Google ads

Senin, 09 November 2015

TONSILOFARINGITIS




1.1.  Definisi

Tonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atu faring ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri (seperti Streptoccocus 𝛽-hemolyticus, S.Viridans, dan S.Pyogenes) dan juga oleh virus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.(7)


1.2. Etiologi (8)
Tonsilofaringitis biasanya disebabkan oleh virus, lebih sering disebabkan oleh virus common cold (adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus), tetapi kadang-kadang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, herpes simplex, cytomegalovirus, atau HIV.
Sekitar 30% kasus disebabkan oleh bakteri. Group A 𝛽-hemolytic Streptococcus (GABHS) adalah yang paling sering, namun Staphylococcus aureus, S.pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae juga dapat menjadi penyebab.
1.3.Epidemiologi
Infeksi saluran pernapasan atas oleh virus menyebar melalui kontak langsung dan paling sering terjadi pada musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Faringitis streptococcus relatif jarang terjadi sebelum usia 2-3 tahun. Paling sering terjadi pada tahun-tahun awal sekolah, dan jarang terjadi pada akhir masa remaja dan dewasa. Penyakit ini paling sering terjadi pada musim dingin dan musim semi. Faringitis dari kelompok streptokokus C dan Arcanobacterium haemolyticum terjadi paling sering di kalangan remaja dan orang dewasa. (3)

1.4.Patofisiologi
Penularan terjadi melalui percikan (droplet infection). Mula-mula mikroorganisme menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfnuklear.

1.5. Manifestasi Klinis (3)

Gejala yang sering ditemukan ialah suhu tubuh naik sampai 400C, rasa gatal / kering di tenggorokan, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, tidak nafsu makan (anoreksia), dan rasa nyeri di telinga (otalgia). Bila laring terkena, suara akan menjadi serak. Pada kasus yang berat, penderita dapat menolak untuk makan dan minum melalui mulut.
Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak hiperemis; terdapat detritus (tonsilitus folikularis), kadang detritus berdekatan menjadi satu (tonsilitis lokunaris), atau berupa membran semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekn; terutama pada anak-anak.
1.6. Penatalaksanaan (3)
Pengobatan untuk faringitis untuk streptokokus untuk grup A adalah penisilin. Organisme yang terkait dengan keadaan ini sangat rentan terhadap penisilin. Eritromisin (atau klaritromisin atau azitromisin) merupakan alternatif yang dapat diterima dan juga aktif melawan mycoplasma dan A.Haemolyticum. Kegagalan melenyapkan carrier streptokokus grup A mungkin akibat dari kolonisasi dengan anaerob penghasil 𝛽-Laktamase, yang secara lokal menghasilkan penisilin. Pemberian klindamisin atau amoxicillin/ klavulanat biasanya dapat menlenyapkan streptokokus grup A pada keadaan ini. Abses peritonsilar pada mulanya dapat diobati dengan penisilin dosis tinggi dan aspirasi; pasca penyembuhan abses ini, tonsilektomi dapat dindikasikan. Abses retrofaringeal sering kali memerlukan drainase dan tambahan antibiotik antistafilokokus. Angina Ludwig dan infeksi Ondotogenik lain dapat diobati dengan penisilin dosis tinggi atau ampisilin dengan sulbaktam.
Obat-obat antibiotik yang lazim digunakan pada Tonsilofaringitis:(9)

Nama obat
Dosis oral
Penisilin
25-50 mg/kg/hari PO 4 kali sehari, selamax 10 hari, max 3 gm/hari
Azitromisin
12 mg/kg/hari PO 1 kali perhari, selama  5 hari, max 500 mg/ari
klaritromisin
15 mg/kg/hari PO 2 kali sehari, max 1 g/hari.
Eritromisin (pasien dengan alergi terhadap penisilin)
40 mg/kg/hari PO 4 kali sehari, selama 10 hari, max 2 g/hari

Tidak ada komentar:

Google Ads