Google ads

Rabu, 11 November 2015

Dermatitis Atofi



a.    Definisi
Dermatitis Atofi (DA) adalah peradangan kulit kronis disertai gatal yang umumnya terjadi selama masa bayi dan anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atofi pada penderita atau keluarganya. Dermatitis Atofi juga disebut eksema atofik, eksema konstitusional, eksema fleksural.
b.      Epidemiologi
Di amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan negara – negara industri lainnya, prevalensi Dermatitis Atofi pada anak mencapai 10 – 20 %, sedangkan pada orang dewasa 1 – 3 %. Di negara agraris, prevalensi ini lebih rendah.  Perbandingan pria dan wanita adalah 1,3 : 1.
c.       Faktor Lingkungan
Peran lingkungan terhadap tercetusnya Dermatitis Atofi tidak dapat dianggap remeh. Alergi makanan lebih sering terjadi pada anak usia < 5 tahun. Jenis makanan yang menyebabkan alergi pada bayi dan anak kecil umumnya susu dan telur, sedangkan pada dewasa sea food dan kacang – kacangan. Suhu dan kelembaban udara juga merupakan faktor pencetus Dermatitis Atofi, suhu udara yang terlampau panas/dingin, keringat dan perubahan udara tiba- tiba dapat menjadi masalah bagi penderita Dermatitis Atofi.

d.      Gambaran Klinik
Ada 3 fase klinis Dermatitis Atofi yaitu Dermatitis Atofi inflatil (2 bulan – 2 tahun). Dermatiitis Atofi anak (2-10 tahun) dan Dermatitis Anak pada remaja dan dewasa.
v  Dermatitis Atofi inflatil ( 2 bulan – 2 tahun )
Dermatitis Atofi paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan ke dua. Lesi mula – mula tampak di daerah muka (dahi-pipi) berupa eritema, papul vesikel pecah karena garukan sehigga lesi menjadi eksudat dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi bisa smeluas ke kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai. Seebagian besar penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian berlanjut ke fase anak.
v  Dermatitis Atofi pada anak (2-10 tahun)
Dapat merupakan lanjutan bentuk Dermatitis Atofi inflatil ataupun timbul sendiri (de novo). Lokasi lesi dapat di lipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher.
v  Dermatitis Atofi pada anak dan remaja
Lokasi lesi pada remaja adalah di lipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula  berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecxah, bersisik), vulva. Umumnya Dermatitis Atofi remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian cenderung membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia pertengahan dan sebagian kecil sampai tua.
e.       Diagnosis Dermatitis Atofi
Ditegakkan bila mempunyai minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.   Kriteria mayor :
v  Pruritus
v  Dermatitis di muka atau ekstensor bayi dan anak
v  Dermatitis di fleksura pada dewasa
v  Dermatitis kronis atau residif
v  Riwayat atofi pada penderita atau keluarga nya
Kriteria minor :
v  Infeksi kulit ( khususnya oleh Salmonella aureus dan virus H.simpleks)
v  Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki
v  Katarak subkapsular anterior
v  Muka pucat dan eritema
v  Gatal bila berkeringat
v  Hipersensitif terhadap makanan
v  Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi
v  Tes alergi kulit tipe dadakan positif
v  Awitan pada usia dini
f.     Penatalaksanaan Umum
Berbagai faktor dapat menjadi pencetus Dermatitis Atofi dan tidak sama untuk setiap individu, karena itu perlu diidentifikasi dan dieliminasi berbagai faktor tersebut :
v  Menghindari pemakaian bahan – bahan iritan ( deterjen, alkohol, adstringen, pemutih)
v  Menghindarkan suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi
v  Menghindarkan aktivitas yang akan mengeluarkan banyak keringat
v  Menghindarkan makanan – makanan yang dicurigai dapat mencetuskan Dermatitis Atofi
v  Menghindari stress emosi
v  Mengobati rasa gatal
g.      Pengobatan
1. Pengobatan topikal
v  Hidrasi kulit
Dengan melembabkan kulit, diharapkan sawar kulit menjadi lebih baik   dan penderita tidak menggaruk dan lebih impermeable terhadap mikroorganisme/bahan iritan. Berbagai jenis pelembab dapat dipakai antra lain krim hidrofilik urea 10 %, pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.

v  Kortikosteroid topikal
Walau steroid topikal sering diberi pada pengobatan Dermatitis Atofi, tetapi harus berhati – hati karena efek sampingnya cukup banyak. Kortikosteroid potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginosa, daerah genitalia. Kortikosteroid potensi rendah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktivitas penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan intermiten, umumnya dua kali seminggu.
v  Imunomodulator topikal
v  Takrolimus
Bekerja sebagai penghambat calcineurin, sediaan  dalam bentuk salap 0,03 % untuk anak usia 2 – 15 tahun dan dewasa 0,03 % dan 0,1 %. Pada pengobatan jangka panjang tidak ditemukan efek samping kecuali rasa terbakar setempat.
v  Pimekrolimus
Yaitu suatu senyawa askomisin yaitu suatu imunomodulator golongan makrolatam. Kerjanya sangat mirip siklosporin dan takrolimus. Sediaan yang dipakai adalah konsentrasi 1 % aman pada anak dan dapat dipakai pada kulit sensitif 2 kali sehari.
v  Preparat ter
Mempunyai efek anti pruritus dan anti inflamasi pada kulit. Sediaan dalam bentuk salap hidrofilik misalnya mengandung liquor carbonat  detergent 5% - 10 % atau crude coaltar 1% - 5 %.
v  Antihistamin
Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada Dermatitis Atofi karena berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit.  Pemakaian krim doxepin 5 % dalam jangka pendek ( 1 minggu ) dapat mengurangi gatal tanpa sensitisasi. Tapi pemakaian pada area luas akan menimbulkan efek samping sedative.

                        2. Pengobatan  sistemik
v  Kortikosteroid
Hanya dipakai untuk mengendalikan Dermatitis atofi eksaserbasi akut. Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang seling.  Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan menimbulkan efek samping  dan bila dihentikan tiba – tiba akan timbul rebound phenomen.
v  Antihistamin
Diberi untuk mengurangi rasa gatal. Dalam memilih antihistamin harus diperhatikan berbagai hal seperti  penyakit – penyakit sistemik, aktivitas penderita. Antihistamin yang mempunyai efek sedatif sebaiknya tidak diberikan pada penderita dengan aktivitas di siang hari ( seperti supir). Pada kasus sulit diberi doxepin hidroklorid 10 – 75 mg/oral/2 x sehari yang mempunyai efek anti depresan dan blokade reseptor histamin H1 dan H2. 
v  Anti infeksi
Pemberian antibiotika berkaitan dengan  ditemukannya peningkatan koloni S.aureus pada kulit penderita Dermatitis Atofi. Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 10 hari atau 4 x 200 mg/hari untuk 10 hari.
v  Siklosporin
Dosis 5 mg/kgBB/oral, diberi dalam waktu singkat, bila obat dihentikan umumnya penyakit kambuh kembali. Efek samping nya adalah peningkatan kreatinin dalam serum dan bisa terjadi penurunan fungsi ginjal dan hipertensi.
v  Terapi sinar
Dipakai untuk Dermatitis Atofi yang berat. Terapi menggunakan ultraviolet ultra violet B atau kombinasi ultra violet A dan ultra violet B. Terapi kombinasi lebih baik dari terapi ultra violet B saja.
h.    Prognosis
Sulit meramalkannya karena danya peran multifaktorial. Faktor yang berhubungan  dengan prognosis kurang baik adalah :
v  Dermatitis atofi yang luas pada anak
v  Menderita rinitis alergika dan asma bronkiale
v  Riwayat Dermatitis Atofi pada orang tua atau saudaranya.
v  Awitan (onset) dermatitis atofi pada usia muda
v  Anak tunggal
Diperkirakan 30 – 35 % penderita dermatitis atofi inflatil akan berkembang menjadi asma bronkiale atau hay fever. Penderita dermatitis atofi menpunyai resiko tinggi untuk mendapat dermatitis kontak iritan akibat kerja di tangan.

Tidak ada komentar:

Google Ads