalam air sukar larut dengan perbandingan (1:125).
pH Optimum Aktivitas: < 5.5
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan:
Chlorobutanol mudah menguap dan menyublim. Dalam bentuk larutannya senyawa ini
terdegradasi dengan adanya katalis ion hidroksida. Stabil pada pH 3, namun
mengalami penurunan stabilitas seiring dengan meningkatnya pH. Waktu paruh
bentuk larutan pada pH 7.5 yang disimpan pada suhu 250C adalah 3
bulan. Kehilangan chlorobutanol pH 5 yang disterilisasi menggunakan autoklaf
mencapai 30%. Senyawa ini sebaiknya disimpan pada wadah yang tertutup rapat
pada temperatur 8-150C.
Inkompatibilias: Karena chlorobutanol mudah diserap, maka
inkompatibilitas dengan vial plastik, penutup karet, bentonit, magnesium
trisilikat, dan polihidroksietilmetakrilat, yang sering digunakan pada lensa
kontak. Diperkirakan juga karboksimetilselulosa dan polisorbat 80 dapat
mengurangi efektivitas antimikrobanya karena adanya penyerapan dan pembentukan kompleks.
Aktivitas antimikroba : chlorbutanol mempunyai kemampuan sebagai
antibakteri dan antijamur. Efektif menghambat bakteri gram positif dan negative
dan beberapa jamur. Aktivitas bakteriostatik lebihbaik daripada bakterisid,
aktivitas menurun oleh peningkatan suhu dan inkompatibel antara klorbutanol dan eksipien lain atau kemasan.
CHLOROCRESOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal. 144-146)
Pemerian: Kristal dimorph atau serbuk kristalin
tidak berwarna atau hampir tidak berwarna dengan aroma fenolik yang khas.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam etanol (1:0.4), Larut dalam
aseton; larutan alkali hidroksida; kloroform; eter; lemak
padat; gliserin; terpen. Sukar larut dalam air (1:260) pada suhu kamar, agak sukar larut dalam air (1:50) pada suhu 1000C. Kelarutan dalam air dapat menurun
apabila terdapat komponen-komponen elektrolit berikut: NaCl, KCl, dan Kalium
Sulfonat.
pH Optimum Aktivitas: >
9
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Chlorcresol
stabil dalam suhu kamar namun akan menguap apabila terdapat uap panas. Bentuk
larutannya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Dengan pemaparan oleh
udara dan cahaya, bentuk larutannya akan berubah warna menjadi kuning. Bentuk
larutannya dalam minyak atau gliserin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada
suhu 1600C selama 1 jam. Senyawa ini sebaiknya disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, serta disimpan pada tempat yang
kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Chlorocresol akan terdisposisi dengan
adanya alkali kuat, atau pemanasan yang relatif tinggi. Chlorocresol juga
inkompatibel dengan oksidator kuat, tembaga, dan dengan CaCl, kodein fosfat,
diamorfin HCl, papaverum, dan kuinin HCl. Juga akan menyebabkan terjadinya
perubahan warna apabila terdapat garam besi. Pada konsentrasi 0.1% chlorocresol
akan tidak aktif dengan
kehadiran surfaktan nonionik seperti polisorbat 80.
Kegunaan: Dapat digunakan sebagai pengawet pada
sediaan optalmik dengan konsentrasi 0.05%
Aktivitas antimikroba : Klorkresol mempunyai aktivitas bakterisid
dalam menghambat kedua organisme gram positif dan organisme gram negative,
spoora, jamur dan ragi. Klorkresol lebih aktif
dalam larutan asam. Dengan peningkatan pH efektivitas antimikrobanya
dapat berkurang. Aktivitas antimikroba dapat juga berkurang karena hilangnya
klorkresol dari formulasi seharusnya, menjadi inkompatibel dengan bahan kemasan atau eksipien lain, seperti surfaktan
nonionik.
CHLOROXYLENOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal.153-154)
Pemerian: Kristal atau serbuk kristalin putih-krim
dengan aroma fenolik yang khas, mudah menguap dalam panas.
Kelarutan: mudah larut dalam etanol (95%), larut dalam eter,
terpen, dan lemak padat. Sangat sukar larut dalam air. Dilarutkan dalam larutan alkali hidroksida.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan:
Chloroxylenol stabil apabila disimpan pada suhu kamar, namun akan menguap
apabila ada uap panas. Kontak dengan karet alami harus dihindari. Chlorocylenol
sebaiknya disimpan dalam wadah polietilen, mild steel atau stainless steel, dan
harus ditutup rapat serat ditempatkan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Chloroxylenol pernah dilaporkan
inkompatibel dengan surfaktan nonionik dan metilselulosa.
Aktivitas antimikroba : Chloroxylenol efektif menghambat bakteri gram positif tapi kurang aktif
menghambat bakteri gram negative. . Aktivitas Chloroxylenol dalam menghambat bakteri gram negative dapat
ditingkatkan dengan adanya agen pengkhelat seperti asam edetat. Chloroxylenol tidak aktif menghambat spora
bakteri. Aktivitas antimikroba dapat berkurang oleh hilangnya Chloroxylenol dari formulasi seharusnya,
menjadi inkompatibel dengan bahan kemasan atau eksipien lain seperti surfaktan
nonionik. pH larutan tidak mempengaruhi aktivitas dari Chloroxylenol
CRESOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal.178-180)
Pemerian: Cairan tidak berwarna atau cairan
kekuningan atau cairan kuning kecoklatan yang pucat atau cairan merah muda,
dengan aroma yang menyerupai fenol atau tar. Memiliki rasa yang tajam atau
menggigit.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan benzene dan gliserin. Mudah larut
dalam kloroform; etanol 95%; eter; padatan alkali hidroksida; minyak
padat dan minyak menguap, agak sukar larut dalam air (1:50)
pH Aktivitas: <
9, aktivitas optimal
diperoleh dalam kondisi asam.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Bentuk
larutan dan serbuk keringnya akan mengalami pengeruhan warna seiring dengan
waktu penyimpanan dan pemaparan oleh udara dan cahaya. Cresol sebaiknya
disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Sebaiknya
diletakkan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Cresol dilaporkan inkompatibel dengan
chlorpromazine. Aktivitas antimikrobanya berkuran apabila terdapat surfaktan
nonionik.
Penggunaan: Sebagai pengawet dalam sediaan injeksi
intramuscular, intradermal, dan subkutan pada konsentrasi 0.15-0.3%.
Aktivitas antimikroba : kresol seperti fenol tapi mempunyai
aktivitas antimikroba lebih kecil. Kresol cukup aktif menghambat bakteri gram positif, kurang aktif
menghambat bakteri gram negatif, ragi
dan jamur.
ETHYLPARABEN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 244-246)
Pemerian: Serbuk kristalin putih, berbau
lemah atau hampir tidak berbau.
Kelarutan:
Sangat mudah larut dalam eter,
mudah larut dalam etanol 95% (1:2); methanol (1:0,9); dalam eter
(1:3,5); dalam propilenglikol (1:4). Sukar larut dalam air (1:120) pada suhu 800C dan (1:950) pada suhu 200C;
dalam minyak kacang (1:100); dalam gliserin (1:200).
Sangat sukar larut dalam air (1:1250) pada suhu 150C;
dalam minyak mineral (1:4000)
pH Optimum Aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Bentuk
larutan dari ethylparaben dengan pH 3-6 dapat disterilisasi dengan autoklaf
tanpa terdekomposisi. Pada pH 3-6 bentuk larutannya stabil untuk disimpan pada
suhu kamar sampai dengan 4 tahun. Namun pada pH ≥ 8 secara cepat terhidrolisis
lebih dari 10% setelah 60 hari disimpan pada suhu kamar.
Inkompatibilitas: Efektivitas antimikrobanya akan menurun
jika terdapat surfaktan nonionik, sebagai akibat dari proses miselisasi.
Ethylparaben akan mengalami kehilangan warna dengan adanya besi dan
terhidrolisis oleh basa lemah atau asam kuat.
Aktivitas antimikroba : Efek bahan pengawet menurun dengan
peningkatan pH sampai perubahan bentuk menjadi
anion fenolat. Paraben lebih
aktif menghambat ragi dan jamur daripada menghambat bakteri. Paraben juga lebih
aktif menghambat bakteri gram postif dan bakteri gram negatif. Aktivitas dari paraben meningkat dengan peningkatan
rantai panjang dari alkil moiety, tapi kelarutan menurun. Aktivitas menjadi meningkat bila digunakan paraben
kombinasi yang memberikan efek sinergi.
GLYSERIN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 257-259)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, agak kental dan higroskopis; memiliki rasa manis, kurang lebih 0.6 kali
rasa manis dari sukrosa.
Kelarutan: Larut dalam etanol 95%, methanol,
etil asetat dan air. Sukar
larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam benzene; kloroform dan minyak.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Gliserin
bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak teroksidasi oleh udara pada kondisi
penyimpanan normal, namun dapat terdekomposisi oleh adanya pemanasan. Campuran
gliserin, air, dan etanol (95%) adalah stabil secara kimia. Gliserin dapat
dikristalisasi apabila disimpan pada temperatur rendah dan kristalnya tidak
akan meleleh apabila tidak dipanaskan sampai 200C. Gliserin harus
disimpan pada wadah yang kedap udara, serta ditempatkan pada tempat yang kering
dan sejuk.
Inkompatibilitas: Gliserin dapat meledak dengan kehadiran
zat oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, dan kalium
permanganat. Dalam bentuk larutannya proses oksidasi berlangsung lebih lambat
dan terbentuk sejumlah produk hasil oksidasi. Perubahan menjadi warna hitam
apabila terjadi kontak dengan zinc oxide atau basa bismut nitrat. Kontaminan
besi bertanggung jawab atas terbentuknya warna yang lebih gelap pada campuran
yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin. Gliserin dapat membentuk kompleks
dengan asam borat yaitu asam gliseborat, yang lebih kuat dari asam borat.
Penggunaan: Konsentrasi sebagai pengawet antimikroba
adalah < 20%.
HEXETIDINE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 276-277)
Pemerian: Cairan agak berminyak tidak berwarna
sampai berwarna kuning muda dengan aroma amin yang khas.
Kelarutan: Larut baik dalam aseton; benzene;
kloroform; diklorometan; etanol
(95%); n-heksan; methanol; asam mineral; petroleum eter dan
propilenglikol. Sangat sukar larut dalam air.
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Hexetidine
stabil dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat, ditempat yang kering dan sejuk. Alat-alat
dari tembaga atau campuran tembaga-seng sebaiknya tidak digunakan untuk
menangani dan menyimpan hexetidine.
Inkompatibilitas: Hexetidine inkompatibel dengan zat
oksidator kuat. Dengan asam mineral dan asam organik akan membentuk garam; asam
kuat akan menyebabkan pembukaan cincin hexahidropirimidin, melepaskan
formaldehid.
Aktivitas Antimikroba : Hexetidin adalah agen antimikroba
nonantibiotik dimana mempunyai aktivitas antimikroba spectrum luas dalam
menghambat bakteri gram positif dan negative dan cendawan seperti Candida albicans.
IMIDUREA (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 306-308)
Pemerian: Serbuk putih yang mudah mengalir dan
tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air dan gliserol, namun tidak
larut dalam beberapa pelarut
organik.
pH Optimum Aktivitas: 3-9 (meskipun efek bahan pengawet
lebih baik dalam larutan sedikit asam)
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan: Imidurea
adalah senyawa higroskopis
dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada tempat yang
kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Imidurea kompatibel dengan pengawet
lainnya termasuk asam sorbat dan senyawa ammonium kuartener. Senyawa ini juga kompatibel dengan
berbagai bahan tambahan dalam sediaan farmasi lainnya seperti: surfaktan
nonionik dan lesitin.
Penggunaan: Sebagai pengawet pada sediaan topikal dan
kosmetik pada konsentrasi 0.03-0.5%, serta bersinergi dengan pengawet dari
golongan paraben.
Aktivitas antimikroba : Bahan pengawet yang terutama sebagai antibakteri,
imidurea juga mempunyai kemampuan antifungi yang selektif.
Metil Paraben (Nipagin) (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 306-308)
Pemerian: kristal tidak berwarna, atau serbuk
kristal putih, tidak berbau dan rasa seperti terbakar
Kelarutan: Mudah Larut dalam etanol 95% (1:3); dalam
propilenglikol (1:5); dalam eter (1: 10).
Larut dalam air (1:50) pada suhu
500C; dalam air (1:30) pada suhu 800C.
Agak sukar larut dalam gliserin
(1:60), dalam air (1:400)
pH aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan : larutan metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilisasi
dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa penguraian. Pada pH 3-6 bentuk larutannya stabil untuk
disimpan pada suhu kamar sampai dengan 4 tahun. Namun pada pH 8 atau
lebih, secara cepat terhidrolisis
lebih dari 10% setelah 60 hari disimpan pada suhu kamar.
inkompatibilitas: surfaktan non ionik, bentonit, magnesium
trisilikat, talk, tragakan, natrium alginate, minyak atsiri, atropine, bereaksi
dengan gula dan gula alkohol.
Aktivitas antimikroba : Efek bahan pengawet berkurang dengan
peningkatan pH, perubahan bentuk anion fenolat. Paraben lebih aktif menghambat
ragi dan jamur dari pada menghambat bakteri.
Paraben juga lebih aktif menghambat bakteri gram positif daripada
bakteri gram negatif.
Monothioglycerol (Tiogliserin)
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 406-407)
Pemerian: cairan higroskopis, kental, tdak
berwarna atau sedikit kuning, dengan sedikit bau sulfida
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95%; mudah
larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter.
pH stabilitas: 3,5-7,0
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan : Monotiogliserol tidak stabil dalam larutan alkali.
Monotiogliserol dapat disimpan dalam wadah tertutup baik dan dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
inkompatibiltas: dapat bereaksi dengan bahan oksidator
Phenol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal 426-428)
Pemerian: serbuk atau Kristal jarum berwarna
merah muda, tajam, berbau khas
Kelarutan: sangat mudah larut dalam karbonsulfida; kloroform; etanol 95%; eter; lemak jenuh;
gliserin, minyak menguap. Larut dalam air (1:15). Agak sukar larut dalam minyak
mineral (1:70)
pKa = 10
Stabilitas dan Kondisi
Penyimpanan : Bila terpapar oleh udara dan cahaya, fenol berubah
warna menjadi merah atau coklat, perubahan warna dipengaruhi oleh adanya
sesepora logam. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak
lebih dari 150C
inkompatibiltas: KOH, NaOH, larutan iodine, garam besi,
albumin, gelatin, camphor, mentol, parasetamol, fenasetin, kloral hidrat,
fenazon, etil amino benzoate, metenamin, fenil salisilat, resorsinol, terpin
hidrat, natrium fosfat, oleum cacao.
Aktivitas antimikroba : Fenol menunjukkan aktivitas antimikroba
pada rentang yang lebar dari mikroorganisme seperti bakteri gram positif dan
negatif, mikobakterium, dan beberapa fungi, dan virus, fenol juga efektif
sangat lambat emnghambat spora. Fenol memperlihatkan aktivitas yang lebih besar
dalam larutan asam; peningkatan suhu juga meningkatkan aktivitas antimikroba.
Fenol menjadi tidak aktif oleh adanya senyawa organic.
Phenoxyethanol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
Hal429-430)
Pemerian: cairan tidak berwarna, sedikit kental ,
bau tidak enak, rasa terbakar
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95%;
aseton; gliserin. Larut dalam isopropilmiristat (1:26). Agak Sukar Larut dalam
air (1:43); dalam minyak zaitun (1:50); dalam minyak kacang (1:50); dalam
minyak mineral (1:143)
pH stabilitas: rentang pH lebar
inkompatibiltas : surfaktan non ionic, turunan selulosa
(HPMC, Na CMC)
Fenil Etil Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 200,
hal. 431-432)
Pemerian: larutan jernih, tidak berwarna, bau minyak
mawar, menyebabkan rasa terbakar yang mengiritasi,
menganestesi membrane mukosa
Kelarutan : sangat mudah larut dalam benzilbenzoat; kloroform;
dietilftalat; etanol 95%;
eter; lemak padat; gliserin;
dan propilenglikol. Sedikit larut dalam minyak mineral; dalam air (1:60)
pH stabilitas :
aktifitas terbesar pada pH <5, dan tidak aktif pada pH >8
inkompatibiltas: bahan oksidator, protein seperti
serum, polisorbat
Kalium benzoate (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
hal 493)
Pemerian: serbuk atau granul sedikit higroskopis,
putih, tidak berbau atau sedikit berbau.
Kelarutan: dalam etanol 95% (1: 75), dalam etanol
90% (1:50), air (1: 2,36)
pH stabilitas : pH 4,5 atau dibawahnya
inkompatibiltas : asam kuat dan bahan pengoksidasi kuat
Kalium metabisulfit (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
hal 504-505)
Pemerian: serbuk atau granul, putih atau
kristaknya tidak berwarna, biasanya dengan bau sulfurdioksida
Kelarutan : larut 1 bagian dalam 2,2 air, praktis tidak larut dalam etanol 95%
pH stabilitas : 3,5-4,5
inkompatibiltas : asam kuat, air, dan beberapa logam umumnya,
Kalium sorbat, (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
hal 506-507)
Pemerian: serbuk putih dengan bau khas
Kelarutan: mudah larut dalam air (1:1,72);
dalam ethanol 5% (1:1,7); dalam propilenglikol
(1:1,8). Agak Sukar Larut dalam kloroform; dalam minyak jagung. Sukar larut
dalam aseton (1:1000). Praktis tidak larut dalam benzene.
pH stabilitas : diatas pH 6
inkompatibiltas : surfaktan non ionik dan plastik
Asam Propionat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
hal 514-515)
Pemerian: cairan berminyak, korosif, bau
tajam yang tidak enak, mudah
terbakar
Kelarutan : bercampur dengan air, etanol, kloroform,
dan eter
pH stabilitas : pH 3,9
inkompatibiltas : alkali, ammonia, amin, dan halogen,
penambahan CaCl2 dan garam lain
Propil galat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003,
hal 516-518)
Pemerian: serbuk putih, tidak berbau atau hamper
tidak berbau, rasa pahit astringen
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95% (1:3);
dalam eter (1:3); dalam minyak jarak (1:4,5). Agak sukar larut dalam minyak
almond. Sukar larut dalam minyak mineral (1:200). Sangat sukar larut dalam air
(1:1000); dalam minyak kacang (1:2000)
pH stabilitas : pH 5,9
inkompatibiltas:
logam seperti natrium, kalium, dan besi, perubahan warna pada kompleks, agen
sequester, asam sitrat dan bahan oksidator
Propilenglikol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
521-523)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, larutan
kental, praktis tidak berbau dengan
rasa manis, rasa sedikit tajam menyerupai gliserin.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air; tidak bercampur dengan minyak mineral
dan lemak jenuh, tapi dapat larut dalam beberapa minyak essensial.
pH stabilitas : -
inkompatibiltas : bahan pengoksidasi seperti kalium
permanganat
Propil paraben (Nipasol)
(Handbook of
Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 526-527)
Pemerian: serbuk putih, hablur, tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa.
Kelarutan: Mudah larut dalam aseton; dalam
eter; dalam ethanol (1:1,1). Sukar larut dalam propilenglikol (1:110); dalam
gliserin (1:250). Sangat sukar larut dalam air (1: 2500); dalam minyak mineral (1:3330)
pH stabilitas : pH 4-8
inkompatibiltas: surfaktan nonionik (miselisasi), plastik,
magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, besi oksida kuning, basa
lemah, asam kuat
Natrium Asetat
Pemerian: serbuk hablur bergranul, tidak berwarna,
kristal transparan, sedikit bau asam asetat
Kelarutan: dalam air (1:0,8), dalam etanol 95% (1:
20)
pH stabilitas : 7,5-9,0
inkompatibiltas : asam dan basa, flourin, kalium nitrat,
diketen
Natrium benzoate (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
549-551)
Pemerian: granul putih atau hablur, sedikit
higroskopis, tidak berbau, rasa manis dan asin yang tidak menyenangkan.
Kelarutan: Mudah larut dalam air (1:1,8); dalam air (1:1,4) pada
suhu 1000C. Mudah larut dalam ethahol 90% (1:50); dalam etanol
95% (1:75)
pH stabilitas : pH=8dan tidak aktif pada kira-kira pH=5
inkompatibiltas : bahan kuartener, gelatin, garam besi,
garam kalsium, garam logam berat, termasuk timah, timbale, dan raksa. Kaolin,
surfaktan non ionik
Natrium borat
Pemerian: serbuk hablur putih, krstal keras, tidak
berbau, dan berfluresen
Kelarutan: dalam gliserin (1:1), air mndidih (1:1),
air (1:16), praktis tidak larut dalam etanol 95%, 99,5% dan dietil eter
pH stabilitas : pH 9-9,6
inkompatibiltas : asam, logam, garam alkaloid
Natrium laktat
Pemerian: cairan sirup jernih, tidak berwarna,
tidak beu, atau sedikit berbau dengan rasa asin, higroskopis.
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95% dan air
pH stabilitas : pH 7
inkompatibiltas : bahan oksidator, iodide, albumin, asam
hidroflourida, dan asam nitrat
Natrium metabisulfit (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
571-573)
Pemerian: serbuk hablur putih atau krem, tidak berwarna, berbentuk kristal prisma, bau sulfur dioksida, rasa asam dan
asin. Natrium metabisulfit mempunyai 7 molekul air Kristal.
Kelarutan : Mudah larut dalam gliserin; dalam air (1: 1,9);
dalam air 100oC (1: 1,2).
Agak sukar larut dalam ethanol 95%
pH stabilitas : 3,5 - 5
inkompatibiltas : obat simpatomimetik, turunan -orto atau
–para hidroksibenzil alkohol (adrenalin dan turunannya) kloramfenikol,
cisplatin, fenil merkuri asetat, tutup karet vial.
Natrium propionat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
579-580)
Pemerian: kristal transparan tidak berwarna, atau
granul, hablur, tidak berbau atau sedikit bau khas, meleleh pada udara lembab,
rasa seperti keju
Kelarutan: Mudah larut dalam air (1:1); dalam air mendidih
(1:0,65). Llarut dalam etanol
95% (1:24). Praktis tidak
larut dalam klorofom dan eter
pH stabilitas: pH 78-9,2
inkompatibiltas : sama dengan asam lemah organic lain.
Natrium sulfite
Pemerian: serbuk putih tidak berbau atu prisma
heksagonal, di perdagangan serbuk berwarna merah muda
Kelarutan : larut dalam air (1:3,2), larut dalam
gliserin praktis tidak larut dalam etanol 95%
pH stabilitas : pH 9
inkompatibiltas : asam, bahan oksidator, protein, vitamin
B1
Asam sorbat (Handbook
of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 588-589)
Pemerian: serbuk hablur tidak berasa, putih sampai
kekuningan dengan bau khas
Kelarutan: Mudah larut dalam metanol (1:8); etanol
(1:8); dalam etanol 95%
(1:10), Larut dalam aseton
(1:11); dalam kloroform (1:15); dalam propilenglikol (1:19); dalam eter (1:30).
Sukar larut dalam gliserin (1:320)
pH stabilitas : pH optimum 4,5 dan tidak aktif pada pH
diatas 6
inkompatibiltas : basa, bahan oksidator, bahan pereduksi,
surfaktan non ionic, plastic, asam amino yang mengandung sulfur, wadah polimer
Timerosal (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
648-650)
Pemerian: Serbuk hablur, warna krem muda, dengan
bau khas lemah
Kelarutan: larut dalam etanol 95% (1:8);
dalam air (1:1). Praktis tidak larut dalam benzene dan eter.
pH stabilitas: pH 6,0-8,0
inkompatibiltas : aluminium dan logam lain, asam dan basa
kuat, NaCl, esitin, senyawa fenil merkuri, ammonium kuarterner, tioglikolat,
protein, natrium metabisulfit, natrium edetat, wadah plastic dan tutup karet,
siklodekstrin
Xylitol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal.
694-697)
Pemerian : granul padat hablur, putih, partikel
dimensional, dengan rata-rata diameter 0,4-0,6 mm, tidak berbau, rasa manis
yang diikuti dingin, diperdagangan bentuk serbuk dan granul dapat dicetak
Kelarutan : Mudah larut dalam air (1:1,6). Larut dalam
pyridine; dalam propilenglikol (1:15); dalam metanol (1:16,7).
Agak sukar larut dalam gliserin; dalam minyak kacang; dalam propandiol (1:500);
dalam etanol (1:80)
pH stabilitas: pH 5-7
Inkompatibilitas : bahan pengoksidator
Tidak ada komentar:
Posting Komentar