Tuberkulosis
(TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan
organisme patogen maupun saprofit. Jalan masuk untuk organisme MTB
adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.
Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus
droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.1
1.1 Epidemiologi TB
Mycobacterium
Tuberculosis disebabkan melalui droplet pernafasan transmisi muncul akibat
kontak erat dengan individu yang terinfeksi. Kontak dengan pasien yang telah terbukti memilki mycobacterium tuberculosis dalam
sprutumnya memiliki resiko 25% untuk menjadi terinfekasi. Penyakit muncul pada
5-15% dari mereka yang terinfeksi, dan resiko meningkat pada HIV.2
1.2 Klasifikasi Penyakit dan Tipe Penderita TB
Penentuan klasifikasi dan tipe pendirita TB memerlukan definisi kasus
karena hal ini penting untuk menetapkan strategi pengobtan dan follow upnya.
Ada 4 hal yang yang perlu diperhatikan dalam mendefinisikan kasus yaitu:
1.
Organ tubuh yang terkena penyakit: paru atau ekstra paru
2.
Hasil pemeriksaan dahak secra mikroskopis langsung dari 3
kali spesimen: TB paru Bta positif atau TB paru BTA negatif.
3.
Riwayat pengobatan sebelumnya : baru atau sesudah pernah
diobati
4.
Tingkat keparahan penyakit : ringan / berat
Maka
klasifikasi TB dibagi sebagai berikut :
A.
Tuberculosis paru
Yaitu
tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura. Berdasarkan hasil 3 kali
pemeriksaan dahak, radiologi, atau kultur M. Tuberculosis dapat dibagi :
a.
TB paru BTA positif
Dua atau lebih pemeriksaan dahak menunjukkan BTA positif
atau satu kali pemeriksaan tapi dibuktikan dengan kelainan radiologi sebagai TB
aktif atau satu kali pemeriksaan menunjukkan BTA positif tapi disertai dengan
bukti kultur positif M.Tuberculosis.
b.
TB paru BTA negatif
Untuk
diagnostik TB paru BTA negatif harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
- sekurang2nya
3 kali pemeriksaan sputum menunjukkan BTA negatif,
- kelainan
gambaran radiologis konsisten sebagai gambaran TB paru aktif
- tidak ada
respon dengan pengobatan antibiotika spektrum luas
- pertimbangan
klinis untuk diberikan obat anti TB siklus penuh
B. Tuberkulosis
ekstra paru
Tuberkulosis
ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru
(misal : pleura, selaput otak, perikardium, kelenjer lymphe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kemih, alat kelamin, dll). Berdasarkan
tingkat keparahannya, TB ekstra paru ini dibagi menjadi TB ekstra paru berat
(sever) dan TB paru ekstra paru ringan (not/less sever).
1.3 Pathogenesis TB
1. Tuberkulosis Primer
Penularan
TB paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1 - 2 jam, tergantung sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk, dan
kelembaban. Pada suasana lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari – hari
sampai berbulan – bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat, maka ia
akan menempel pada saluran napas atau jaringan paru.
Bila
kuman menetap dalam jaringan paru, ia akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Dari sini ia dapat menuju ke organ - organ lainnya. Sarang
tuberkulosis primer disebut focus ghon yang dapat terjadi di setiap jaringan
paru,. Kuman juga dapat masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke
dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang.
2. Tuberkulosis Pasca-Primer (
Sekunder )
Kuman
yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun – tahun kemudian sebagai
infeksi endogen menjadi TB dewasa ( tuberkulosis post primer = TB sekunder ).
Mayoritas reinfeksi menjadi 90 %. TB sekunder terjadi karena imunitas menurun
seperti malnutrisi, alkohol, keganasan, diabetes, AIDS, gagal ginjal. TB
pasca-primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi terutama di regio
atas paru ( segmen apikal-poterior lobus superior atau lobus inferior).
1.3 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, suatu organisme aerob yang tumbuh lambat dengan struktur dinding sel kompleks yang. mengandung asam mikolat. TB merupakan penyebab utama morbiditas dan diperkirakan oleh WHO menyebabkan sekitar tiga juta kematian pertahun.2Tuberculosis paru primer pada bayi yang lebih tua dan anak biasanya merupakan infeksi yang tidak bergejala. Pada penyakit primer progresif seperti yang dapat dilihat pada bayi dan anak kecil, pneumonia primer dapat terjadi segera sesudah infeksi awal. Perburukan kompleks primer pada penyakit paru atau milier tersebar, atau perburukan granuloma SSP menjadimeningitis terjadi paling sering pada usia 1 tahun.
1.4 Cara Penularan Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara
yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada
saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal
dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh
koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang
baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada
orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan
mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang
nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah
dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain
memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat
tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh
yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
1.5 Manifestasi klinis TB 3
Gejala TB pada orang dewasa umumnya
penderita mengalami batuk dan berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau
lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB
pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan
dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam,
walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Gejala
Khusus, sesuai dengan bagian tubuh yang diserang, misalnya :
Ø TB
kulit atau skrofuloderma
Ø TB
tulang dan sendi, meliputi :
·
Tulang punggung
(spondilitis) : gibbus
·
Tulang panggul
(koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul
·
Tulang lutut: pincang
dan atau bengkak
Ø TB
otak dan saraf
Meningitis
dengan gejala kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran
menurun.
Ø Gejala
mata
·
Conjunctivitis
phlyctenularis
·
Tuburkel koroid (hanya
terlihat dengan funduskopi)
1.6 Diagnosis TB
4
Diagnosis
TB paru adalah sebagai berikut :
1. Semua
suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi -
sewaktu (SPS).
2. Diagnosis
TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pada
program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji
kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan
indikasinya.
3. Tidak
dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto
toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering
terjadi overdiagnosis.
4. Gambaran
kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
5. Untuk
lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.
1.6.1 Diagnosis TB ekstra paru :
1. Gejala
dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis
TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe
superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada
spondilitis TB dan lainlainnya.
2. Diagnosis
pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan
berdasarkan gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung pada metode
pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya
uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks dan lain-lain.
1.6.2 Indikasi pemeriksaan foto toraks
Pada
sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak
secara
mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi tertentu
pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Hanya
1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan
foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis ‘TB paru BTA positif. (lihat
bagan alur)
2. Ketiga
spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT. (lihat bagan alur)
3. Pasien
tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan
penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi
perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat
(untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).
1.7 Kategori penderita
TB
WHO merekomendasikan panduan obat
harus sesuai dengan kategori penyakit, yaitu kategori yang didasarkan atas
definisi kasus, untuk itu penderita TB dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu sbb10
:
1. Kategori
1, kasus baru dengan dahak positif dan penderita dengan keadaan yang berat
seperti meningitis, TB milier, perikarditis, peritolitis, pleuritis masiv atau
bilateral, spondilitis dengan gangguan neurologi, penderita dengan dahak
negative tetapi kelainan parunya luas, TB usus, TB saluran kemih
2. Kategori
2, kasus kambuh atau gagal dengan dahak tetap positif
3. Kategori
3, kasus dengan dahak negative tetapi kelainan parunya tidak luas dan kasus TB
diluar paru selain dari yang disebut dalam kategori 1
4. Kategori
4, Tuberculosis kronik
1.8 Penatalaksanaan TB1,4
Tujuan
pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah
kambuh. Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
- Obat
primer : INH (isoniazid),
Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. - Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Beberapa
pertimbangan yang menjadi dasar dibuatnya tergimen Obat Anti Tuberculosis (OAT)
adalah :
Bagan Pengobatan TBC
pada orang dewasa
- Kategori 1
2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
- Penderita baru TBC paru BTA positif.
- Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
- Kategori 2
HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
Diberikan kepada:
- Penderita kambuh.
- Penderita gagal terapi.
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
- Kategori 3
2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar