Google ads

Jumat, 05 Februari 2016

Daftar Pengawet



ALKOHOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 18)
Pemerian:. Alkohol adalah larutan jernih, tidak berwarna, larutan yang mudah mengalir dan menguap; dengan sedikit bau yang khas dan menimbulkan rasa terbakar pada lidah. yang dimaksud dengan alkohol adalah baik etanol 95% v/v maupun 96% v/v
Kelarutan: Dapat bercampur dengan kloroform, eter, gliserin, dan air (dengan kenaikan suhu dan kontraksi volume)
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Larutan etanol dapat disterilisasi menggunakan autoklaf atau dengan filtrasi dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat pada tempat yang sejuk.
Inkompatibilitas: Dalam suasana asam etanol dapat bereaksi segera dengan bahan oksidator. Apabila tercampur dengan alkali dapat menyebabkan warna menjadi gelap yang disebabkan oleh reaksi dengan sejumlah residu dari gugus aldehid. Garam-garam organik atau akasia dapat mengalami presipitasi atau terdispersi di dalam larutan alkohol. Larutan alkohol juga tidak kompatibel dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat.
Kegunaan: Sebagai pengawet antimikroba pada kadar ≥ 10% v/v.
Aktivitas antimikroba : alkohol bersifat bakterisid dalam larutan pada konsentrasi antara 60% - 95%v/v; Konsentrasi optimal yang dibolehkan umumnya pada konsentrasi 70%. Aktivitas antimikroba dapat meningkat dengan adanya asam edetat atau garam edetat. Alkohol menjadi inaktif dengan adanya surfaktan nonionik dan menjadi tidak efektif melawan spora bakteri.

BENZYL ALKOHOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 53-55)
Pemerian: Larutan jernih, tidak berwarna; agak berminyak; memiliki bau aromatik yang tajam; dan memberikan rasa terbakar pada lidah.
Kelarutan: Larut baik dalam alkohol dan dalam volatile oil. Larut dalam air dengan perbandingan (1:25) pada suhu 250C dan (1:14) pada suhu 900C.
pH Optimum Aktivitas: < 5, memperlihatkan aktivitas yang  kecil pada pH lebih dari 8
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Benzyl alkohol teroksidasi perlahan di udara menjadi benzaldehid dan asam bernzoat; namun senyawa ini tidak bereaksi dengan air. Bentuk larutannya dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf atau filtrasi; namun sebagian kecil dapat bereaksi membentuk benzaldehid selama proses autoklaf. Benzyl alkohol dapat disimpan dalam wadah metal atau gelas. Wadah dari bahan plastik sebaiknya tidak digunakan. Benzyl alkohol harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat, terlindungi dari cahaya, serta disimpan pada tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas: Benzyl alkohol inkompatibel dengan beberapa bahan pengoksidasi dan asam kuat. Senyawa ini juga dapat meningkatkan kecepatan oksidasi dari lemak. Meskipun aktivitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan non-ionik, seperti polisorbat 80, namun penguranngannya lebih kecil dibandingkan dengan jika senyawa ini dicampurkan  dengan ester hidroksibenzoat atau quartinary amonium compounds. Benzyl alkohol juga inkompatibel dengan metilselulosa.
Aktivitas Antimikroba : Benzil alkohol bersifat bakteriostatik dan digunakan sebagai pengawet antimikroba menghambat bakteri gram positif, jamur, cendawan dan ragi, meskipun semua itu hanya mempunyai sifat bakterisid.
           
BENZALKONIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 45-47)
Pemerian: Benzalkonium chloride dapat berupa serbuk amorph berwarna putih atau putih kekuningan, gel viskos, atau menyerupai lempengan gelatin. Senyawa ini bersifat higroskopis, licin menyerupai sabun, memiliki aroma yang lembut dan rasa yang amat pahit.
Kelarutan: sukar larut dalam eter, mudah larut dalam eseton, etanol 95%, methanol, propanol dan air.
pH Optimum Aktivitas: 4-10
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Benzalkonium chloride adalah senyawa yang higroskopis dan dapat dipengaruhi oleh cahaya, udara, logam. Bentuk larutanya stabil dalam rentang pH dan temperatur yang luas serta dapat disterilisasi dengan autoklaf tanpa kehilangan kemampuannya sebagai pengawet. Larutan ini sebaiknya disimpan disuhu kamar untuk jangka waktu yang lama. Larutan encer disimpan dalam wadah polivinil klorid atau sabun polyurethane yang dapat mencegah kehilangan aktivitas antimikroba Penyimpanan pada wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya maupun kontak dengan metal, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa ini inkompatibel dengan alumunium, surfaktan anionik, kapas sitrat, fluorescein, hidrogen peroksida, hypromellose, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik pada konsentrasi tinggi, permanganat, protein, salisilat, perak, garam, sabun, sulfonamida, tartrat, zinc oxide, zinc sulfat. Benzalkonium chloride menunjukkan dapat diabsorpsi oleh beberapa jenis membran filter, terutama yang bersifat hidrofobik dan anionik.
Aktivitas antimikroba : Larutan benzalkonium klorida aktif dalam menghambat bakteri dengan rentang yang lebar, ragi dan cendawan. Aktivitasnya lebih difokuskan untuk menghambat bakteri gram positif dibandingkan bakteri gram negatif dan menghambat minimal pada bakteri endospora dan bakteri yang cepat asam. Aktivitas antimikroba dari benzalkonium klorid adalah sangat penting bergantung adanya komposisi basa dari campuran sejenis. Aktivitas antimikroba dapat juga ditingkatkan oleh penambahan fenilmerkuri asetat, fenilmerkuri borat, klorhexidin, cetrimid atau m-kresol

BENZETHONIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 48-49)
Pemerian: Kristal putih dengan bau lemah dan rasa yang amat pahit.
Kelarutan: Larut 1:1 dalam aseton, kloroform, etanol 95% dan air. Larut dalam eter 1:6000  baik dalam etanol (95%) dan air.
pH Optimum Aktivitas: 4-10
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Benzethonium chloride merupakan senyawa yang stabil. Bentuk larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf. Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindungi dari cahaya, dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Benzethonium chloride inkompatibel dengan sabun dan surfaktan anionik lainnya, juga pada konsentrasi yang lebih besar dari 2% v/v dapat mengalami presipitasi dengan penambahan asam mineral dan sejumlah larutan garam.
Aktivitas antimikroba : dapat ditingkatkan oleh etanol dan dapat diturunkan oleh sabun dan surfaktan anionik lainnya.

BENZOIC ACID (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 50-52)
Pemerian: Berbentuk serbuk atau kristal tidak berwarna atau putih menyerupai warna bulu. Hampir tidak berasa dan berbau, namun memiliki sedikit karakteristik bau menyerupai benzoin.
Kelarutan: Larut dalam aseton(1:2,3); benzene(1:9,4); kloroform (1:4,5); eter (1:3); toluene (1:11); methanol (1:1,8); etanol (1:2.2);, serta larut dalam air dengan perbandingan (1:300) padatemperatur 250C.
pH Optimum Aktivitas: < 4,5
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Bentuk larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. Sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Bereaksi dengan senyawa alkali dan logam berat. Efektivitas pengawet dapat berkurang akibat interaksi dengan kaolin.
Kegunaan: Apabila digunakan sebagai pengawet dalam injeksi im dan iv digunakan konsentrasi 0.17%.

BORIC ACID (Handbook of Pharmaceutical Excipient ed.3, hal 74)
Pemerian: Asam borit bersifat higroskopis, serta berbentuk serbuk kristal putih, lempengan transparan dan tidak berwarna, atau kristal putih.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan etanol dan air.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Asam borit bersifat higroskopis sehingga harus disimpan di dalam wadah yang kedap kedap udara dan tersegel baik.
Inkompatibilitas: Asam borit inkompatibel dengan air, basa kuat, dan metal alkali. Senyawa ini bereaksi keras dengan kalium dan asam anhidrida. Senyawa ini juga membentuk kompleks dengan gliserin yang bersifat lebih asam dibandingkan asam borit.
Kegunaan: Sebagai pengawet dalam tetes mata.

BRONOPOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 58-60)
Pemerian: Serbuk kristal putih atau agak putih; hampir tidak berbau atau berbau lemah.
Kelarutan: Larut dalam etanol (1:2); propilenglikol (1:2); propandiol (1:4); air (1:4); gliserol (1:100); isopropilmiristat (1:200)
pH Optimum Aktivitas: 5-8
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Bronopol cukup stabil disimpan pada suhu kamar dalam bentuk padatannya sampai 2 tahun. Bentuk larutannya apabila terpapar cahaya akan berubah warna menjadi agak kekuningan sampai coklat terutama dalam suasana basa, namun perubahan warna ini tidak berkaitan langsung dengan aktivitas antimikrobanya. Bronopol sebaiknya disimpan didalam wadah non-alumunium yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa sulfidril dapat menyebabkan penurunan aktivitas yang signifikan dari bronopol, dan sistein hidroklorida dapat digunakan sebagai zat penginaktivasi pada juji efektivitas anti pengawet. Begitu pula untuk lesitin dan polisorbat 80 bukan merupakan kombinasi yang baik. Bronopol inkompatibel dengan natrium tiosulfat, natrium metabisulfit, amin oksida dan alumunium.
Aktivitas antimikroba : Bronopol aktif menghambat kedua bakteri gram positif dan bakteri gram negative termasuk Pseudomonas aeruginosa.

BUTYLATED HYDROXYANISOLE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 61-62)
Pemerian: Serbuk kristal sedikit putih sampai putih atau wax putih kekuningan dengan aroma lemah.
Kelarutan: Tidak larut dalam air, larut dalam metanol, mudah larut dalam etanol encer ≥ 50%; prolpilenglikol; kloroform; eter; heksan; minyak biji kapas; minyak kacang; minyak kedelai; gliseril monooleate dan lemak babi; dan larutan alkali hidroksida
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Paparan oleh cahaya dapat menyebabkan hilangnya warna dan aktivitas. Senyawa ini sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Dapat bereaksi dengan fenol. Senyawa ini inkompatibel dengan oksidator dan garam besi. Sesepora logam ditambah dengan pemaparan cahaya menyebabkan hilangnya warna dan aktivitas.
Penggunaan: Antioksidan yang juga memiliki aktivitas antimikroba.
Aktivitas antimikroba : aktivitasnya menyerupai ester p-hidroksibenzoat (paraben). Aktivitas paling besar dalam menghambat jamur, dan bakteri gram positif, aktivitasnya kecil dalam menghambat bakteri negatif

BUTYL PARABEN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 65-67)
Pemerian: Kristal tidak berwarna atau kristalin putih, hampir tidak berbau, dan hampir tidak berasa.
Kelarutan: mudah larut dalam aseton dan eter, larut dalam etanol 95%(1:1); methanol (1:0,5); propilenglikol(1:1); minyak kacang (1:20), sangat sukar larut dalam air dan gliserin
pH Optimum Aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Bentuk larutannya pada pH 3-6dapat disterilisasi dengan autoklaf tanpa terdekomposisi. Pada pH 3-6, larutan encer (kurang dari 10% terdekomposisi) stabil sampai 4 tahun pada suhu kamar, saat pH larutan 8 atau lebih cepat terhidrolisis (10% atau lebih setelah 60 hari bila disimpan pada suhu kamar)Butil paraben sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Efek antimikroba dari senyawa ini berkurang apabila terdapat surfaktan nonionik sebagai akibat dari pembentukan misel. Butil paraben menjadi tidak berwarna dengan kehadiran besi serta dapat terhidrolisis oleh basa lemah atau asam kuat.
Aktivitas antimikroba : Efek pengawet berkurang dengan peningkatan pH, berubah bentuk menjadi anion fenolat. Paraben lebih aktif menghambat bakteri positif daripada bakteri gram negative. Butilparaben lebih aktif dibandingkan dengan metalparaben. Aktivitas dapat ditingkatkan bila dikombinasi dengan paraben karena terjadi efek sinergi.

CETRIMEDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 127-129)
Pemerian: Serbuk yang mudah mengalir dengan warna putih-krim, dengan bau khas yang lemah, serta rasa pahit seperti sabun.
Kelarutan: Mudah larut dalam kloroform; etanol (95%) dan air. Praktis tidak larut dalam eter.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Cetrimide stabil secara kimia baik dalam bentuk kering maupun larutan pada berbagai kondisi temperatur. Bentuk larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf. Air yang mengandung ion logam dan senyawa organik dapat mengurangi efek antimikroba cetrimide. Senyawa ini sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Senyawa ini inkompatibel dengan sabun, surfaktan anionik, serta surfaktan nonionik pada konsentrasi tinggi, bentonit, iodin, fenilmerkuri nitrat, alkali hidroksida, dan asam dyes. Bentuk larutannya dapat bereaksi dengan logam.
Penggunaan: Sebagai pengawet dalam tetes mata dengan konsentrasi 0.005% w/v.
Aktivitas antimikroba: Ctrimede mempunyai aktivitas bakterisid yang baik dalam menghambat spesies gram negative tapi sedikit menghambat spesies gram negative. Cetrimede lebih efektif  pada pH netral atau sedikit alkali, aktivitasyang besar dapat berkurang dalam suasana asam dan adanya zat organik. Aktivitas cetrimede meningkat dengan adanya alkohol. Cetrimede mempunyai aktivitas anti jamur bervariasi, efektif menghambat virus dan menghambat spora bakteri yang inaktif.


CETYLPYRIDINIUM CHLORIDE (Handbook of Pharmaceutical Excipient ed.3, hal. 157)
Pemerian: Serbuk putih dengan bau yang khas dan berasa seperti sabun ketika disentuh.
Kelarutan: Larut dalam air dan etanol.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Senyawa ini sebaiknya disimpan pada kondisi normal dalam wadah yang tertutup rapat.
Inkompatibilitas: Cetylpyridinium chloride inkompatibel dengan zat oksidator dan basa. Senyawa ini juga tidak kompatibel dengan metilselulosa. Suspensi magnesium stearat dalam cetylpyridinium chloride mengurangi efek antimikroba. Hal ini berkaitan dengan absorpsi cetylpyridinium chloride oleh magnesium stearat. Ion cetylpyridinium chloride juga berinteraksi dengan gelatin, menyebabkan turunnya bioavaibilitas.

CHLOROBUTANOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal.141-143)
Pemerian: Kristal putih atau tidak berwarna, mudah menguap, dengan aroma menyerupai kamper.
Kelarutan: Mudah larut dalam kloroform; eter; methanol; minyak menguap. Larut dalam etanol (95%) larut dengan perbandingan (1:1), dalam gliserin larut dengan perbandingan (1:10), dalam air sukar larut dengan perbandingan (1:125).
pH Optimum Aktivitas: < 5.5
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Chlorobutanol mudah menguap dan menyublim. Dalam bentuk larutannya senyawa ini terdegradasi dengan adanya katalis ion hidroksida. Stabil pada pH 3, namun mengalami penurunan stabilitas seiring dengan meningkatnya pH. Waktu paruh bentuk larutan pada pH 7.5 yang disimpan pada suhu 250C adalah 3 bulan. Kehilangan chlorobutanol pH 5 yang disterilisasi menggunakan autoklaf mencapai 30%. Senyawa ini sebaiknya disimpan pada wadah yang tertutup rapat pada temperatur 8-150C.
Inkompatibilias: Karena chlorobutanol mudah diserap, maka inkompatibilitas dengan vial plastik, penutup karet, bentonit, magnesium trisilikat, dan polihidroksietilmetakrilat, yang sering digunakan pada lensa kontak. Diperkirakan juga karboksimetilselulosa dan polisorbat 80 dapat mengurangi efektivitas antimikrobanya karena adanya penyerapan dan pembentukan kompleks.
Aktivitas antimikroba : chlorbutanol mempunyai kemampuan sebagai antibakteri dan antijamur. Efektif menghambat bakteri gram positif dan negative dan beberapa jamur. Aktivitas bakteriostatik lebihbaik daripada bakterisid, aktivitas menurun oleh peningkatan suhu dan inkompatibel antara  klorbutanol dan eksipien lain atau kemasan.

CHLOROCRESOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal. 144-146)
Pemerian: Kristal dimorph atau serbuk kristalin tidak berwarna atau hampir tidak berwarna dengan aroma fenolik yang khas.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam etanol (1:0.4), Larut dalam aseton; larutan alkali hidroksida; kloroform; eter; lemak padat; gliserin; terpen. Sukar larut dalam air (1:260) pada suhu kamar, agak sukar larut dalam air (1:50) pada suhu 1000C. Kelarutan dalam air dapat menurun apabila terdapat komponen-komponen elektrolit berikut: NaCl, KCl, dan Kalium Sulfonat.
pH Optimum Aktivitas: > 9
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Chlorcresol stabil dalam suhu kamar namun akan menguap apabila terdapat uap panas. Bentuk larutannya dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Dengan pemaparan oleh udara dan cahaya, bentuk larutannya akan berubah warna menjadi kuning. Bentuk larutannya dalam minyak atau gliserin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada suhu 1600C selama 1 jam. Senyawa ini sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, serta disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Chlorocresol akan terdisposisi dengan adanya alkali kuat, atau pemanasan yang relatif tinggi. Chlorocresol juga inkompatibel dengan oksidator kuat, tembaga, dan dengan CaCl, kodein fosfat, diamorfin HCl, papaverum, dan kuinin HCl. Juga akan menyebabkan terjadinya perubahan warna apabila terdapat garam besi. Pada konsentrasi 0.1% chlorocresol akan tidak aktif dengan kehadiran surfaktan nonionik seperti polisorbat 80.
Kegunaan: Dapat digunakan sebagai pengawet pada sediaan optalmik dengan konsentrasi 0.05% 
Aktivitas antimikroba : Klorkresol mempunyai aktivitas bakterisid dalam menghambat kedua organisme gram positif dan organisme gram negative, spoora, jamur dan ragi. Klorkresol lebih aktif  dalam larutan asam. Dengan peningkatan pH efektivitas antimikrobanya dapat berkurang. Aktivitas antimikroba dapat juga berkurang karena hilangnya klorkresol dari formulasi seharusnya, menjadi inkompatibel dengan bahan  kemasan atau eksipien lain, seperti surfaktan nonionik.

CHLOROXYLENOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal.153-154)
Pemerian: Kristal atau serbuk kristalin putih-krim dengan aroma fenolik yang khas, mudah menguap dalam panas.
Kelarutan: mudah larut dalam etanol (95%), larut dalam eter, terpen, dan lemak padat. Sangat sukar larut dalam air. Dilarutkan dalam larutan alkali hidroksida.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Chloroxylenol stabil apabila disimpan pada suhu kamar, namun akan menguap apabila ada uap panas. Kontak dengan karet alami harus dihindari. Chlorocylenol sebaiknya disimpan dalam wadah polietilen, mild steel atau stainless steel, dan harus ditutup rapat serat ditempatkan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Chloroxylenol pernah dilaporkan inkompatibel dengan surfaktan nonionik dan metilselulosa.
Aktivitas antimikroba : Chloroxylenol efektif menghambat bakteri gram positif tapi kurang aktif menghambat bakteri gram negative. . Aktivitas Chloroxylenol dalam menghambat bakteri gram negative dapat ditingkatkan dengan adanya agen pengkhelat seperti asam edetat. Chloroxylenol tidak aktif menghambat spora bakteri. Aktivitas antimikroba dapat berkurang oleh hilangnya Chloroxylenol dari formulasi seharusnya, menjadi inkompatibel dengan bahan kemasan atau eksipien lain seperti surfaktan nonionik. pH larutan tidak mempengaruhi aktivitas dari Chloroxylenol  

CRESOL (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal.178-180)
Pemerian: Cairan tidak berwarna atau cairan kekuningan atau cairan kuning kecoklatan yang pucat atau cairan merah muda, dengan aroma yang menyerupai fenol atau tar. Memiliki rasa yang tajam atau menggigit.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan benzene dan gliserin. Mudah larut dalam kloroform; etanol 95%; eter; padatan alkali hidroksida; minyak padat dan minyak menguap, agak sukar larut dalam air (1:50)
pH Aktivitas: < 9, aktivitas optimal diperoleh dalam kondisi asam.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Bentuk larutan dan serbuk keringnya akan mengalami pengeruhan warna seiring dengan waktu penyimpanan dan pemaparan oleh udara dan cahaya. Cresol sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Sebaiknya diletakkan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Cresol dilaporkan inkompatibel dengan chlorpromazine. Aktivitas antimikrobanya berkuran apabila terdapat surfaktan nonionik.
Penggunaan: Sebagai pengawet dalam sediaan injeksi intramuscular, intradermal, dan subkutan pada konsentrasi 0.15-0.3%.      
Aktivitas antimikroba : kresol seperti fenol tapi mempunyai aktivitas antimikroba lebih kecil. Kresol cukup aktif  menghambat bakteri gram positif, kurang aktif menghambat bakteri gram  negatif, ragi dan jamur.

ETHYLPARABEN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 244-246)
Pemerian: Serbuk kristalin putih, berbau lemah atau hampir tidak berbau.
Kelarutan:
Sangat mudah larut dalam eter,
mudah larut dalam etanol 95% (1:2); methanol (1:0,9); dalam eter (1:3,5); dalam propilenglikol (1:4). Sukar larut dalam air (1:120) pada suhu 800C dan (1:950) pada suhu 200C; dalam minyak kacang (1:100); dalam gliserin (1:200).
Sangat sukar larut dalam air (1:1250) pada suhu 150C; dalam minyak mineral (1:4000)
pH Optimum Aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Bentuk larutan dari ethylparaben dengan pH 3-6 dapat disterilisasi dengan autoklaf tanpa terdekomposisi. Pada pH 3-6 bentuk larutannya stabil untuk disimpan pada suhu kamar sampai dengan 4 tahun. Namun pada pH ≥ 8 secara cepat terhidrolisis lebih dari 10% setelah 60 hari disimpan pada suhu kamar.
Inkompatibilitas: Efektivitas antimikrobanya akan menurun jika terdapat surfaktan nonionik, sebagai akibat dari proses miselisasi. Ethylparaben akan mengalami kehilangan warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh basa lemah atau asam kuat.
Aktivitas antimikroba : Efek bahan pengawet menurun dengan peningkatan pH sampai perubahan bentuk menjadi  anion fenolat. Paraben  lebih aktif menghambat ragi dan jamur daripada menghambat bakteri. Paraben juga lebih aktif menghambat bakteri gram postif dan bakteri gram negatif. Aktivitas  dari paraben meningkat dengan peningkatan rantai panjang dari alkil moiety, tapi kelarutan menurun. Aktivitas  menjadi meningkat bila digunakan paraben kombinasi yang memberikan efek sinergi. 
 
GLYSERIN (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 257-259)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, agak kental dan higroskopis; memiliki rasa manis, kurang lebih 0.6 kali rasa manis dari sukrosa.
Kelarutan: Larut dalam etanol 95%, methanol, etil asetat dan air. Sukar larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam benzene; kloroform dan minyak.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak teroksidasi oleh udara pada kondisi penyimpanan normal, namun dapat terdekomposisi oleh adanya pemanasan. Campuran gliserin, air, dan etanol (95%) adalah stabil secara kimia. Gliserin dapat dikristalisasi apabila disimpan pada temperatur rendah dan kristalnya tidak akan meleleh apabila tidak dipanaskan sampai 200C. Gliserin harus disimpan pada wadah yang kedap udara, serta ditempatkan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Gliserin dapat meledak dengan kehadiran zat oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, dan kalium permanganat. Dalam bentuk larutannya proses oksidasi berlangsung lebih lambat dan terbentuk sejumlah produk hasil oksidasi. Perubahan menjadi warna hitam apabila terjadi kontak dengan zinc oxide atau basa bismut nitrat. Kontaminan besi bertanggung jawab atas terbentuknya warna yang lebih gelap pada campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin. Gliserin dapat membentuk kompleks dengan asam borat yaitu asam gliseborat, yang lebih kuat dari asam borat.
Penggunaan: Konsentrasi sebagai pengawet antimikroba adalah < 20%.

HEXETIDINE (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 276-277)
Pemerian: Cairan agak berminyak tidak berwarna sampai berwarna kuning muda dengan aroma amin yang khas.
Kelarutan: Larut baik dalam aseton; benzene; kloroform; diklorometan; etanol (95%); n-heksan; methanol; asam mineral; petroleum eter dan propilenglikol. Sangat sukar larut dalam air.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Hexetidine stabil dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat, ditempat yang kering dan sejuk. Alat-alat dari tembaga atau campuran tembaga-seng sebaiknya tidak digunakan untuk menangani dan menyimpan hexetidine.
Inkompatibilitas: Hexetidine inkompatibel dengan zat oksidator kuat. Dengan asam mineral dan asam organik akan membentuk garam; asam kuat akan menyebabkan pembukaan cincin hexahidropirimidin, melepaskan formaldehid.
Aktivitas Antimikroba : Hexetidin adalah agen antimikroba nonantibiotik dimana mempunyai aktivitas antimikroba spectrum luas dalam menghambat bakteri gram positif dan negative dan cendawan seperti Candida albicans.

IMIDUREA (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 306-308)
Pemerian: Serbuk putih yang mudah mengalir dan tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air dan gliserol, namun tidak larut dalam beberapa pelarut organik.
pH Optimum Aktivitas: 3-9 (meskipun efek bahan pengawet lebih baik dalam larutan sedikit asam)
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan: Imidurea adalah senyawa higroskopis dan harus disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
Inkompatibilitas: Imidurea kompatibel dengan pengawet lainnya termasuk asam sorbat dan senyawa ammonium kuartener. Senyawa ini juga kompatibel dengan berbagai bahan tambahan dalam sediaan farmasi lainnya seperti: surfaktan nonionik dan lesitin.
Penggunaan: Sebagai pengawet pada sediaan topikal dan kosmetik pada konsentrasi 0.03-0.5%, serta bersinergi dengan pengawet dari golongan paraben.
Aktivitas antimikroba : Bahan pengawet yang terutama sebagai antibakteri, imidurea juga mempunyai kemampuan antifungi yang selektif.


Metil Paraben (Nipagin)  (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 306-308)
Pemerian: kristal tidak berwarna, atau serbuk kristal putih, tidak berbau dan rasa seperti terbakar
Kelarutan: Mudah Larut dalam etanol 95% (1:3); dalam propilenglikol (1:5); dalam eter (1: 10).
Larut dalam air (1:50) pada suhu 500C; dalam air (1:30) pada suhu 800C.
Agak sukar larut dalam gliserin (1:60), dalam air (1:400)
pH aktivitas: 4-8
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : larutan metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa penguraian. Pada pH 3-6 bentuk larutannya stabil untuk disimpan pada suhu kamar sampai dengan 4 tahun. Namun pada pH 8 atau lebih, secara cepat terhidrolisis lebih dari 10% setelah 60 hari disimpan pada suhu kamar.
inkompatibilitas: surfaktan non ionik, bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, natrium alginate, minyak atsiri, atropine, bereaksi dengan gula dan gula alkohol.
Aktivitas antimikroba : Efek bahan pengawet berkurang dengan peningkatan pH, perubahan bentuk anion fenolat. Paraben lebih aktif menghambat ragi dan jamur dari pada menghambat bakteri.  Paraben juga lebih aktif menghambat bakteri gram positif daripada bakteri gram negatif.

Monothioglycerol (Tiogliserin)
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 406-407)
Pemerian: cairan higroskopis, kental, tdak berwarna atau sedikit kuning, dengan sedikit bau sulfida
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95%; mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter.
pH stabilitas: 3,5-7,0
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Monotiogliserol tidak stabil dalam larutan alkali. Monotiogliserol dapat disimpan dalam wadah tertutup baik dan dan disimpan pada tempat yang kering dan sejuk.
inkompatibiltas: dapat bereaksi dengan bahan oksidator

Phenol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal 426-428)
Pemerian: serbuk atau Kristal jarum berwarna merah muda, tajam, berbau khas
Kelarutan: sangat mudah larut dalam karbonsulfida; kloroform; etanol 95%; eter; lemak jenuh; gliserin, minyak menguap. Larut dalam air (1:15). Agak sukar larut dalam minyak mineral (1:70)
pKa = 10
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Bila terpapar oleh udara dan cahaya, fenol berubah warna menjadi merah atau coklat, perubahan warna dipengaruhi oleh adanya sesepora logam. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu tidak lebih dari 150C
inkompatibiltas: KOH, NaOH, larutan iodine, garam besi, albumin, gelatin, camphor, mentol, parasetamol, fenasetin, kloral hidrat, fenazon, etil amino benzoate, metenamin, fenil salisilat, resorsinol, terpin hidrat, natrium fosfat, oleum cacao.
Aktivitas antimikroba : Fenol menunjukkan aktivitas antimikroba pada rentang yang lebar dari mikroorganisme seperti bakteri gram positif dan negatif, mikobakterium, dan beberapa fungi, dan virus, fenol juga efektif sangat lambat emnghambat spora. Fenol memperlihatkan aktivitas yang lebih besar dalam larutan asam; peningkatan suhu juga meningkatkan aktivitas antimikroba. Fenol menjadi tidak aktif oleh adanya senyawa organic.

Phenoxyethanol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, Hal429-430)
Pemerian: cairan tidak berwarna, sedikit kental , bau tidak enak, rasa terbakar
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95%; aseton; gliserin. Larut dalam isopropilmiristat (1:26). Agak Sukar Larut dalam air (1:43); dalam minyak zaitun (1:50); dalam minyak kacang (1:50); dalam minyak mineral (1:143)
pH stabilitas: rentang pH lebar
inkompatibiltas : surfaktan non ionic, turunan selulosa (HPMC, Na CMC)

Fenil Etil Alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 200, hal. 431-432)
Pemerian: larutan jernih, tidak berwarna, bau minyak mawar, menyebabkan rasa terbakar yang mengiritasi, menganestesi membrane mukosa
Kelarutan : sangat mudah larut dalam benzilbenzoat; kloroform; dietilftalat; etanol 95%; eter; lemak padat; gliserin; dan propilenglikol. Sedikit larut dalam minyak mineral; dalam air (1:60)
pH stabilitas   : aktifitas terbesar pada pH <5, dan tidak aktif pada pH >8
inkompatibiltas: bahan oksidator, protein seperti serum, polisorbat

Kalium benzoate (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, hal 493)
Pemerian: serbuk atau granul sedikit higroskopis, putih, tidak berbau atau sedikit berbau.
Kelarutan: dalam etanol 95% (1: 75), dalam etanol 90% (1:50), air (1: 2,36)
pH stabilitas : pH 4,5 atau dibawahnya
inkompatibiltas : asam kuat dan bahan pengoksidasi kuat

Kalium metabisulfit (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, hal 504-505)
Pemerian: serbuk atau granul, putih atau kristaknya tidak berwarna, biasanya dengan bau sulfurdioksida
Kelarutan  : larut 1 bagian dalam 2,2 air, praktis tidak larut dalam etanol 95%
pH stabilitas : 3,5-4,5
inkompatibiltas : asam kuat, air, dan beberapa logam umumnya,

Kalium sorbat, (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, hal 506-507)
Pemerian: serbuk putih dengan bau khas
Kelarutan: mudah larut dalam air (1:1,72); dalam ethanol 5% (1:1,7); dalam propilenglikol (1:1,8). Agak Sukar Larut dalam kloroform; dalam minyak jagung. Sukar larut dalam aseton (1:1000). Praktis tidak larut dalam benzene.
pH stabilitas : diatas pH 6
inkompatibiltas : surfaktan non ionik dan plastik

Asam Propionat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, hal 514-515)
Pemerian: cairan berminyak, korosif, bau tajam yang tidak enak, mudah terbakar
Kelarutan : bercampur dengan air, etanol, kloroform, dan eter
pH stabilitas : pH 3,9
inkompatibiltas : alkali, ammonia, amin, dan halogen, penambahan CaCl2 dan garam lain

Propil galat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003, hal 516-518)
Pemerian: serbuk putih, tidak berbau atau hamper tidak berbau, rasa pahit astringen
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95% (1:3); dalam eter (1:3); dalam minyak jarak (1:4,5). Agak sukar larut dalam minyak almond. Sukar larut dalam minyak mineral (1:200). Sangat sukar larut dalam air (1:1000); dalam minyak kacang (1:2000)
pH stabilitas : pH 5,9
inkompatibiltas:  logam seperti natrium, kalium, dan besi, perubahan warna pada kompleks, agen sequester, asam sitrat dan bahan oksidator

Propilenglikol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 521-523)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, larutan kental, praktis tidak berbau dengan rasa manis, rasa sedikit tajam menyerupai gliserin.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air; tidak bercampur dengan minyak mineral dan lemak jenuh, tapi dapat larut dalam beberapa minyak essensial.
pH stabilitas : -
inkompatibiltas : bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat

Propil paraben (Nipasol) (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 526-527)
Pemerian: serbuk putih, hablur, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Kelarutan: Mudah larut dalam aseton; dalam eter; dalam ethanol (1:1,1). Sukar larut dalam propilenglikol (1:110); dalam gliserin (1:250). Sangat sukar larut dalam air (1: 2500); dalam minyak mineral (1:3330)
pH stabilitas : pH 4-8
inkompatibiltas: surfaktan nonionik (miselisasi), plastik, magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, besi oksida kuning, basa lemah, asam kuat

Natrium Asetat
Pemerian: serbuk hablur bergranul, tidak berwarna, kristal transparan, sedikit bau asam asetat
Kelarutan: dalam air (1:0,8), dalam etanol 95% (1: 20)
pH stabilitas : 7,5-9,0
inkompatibiltas : asam dan basa, flourin, kalium nitrat, diketen

Natrium benzoate (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 549-551)
Pemerian: granul putih atau hablur, sedikit higroskopis, tidak berbau, rasa manis dan asin yang tidak menyenangkan.
Kelarutan: Mudah larut dalam air (1:1,8); dalam air (1:1,4) pada suhu 1000C. Mudah larut dalam ethahol 90% (1:50); dalam  etanol 95% (1:75)
pH stabilitas : pH=8dan tidak aktif pada kira-kira pH=5
inkompatibiltas : bahan kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium, garam logam berat, termasuk timah, timbale, dan raksa. Kaolin, surfaktan non ionik

Natrium borat
Pemerian: serbuk hablur putih, krstal keras, tidak berbau, dan berfluresen
Kelarutan: dalam gliserin (1:1), air mndidih (1:1), air (1:16), praktis tidak larut dalam etanol 95%, 99,5% dan dietil eter
pH stabilitas : pH 9-9,6
inkompatibiltas : asam, logam, garam alkaloid

Natrium laktat
Pemerian: cairan sirup jernih, tidak berwarna, tidak beu, atau sedikit berbau dengan rasa asin, higroskopis.
Kelarutan: bercampur dengan etanol 95% dan air
pH stabilitas : pH 7
inkompatibiltas : bahan oksidator, iodide, albumin, asam hidroflourida, dan asam nitrat

Natrium metabisulfit (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 571-573)
Pemerian: serbuk hablur putih atau krem, tidak berwarna, berbentuk kristal prisma, bau sulfur dioksida, rasa asam dan asin. Natrium metabisulfit mempunyai 7 molekul air Kristal.
Kelarutan : Mudah larut dalam gliserin; dalam air (1: 1,9); dalam air 100oC (1: 1,2). Agak sukar larut dalam ethanol 95%
pH stabilitas : 3,5 - 5
inkompatibiltas : obat simpatomimetik, turunan -orto atau –para hidroksibenzil alkohol (adrenalin dan turunannya) kloramfenikol, cisplatin, fenil merkuri asetat, tutup karet vial.

Natrium propionat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 579-580)
Pemerian: kristal transparan tidak berwarna, atau granul, hablur, tidak berbau atau sedikit bau khas, meleleh pada udara lembab, rasa seperti keju
Kelarutan: Mudah larut dalam air (1:1); dalam air mendidih (1:0,65). Llarut dalam etanol 95% (1:24). Praktis tidak larut dalam klorofom dan eter
pH stabilitas: pH 78-9,2
inkompatibiltas : sama dengan asam lemah organic lain.

Natrium sulfite
Pemerian: serbuk putih tidak berbau atu prisma heksagonal, di perdagangan serbuk berwarna merah muda
Kelarutan : larut dalam air (1:3,2), larut dalam gliserin praktis tidak larut dalam etanol 95%
pH stabilitas : pH 9
inkompatibiltas : asam, bahan oksidator, protein, vitamin B1

Asam sorbat (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 588-589)
Pemerian: serbuk hablur tidak berasa, putih sampai kekuningan dengan bau khas
Kelarutan: Mudah larut dalam metanol (1:8); etanol (1:8); dalam etanol 95% (1:10), Larut  dalam aseton (1:11); dalam kloroform (1:15); dalam propilenglikol (1:19); dalam eter (1:30). Sukar larut dalam gliserin (1:320)
pH stabilitas : pH optimum 4,5 dan tidak aktif pada pH diatas 6
inkompatibiltas : basa, bahan oksidator, bahan pereduksi, surfaktan non ionic, plastic, asam amino yang mengandung sulfur, wadah polimer


Timerosal (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 648-650)
Pemerian: Serbuk hablur, warna krem muda, dengan bau khas lemah
Kelarutan: larut dalam etanol 95% (1:8); dalam air (1:1). Praktis tidak larut dalam benzene dan eter.
pH stabilitas: pH 6,0-8,0
inkompatibiltas : aluminium dan logam lain, asam dan basa kuat, NaCl, esitin, senyawa fenil merkuri, ammonium kuarterner, tioglikolat, protein, natrium metabisulfit, natrium edetat, wadah plastic dan tutup karet, siklodekstrin

Xylitol (Handbook of Pharmaceutical Excipient 2003.hal. 694-697)
Pemerian : granul padat hablur, putih, partikel dimensional, dengan rata-rata diameter 0,4-0,6 mm, tidak berbau, rasa manis yang diikuti dingin, diperdagangan bentuk serbuk dan granul dapat dicetak
Kelarutan : Mudah larut dalam air (1:1,6). Larut dalam pyridine; dalam propilenglikol (1:15); dalam metanol (1:16,7). Agak sukar larut dalam gliserin; dalam minyak kacang; dalam propandiol (1:500); dalam etanol (1:80)
pH stabilitas: pH 5-7
Inkompatibilitas : bahan pengoksidator


Tidak ada komentar:

Google Ads