Warna.
Warna air berasal dari garam-garam yang bersenyawa dengan
logam. Logam-logam yang terkandung dalam
air antara lain:
1
Kalsium dan Magnesium
Secara umum dari
kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air tawar, Kalsium
mempunyai konsentrasi tertinggi. Kalsium adalah unsur kimia yang memegang
peranan penting dalam proses geokimia. Pada umumnya konsentrasi Magnesium dalam
air tawar lebih kecil dibandingkan Kalsium.
2
Natrium
Logam Natrium dapat
menyebabkan penurunan kualitas air yang cukup serius karena unsur ini tidak
mudah dilepaskan dari sumbernya dan unsure ini mudah sekali diadsorpsi oleh
mineral-mineral.
3
Aluminium
Aluminium bersifat amfoter
pada perairan alami. Ion Aluminium membentuk endapan dengan silicka dan dengan
ion ortoposfat.
4
Besi
Besi adalah suatu unsur penting dalam
air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak
diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat
pada pakaian, porselin, dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak
enak pada air minum.
5
Mangan
Mangan memiliki konsentrasi yang
rendah, dengan demikian tingkat kandungan Mn yang digunakan untuk keperluan
domistik sangat rendah, yaitu di bawah 0,05 miligram per liter (Acmad, 2004).
Derajat Keasaman
Air normal mempunyai syarat untuk suatu kehidupan mempunyai
pH berkisar antara 6.5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung besar
kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hydrogen di dalam air. Air yang
mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang
memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Nilai pH ditentukan
oleh interaksi berbagai zat dalam air, termasuk zat-zat secara kimia dan biokimia
tidak stabil, maka penentuan pH harus langsung diukur setelah pengambilan
contoh dan tidak diawetkan (Priyanto, 2010).
Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid = TDS)
Zat padat terlarut yaitu
zat padat yang lolos pada filter pada analisa zat tersuspensi sehingga analisa
zat ( padat ) terlarut dapat dianalisa zat tersuspensi. Larutan yang mengandung
zat terlarut yang lolos pada filter yang ditampung dengan Erlenmeyer dan
kemudian diuapkan hingga filtrate menguap seluruhnya dan dikeringkan dalam oven
dengan suhu 105◦C. Residu yang
tertinggal merupakan zat padat terlarut, yang merupakan garam-garam yang
terdahulu larut.
Zat Padat Tersuspensi (Total
Suspended Solid = TSS)
Analisa zat padat dalam
air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga
untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air
minum maupun dalam bidang air buangan. Jumlah zat padat terdiri dari bahan
terlarut dan tersuspensi yang ada didalam air.TSS juga berhubungan dengan
kekeruhan yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang dalam kolom air. Bahan
tersebut dapat berupa partikel suspensi dari tanah liat, lumpur, bahan organic,
bakteri, plankton, dan organisme lainnya. Adanya zat padat di air menyebabkan
kualitas air tidak baik, menimbulkan berbagai reaksi dan mengganggu estetika
(Santika, 1987).
Zat padat tersuspensi
adalah zat padat yang didapatkan diatas penyaringan bila mengambil sejumlah sampel
larutan. Prinsip dari analisis zat padat ini adalah penyaringan sampel air
dengan menggunakan kertas saring whatman, zat padat yang tertahan pada filter
dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang lebih 105◦C. berat residu sesudah
penyaringan adalah zat padat tersuspensi (Santika,1997).
2.6. Kertas Saring Whatman
Kertas saring whatman adalah jenis kertas saring yang
digunakan dalam analisa skala laboratorium. Kertas saring whatman terdiri dari dua jenis yaitu: kertas saring whatman 41 dengan ukuran pori antara
20-25µm, digunakan pada prosedur analitik yang melibatkan Tujuan
utama penyaringan sampel
lingkungan, khususnya media c.
Air adalah untuk memisahkan zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi. Zat padat terlarut merupakan zat padat yang dapat melewati kertas
saring berpori dengan ukuran tertentu,
sedangkan zat padat tersuspensi merupakan zat padat yang tertahan pada kertas
saring tersebut. Kertas saring mempunyai ukuran pori yang berbeda-beda, tetapi
pada umumnya ukuran standar pori yang sering digunakan adalah 0.45 μm.
Kalsinasi
Kalsinasi merupakan
proses pemanasan dibawah titik leleh dan umumnya dilakukan pada suhu 200–8000C.
kalsinasi menyebabkan terjadinya reaksi zat padat, pengkristalan, pembesaran
pori permukaan dan pemutusan ikatan molekul antar senyawa (Sukamta, 2009). Tujuan
kalsinasi lempung yang telah diinterkalasi dengan senyawa oligomer pada proses
pilarisasi lempung untuk membentuk pilar-pilar yang stabil dalam antarlapis
lempung. Karena selama proses kalsinasi tersebut ion-ion dalam senyawa oligomer
akan mengalami dehidrasoksilasi dan dehidrasi membentuk oksida yang berfungsi
sebagai penyangga pada ruang antarlapis lempung.
Analisis
Gravimerti
Metoda grafimetri adalah
metoda yang didasarkan kepada pengukuran berat. Zat yang akan ditentukan
diendapkan menjadi zat yang diketahui susunannya untuk kemudian ditetapkan
kadarnya dengan cara menimbang dimana logam yang akan ditentukan terukur
sebagai oksidanya (Tim Kimia Analitik, 2012).
Analisa gravimerti adalah
suatu proses analisa melalui isolasi dan pengukuran besar suatu unsure dalam,
senyawa senyawa yang akan dianalisa prinsipnya dirubah menjadi senyawa murni
yang dapat dubah dengan bentuk yang ditimbang.
Langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk melakukan analisa dengan grafimetri adalah:
1.
Pengendapan
Pengendapan
dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahan, adapun
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pembentukan endapan adalah:
a.
Endapan harus memiliki kelarutan yang
lebih kecil
b.
Dapat dipisahkan secara filtrasi
c.
Dapat dicuci untuk menghilangkan
pengotor
d.
Ukuran partikel cukup besar
e.
Endapan dapat diubah menjadi zat murni
dengan komposisi kimia tertentu.
Sempurnanya
endapan dapat diketahui dengan jalan meneteskanpereaksi kedalam larutan jernih,
jika tidak terbentuk lagi endapan yang baru maka endapan yang didapat sudah
sempurna.
2.
Penyaringan
Penyaringan adalah proses pemisahan
antara endapan yang diinginkan dengan konstituen yang terdapat dalam larutan.
Penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan corong yang dilengkapi dengan
kertas saring yang bebas abu. Untuk meyakini endapan benar-benar bersih
dilakukan proses pencucian untuk menghilangkan kontaminasi pada permukaan
endapan. Air pencuci sebaiknya mengandung ion-ion sejenis dengan endapan untuk
mengurangi kelarutan endapan dan larutan tersebut juga harus mudah menguap agar
mudah menimbang endapannya.
3.
Pembakaran
Pembakaran bertujuan untuk merubah
senyawa menjadi bentuk yamg
murni dan stabil sehingga
mudah ditimbang.
4.
Penimbangan
Penimbangan adalah pengukuran berat
dari unsure yang dianalisa. Pengukuran harus dilakukan secara analitis, hal ini
dapat tercapai apabila penimbangan dilakukan sampai mendapatkan berat yang
konstan. Dari beberapa kali pembakaran. Penimbangan dikatakan konstan apabila
perbedaan penimbangan tidak melebihi 0.0002 gram (Hanifah dan Itnawita, 2011).
Tahap pengukuran dalam
metode gravimetric adalah penimbangan. Analitnya secara fisika dipisahkan dari
semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan
merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari
penganggu-penganggunya (Underwood dan Day, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar