Google ads

Rabu, 04 November 2015

Proses Penyerbukan Bunga



1.      Struktur Bunga
Bunga merupakan suatu batang atau cabang pendek yang terbatas, neruas pendak-pendek dan daunnya telah mengalami perubahan bentukbmenjadi kelopak, mahkota, benang sari dan putik, yang tersusun melingkar rapat sehingga tampaknya seperti bertumpuk pada sebuah buku (Darjanto dan Satifah, 1984).  Hasil penelitian lebih lanjut tentang bunga, menunjukkan bahwa :
1.      Bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan di ketiak daun, yang letaknya sama dengan tempat tunas yang akan tumbuh manjadi cabang.
2.      Bagian-bagian bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang dapat menyerupai daun biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.
3.      Pada ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapat terbentuk sebuah kuncup.
4.      Kadang-kadang bunga dapat membentuk cabang biasa yang berdaun.
      Bunga sangat beragam strukturnya. Meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniwan, bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang behubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi.(Tjitrosoma, 1984).
Dilihat dari komponen penyusunnya, menurut Nasir (2001) menyatakan bahwa bunga dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Bunga lengkap, yaitu sunga yang memiliki semua bagian bunga secara lengkap.
2.      Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih komponen penyusun bunga.
Sedangkan, dilihat dari keberadaan alat kelamin jantan dan betina, Nasir (2001) membedakan bunga menjadi :
1.      Bunga sempurna, yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan betina pada satu bunga.
2.      Bunga tidak sempurna, yaitu bunga yang tidak memiliki salah satu dari alat kelamin jantan atau alat kelamin betina.
Menurut Darjanto dan Satifah (1984), bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).  Bunga dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan bentuk kuncup.  Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling luar.  Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bangian bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun bunga yang kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian daun bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang sari.  Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada bunga.  Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari).  Dan rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu di ujung tangkai bunga yang biasanya melebar.  Putik adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina.  Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah (bagian dari putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas dasar bunga).

2.Penyerbukan
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan.
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001)
Contoh Empat macam varietas menyerbuk sendiri:
1.  Bersari bebas
Hasil seleksi massa, cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan betinanya. Jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan gen aditif sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.
2.   Komposit
Populasi dasar merupakan  : campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur boleh ada boleh tidak). Setiap dicampur terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa.
3.   Hibrida
Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya.
Benih yang dihasilkan sedikit, usaha – usaha persilangan galur dengan varietas. (Prasetyo, 2010)
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan oleh Bunga tidak membuka,  Serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka, Stigma dan stamen. Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi. Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan (Sunarto, 1997).
3.      Penyerbukan silang
Penyerbukan silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri bertujuan agar didapatkan tanaman dengan berbagai macam variasi genotip maupun fenotip.  Salah satu tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri adalah padi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode unutk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri pada bunga padi. Penyerbukan sendiri pada bunga padi dapat dicegah dengan melakukan kastrasi yaitu tidakan membuang semua benang sari yang masih muda atau yang belum masak dari sebuah kuncup bunga suatu tanaman induk betina, dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami penyerbukan sendiri (Darjanto dan Satifah, 1982).
Di alam penyerbukan silang terjadi secara spontan.  Penyerbukan tersebut terjadi dengan bantuan angin, serangga pollination dan binatang lainnya.  Pada penyerbukan alami tidak diketahui sifat-sifat dari pohon induk apakah sifat dari pohon induk baik atau buruk sehingga tidak dapat dilakukan pengontrolan akibatnya hasilnya seringkali mengecewakan.  Oleh karena itu agar persilangan dapat dikontrol dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, maka manusia melakukan penyerbukan silang buatan (Wels, 1991).
Sebelum dilakukan suatu hibridisasi tentunya didahului dengan kastrasi, kastrasi dilakukan sebelum kepala putik masak (reseptif). Sehingga demikian bunga yang telah diemaskulasi tidak memungkinkan untuk melakukan penyerbukan sendiri. Setelah dilakukan kastrasi maka selang beberapa saat dilakukan teknik hibridisasi, yaitu menyerbuki bunga-bunga yang telah dikebiri dengan tepung sari dan jenis-jenis tanaman yang dikehendaki sifat-sifatnya. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk silang biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan galur inbrida dan menguji potensi satu atau beberapa tetua (Nasir, 2001).
Beberapa macam metode dan cara mengkastrasi tanaman menyerbuk silang ada , yaitu:
a.      Forching method
Bunga dibuka dengan hati-hati melalui pallea dan lemma dengan sebuah jarum atau pinset (prepareer-naald).  Lalu pegang kedua ujung sekam itu dengan jari-jari dan tekan sehingga membuka sebelah, selanjutnya ambil keenam benang sari dengan hati-hati jangan sampai merusak putik dengan alat jarum atau pinset. 
b.      Bagging method
Selubungi bulir dengan pembungkus dari kertas sampai ± 5 menit (karena terjadi panas maka bunga-bunga itu mekarnya dipercepat dan lebih bersamasama).  Selanjutnya buka dan segera buang benang-benang sari dari bunga-bunga yang telah terbuka.
c.      Clipping method
Potong pucuk pallea dan lemma ± ¼ dari panjangnya (boleh miting atau datar).  Lalu buang benang-benang sari dengan pinset.
d.      Hot water treatment
Bengkokkan blir ke atas air panas dalam sebuah tabung, karena uap air panas bunga-bunga akan terbuka dengan cepat dan segera buang benang-benang sarinya.
e.       Blowing method
Bungkus bukir dengan sapu tangan dan tiup dengan pelan-pelan ± 5 menit.  Setelah dibuka, bunga-bunga yang terbuka yang terbuka segera dibuang benang-benang sarinya.
f.        Sucking method
Potong pucuk bunga seperti Clipping method kemudian benang sarinya diambil dengan waterstraal lucht pomp (penghisap udara dengan arus air) atau pompa penghisap listrik yang dihubungkan dengan selang yang berakhir dengan pipa gelas yang bermulut halus.
Langkah pertama hibridisasi pada tanaman yang menyerbuk sendiri yaitu memilih tetua yang berpotensi.  Pemilihan tetua ini tergantung pada sifat yang akan dimuliakan apakah sifat kualitatif atau sifat kuantitatif.  Pemilihan tetua kualitatif lebih mudah karena perbedaan penampakan tetua menunjukkan pula perbedaan gen pengendali sifat itu.  Pemilihan tetua untuk sifat kuantitatif lebih sulit karena adanya perbedaan fenotipe yang belum tentu.  Oleh karena itu, pemilihan tetua perlu dipertimbangkan dari segi lain, yaitu sifat fisiologi, adaptasi dan susunan genetik (Wels, 1981).
Fungsi hibridisasi yang lain menurut Nasir (2001) adalah untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Hibridisasi dilakukan dengan menggosok-gosokkan pinset halus (dimasukkan) satu benang sari pada putik dari bunga yang telah dikastrasi.  Cara yang lainnya dari hibridisasi adalah dengan menggoyang-goyangkan bunga yang mekar diatas bunga-bunga yang telah dikastrasi tersembunyi oleh organ bunga yang sudah terbuka, Stigma memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter membuka, Bunga matang serempak.


Tidak ada komentar:

Google Ads