Google ads

Rabu, 30 Desember 2015

Pelayanan Obat di Rumah Sakit


PENDAHULUAN

Suatu rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang harus menyediakan pelayanan diagnosa dan pengobatan pasien. Obat merupakan bagian dari penyembuhan pasien. Penggunaan yang tepat dari pengobatan di rumah sakit adalah tanggungjawab multidisiplin yang termasuk didalamnya antara lain dokter, perawat, apoteker, pengelola, bagian pendukung dan pasien itu sendiri. Suatu komite pengobatan terkadang disebut komite Farmasi dan Terapetik (F&T) bertanggung jawab terhadap kebijakan secara tepat, prosedur dan memonitor praktek yang aman dan efektif dalam penggunaan obat. Bagian farmasi, dibawah pimpinan seorang apoteker yang berkualitas, harus melakukan kontrol distribusi obat-obat dan penggunaan yang aman. Tantangan ini mulai dari obat ditulis oleh dokter, administrasi oleh perawat sampai dibawa keluar dari rumah sakit.
Bagian terdepan yang spesifik dari rumah sakit adalah permasalah managemen obat, seperti organisasi bagian farmasi dan sistem alternatif distribusi obat. Beberapa fungsi dari komite F& T dijelaskan dan lebih ditekankan kepada managemen formularium. Permasalahan yang terpenting lainnya yang relevan pada pelayanan farmasi rumah sakit . Mencakup tentang peninjauan penggunaan obat, memonitoring reaksi obat yang merugikan dan management kesalahan pengobatan.
Farmasi rumah sakit menyediakan pelayanan pengobatan, farmasi menerangkan setiap aspek sari manajemen pengobatan dan informasi obat untuk pasien yang dirawat  didalam dan diluar rumah sakit, juga untuk personal pokok rumah sakit yang memberikan perawatan dirumah-rumah mereka misalnya bidan dan beberapa komunitas perawat. Ada beberapa tipe kesehatan klinik yang membutuhkan farmasi, salah satunya untuk merawat pasien-pasien dengan segera seperti klinik gigi, atau menyediakan produk-produk untuk digunakan dirumah seperti HEAD LICE SHAMPOOS dan merencanakan beberapa keperluan keluarga. Hal ini sangat penting untuk mengigat sebuah pendekatan terhadap kebutuhan yang fleksibel dan sebuah perhatian yang sunguh-sungguh dan perhatian untuk pengguna kebutuhan yang esensial untuk suatu pelayanan yang berhasil. Ini diambil dari prinsip dalam Medicines Act 1968, untuk mengontrol keamanan, kualitas dan keberhasilan pengobatan dan memperpanjang tujuan pengguna sejauh mungkin. Untuk mencapai hal ini harus diberikan suatu pertimbangan dalam penyimpanan, manajemen stok dan metoda penggunaan obat dan peresepan sama dengan metoda administrasi. Farmasi dapat berharap untuk mencapai hal tersebut dengan membuat kesempatan untuk bertemu pengguna dan dengan membangun sebuah kerjasama yang baik.

1)      Tanggung jawab staf Rumah Sakit
Apoteker di rumah sakit harus memberikan arahan pada penulisan resep, administrasi dan monitoring sebagai pengelola yang baik untuk memastikan ketersediaan obat-obat, penyimpanan, distribusi, kontrol inventarisasi dan penjaminan kualitas. Keseimbangan diantara kedua peran bervariasi tergantung kepada latar belakang dan pengaturan pekerjaan. Seorang apoteker boleh mengambil bidang klinik yang diminati berdasarkan kemampuan ilmu yang dimiliki seperti farmakologi dan kemampuan untuk menyediakan informasi yang bisa diterima oleh pengobatan rumah sakit dan staf perawat.
Tanggungjawab terhadap pengamanan dan prosedur relatif untuk pengobatan dilakukan oleh komite F& T yang mencakup wakil dari seluruh fungsional yang meliputi: staf pengobatan, perawat, farmasi, penjaminan kualitas dan administrasi rumah sakit.
1.1 Pembelian dan management stok
Di beberapa bagian rumah sakit semua pembelian diatur secara terpisah (obat, suplai medis, alat kesehatan) bagian ini disebut penyimpanan medis atau bagian peralatan. Dalam suatu kasus, kepala apoteker mempersiapkan permintaan anggaran tahunan untuk pembelian dan pemesanan tempat untuk bagian penyimpanan obat. Seorang calon komite harus meninjau dan menyetujui seluruh pembelian. Ini dimungkinkan fungsi dari pengaturan pembelian oleh komite F&T.
Prosedur untuk memperoleh dan menginventarisasi management harus ditulis sesuai pedoman yaitu disetujui oleh administrasi rumah sakit dan komite secara benar, prosedur pembelian harus mengikuti pedoman yang tersedia. Prosedur persediaan dalam rumah sakit dipercayakan pada ukuran rumah sakit dan keamanan barang di rumah sakit.
1.2 Penggunaan obat
Proses penggunaan obat dapat dibagi kedalam 4 bagian :
1.      Resep
Dokter harus memberikan tanggung jawab yang lebih kepada pelayanan pasien, resep atau permintaan obat yang merupakan bagian dari rencana pengobatan. Mekanisme pemastian resep di rumah sakit ditentukan oleh staf komite kesehatan termasuk komite P &T. komite P&T menetapkan protocol atau prosedur yang mengizinkan farmasis atau perawat untuk resep secara spesifik.
2.      Persiapan dan penyerahan
Bagian farmasi, dibawah arahan dari seorang apoteker bertanggung jawab terhadap penyiapan dan penyerahan obat. Kebijakan dan prosedur dari fungsi ini harus disetujui oleh komite P&T. Kepala farmasi melaporkan kepada bagian administrasi rumah sakit.
3.      Administrasi pengobatan
Administrasi pengobatan secara umum merupakan tanggung jawab staf perawat. Kepala perawat mengawasi seluruh fungsi perawat. Dalam beberapa kasus, dokter boleh  memberikan obat seperti anestesi agent.
4.      Monitoring efek obat terhadap pasien dan penyusunan secara tepat pengubahan dalam terapi. aktivitas monitoring tanggung jawab utama seorang dokter. Namun, pengamatan dan pelaporan wajib dari personal administrasi obat (biasanya perawat) dan anggota pelayan kesehatan yang termasuk kedalam terapi pasien. Dalam suatu pengaturan, farmasi klinik atau monitor farmakologi terapi obat di rumah sakit dan konsul dalam terapi obat yang merupakan kewajiban khusus bagi ahli untuk melindungi keamanan dan efikasi. Sebagai contoh, antibiotik aminoglikosida, total nutrisi parenteral dan antikoagulan.

2)      Organisasi pelayanan farmasi rumah sakit
Dalam organisasi pelayanan farmasi rumah sakit terdapat dua staff untuk diorganisasi dan diperhatikan.
2.1 Personal
Personal farmasi rumah sakit dibagi kedalam tiga kategori besar :
1.      Manajemen
Managemen mencangkup pimpinan apoteker dan kadang perwakilan pimpinan apoteker adalah yang bertanggung jawab dalam pengadaan, distribusi dan kontrol penggunaan obat dalam institusi dan manajemen personil dari bagian farmasi.
2.      Staf professional
Ahli farmasi yang berkualitas dalam pengadaan, distribusi dan control obat dan pengawasan pendukung. Pada beberapa fasilitas, apoteker menyediakan pelayanan konsultasi klinik dan informasi obat.
3.      Staf ahli
Kategori staf ahli juga termasuk kombinasi teknik pelatihan farmasi, personil pelayanan dan pemesanan.
Rumah sakit yang lebih kecil boleh hanya mempunyai dua atau tiga anggota ahli dengan pimpinan seorang apoteker atau hanya apoteker. Rumah sakit secara luas menyediakan distribusi obat secara ekstensif dan pelayanan klinik yang memiliki lebih dari seratus anggota.
3. Organisasi Fisik Rumah Sakit
Tingkat fasilitas farmasi fisik tergantung pada ukuran rumah sakit dan layanan yang diberikan. Sebuah departemen farmasi besar mungkin memiliki bagian berikut, dalam satu ruang fisik atau di lokasi yang terpisah di seluruh rumah sakit:
·         Kantor administrasi
·          Penyimpanan seluruh obat
·         Mesin dan pengemasan ulang
·         Rawat inap
·          Rawat jalan
·         Peracikan intravena
·         Sumber informasi obat
·         Penyimpanan obat emergency
Pelayanan Rawat Inap ini kadang-kadang dilakukan oleh sub-apotek di seluruh rumah sakit. Di rumah sakit yang lebih besar, sub-apotek bermanfaat karena mempersingkat waktu untuk pemesanan obat individu, terutama pada sistem distribusi pengeluarkan obat yang dikemas untuk pasien individu. Apotek ini juga meningkatkan kehadiran apoteker di daerah perawatan pasien, memfasilitasi  interaksi dengan tenaga medis, tenaga perawat, dan pasien, dengan demikian pada akhirnya meningkatkan perawatan pasien.
Sub-apotek mengurangi kebutuhan stok bangsal. Namun, setiap satelit memerlukan tingkat persediaan minimum tertentu produk obat. Sebuah sistem dengan beberapa satelit kemungkinan besar memiliki tingkat persediaan total yang lebih tinggi daripada sistem apotek pusat.
4.      Farmasi Rumah Sakit dan Komite Terapi
Pada umumnya, komite yang ditunjuk untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit adalah komite F & T. Asosiasi kesehatan amerika, menyatakan   bahwa "banyaknya obat yang tersedia dan kompleksitas penggunaan yang aman dan efektif perlu bagi rumah sakit yang memiliki organisasi untuk memaksimalkan penggunaan obat yang rasional. Apoteker dan komite F &T adalah setara.
4.1  Tujuan dan fungsi
Komite F &T  memperkenalkan penggunaan pengobatan yang rasional  melalui pengembangan kebijakan dan prosedur untuk  pemilihan obat, pengadaan, penggunaan melalui pendidikan pasien dan staf.
Di beberapa rumah sakit, komite F &T menjadi lebih waspada dengan sulitnya memperoleh pasokan obat yang cukup. Anggota F&T terjebak dalam rutinitas bagaimana obat untuk dibeli, berapa banyak, dan dari siapa, daripada berfokus pada perencanaan jangka panjang, kebijakan, dan program untuk meningkatkan penggunaan obat yang  aman dan biaya yang efektif. Seperti yang telah dibahas di sebagian besar pengaturan, keputusan pembelian obat dapat ditangani oleh kepala apoteker dengan pengawasan oleh komite F &T , atau komite lain yang bertanggung jawab atas pengadaan obat.
4.2  Keanggotaan
Sebuah komite F &T yang  efektif  mewajibkan para anggota berpartisipasi dalam pertemuan anggota dan membantu kegiatan komite yang  lain. Keanggotaan harus mencakup perwakilan dari :
·         Staf medis (termasuk perwakilan dari departemen masing-masing);
·         Farmasi (pimpinan apoteker yang  sering berfungsi sebagai sekretaris);
·          Keperawatan
·          Administrasi rumah sakit
·          Koordinator penjamin kualitas.
Komite F &T harus memiliki perwakilan yang luas tetapi diatur untuk melakukan efisiensi bisnis. Komite terkadang mengundang spesialis untuk membuat presentasi atau memberikan nasihat pada  permasalahan tertentu. contoh, kardiolog menghadiri untuk  menasihati anggota mengenai keputusan formularium pada obat jantung yang baru. komite F&T sering memiliki sub-komite untuk menangani masalah-masalah tertentu seperti antibiotik, evaluasi penggunaan obat, atau kesalahan pengobatan.
5.      Manajemen formularium obat di rumah sakit.
Formularium Obat di Rumah Sakit merupakan hal terpenting dalam pengelolaan obat di rumah sakit, dan itu harus menjadi pemikiran utama bagi komite F &T. Masalah yang berkaitan dengan pemilihan obat untuk formularium diperlakukan secara rinci sebagai berikut:  pedoman umum untuk pengaturan obat di rumah sakit.
·         Daftar formularium  harus dibatasi untuk melestarikan sumber daya biasanya tidak perlu stok semua obat pada formularium nasional.
·         Menghilangkan  duplikasi-generik hanya satu merek atau label dari setiap produk obat generik yang harus distok secara rutin.
·         Pilih obat untuk formularium berdasarkan penyakit dan kondisi yang dirawat di fasilitas tersebut.
·         Tentukan pilihan formularium obat  untuk indikasi terapeutik umum. Obat pilihan harus dipilih dengan membandingkan keamanan khasiat, toksisitas, sifat farmakokinetik ,bioekivalensi,  pharmaceutical  dan kesetaraan terapi. Efektivitas biaya harus menjadi pertimbangan utama.
 Sertakan alternatif  lini kedua untuk pilihan obat sesuai kebutuhan, tetapi meminimalkan duplikasi terapeutik. formularium rumah sakit Harus sesuai dengan pedoman nasional atau regional pengobatan standar yang telah secara resmi disetujui oleh sistem kesehatan.
Komite F&T  menyediakan pedoman untuk mengganti formularium obat yang spesifik untuk non formularium, biasanya untuk kondisi penyakit tertentu. Komite F & T harus mengembangkan kebijakan formal tertulis yang menetapkan obat (atau kategori obat-obatan) yang cocok untuk pengganti terapi otomatis.
Program ini biasanya mulai dengan kategori obat yang relatif tidak kontroversial, seperti antasid dan vitamin. Argumen utama yang digunakan untuk membenarkan program terapi substitusi. Salah satunya adalah bahwa program tersebut memastikan bahwa hanya biaya yang paling efektif yang digunakan untuk memiliki manfaat yang nyata dalam hal pengendalian.
Fungsi dari Rumah Sakit dan Komite Farmasi dan Terapi di Kenya :
Seleksi obat dan Perencanaan Persyaratan
·         Memiliki daftar formularium rumah sakit.
·          Menerima dan mereview  manajemen.
·         Merumuskan daftar tahunan kebutuhan obat.
·         Memelihara daftar obat emergency.
·         Mengkoordinasikan persediaan obat untuk program khusus.
Praktek resep dan Informasi Obat
·            Kebijakan Standarisasi resep dan panduan pengobatan
·            Melakukan studi pemanfaatan obat.
·            Mengawasi pola kepekaan antimikroba dan pengendalian infeksi.
·            Pedoman membentuk antibiotik profilaksis.
·            Berkoordinasi dengan perwakilan  perusahaan obat.
Dispensing dan Praktik administrasi obat
·         Monitor praktik mengeluarkan obat.
·          Membentuk panduan substitusi generik dan terapi
·         Memonitor kesalahan obat dan reaksi obat yang merugikan.
·         Mengatur batas jumlah pengeluaran obat  untuk pasien rawat jalan.
Pada pengaturan dana terbatas, semakin banyak daftar obat terbatas yang sering distok, semakin besar kemungkinan ketersediaan obat tersebut. Kenyataan lainnya adalah komite F&T telah berusaha untuk memilih obat yang menawarkan nilai terapeutik terbaik untuk kondisi yang mencakup substitusi terapi. Manfaat tambahannya adalah bahwa staf rumah sakit akan lebih akrab dengan metode penanganan yang tepat, membangun kembali dan mengelola produk formularium.
Pembatasan penggunaan yang paling sering dilakukan adalah di rumah sakit yang lebih besar dimana terdapat dokter spesialis. Pembatasan mungkin berlaku untuk obat formularium individu tertentu atau untuk kategori obat tertentu : prinsipnya adalah bahwa obat terbatas hanya dapat diresepkan oleh dokter spesialis tertentu atau hanya dapat digunakan di bangsal tertentu. Pembatasan-pembatasan tersebut umumnya diterapkan untuk obat mahal (seperti obat anti-pembekuan) atau obat beracun (seperti chemotherphy kanker): Namun, dibeberapa rumah sakit yang lebih maju membutuhkan konsultasi spesialis untuk berbagai kategori obat. Pembatasan ini harus dipertimbangkan dengan cermat: dengan mengurangi penggunaan obat-obatan yang terlibat (yang mungkin atau yang tidak diinginkan), meningkatkan kebutuhan spesialis (dan harga potensial dari pelayanan), dan meningkatkan beban administrasi bagi perawat dan apoteker yang mengelola .
Metode untuk mempromosikan kepatuhan terhadap formularium meliputi :
-          Meninjau dan mengambil tindakan pada semua penggunaan obat nonformularium
-          Melarang penggunaan atau distribusi sampel produk nonformularium
-          Menetapkan prosedur dan daftar produk yang disetujui untuk substitusi terapeutik
-          Memberikan akses mudah ke daftar formularium (salinan pada tiap lokasi pemesanan dan di manual saku)
-          Melibatkan staf medis di semua keputusan formularium yang akan datang
-          Mengiklankan dan mempromosikan perubahan formularium
5.1 Review Pemanfaatan Obat
Review Penggunaan obat (RPO) adalah alat untuk mengidentifikasi masalah umum, seperti pemilihan produk yang tidak tepat, dosis yang tidak benar, reaksi obat yang tidak diinginkan dan kesalahan dalam membuat dan memberikan obat. RPO dapat digunakan untuk mengimplementasikan rencana perubahan RPO, berlangsung terencana, proses yang sistematis untuk dimonitor, mengevaluasi dan meningkatkan penggunaan obat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya rumah sakit untuk memastikan kualitas dan efektivitas biaya. Meningkatkan pelayanan pasien dengan menggunakan obat yang lebih tepat dan efektif dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
6.      Manajemen Obat Rawat Inap

Ø Sistem Distribusi Obat
Distribusi obat telah lama menjadi fungsi utama dari pelayanan farmasi rumah sakit.
Ada tiga jenis dasar sistem distribusi obat :
1.      Perlengkapan bangsal
2.      Sistem pesanan obat individual
3.      Sistem dosis perunit
Ada variasi masing-masing dari ketiga sistem diatas dan  dapat digunakan dalam fasilitas yang sama, tergantung pada strategi dikembangkan. Contohnya, fasilitas yang menggunakan sistem stok bangsal yang lebih bagus, harga obat yang lebih murah (aspirin, parasetamol dan antasida) yang tidak memerlukan tingkat kontrol yang tinggi untuk mencegah pencurian atau kesalahan dalam pengobatan. Agar sistem obat Individu atau unit dosis dapat digunakan membutuhkan tingkat control yang lebih tinggi.
6.1 Stok Bangsal
Dalam sistem stok bangsal, fungsi farmasi sebagai wadah dan pemberi permintaan tanpa meninjau kelayakan obat pesanan pasien. Keuntungan utama lebih pendek antara peresepan dan pengelolaan obat.
Ø  Di bagian gawat darurat dan ruang operasi, obat biasanya diperlukan segera setelah dokter meresepkan obat. kecuali ada lokasi apotek satelit  diruang gawat darurat, tidak mungkin untuk memberikan obat menurut pesanan pasien. Sayangnya, obat yang dipakai dalam situstion ini sering mahal, dan kontrolnya selalu merupakan tantangan bagi departemen farmasi.
Ø  Dalam keadaan gawat darurat, obat harus disimpan di tempat perawatan pasien untuk menghemat waktu.
Ø  Volume yang banyak, harga obat yang murah dapat dikeluarkan dari persediaan  jika ada risiko rendah kesalahan pengobatan.
6.2    Sistem Pesanan Obat Perorangan
Sistem pesanan obat perorangan sangat mirip dengan penyerahan obat ke pasien : terapi yang benar adalah menyerahkan resep yang tertulis kepada pasien. keuntungannya adalah bahwa apoteker dapat meninjau kesesuaian terapi, pemeliharaan profil pengobatan pasien, biaya farmasi pasien yang difasilitasi, dan tersedianya pendekatan kontrol.
6.3   Unit dosis distribusi obat
Sistem yang disukai dari perspektif perawatan pasien adalah system unit dosis, di mana ada kemungkinan kesalahan yang terjadi lebih kecil. Obat yang dikeluarkan dalam paket unit dosis (dosis masing-masing dikemas terpisah) di dalam tempat atau laci terpisah untuk setiap pasien. Umumnya, suplai ini disediakan 24 jam. Obat yang kembali ke apotek dapat diletakkan kembali ke gudang tanpa memperhatikan identitas atau kontaminasi. Sistem ini efisien tetapi membutuhkan pengeluaran modal yang besar diawal untuk pembelian mesin pengemasan ulang dan lemari obat dengan laci untuk masing-masing pasien. Rumah sakit di beberapa negara telah menemukan cara-cara inovatif untuk beradaptasi dengan teknologi lokal untuk membangun perlengkapan dan peralatan mereka sendiri.
6.4  Profil Pengobatan Pasien
Profil pengobatan Pasien diperlukan jika apoteker rumah sakit bertanggung jawab untuk memantau terapi obat untuk rawat inap. Setiap profil berisi informasi mengenai kondisi pasien saat ini dan terapi obat, alergi, diagnosa, tinggi, berat, usia, dan jenis kelamin. Profil pengobatan pasien bekerja paling baik dalam hubungannya dengan sistem distribusi unit dosis, tetapi dapat digunakan dengan sistem pemesanan obat individu.
6.5 Rekaman Perawatan Pengobatan di Kenya
Tujuan. Tiap pasien rawat inap memiliki lembar perawatan pengobatan di mana semua obat yang diresepkan dicatat oleh konsultan, petugas medis, atau petugas klinis, dan semua obat yang disuntikkan direkam oleh staf keperawatan. Selain itu, resep individual diperlukan untuk obat Dangerous Drugs Act (DDA) (pengobatan berbahaya) dan obat lain yang spesifik yang ditunjuk oleh rumah sakit dan komite terapi.
Prosedur
1)      Pada waktu masuk, lembar perawatan pengobatan akan diselesaikan oleh dokter dengan informasi sebagai berikut :
·         Nama lengkap Pasien (semua nama harus mencakup untuk memastikan identifikasi yang tepat)
·         Alergi pengobatan
·         No pasien rawat inap
·         Bangsal dan nomor tempat tidur
·         Umur dan jenis kelamin
2)      Pasien rawat inap harus mudah diakses, lembar perawatan dan lembar observasi disimpan di kaki atau kepala tempat tidur pasien.
3)      Semua pesanan obat harus ditulis pada lembar perawatan obat oleh penulis resep yang bertanggung jawab (dokter atau petugas klinis). Perintah itu harus mencakup tanggal dan waktu perintah itu ditulis : nama obat, kekuatan, dosis, rute pemberian, frekuensi dan durasi : nama resmi dan tanda tangan dari penulis resep tersebut.
4)      Selain itu, untuk obat DDA dan obat lain yang spesifik ditandai oleh obat rumah sakit dan komite terapi, peresepan individu memerlukan tulisan untuk obat DDA harus dalam tinta merah.
5)      Bila obat diberikan kepada pasien, perawat atau dokter administrasi menulis tanggal dan waktu administrasi dan tanda tangan di tempat yang tersedia pada lembar perawatan pengobatan.
6)      Ketika pesanan obat tidak bisa diberikan dengan alasan apapun, perawat menulis nama obat, tanggal dan waktu obat itu harus diberikan, dan alasan kenapa obat tidak dapat diberikan. Di catatan perawatan pasien.
7)      Petugas keperawatan harus secara teratur meninjau lembaran pengobatan untuk memastikan lembaran tersebut digunakan dengan baik ditiap bangsal dan merekam semua informasi yang dibutuhkan.
Sebuah apotek memungkinkan apoteker untuk meninjau semua obat yang pasien pakai sebelum mengeluarkan dosis pertama dan dengan setiap order obat baru. masalah dengan terapi obat, seperti alergi, duplikasi terapi obat, interaksi obat-obat, interaksi obat-penyakit, tidak pantas terapi jangka panjang, dan dosis yang tidak tepat, dapat dideteksi dan dihindari atau diperbaiki.
Sistem komputerisasi farmasi menampilkan profil pengobatan pasien pada layar, dan apoteker mengatur setiap orde baru pada layar. interaksi obat, rentang dosis, dan fungsi pemantauan lainnya dapat diprogram ke dalam komputer untuk membantu apoteker.
7. Penyerahan obat untuk pasien rawat jalan
Memberitahu pasien tentang hak-hak mereka untuk pembebasan matras memerlukan kebijaksanaan atau bahkan hati-hati, karena apoteker tidak tahu apakah dokter telah memberitahu pasien tentang diagnosis mereka, penerimaan kas harus dicatat. Hal ini biasanya dicapai dengan memiliki mesin hitung atau kasir.
Pada kesempatan tertentu, pasien dapat menolak untuk membayar obat-obatan mereka atau mengklaim bahwa mereka tidak dapat melakukannya. Dalam kasus tertentu, dimungkinkan untuk bantuan keuangan yang akan disediakan oleh Departemen Jaminan Sosial. Sebelum menolak pasokan obat untuk pasien apoteker harus menghubungi dokter. Pada setiap waktu apabila pasien menolak obat, dari sebab apapun, lembar resep harus didukung, untuk melindungi apoteker dari tuduhan penolakan untuk pasokan oleh pasien pada kunjungan berikutnya, dan juga agar dokter menyadari adanya masalah.
Sebuah sistem pemberian nomor  harus digunakan untuk menghindari penanganan penyerahan obat-obatan kepada pasien yang salah. Untuk meghindari penyerahan obat yang salah pada pasien yang namanya sama dimana berobat pada waktu yang sama. Selebaran informasi untuk pasien diberikan, apoteker harus selalu memeriksa apakah pasien memiliki peralatan tambahan yang diperlukan seperti inhaler atau jarum suntik / jarum, dan telah professional dalam penggunaan dan pemeliharaan. Hal ini juga untuk memastikan bahwa pengaturan telah dibuat untuk injeksi harus diberikan oleh dokter atau perawat. Air untuk injeksi harus selalu disediakan jika diperlukan - meskipun beberapa dokter berpikir untuk resep itu.

8.      Catatan perlakuan obat
Juga dikenal sebagai catatan administrasi obat-obatan (MAR), catatan perawatan pengobatan membantu jadwal perawat untuk pengobatan setiap pasien dan memberikan catatan permanen dari obat diberikan. juga memungkinkan perawat untuk meninjau rejimen obat lengkap pasien dan menyediakan sarana untuk melakukan audit yang membandingkan jumlah obat dispensasi dari, dan kembali ke, apotek dengan jumlah yang diberikan kepada pasien.


9.      Departemen lingkungan dan inspeksi
 Bidang farmasi harus melakukan inspeksi secara berkala pada area penyimpanan obat di seluruh rumah sakit untuk memastikan tingkat penyimpanan  obat disimpan dengan benar, untuk memonitor tanggal kadaluwarsa, dan untuk menghapus saham yang tidak perlu. 
8.      Narkoba (obat berbahaya) dan zat berbahaya yang dikendalikan.
Zat yang dikendalikan membutuhkan perhatian yang lebih besar dalam pengaturan rumah sakit dibandingkan obat lain. berbagai definisi dan kategori obat yang diawasi semua berhubungan dengan potensi penyalahgunaan dan kecanduan.
Prosedur spesifik untuk penyimpanan, penerimaan, pengadaan, pengeluaran, dan pemberian obat yang diawasi harus membentuk prosedur yang mudah didapatkan kembali akuntabilitasnya untuk setiap unit obat individu. catatan dokumen pemesanan, penerimaan, pengeluaran, dan administrasi. zat yang dikendalikan tersimpan di seluruh rumah sakit harus aman dengan terkunci ganda di dalam tempat penyimpanan.
9.      Pelayanan farmasi yang purna waktu
Biasanya departemen rumah sakit  petugas pencatatan medismenetapkan jam kerja normal tetapi untuk beberapa jenis peristiwa dibutuhkan jam apoteker yang 24 jam, dimana tim apoteker membentuk giliran. Jika layanan apoteker sudah tutup maka dilakukan panggilan ke operator untuk menghubungi apoteker.



Penggunaan obat yang tepat di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab multidisiplin dari :
§  Penulisan resep oleh dokter
§  Penyiapan dan penyerahan oleh bagian farmasi
§  Administrasi pengobatan oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya
§  Monitoring efek suatu obat terhadap pasien oleh seluruh tenaga kesehatan
Komite farmasi & terapetik (P&T) bertanggungjawab terhadap perkembangan kebijakan dan prosedur  untuk mempromosikan penggunaan obat yang rasional. Fungsinya termasuk :
§  Management pengaturan daftar obat atau formularium rumah sakit
§  Meninjau penggunaan obat secara terus menerus
§  Melaporkan dan memonitor kesalahan penggobatan
Anggota dari komite F&T harus merupakan perwakilan dari yang berhubungan dengan pengobatan, apoteker dan staf perawat, pengelola rumah sakit dan koordinator penjamin kualitas. Bagian komite sering dibentuk dari bagian analis.
Bagian farmasi dibawah direksi arahan seorang apoteker, bertanggung jawab dalam pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat secara seksama di rumah sakit. Hubungan apotk di rumah sakit yang besar memungkinkan apoteker memberikan pelayanan dengan intens.
Obat didistribusikan dalam jumlah besar, untuk khasiat terapi atau dalam satuan dosis. Disribusi unit dosis optimal untuk penyembuhan pasien namun membutuhkan biaya awal yang besar untk penymipanan dan satuan pengobatan.
Mekanisme tambahan untuk managemen pasien rawat inap mencakup :
·        Profil pengobatan pasien diatur oleh depatemen farnasi
·        Rekam  administrasi pengobatan diatur oleh perawat
·        Prosedur pengontrolan keras untuk obat2 yang berbahaya dan zat kimia
·        Prosedur pelayanan farmasi
Dalam produksi farmasi skala kecil biasanya tidak efektif dan harus dievaluasi oleh komite F&T.
Pengaturan control obat2 narkotik harus mendapat perhatian bagi rumah sakit dan harus disiapkan sistem yang tepat untuk mencegah dan mendeteksi penyalahgunaan obat.



Suatu rumah sakit yang baik harus menyediakan pelayanan diagnosa dan pengobatan pasien. Obat merupakan bagian dari penyembuhan pasien. Penggunaan yang tepat dari pengobatan di rumah sakit adalah tanggungjawab multidisiplin yang termasuk didalamnya diantaranya dokter, perawat, apoteker, pengelola, bagian pendukung dan pasien itu sendiri. Suatu komite pengobatan terkadang disebut komite Farmasi dan Terapetik (F&T) bertanggungjawab terhadap kebijakan secara tepat, prosedur dan memonitor praktek yang aman dan efektif dalam penggunaan obat. Bagian farmasi, dibawah pimpinan seorang apoteker yang berkualitas, harus melakukan kontrol distribusi obat-obat dan penggunaan yang aman. Tantangan ini mulai dari obat ditulis oleh dokter, administrasi oleh perawat sampai dibawa keluar dari rumah sakit.
Bagian terdepan yang spesifik dari rumah sakit adalah permasalah managemen obat, seperti organisasi bagian farmasi dan sistem alternatif distribusi obat. Beberapa fungsi dari komite F& T dijelaskan dan dengan lebih ditekankan kepada managemen formularium. Permasalahan yang terpenting lainnya yang relevan pada pelayanan farmasi rumah sakit . Mencakup tentang peninjauan penggunaan obat, memonitoring reaksi obat yang merugikan dan management kesalahan pengobatan.

Tanggung jawab staf Rumah Sakit
Apoteker di rumah sakit harus memberikan arahan pada penulisan resep, administrasi dan monitoring sebagai pengelola yang baik untuk memastikan ketersediaan obat-obat, penyimpanan, distribusi, kontrol inventarisasi dan penjaminan kualitas. Keseimbangan diantara kedua peran bervariasi tergantung kepada latar belakang dan pengaturan pekerjaan. Seorang apoteker boleh mengambil bidang klinik yang diminati berdasarkan kemampuan ilmu yang dimiliki seperti farmakologi dan kemampuan untuk menyediakan infromasi yang bisa diterima oleh pengobatan rumah sakit dan staf perawat.
Tanggungjawab terhadap pengamanan dan prosedur relatif untuk pengobatan oleh komite F& T. mulai dari proses penggunaan obat adalah multidisiplin, harus mencakup wakil dari seluruh fungsional yang meliputi: staf pengobatan, perawatan, farmasi, penjaminan kualitas dan administrasi rumah sakit.
Pembelian dan management stok
Di beberapa bagian rumah sakit semua pembelian diatur secara terpisah (obat, suplai medis, alat kesehatan) bagian ini disebut penyimpanan medis atau bagian peralatan. Dalam suatu kasus, kepala apoteker mempersiapkan permintaan anggaran tahunan untuk pembelian dan pemesanan tempat untuk bagian penyimpanan obat.
Di situasi yang lain bagian pengaturan bagian farmasi pembelian obat dapat secara langsung. Tidak ada seorang pun yang harus mengontrol total dalam perolehan obat tersebut. Seorang calon komite harus meninjau dan menyetujui seluruh pembelian. Ini dimungkinkan pembelian komite yang khusus atau fungsi dari pengaturan oleh komite F&T (lihat dibawah).
Prosedur untuk memperoleh dan menginventarisasi management harus ditulis sesuai pedoman yaitu disetujui oleh administrasi rumah sakit dan komite secara benar, prosedur pembelian harus mengikuti pedoman yang tersedia. Prosedur persediaan dalam rumah sakit dipercayakan pada ukuran rumah sakit dan keamanan barang di rumah sakit.
Penggunaan obat
Proses penggunaan obat dapat dibagi kedalam 4 bagian :
1.      Resep
Dokter harus memberikan tanggung jawab yang lebih kepada pelayanan terhada pasien, resep atau permintaan obat yang merupakan bagian dari rencana pengobatan. Mekanisme pemastian resep di rumah sakit ditentukan oleh staf komite kesehatan termasuk komite P &T. komite P&T menetapkan protocol atau prosedur yang mengizinkan farmasis atau perawat untuk resep secara spesifik.
2.      Persiapan dan penyerahan
Bagian farmasi, dibawah arahan dari seorang apoteker bertanggung jawab terhadap penyiapan dan penyerahan obat. Kebijakan dan prosedur dari fungsi ini harus disetujui oleh komite P&T. Kepala farmasi melaporkan kepada administrasi rumah sakit.
3.      Administrasi pengobatan
Administrasi pengobatan secara umum merupakan tanggung jawab staf perawat. Kepala perawat mengawasi seluruh fungsi perawat. Dalam beberapa kasus, dokter boleh  memberikan obat seperti anestesi agent. Pelayan kesehatan professional lainnya dapat memberikan obat sesuai jangkauan praktek mereka.
4.      Monitoring efek obat terhadap pasien dan penyusunan secara tepat pengubahan dalam terapi. Monitoring aktivitas tanggung jawab utama seorang dokter. Namun, pengamatan dan pelaporan wajib dari personal administrasi obat (biasanya perawat) dan anggota pelayan kesehatan yang termasuk kedalam terapi pasien. Dalam suatu pengaturan, farmasi klinik atau monitor farmakologi terapi obat di rumah sakit dan konsul dalam terapi obat yang merupakan kewajiban khusus bagi ahli untuk melindungi keamanan dan efikasi. Sebagai contoh, antibiotik aminoglikosida, total nutrisi parenteral dan antikoagulan.
Perwakilan pemerintah dan  regulasi pemberian izin pengobatan harus sesuai hukum dan standar operasional praktek. Hokum dan peraturan biasanya ditetapkan seorang pimpinan apoteker sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam control pengobatan dalam suatu rumah sakit, termasuk pengadaan, penyimpanan dan fasilitas distribusi.
Begitu juga pimpinan farmasi bertanggung jawab terhadap angaran obat dan control pengobatan di suatu rumah sakit, tidak mengawasi siapa yang membuat resep atau pengaturan obat.  Pada beberapa rumah sakit, pembayaran, penerimaan dan penyimpanan obat di tangani oleh bagian penyimpanan dibawah pengawasan seorang apoteker.
Tangggung jawab ini menjelaskan kompleknya pengadaan obat, penyimpanan dan penggunaan di rumah sakit. Usaha untuk meningkatkan system harus mendapat perhatian yang kompleks dan termasuk representasi multidisiplin dan yang terlibat. Koordinasi di wajibkan sampai pada kebijakan pada level komite P&T, pada level manajement, diawali dengan administrasi rumah sakit, sampai ke bagian lain dari suatu organisasi.

Organisasi pelayanan farmasi rumah sakit
Dalam organisasi pelayanan farmasi rumah sakit tedapat dua staff untuk diorganisasi dan diperhatikan.
Personal
Personal farmasi rumah sakit dibagi kedalam tiga kategori besar :
1.      Manajemen
Managemen mencangkup pimpinan apoteker dan kadang perwakilan pimpinan apoteker adalah yang bertanggung jawab dalam pengadaan, distribusi dan control penggunaan obat dalam institusi dan manajemen personil dari bagian farmasi.
2.      Staf professional
Ahli farmasi yang berkualitas dalam pengadaan, distribusi dan control obat dan pengawasan pendukung. Pada beberapa fasilitas, apoteker menyediakan pelayanan konsultasi klinik dan informasi obat.
3.      Staf ahli
Kategori staf ahli juga termasuk kombinasi teknik pelatihan farmasi, personil pelayanan dan pemesanan.

Rumah sakit yang lebih kecil boleh hanya mempunyai dua atau tiga anggota ahli dengan pimpinan seorang apoteker atau hanya apoteker. Rumah sakit secara luas menyediakan distribus obat secara ekstensif dan pelayanan klinik dimiliki letih dari seratus anggota.
Penentu untuk fungsi yang baik dari system pengobatan yang terbaru secara kebijakan dan prosedur manual. Staf harus terbiasa dengan pekerjaan tangan dan melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Google Ads