Salah satu teknologi yang biasa digunakan dalam pengolahan air bersih
adalah penyaringan dengan metode konvensional yang menggunakan berbagai jenis
media seperti pasir, kerikil, lempung, ijuk, batu bata dan arang. Teknologi ini
dianggap cukup baik karena bahan-bahan yang digunakan rata-rata mempunyai
keefektifan yang relatif tinggi dalam menurunkan konsentrasi bahan pencemar
yang terkandung dalam air sungai, melalui proses penyaringan, penyerapan, pertukaran ion dan katalis (Priyanto,2010).
Teknik penyaringan air
secara konvensional yang dimodifikasi
Salah satu teknologi
yang biasa digunakan dalam pengolahan air bersih adalah penyaringan dengan
metoda konvensional yang menggunakan berbagai jenis media seperti pasir,
kerikil, lempung, dan ijuk. Teknologi ini dianggap cukup baik karena
bahan-bahan yang digunakan rata-rata mempunyai tingkat keefektifan yang relatif
tinggi dalam menurunkan kosentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam air
sungai melalui proses penyaringan, penyerapan (adsorpsi), pertukaran dan
katalis (EPA, 1997).
Alat dan bahan untuk
membuat alat penyaringan air ini juga mudah diperoleh dan biayanya relatif
murah. Proses pengolahan air keruh dengan penyaringan mempunyai keunggulan
yaitu murah dalam pemeliharaan dan perawatan, serta teknologinya cukup
sederhana. Teknologi penyaringan secara konvensional ini banyak digunakan
didaerah pedesaan untuk mendapatkan air minum yang layak digunakan. Walaupun
demikian terdapat juga beberapa persoalan yang sering dihadapi yaitu berupa
buntunya saringan pasir.
Proses penyaringan ini
lebih berbeda dari biasanya karena digunakannya lempung sebagai koagulan.
Lempung tersebut diambil dari 1 tempat yaitu Kubang Raya.
Lempung tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang kuantitatif.
Keunggulan sistem penyaringan
Konvensional:
a. Murah
Pada dasarnya
saringan konvensional tidak memerlukan energi dan bahan kimia serta
pembangunannya tidak memerlukan biaya besar, serta material-material yang
digunakan mudah didapat.
b. Sederhana
Operasi dan
pemeliharaannya murah, tidak memerlukan tenaga khusus yang terdidik dan
terampil, sehingga cara ini cocok untuk digunakan di daerah pedesaan, khususnya
di negara-negara yang sedang berkembang (Alamsyah,2010).
Lempung
Lempung merupakan mineral tanah sebagai kelompok-kelompok
partikel kristal koloid yang terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan.
Jenis – jenis lempung secara umum terdiri dari dua bagian yang berlainan yaitu
lapisan yang bermuatan negatif dan tidak larut dalam air yang disebut dengan
misel dan kumpulan kation yang terikat tidak begitu kuat pada lapisan misel
tersebut. Selain itu pada lempung terikat pula molekul air. Molekul ini
sebagian terikat pula pada kation-kation dan sebagian lagi tersisip pada celah
antar lapisan penyusun lempung tersebut (Reflianto,2011).
Lempung yang digunakan diambil dari daerah Kulim. Struktur lempungnya halus berwarna coklat pudar.
Lempung tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, dihaluskan dan diayak
dengan menggunakan saringan 120 mesh dan 200 mesh, serta dikalsinasi pada suhu
500⁰C. Kalsinasi
bertujuan untuk memperbesar pori permukaan lempung.
Ijuk
Ijuk untuk
menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir. Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya
sebagian orang mengetahui kalau serat ini sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya. Serat berwarna hitam yang
dihasilkan dari pohon aren memiliki banyak keistimewaan.
Arang
Lapisan arang sangat efektif dalam menghilangkan bau dan
rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu
atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat
digunakan arang aktif (Vera, 2011).
Karbon aktif atau arang aktif merupakan suatu padatan
berpori yang mengandung 85-95% karbon. Dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Daya serap karbon aktif
ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih
tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan- bahan
kimia atau pun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dalam setiap gram
karbon aktif, pada umumnya mempunyai luas permukaan 500 – 1500 m2,
sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel- partikel yang sangat halus
berukuran 0,01 – 0,0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap
apa saja yang kontak dengan karbon tersebut.
Dalam waktu 60 jam karbon tersebut biasanya menjadi jenuh dan tidak
aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif dikemas dalam kemasan yang
kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa arang aktif dapat diaktivasi
kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai
(Anonim, 2011).
Karbon aktif dipakai dalam proses pemurnian udara, gas
dan larutan atau cairan, dalam proses recovery suatu logam dari bijih logamnya, dan dipakai juga sebagai support katalis
serta dalam safety mask, respirator, seragam militer, adsorben
foams, industri nuklir, penyerap bau dan rasa dari air, aquarium, cigarette filter dan juga
penghilang senyawa- senyawa organik dalam air (Anonim, 2011).
Kegunaan karbon aktif :
No.
|
Penggunaan Pada
|
Kegunaan
|
1
|
Industri obat dan
makanan
|
Menyaring, penghilangan bau dan rasa
|
2
|
Industri Minuman
|
Penghilangan warna, bau pada minuman
|
3
|
Kimia perminyakan
|
Penyulingan bahan mentah
|
4
|
Pengolahan air
|
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
|
5
|
Budi daya udang
|
Pemurnian, penghilangan ammonia, nitrit, fenol, dan logam berat
|
6
|
Industri gula
|
Penghilagan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi
lebih sempurna
|
7
|
Pemurnian gas
|
Menghilangkan sulfur, gas beracun, bau busuk asap.
|
8
|
Katalisator
|
Reaksi katalisator pengangkut vinil klorida, vinil asetat
|
9
|
Pengolahan pupuk
|
Pemurnian, penghilangan bau
|
(Anonim,2011)
Pasir
Pasir aktif adalah untuk menghilangkan kandungan besi
(Fe), menghilangkan sedikit Mangan (Mn2+) dan warna kuning pada air
tanah atau sumber air lainnya. Fe dan Mn dalam air biasanya diturunkan dengan
cara aerasi air pada pH > 7 sehingga kedua logam ini mengendap sebagai
oksidanya. Baik pasir silica maupun pasir aktif banyak digunakan pada sistem penyaringan air secara konvensional dan dapat
memperbaiki kualitas fisik air seperti kekeruhan (Anonim, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar