1.1.1.
Definisi
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif,
biasanya mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial.
Penyakit ini ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago dan artikular
yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas,
deformitas, dan melemahnya otot-otot yang menghubungkan sendi.
1.1.2.
Etiologi
Osteoarthritis disebabkan oleh banyak faktor. Faktor
resiko yang paling sering ditemui adalah obesitas, pekerjaan, aktivitas
olahraga tertentu, trauma pada sendi, dan faktor genetik. Prevalensi dan
tingkat keparahan osteoarthritis meningkat seiring bertambahnya usia.
1.1.3.
Patofisiologi
·
Pada awal
osteoartritis, kandungan air pada kartilago meningkat, kemungkinan sebagai
akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak proteoglikan, dan selanjutnya memperoleh
air. Seiring perkembangan osteoartritis, kandungan proteoglikan kartilago
menurun, kemungkinan melalui metalloproteinase.
·
Perubahan dalam
komposisi glikosaminoglikan juga terjadi, dengan peningkatan keratin sulfat dan
penurunan rasio kondroitin 4-sulfat terhadap kondroitin 6-sulfat. Perubahan ini
dapat menganggu interaksi kolagen proteoglikan pada kartilago. Kandungan
kolagen tidak berubah sampai penyakit menjadi parah. Penignkatan dalam sintesis
kolagen dan perubahan distribusid dan diameter serat dapat terlihat.
·
Tulang subkondral
yang berdekatan dengan kartilago artikular juga mengalami pergantian tulang
yang lebih cepat, dengan peningkatan aktivitas osteoklast dan osteoblast.
Terdapat hubungan antara pelepasan peptida vasoaktif dan matrix
metallopproteinase, neovaskularisasi, dan peningkatan permeabilitas kartilago
yang berdekatan. Peristiwa ini selanjutnya mengakibatkan degradasi kartilago
dan pada akhirnya hilangnya kartilago, berakibat pada rasa sakit dan deformitas
sendi.
·
Fibrilasi, robeknya
kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspos bagian dalam tulang
sehingga dapat menyebabkan mikrofraktur pada tulang subkondral. Selanjutnya,
kartilago akan tererosi.
·
Mikrofraktur
berakibat pada produksi callus dan osteoid. Tulang baru (osteofit) terbentuk
pada tepi sendi.
1.1.4.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung pada durasi dan keparahan
penyakit dan jumlah sendi yang dipengaruhi. Gejala yang dominan adalah rasa
sakit yang dalam dan terlokalisasi berhubungan dengan sendi yang dipengaruhi.
Pada awal osteoartritis, rasa sakit mengiringi aktivitas persendian dan
berkurang dengan istirahat. Selanjutnya, rasa sakit terjadi walaupun dengan
aktivitas yang minimal atau pada saat istirahat.
Sendi yang paling umum dipengaruhi adalah sendi
interfalangeal distal dan proksimal pada tangan, sendi karpometakarpal (CMC)
pertama, lutut, pinggul, tulang belakang serviks, lumbar, dan sendi
metatersofalangeal (MTP) pertama pada jari kaki.
Selain rasa sakit, keterbatasan pergerakan, kekakuan,
crepitus, nodus heberden dan bouchard dan deformitas sendi. Kekakuan sendi
berlangsung kurang dari 30 menit dan sembuh dengan bergerak. Nodus heberden dan
bouchard merupakan pembesaran tulang (osteofit) dari sendi proksimal
1.1.5.
Diagnosa
Diagnosis
OA didasarkan pada gambaran klinis yang dijumpai dan hasil radiografis.
Gambar 2 : Jarak sendi yang terlihat dari x-ray pada pasien OA
1.1.6.
Penatalaksanaan
Terapi
1.
Terapi Non Farmakologis
a.
Diet
Diet makanan dapat
menurunkan berat badan, sehingga dapat mengurangi degenarasi kartilago.
b.
Mengurangi aktivitas fisik
c.
Pembedahan
Operasi umumnya dilakukan untuk pasien-pasien dengan
osteoarthritis yang parah dan tidak merespon terhadap terapi konservatif.
2.
Terapi Farmakologi
a.
Acetaminophen
b.
NSAID
c.
Glukosamin dan Kondroitin
d.
Injeksi Hyaluronate
e.
Analgetik Opioid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar