Google ads

Selasa, 29 Desember 2015

PRAKTEK FARMASI KOMUNITAS





Evolusi dari seorang peracik obat
Dari produk ke pasien
Farmasis dalam praktek farmasi komunitas, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, secara perlahan sedang menggeser fokus mereka dari orientasi produk obat menjadi orientasi pada pasien. Walaupun farmasis komunitas selalu menanggapi hasil pemeriksaan pasien, prioritas mereka di masa lalu lebih di arahkan pada penyiapan obat. Bukanlah hal mudah bagi praktisi farmasi komunitas untuk memberikan perhatian yang lebih kepada pasien secara proaktif. Perubahan prioritas merupakan suatu proses perkembangan dan bukan merupakan kejadian tiba-tiba.
            Beberapa faktor tampak mendorong farmasis untuk menyesuaikan diri dengan misi barunya. Di tengah paksaan latar belakang komersil dari kebanyakan farmasis komunitas dan teknik yang tinggi dari pendidikan farmasi, lulusan farmasi pada dekade yang lalu bermaksud untuk berpindah profesi kearah yang lebih cendrung pada kemanusiaan. Ketika obat resep ataupun obat tanpa resep masih menjadi alur utama dan wilayah unggulan dalam praktek, fokus pendekatan pasien secara nyata lebih memuaskan bagi praktisi farmasi komunitas modern.
            Pergeseran perhatian dari obat ke pasien masih belum memuaskan kebutuhan dan aspirasi farmasis untuk mengutamakan kebutuhan orang lain. Inilah fungsi utama dari pergeseran tersebut. Farmasis tak lagi berlama-lama mengontrol proses pembuatan obat. Ramuan obat jarang dibuat pada komunitas farmasi seperti pada zaman dulu. Produk obat dibuat oleh perusahaan farmasi dan dipasarkan oleh mereka secara langsung kepada dokter. Dokter memilih produk pabrik yang sesuai untuk kebutuhan pasien dan biasanya memberikan kepada pasien sebuah resep yang kemudian diajukan kepada seorang farmasis untuk diisi.
Tanpa adanya perubahan fokus dari obat menjadi fokus pada pasien, posis farmasis sendiri berada dalam bahaya. Masyarakat akan menyadari bahwa mereka tidak perlu membayar mahal seorang yang terdidik untuk sekedar mengganti bungkus dan mendistribusikan obat dari pabrik. Di samping itu menghitung pil dan menuangkan cairan bukanlah merupakan suatu pekerjaan profesional, mengganti bungkus bukanlah suatu kreatifitas, spesialisasi ataupun pendapat.
            Perubahan fokus dari obat menjadi pasien, telah menyebabkan profesi ini mengembangkn keahlian baru untuk memenuhi tuntutan. Wawasan yang dibutuhkan adalah tentang efek obat (kerja, kinetika dan interkasi obat) dan dinamika dengan pasien (belajar bagaimana berkomuniksi dan mendidik pasien).

Pemantauan dan Pendidikan
Kebanyakan obat-obat pabrik dan obat dari resep dokter spesialis cendrung terdiri dari banyak obat untuk penyakit yang sama, sehingga memberi peluang bagi farmasis untuk melakukan praktek komunitas. Pasien menggunakan obat yan berganda dari satu dokter atau lebih, sehingga memerlukan seseorang untuk memantau dan mencegah atau mengurangi interakasi obat-obat dan atau ketidakcocokan obat dengan penyakit. Farmasis komunitas menyambut peluang ini dengan memonitor penggunaan obat pada pasien rawat jalan.
            Selanjutnaya pasien di negara ini lebih takut dan bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan mereka, termasuk dengan terapi obat. Selain itu obat adalah komponen penting untuik terapi sendiri (self-care). Rata-rata pasien yang diberikan obat tunggal untuk suatu penyakit akut, ingin tahu bagaimana menggunakan obat resep ataupun obat OTC dengan semestinya, kapan menggunakannya, dengan apa digunakan (air, susu, jus, dan lain-lain), kenapa digunakan, kapan berhenti menggunakannya dan apa efek samping yang timbul serta efek apa yang diinginkan dari obat tersebut. Satu lagi kesempatan farmasis komunitas untuk memenuhi kewajiban memberikan pendidikan tentang obat kepada pasien.
            Seberapa jauh farmasis telah maju sebagai pemantau dan pendidik pasien? Sebagaimana pada profesi lain, beberapa farmasis cepat menerimanya, sedangkan yang lain masih sulit berubah. Ada dua konsep model praktek farmasi komunitas. Sebagian farmasis telah mencoba untuk menggabungkan diri mereka secara total dari produk obat, ketulusan memberikan memberikan informasi dan pendidikan tentang obat (farmasis konsultan dan farmasis komunitas, mis: spesialis diabetes). Tapi masih banyak farmasis yang percaya bahwa tugas mereka hanyalah fokus pada obat. Dimana mereka hanya mengisi resep tanpa mengambil langkah maju untuk memonitor terapi dan berkomunikasi dengan pasien.
            Kebanyakan farmasis komunitas sekarang nampak percaya bahwa adanya hubungan harmonis antara fokus pada obat dengan fokus pada pasien. Mereka bekerja dengan salah satu mata pada obat dan mata yang lainnya pada pasien. Pengalaman penelitian dan teknologi pembuatan obat yang ditawarkan oleh pabrik farmasi secara pasti telah membantu pengembangan suatu evolusi yang mengagumkan pada farmasi komunitas.
            Bagian ini akan membahas tentang aktifitas farmasis komunitas dan tantangan terbaru yang dihadapi oleh lebih dari 125.000 farmasis praktis pada farmasi komunitas.

Praktek pada masyarakat
Struktur
Perkiraan bahwa ada sekitar 170.000 praktisi farmasi pada kelompok tradisional pada tahun 1990. Mereka terdiri dari 50.000 chain-farmasis, 75.000 independent farmasis, dan 45.000 hospital-farmasis. Komunitas farmasi (farmasis chain dan independent) praktek pada sekitar 50.000 apotek dan melayani lebih dari 1,6 miliar resep pasien rawat jalan setiap tahunnya. Sejumlah  resep ini diberikan oleh farmasis melalui pos (sekitar 2%).
            Ada beberapa perbedaan struktur fungsional antara farmasis chain dengan farmasis independent pada komunitas farmasi. Pada tahun 1987, tipe farmasis chain praktek selama 75 jam per minggu dan melayani 36% resep. Pada tahun 1987, farmasis independent praktek 75 jam per minggu dan melayani 36% resep. Pada tahun 1987 farmasis independent praktek 60 jam per minggu dan menjual lebih banyak dari farmasis dependent (66% dari penjualan pada tahun 1987.
Apapun latar belakangnya, gaji farmasis terus meningkat. Pada tahun 1987, rata-rata gaji farmasis 35.600 dolar, meningkat dari 30. 381 dolar pada tahun 1982. Sementara pada tahun yang sama pemilik apotek punya pendapatan 65.400 (1987) dari 45.646 (1982).

Proses
Aktivitas yang ditunjukkan oleh farmasis komunitas telah berubah ke arah pendekatan yang lebih berorientasi pada pasien. Pemeriksaan dan pemantauan hipertensi telah menjadi suatu pelayanan farmasi yang dapat diterima. Pendidikan pasien oleh farmasis mengenai perlengkapan self-care , seperti mesin monitor glukosa, sudah umum. Informasi pasien atau literatur pada farmasi komunitas adalah khas. Farmasi komunitas menyatakan bahwa untuk mendistribusikan obat telah menghabiskan 50% waktu mereka, informasi obat dan aktifitas bimbingan pada pasien menghabiskan 25% waktu mereka. 16-18% waktu mereka dihabiskan untuk mengelola bisnis.
            Banyak farmasi komunitas mempraktekkan bentuk farmasi rumah sakit pada masyarakat dengan memberikan pelayanan sebagai konsultan farmasi yang lebih dekat dengan fasiloitas pelayanan di rumah. Komunitas farmasi ini juga berpartisipasi  sebagai anggota Komite Farmasi dan Terapi perawatan rumah dan sering mengintruksikan staf dengan memberikan pelayanan pendidikan. Komunitas farmasi yang lain dilibatkan secara aktif sebagai dan provider bersama organisasi mereka.
            Kemajuan perumahsakitan telah memungkinkan banyak farmasis komunitas menggunakan peluang untuk memberikan sediaan perenteral, menawarkan dan melayani pengobatan rumah. Farmasis yang memilih untuk membangun sendiri suatu ruangan bersih dan memasang laminar-flow, akan mendapatkan pasar untuk melayani masyarakat pasien rumah sakit dan penduduk sekitar. Beberapa farmasis menggunakan wilayah ini untuk membuat sediaan steril untuk manusia dan hewan dan banyak menyediakan sediaan kemoterapi untuk pasien dan dokter.
            Total partisipasi farmasis pada aktivitas pengobatan masih belum tercapai. Pada sebuah laporan pada tahun 1989 AphA House of Delegates menyatakan defenisi berikut dan pengelompokan self-care dan peluang farmasis komunitas.

Self-care dapat didefenisikan sebagai setiap aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu untuk memperoleh, menjaga dan meningkatkan kesehatannya”.

Aktifitas farmasi mencakup:
            Pencegahan penyakit, mis: skrining kolesterol
            Deteksi dan monitoring penyakit atau kondisis pasien, mis: kehamilan.
            Pengobatan penyakit, mis: konsultasi tentang obat tradisional.
Penanganan penyakit kronis, mis: penanganan diabetes dan monitor level teofilin.
            Rehabilitasi, mis: menjaga ketahanan peralatan.

            Farmasi mempunyai sebuah aturan integral untuk bermain dalam self-care. Dengan keterjangkauan dan kepercayaan yang baik, mereka bisa membantu pasien mengembangkan motivasi untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga bisa menjadi sumber informasi untuk kit pengujian di rumah dan menjadi pusat untuk mendeteksi dan memonitor berbagai kondisi pasien. Dengan keterlibatan farmasis dalam self-care lebih dari sekedar konseling sederhana diramalkan bahwa farmasis pada masa yang akan datang akan menjadi pusat perbaikan dan pencegahan sebagaimana suatu pusat pengobatan.
           

Tidak ada komentar:

Google Ads