Parotitis
epidemika ialah penyakit akut, menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar
ludah terutama kelenjar parotitis.2
Epidemiologi
Penyakit
tersebar diseluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau epidemic.
Penyebaran virus terjadi dnegan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah,
mungkin dengan urin.
Etiologi
Penyakit
ini disebabkan oleh virus yang merupakan
virus RNA dari genus paramyxovirus yang termasuk dalam
keluarga Paramyxoviridae. Puncak insidensi
penyakit terjadi pada anak usia 5-9 tahun, 85% dari
infeksi terjadi pada anak-anak muda dari usia 15 tahun.
Patologi
Setelah masuk ke
sel-sel saluran pernapasan, virus ini ditularkan melalui darah ke jaringan dan kelenjar.
Pada
kelenjar parotis terutama pada saluran ludah terdapat kelainan berupa
pembangkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Bila testis terkena
infeksi maka terdapat pendarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli
seminiferus. Pada pancreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis
jaringan.
Gejala
Klinis
Masa
tunas 14-24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1-2 hari dengan
gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah, dan nyeri otot. Suhu tubuh
biasanya naik sampai 38,50C – 39,5oC kemudian timbul
pembengkakan kelenjer parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat
menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada
perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini
merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Didaerah parotis,
kulit tampak berwarna merah kecoklatan, nyeri pada tekanan, bagian bawah daun
telinga terangkat keatas. Kadang-kadang disertai trismus dan disfagia. Dirongga
mulut pada muara duktus stenson tampak kemerahan dan edema. Pembengkakan
kelenjer berlangsung 3 hari dan kemudian mengempis.
30-40
% kasus infeksi bersifat sub klinis, tetapi bila gejala terjadi, onsetnya
ditandai dengan demam, nyeri otot, nyeri kepala, malaise, dan nheri tekan serta
pembengkakan kelenjar parotis yang berlangsung 3-7 hari.
Pemeriksaan
laboratorium
Jumlah
leukosit normal / terdapat leucopenia dengan limfositosis relative. Sebagai
pemeriksaan tambahan dapat dilakukan complement-fixing
antibody test, neutralization test, isolasi virus, uji intradermal,dan
pengukuran kadar amylase dalam serum.
Komplikasi
1. Meningo-ensefalitis
Dapat terjadi sebelum sesudah atau tana
pembengkakan kelenjer parotis. Penderita mula-mula menunjukkan gejala nyeri
kepala ringan, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dann suhu
tubuh yang tinggi. Jumlah sel terutama limfosit meningkat, kadar protein
meninggi, glukosa dan klorida normal. Pengobatan seperti pada ensefalitis
lainnya.
2. Epididimo-orkitis
Jarang terjadi sebelum pubertas. Dapat
timbul pada minggu pertama. Penderita menunjukkan suhu badan yang tinggi,
kadang-kadang menggigil dan menderita nyeri tekan didaerah testis kanan atau
kiri. Kemandulan total jarang terjadi, tetapi mungkin didapatkan perubahan
vertilitas. Pengobatan dengan memberikan kompres dingin dan penunjangan testis.
Diagnosis
Diagnosis
dapat ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis pada pemeriksaan
fisis. Disamping leucopenia dengan limfositosis relative, didapatkan pula
kenaikan kadar amylase dalam serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu
dan kemudian menjadi normal kembali Dallam 2 minggu. Bila gejala fisis tidak
jelas maka diagnosis didasarkan pada:
1. Terdapatnya
virus dalam saliva, urin, atau darah.
2. Serum
neutralization test
3. Kenaikan
titer yang bermakna dari komplemen fixing antibody test selama masa
penyembuhan.
4. Didapatkannya
antibody dalam serum terhadap antigen S selama gejala parotitis ada.
Patogenesis
Virus
Mumps didapat melalui sekresi pernafasan terinfeksi, bereplikasi dalam saluran
nafas atas dan limfatik regional, serta menyebar secara sistematik melalui
virenia primer, juga disebabkan oleh virus lain seperti enterovirus, virus
koreomenningitis, limfositik, dan virus influenza A.
Pengobatan
Tidak
ada terapi antivirus
spesifik.
Istirahat
ditempat tidur selama demam dan pembengkakan kelenjer parotis. Simtomatik
diberikan kompres panas atau dingin dan juga diberikan analgetik. Diet makanan
cair atau lunak dan penggunaan Kortikosteroid selama 2-4 hari.
Pencegahan
Pemberian
vaksinasi dengan virus parotitis yang hidup tapi telah dirubah sifatnya
(Mumpsvax-Merck, sharp & dohme ). Diberikan secara subkutan pada anak
berumur 15 bulan. Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak
menyebabkan eksresi virus dan tidak menular. Menyebabkan imunitan yang lama dan
dapat diberikan bersama vaksin campak dan rubella. Dapat diberikan pada remaja dan
orang dewasa yang telah berkontak dengan penderita parotitis tapi belum pernah
menderita penyakit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar