a. Definisi
Dermatitis
Atofi (DA) adalah peradangan kulit kronis disertai gatal yang umumnya terjadi
selama masa bayi dan anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum dan riwayat atofi pada penderita atau keluarganya. Dermatitis Atofi
juga disebut eksema atofik, eksema konstitusional, eksema fleksural.
b. Epidemiologi
Di
amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan negara – negara industri
lainnya, prevalensi Dermatitis Atofi pada anak mencapai 10 – 20 %, sedangkan
pada orang dewasa 1 – 3 %. Di negara agraris, prevalensi ini lebih rendah. Perbandingan pria dan wanita adalah 1,3 : 1.
c.
Faktor Lingkungan
Peran
lingkungan terhadap tercetusnya Dermatitis Atofi tidak dapat dianggap remeh.
Alergi makanan lebih sering terjadi pada anak usia < 5 tahun. Jenis makanan
yang menyebabkan alergi pada bayi dan anak kecil umumnya susu dan telur,
sedangkan pada dewasa sea food dan
kacang – kacangan. Suhu dan kelembaban udara juga merupakan faktor pencetus
Dermatitis Atofi, suhu udara yang terlampau panas/dingin, keringat dan
perubahan udara tiba- tiba dapat menjadi masalah bagi penderita Dermatitis
Atofi.
d.
Gambaran Klinik
Ada
3 fase klinis Dermatitis Atofi yaitu Dermatitis Atofi inflatil (2 bulan – 2
tahun). Dermatiitis Atofi anak (2-10 tahun) dan Dermatitis Anak pada remaja dan
dewasa.
v Dermatitis
Atofi inflatil ( 2 bulan – 2 tahun )
Dermatitis
Atofi paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan ke
dua. Lesi mula – mula tampak di daerah muka (dahi-pipi) berupa eritema, papul
vesikel pecah karena garukan sehigga lesi menjadi eksudat dan akhirnya
terbentuk krusta. Lesi bisa smeluas ke kepala, leher, pergelangan tangan dan
tungkai. Seebagian besar penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian
berlanjut ke fase anak.
v Dermatitis
Atofi pada anak (2-10 tahun)
Dapat
merupakan lanjutan bentuk Dermatitis Atofi inflatil ataupun timbul sendiri (de
novo). Lokasi lesi dapat di lipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan
tangan, kelopak mata dan leher.
v Dermatitis
Atofi pada anak dan remaja
Lokasi
lesi pada remaja adalah di lipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar
mata. Pada dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan
dan pergelangan tangan, dapat pula
berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecxah, bersisik),
vulva. Umumnya Dermatitis Atofi remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cenderung
membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia pertengahan dan sebagian
kecil sampai tua.
e.
Diagnosis Dermatitis
Atofi
Ditegakkan
bila mempunyai minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Kriteria mayor :
v Pruritus
v Dermatitis
di muka atau ekstensor bayi dan anak
v Dermatitis
di fleksura pada dewasa
v Dermatitis
kronis atau residif
v Riwayat
atofi pada penderita atau keluarga nya
Kriteria
minor :
v Infeksi
kulit ( khususnya oleh Salmonella aureus dan virus H.simpleks)
v Dermatitis
non spesifik pada tangan dan kaki
v Katarak
subkapsular anterior
v Muka
pucat dan eritema
v Gatal
bila berkeringat
v Hipersensitif
terhadap makanan
v Perjalanan
penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi
v Tes
alergi kulit tipe dadakan positif
v Awitan
pada usia dini
f. Penatalaksanaan
Umum
Berbagai faktor dapat menjadi pencetus
Dermatitis Atofi dan tidak sama untuk setiap individu, karena itu perlu
diidentifikasi dan dieliminasi berbagai faktor tersebut :
v Menghindari
pemakaian bahan – bahan iritan ( deterjen, alkohol, adstringen, pemutih)
v Menghindarkan
suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi
v Menghindarkan
aktivitas yang akan mengeluarkan banyak keringat
v Menghindarkan
makanan – makanan yang dicurigai dapat mencetuskan Dermatitis Atofi
v Menghindari
stress emosi
v Mengobati
rasa gatal
g. Pengobatan
1. Pengobatan topikal
v Hidrasi
kulit
Dengan melembabkan kulit, diharapkan
sawar kulit menjadi lebih baik dan
penderita tidak menggaruk dan lebih impermeable terhadap mikroorganisme/bahan
iritan. Berbagai jenis pelembab dapat dipakai antra lain krim hidrofilik urea
10 %, pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.
v Kortikosteroid topikal
Walau steroid topikal sering diberi pada
pengobatan Dermatitis Atofi, tetapi harus berhati – hati karena efek sampingnya
cukup banyak. Kortikosteroid potensi rendah diberi pada bayi, daerah
intertriginosa, daerah genitalia. Kortikosteroid potensi rendah dapat diberi
pada anak dan dewasa. Bila aktivitas penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid
diaplikasikan intermiten, umumnya dua kali seminggu.
v Imunomodulator
topikal
v Takrolimus
Bekerja sebagai penghambat calcineurin, sediaan dalam bentuk salap 0,03 % untuk anak usia 2 –
15 tahun dan dewasa 0,03 % dan 0,1 %. Pada pengobatan jangka panjang tidak
ditemukan efek samping kecuali rasa terbakar setempat.
v Pimekrolimus
Yaitu suatu senyawa askomisin yaitu
suatu imunomodulator golongan makrolatam. Kerjanya sangat mirip siklosporin dan
takrolimus. Sediaan yang dipakai adalah konsentrasi 1 % aman pada anak dan
dapat dipakai pada kulit sensitif 2 kali sehari.
v Preparat
ter
Mempunyai efek anti pruritus dan
anti inflamasi pada kulit. Sediaan dalam bentuk salap hidrofilik misalnya
mengandung liquor carbonat detergent 5%
- 10 % atau crude coaltar 1% - 5 %.
v Antihistamin
Antihistamin topikal tidak
dianjurkan pada Dermatitis Atofi karena berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi
pada kulit. Pemakaian krim doxepin 5 %
dalam jangka pendek ( 1 minggu ) dapat mengurangi gatal tanpa sensitisasi. Tapi
pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedative.
2. Pengobatan
sistemik
v Kortikosteroid
Hanya dipakai untuk mengendalikan
Dermatitis atofi eksaserbasi akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah,
diberi selang seling. Dosis diturunkan
secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan menimbulkan efek samping dan bila dihentikan tiba – tiba akan timbul
rebound phenomen.
v Antihistamin
Diberi untuk mengurangi rasa gatal.
Dalam memilih antihistamin harus diperhatikan berbagai hal seperti penyakit – penyakit sistemik, aktivitas
penderita. Antihistamin yang mempunyai efek sedatif sebaiknya tidak diberikan
pada penderita dengan aktivitas di siang hari ( seperti supir). Pada kasus
sulit diberi doxepin hidroklorid 10 – 75 mg/oral/2 x sehari yang mempunyai efek
anti depresan dan blokade reseptor histamin H1 dan H2.
v Anti
infeksi
Pemberian antibiotika berkaitan
dengan ditemukannya peningkatan koloni
S.aureus pada kulit penderita Dermatitis Atofi. Dapat diberi eritromisin,
asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x
400 mg/hari selama 10 hari atau 4 x 200 mg/hari untuk 10 hari.
v Siklosporin
Dosis 5 mg/kgBB/oral, diberi dalam waktu
singkat, bila obat dihentikan umumnya penyakit kambuh kembali. Efek samping nya
adalah peningkatan kreatinin dalam serum dan bisa terjadi penurunan fungsi
ginjal dan hipertensi.
v Terapi
sinar
Dipakai untuk Dermatitis Atofi yang
berat. Terapi menggunakan ultraviolet ultra violet B atau kombinasi ultra
violet A dan ultra violet B. Terapi kombinasi lebih baik dari terapi ultra
violet B saja.
h. Prognosis
Sulit meramalkannya karena danya peran multifaktorial.
Faktor yang berhubungan dengan prognosis
kurang baik adalah :
v Dermatitis
atofi yang luas pada anak
v Menderita
rinitis alergika dan asma bronkiale
v Riwayat
Dermatitis Atofi pada orang tua atau saudaranya.
v Awitan
(onset) dermatitis atofi pada usia muda
v Anak
tunggal
Diperkirakan 30 – 35 % penderita
dermatitis atofi inflatil akan berkembang menjadi asma bronkiale atau hay fever. Penderita dermatitis atofi
menpunyai resiko tinggi untuk mendapat dermatitis kontak iritan akibat kerja di
tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar