1. Struktur
Bunga
Bunga merupakan suatu batang atau
cabang pendek yang terbatas, neruas pendak-pendek dan daunnya telah mengalami
perubahan bentukbmenjadi kelopak, mahkota, benang sari dan putik, yang tersusun
melingkar rapat sehingga tampaknya seperti bertumpuk pada sebuah buku (Darjanto
dan Satifah, 1984). Hasil penelitian lebih lanjut tentang bunga, menunjukkan
bahwa :
1.
Bunga
dapat terletak di ujung batang atau cabang dan di ketiak daun, yang letaknya
sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh manjadi cabang.
2.
Bagian-bagian
bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang dapat menyerupai daun
biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.
3.
Pada
ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapat terbentuk sebuah
kuncup.
4.
Kadang-kadang
bunga dapat membentuk cabang biasa yang berdaun.
Bunga sangat beragam strukturnya. Meskipun demikian, persamaan
yang pokok di antara tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya,
karena semua bunga mempunyai kerangka struktur dasar yang sama. Menurut
botaniwan, bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang
mengalami metamorfosis yang behubungan dengan fungsinya untuk
bereproduksi.(Tjitrosoma, 1984).
Dilihat dari komponen penyusunnya,
menurut Nasir (2001) menyatakan bahwa bunga dapat diklasifikasikan menjadi 2
macam, yaitu :
1.
Bunga
lengkap, yaitu sunga yang memiliki semua bagian bunga secara lengkap.
2.
Bunga
tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih komponen
penyusun bunga.
Sedangkan, dilihat dari keberadaan
alat kelamin jantan dan betina, Nasir (2001) membedakan bunga menjadi :
1.
Bunga
sempurna, yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan betina pada satu
bunga.
2.
Bunga
tidak sempurna, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu dari alat kelamin
jantan atau alat kelamin betina.
Menurut Darjanto dan Satifah (1984),
bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota (corolla),
benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bunga
dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah
mengalami perubahan bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari
daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling
luar. Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bangian
bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian
daun bunga yang kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus,
lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian daun bunga
yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang sari. Benang
sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada
bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari
benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari
(bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari). Dan
rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan
berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum),
yaitu di ujung tangkai bunga yang biasanya melebar. Putik adalah
bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik
terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang
panjang dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan
bakal buah (bagian dari putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas
dasar bunga).
2.Penyerbukan
Penyerbukan adalah
jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya
gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya
berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri
sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan
hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan.
Penyerbukan
sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari bunga yang
lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan
terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu
terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar atau tidak terbuka, misalnya pada
kedelai, padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001)
Contoh
Empat macam varietas menyerbuk sendiri:
1. Bersari bebas
Hasil seleksi massa, cirinya :
Tidak selalu diketahui induk jantan dan betinanya. Jika ingin meningkatkan
hasil harus tahu peranan gen aditif sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.
2. Komposit
Populasi dasar
merupakan : campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur
boleh ada boleh tidak). Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian
diseleksi melalui seleksi massa.
3. Hibrida
Masalah : persilangan dan saat mencari
galur penghasil benihnya.
Benih yang dihasilkan sedikit, usaha
– usaha persilangan galur dengan varietas. (Prasetyo, 2010)
Terjadinya penyerbukan sendiri
disebabkan oleh Bunga tidak membuka, Serbuk sari sudah matang dan jatuh
sebelum bunga terbuka, Stigma dan stamen. Tanaman menyerbuk sendiri dapat
dimuliakan antara lain melalui hibridisasi. Hibridisasi atau persilangan
bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya
sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya.
Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi
pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan
memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan
(Sunarto, 1997).
3.
Penyerbukan silang
Penyerbukan silang pada bunga yang
pada umumnya menyerbuk sendiri bertujuan agar didapatkan tanaman dengan
berbagai macam variasi genotip maupun fenotip. Salah satu tanaman yang
melakukan penyerbukan sendiri adalah padi. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode unutk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri pada bunga padi.
Penyerbukan sendiri pada bunga padi dapat dicegah dengan melakukan kastrasi
yaitu tidakan membuang semua benang sari yang masih muda atau yang belum masak
dari sebuah kuncup bunga suatu tanaman induk betina, dengan maksud agar bunga
tersebut tidak mengalami penyerbukan sendiri (Darjanto dan Satifah, 1982).
Di alam penyerbukan silang terjadi
secara spontan. Penyerbukan tersebut terjadi dengan bantuan angin,
serangga pollination dan binatang lainnya. Pada penyerbukan alami tidak
diketahui sifat-sifat dari pohon induk apakah sifat dari pohon induk baik atau
buruk sehingga tidak dapat dilakukan pengontrolan akibatnya hasilnya seringkali
mengecewakan. Oleh karena itu agar persilangan dapat dikontrol dan
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, maka manusia melakukan penyerbukan
silang buatan (Wels, 1991).
Sebelum dilakukan suatu hibridisasi
tentunya didahului dengan kastrasi, kastrasi dilakukan sebelum kepala putik
masak (reseptif). Sehingga demikian bunga yang telah diemaskulasi tidak
memungkinkan untuk melakukan penyerbukan sendiri. Setelah dilakukan kastrasi
maka selang beberapa saat dilakukan teknik hibridisasi, yaitu menyerbuki
bunga-bunga yang telah dikebiri dengan tepung sari dan jenis-jenis tanaman yang
dikehendaki sifat-sifatnya. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk silang biasanya
dimaksudkan untuk mendapatkan galur inbrida dan menguji potensi satu atau
beberapa tetua (Nasir, 2001).
Beberapa
macam metode dan cara mengkastrasi tanaman menyerbuk silang ada , yaitu:
a. Forching method
Bunga dibuka dengan hati-hati
melalui pallea dan lemma dengan sebuah jarum atau pinset
(prepareer-naald). Lalu pegang kedua ujung sekam itu dengan jari-jari dan
tekan sehingga membuka sebelah, selanjutnya ambil keenam benang sari dengan
hati-hati jangan sampai merusak putik dengan alat jarum atau pinset.
b. Bagging method
Selubungi bulir dengan pembungkus
dari kertas sampai ± 5 menit (karena terjadi panas maka bunga-bunga itu
mekarnya dipercepat dan lebih bersamasama). Selanjutnya buka dan segera
buang benang-benang sari dari bunga-bunga yang telah terbuka.
c. Clipping method
Potong pucuk pallea dan lemma ± ¼
dari panjangnya (boleh miting atau datar). Lalu buang benang-benang sari
dengan pinset.
d. Hot water treatment
Bengkokkan blir ke atas air panas
dalam sebuah tabung, karena uap air panas bunga-bunga akan terbuka dengan cepat
dan segera buang benang-benang sarinya.
e. Blowing method
Bungkus bukir dengan sapu tangan dan
tiup dengan pelan-pelan ± 5 menit. Setelah dibuka, bunga-bunga yang
terbuka yang terbuka segera dibuang benang-benang sarinya.
f. Sucking
method
Potong pucuk bunga seperti Clipping
method kemudian benang sarinya diambil dengan waterstraal lucht pomp (penghisap
udara dengan arus air) atau pompa penghisap listrik yang dihubungkan dengan
selang yang berakhir dengan pipa gelas yang bermulut halus.
Langkah pertama hibridisasi pada
tanaman yang menyerbuk sendiri yaitu memilih tetua yang berpotensi. Pemilihan
tetua ini tergantung pada sifat yang akan dimuliakan apakah sifat kualitatif
atau sifat kuantitatif. Pemilihan tetua kualitatif lebih mudah karena
perbedaan penampakan tetua menunjukkan pula perbedaan gen pengendali sifat
itu. Pemilihan tetua untuk sifat kuantitatif lebih sulit karena adanya
perbedaan fenotipe yang belum tentu. Oleh karena itu, pemilihan tetua
perlu dipertimbangkan dari segi lain, yaitu sifat fisiologi, adaptasi dan
susunan genetik (Wels, 1981).
Fungsi hibridisasi yang lain menurut
Nasir (2001) adalah untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Hibridisasi
dilakukan dengan menggosok-gosokkan pinset halus (dimasukkan) satu benang sari
pada putik dari bunga yang telah dikastrasi. Cara yang lainnya dari
hibridisasi adalah dengan menggoyang-goyangkan bunga yang mekar diatas
bunga-bunga yang telah dikastrasi tersembunyi oleh organ bunga yang sudah
terbuka, Stigma memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter membuka,
Bunga matang serempak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar