Google ads

Selasa, 17 November 2015

Parotitis epidemika



Parotitis epidemika ialah penyakit akut, menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis.2
Epidemiologi
Penyakit tersebar diseluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau epidemic. Penyebaran virus terjadi dnegan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang merupakan virus RNA dari genus paramyxovirus yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae. Puncak insidensi penyakit terjadi pada anak usia 5-9 tahun, 85% dari infeksi terjadi pada anak-anak muda dari usia 15 tahun.
Patologi
Setelah masuk ke sel-sel saluran pernapasan, virus ini ditularkan melalui darah ke jaringan dan kelenjar.
Pada kelenjar parotis terutama pada saluran ludah terdapat kelainan berupa pembangkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Bila testis terkena infeksi maka terdapat pendarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pancreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Gejala Klinis
Masa tunas 14-24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1-2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah, dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,50C – 39,5oC kemudian timbul pembengkakan kelenjer parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Didaerah parotis, kulit tampak berwarna merah kecoklatan, nyeri pada tekanan, bagian bawah daun telinga terangkat keatas. Kadang-kadang disertai trismus dan disfagia. Dirongga mulut pada muara duktus stenson tampak kemerahan dan edema. Pembengkakan kelenjer berlangsung 3 hari dan kemudian mengempis.
30-40 % kasus infeksi bersifat sub klinis, tetapi bila gejala terjadi, onsetnya ditandai dengan demam, nyeri otot, nyeri kepala, malaise, dan nheri tekan serta pembengkakan kelenjar parotis yang berlangsung 3-7 hari.
Pemeriksaan laboratorium
Jumlah leukosit normal / terdapat leucopenia dengan limfositosis relative. Sebagai pemeriksaan tambahan dapat dilakukan complement-fixing antibody test, neutralization test, isolasi virus, uji intradermal,dan pengukuran kadar amylase dalam serum.
Komplikasi
1.      Meningo-ensefalitis
Dapat terjadi sebelum sesudah atau tana pembengkakan kelenjer parotis. Penderita mula-mula menunjukkan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dann suhu tubuh yang tinggi. Jumlah sel terutama limfosit meningkat, kadar protein meninggi, glukosa dan klorida normal. Pengobatan seperti pada ensefalitis lainnya.
2.      Epididimo-orkitis
Jarang terjadi sebelum pubertas. Dapat timbul pada minggu pertama. Penderita menunjukkan suhu badan yang tinggi, kadang-kadang menggigil dan menderita nyeri tekan didaerah testis kanan atau kiri. Kemandulan total jarang terjadi, tetapi mungkin didapatkan perubahan vertilitas. Pengobatan dengan memberikan kompres dingin dan penunjangan testis.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis pada pemeriksaan fisis. Disamping leucopenia dengan limfositosis relative, didapatkan pula kenaikan kadar amylase dalam serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian menjadi normal kembali Dallam 2 minggu. Bila gejala fisis tidak jelas maka diagnosis didasarkan pada:
1.      Terdapatnya virus dalam saliva, urin, atau darah.
2.      Serum neutralization test
3.      Kenaikan titer yang bermakna dari komplemen fixing antibody test selama masa penyembuhan.
4.      Didapatkannya antibody dalam serum terhadap antigen S selama gejala parotitis ada.

Patogenesis
Virus Mumps didapat melalui sekresi pernafasan terinfeksi, bereplikasi dalam saluran nafas atas dan limfatik regional, serta menyebar secara sistematik melalui virenia primer, juga disebabkan oleh virus lain seperti enterovirus, virus koreomenningitis, limfositik, dan virus influenza A.
Pengobatan
Tidak ada terapi antivirus spesifik.
Istirahat ditempat tidur selama demam dan pembengkakan kelenjer parotis. Simtomatik diberikan kompres panas atau dingin dan juga diberikan analgetik. Diet makanan cair atau lunak dan penggunaan Kortikosteroid selama 2-4 hari.
Pencegahan
Pemberian vaksinasi dengan virus parotitis yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-Merck, sharp & dohme ). Diberikan secara subkutan pada anak berumur 15 bulan. Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan eksresi virus dan tidak menular. Menyebabkan imunitan yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak dan rubella. Dapat diberikan pada remaja dan orang dewasa yang telah berkontak dengan penderita parotitis tapi belum pernah menderita penyakit tersebut.

Tidak ada komentar:

Google Ads