Google ads

Jumat, 13 November 2015

OSTEOARTRITIS



1.1.1.      Definisi
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif, biasanya mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago dan artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas, dan melemahnya otot-otot yang menghubungkan sendi.
1.1.2.      Etiologi
Osteoarthritis disebabkan oleh banyak faktor. Faktor resiko yang paling sering ditemui adalah obesitas, pekerjaan, aktivitas olahraga tertentu, trauma pada sendi, dan faktor genetik. Prevalensi dan tingkat keparahan osteoarthritis meningkat seiring bertambahnya usia.
1.1.3.      Patofisiologi
·         Pada awal osteoartritis, kandungan air pada kartilago meningkat, kemungkinan sebagai akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak proteoglikan, dan selanjutnya memperoleh air. Seiring perkembangan osteoartritis, kandungan proteoglikan kartilago menurun, kemungkinan melalui metalloproteinase.
·         Perubahan dalam komposisi glikosaminoglikan juga terjadi, dengan peningkatan keratin sulfat dan penurunan rasio kondroitin 4-sulfat terhadap kondroitin 6-sulfat. Perubahan ini dapat menganggu interaksi kolagen proteoglikan pada kartilago. Kandungan kolagen tidak berubah sampai penyakit menjadi parah. Penignkatan dalam sintesis kolagen dan perubahan distribusid dan diameter serat dapat terlihat.
·         Tulang subkondral yang berdekatan dengan kartilago artikular juga mengalami pergantian tulang yang lebih cepat, dengan peningkatan aktivitas osteoklast dan osteoblast. Terdapat hubungan antara pelepasan peptida vasoaktif dan matrix metallopproteinase, neovaskularisasi, dan peningkatan permeabilitas kartilago yang berdekatan. Peristiwa ini selanjutnya mengakibatkan degradasi kartilago dan pada akhirnya hilangnya kartilago, berakibat pada rasa sakit dan deformitas sendi.
·         Fibrilasi, robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspos bagian dalam tulang sehingga dapat menyebabkan mikrofraktur pada tulang subkondral. Selanjutnya, kartilago akan tererosi.
·         Mikrofraktur berakibat pada produksi callus dan osteoid. Tulang baru (osteofit) terbentuk pada tepi sendi.
1.1.4.      Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung pada durasi dan keparahan penyakit dan jumlah sendi yang dipengaruhi. Gejala yang dominan adalah rasa sakit yang dalam dan terlokalisasi berhubungan dengan sendi yang dipengaruhi. Pada awal osteoartritis, rasa sakit mengiringi aktivitas persendian dan berkurang dengan istirahat. Selanjutnya, rasa sakit terjadi walaupun dengan aktivitas yang minimal atau pada saat istirahat.
Sendi yang paling umum dipengaruhi adalah sendi interfalangeal distal dan proksimal pada tangan, sendi karpometakarpal (CMC) pertama, lutut, pinggul, tulang belakang serviks, lumbar, dan sendi metatersofalangeal (MTP) pertama pada jari kaki.
Selain rasa sakit, keterbatasan pergerakan, kekakuan, crepitus, nodus heberden dan bouchard dan deformitas sendi. Kekakuan sendi berlangsung kurang dari 30 menit dan sembuh dengan bergerak. Nodus heberden dan bouchard merupakan pembesaran tulang (osteofit) dari sendi proksimal

1.1.5.      Diagnosa
Diagnosis OA didasarkan pada gambaran klinis yang dijumpai dan hasil radiografis.
Gambar 2 : Jarak sendi yang terlihat dari x-ray pada pasien OA
1.1.6.      Penatalaksanaan Terapi
1.         Terapi Non Farmakologis
a.    Diet
Diet makanan dapat menurunkan berat badan, sehingga dapat mengurangi degenarasi kartilago.
b.    Mengurangi aktivitas fisik
c.    Pembedahan
Operasi umumnya dilakukan untuk pasien-pasien dengan osteoarthritis yang parah dan tidak merespon terhadap terapi konservatif.
2.         Terapi Farmakologi
a.    Acetaminophen
b.    NSAID
c.    Glukosamin dan Kondroitin
d.   Injeksi Hyaluronate
e.    Analgetik Opioid

Tidak ada komentar:

Google Ads