Google ads

Minggu, 27 September 2015

Uji Kualitas Air


Warna.
            Warna air berasal dari garam-garam yang bersenyawa dengan logam.  Logam-logam yang terkandung dalam air antara lain:
1        Kalsium dan Magnesium
Secara umum dari kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air tawar, Kalsium mempunyai konsentrasi tertinggi. Kalsium adalah unsur kimia yang memegang peranan penting dalam proses geokimia. Pada umumnya konsentrasi Magnesium dalam air tawar lebih kecil dibandingkan Kalsium.
2        Natrium
Logam Natrium dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang cukup serius karena unsur ini tidak mudah dilepaskan dari sumbernya dan unsure ini mudah sekali diadsorpsi oleh mineral-mineral.
3        Aluminium
Aluminium bersifat amfoter pada perairan alami. Ion Aluminium membentuk endapan dengan silicka dan dengan ion ortoposfat.
4        Besi
Besi adalah suatu unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin, dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum.
5        Mangan
Mangan memiliki konsentrasi yang rendah, dengan demikian tingkat kandungan Mn yang digunakan untuk keperluan domistik sangat rendah, yaitu di bawah 0,05 miligram per liter (Acmad, 2004).

Derajat Keasaman
Air normal mempunyai syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6.5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hydrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang memiliki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Nilai pH ditentukan oleh interaksi berbagai zat dalam air, termasuk zat-zat secara kimia dan biokimia tidak stabil, maka penentuan pH harus langsung diukur setelah pengambilan contoh dan tidak diawetkan (Priyanto, 2010).

Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid = TDS)
Zat padat terlarut yaitu zat padat yang lolos pada filter pada analisa zat tersuspensi sehingga analisa zat ( padat ) terlarut dapat dianalisa zat tersuspensi. Larutan yang mengandung zat terlarut yang lolos pada filter yang ditampung dengan Erlenmeyer dan kemudian diuapkan hingga filtrate menguap seluruhnya dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 105◦C. Residu  yang tertinggal merupakan zat padat terlarut, yang merupakan garam-garam yang terdahulu larut.

Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS)
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Jumlah zat padat terdiri dari bahan terlarut dan tersuspensi yang ada didalam air.TSS juga berhubungan dengan kekeruhan yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang dalam kolom air. Bahan tersebut dapat berupa partikel suspensi dari tanah liat, lumpur, bahan organic, bakteri, plankton, dan organisme lainnya. Adanya zat padat di air menyebabkan kualitas air tidak baik, menimbulkan berbagai reaksi dan mengganggu estetika (Santika, 1987).
Zat padat tersuspensi adalah zat padat yang didapatkan diatas penyaringan bila mengambil sejumlah sampel larutan. Prinsip dari analisis zat padat ini adalah penyaringan sampel air dengan menggunakan kertas saring whatman, zat padat yang tertahan pada filter dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang lebih 105◦C. berat residu sesudah penyaringan adalah zat padat tersuspensi (Santika,1997).

2.6.      Kertas Saring Whatman
Kertas saring whatman adalah jenis kertas saring yang digunakan dalam analisa skala laboratorium. Kertas saring whatman terdiri dari dua jenis yaitu: kertas saring whatman 41 dengan ukuran pori antara 20-25µm, digunakan pada prosedur analitik yang melibatkan  Tujuan utama penyaringan sampel lingkungan, khususnya media c.
Air adalah untuk memisahkan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi. Zat padat terlarut merupakan zat padat yang dapat melewati kertas saring berpori dengan ukuran  tertentu, sedangkan zat padat tersuspensi merupakan zat padat yang tertahan pada kertas saring tersebut. Kertas saring mempunyai ukuran pori yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya ukuran standar pori yang sering digunakan adalah 0.45 μm.

Kalsinasi  
Kalsinasi merupakan proses pemanasan dibawah titik leleh dan umumnya dilakukan pada suhu 200–8000C. kalsinasi menyebabkan terjadinya reaksi zat padat, pengkristalan, pembesaran pori permukaan dan pemutusan ikatan molekul antar senyawa (Sukamta, 2009). Tujuan kalsinasi lempung yang telah diinterkalasi dengan senyawa oligomer pada proses pilarisasi lempung untuk membentuk pilar-pilar yang stabil dalam antarlapis lempung. Karena selama proses kalsinasi tersebut ion-ion dalam senyawa oligomer akan mengalami dehidrasoksilasi dan dehidrasi membentuk oksida yang berfungsi sebagai penyangga pada ruang antarlapis lempung.

Analisis Gravimerti
Metoda grafimetri adalah metoda yang didasarkan kepada pengukuran berat. Zat yang akan ditentukan diendapkan menjadi zat yang diketahui susunannya untuk kemudian ditetapkan kadarnya dengan cara menimbang dimana logam yang akan ditentukan terukur sebagai oksidanya (Tim Kimia Analitik, 2012).
Analisa gravimerti adalah suatu proses analisa melalui isolasi dan pengukuran besar suatu unsure dalam, senyawa senyawa yang akan dianalisa prinsipnya dirubah menjadi senyawa murni yang dapat dubah dengan bentuk yang ditimbang.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan analisa dengan grafimetri adalah:

1.      Pengendapan
            Pengendapan dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahan, adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pembentukan endapan adalah:
a.       Endapan harus memiliki kelarutan yang lebih kecil
b.      Dapat dipisahkan secara filtrasi
c.       Dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor
d.      Ukuran partikel cukup besar
e.       Endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
            Sempurnanya endapan dapat diketahui dengan jalan meneteskanpereaksi kedalam larutan jernih, jika tidak terbentuk lagi endapan yang baru maka endapan yang didapat sudah sempurna.
2.      Penyaringan
Penyaringan adalah proses pemisahan antara endapan yang diinginkan dengan konstituen yang terdapat dalam larutan. Penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan corong yang dilengkapi dengan kertas saring yang bebas abu. Untuk meyakini endapan benar-benar bersih dilakukan proses pencucian untuk menghilangkan kontaminasi pada permukaan endapan. Air pencuci sebaiknya mengandung ion-ion sejenis dengan endapan untuk mengurangi kelarutan endapan dan larutan tersebut juga harus mudah menguap agar mudah menimbang endapannya.
3.      Pembakaran
Pembakaran bertujuan untuk merubah senyawa menjadi bentuk yamg
murni dan stabil sehingga mudah ditimbang.
4.      Penimbangan
Penimbangan adalah pengukuran berat dari unsure yang dianalisa. Pengukuran harus dilakukan secara analitis, hal ini dapat tercapai apabila penimbangan dilakukan sampai mendapatkan berat yang konstan. Dari beberapa kali pembakaran. Penimbangan dikatakan konstan apabila perbedaan penimbangan tidak melebihi 0.0002 gram (Hanifah dan Itnawita, 2011).
Tahap pengukuran dalam metode gravimetric adalah penimbangan. Analitnya secara fisika dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari penganggu-penganggunya (Underwood dan Day, 2002).

Tidak ada komentar:

Google Ads