Google ads

Minggu, 27 September 2015

Teknik Penyaringan Air

   
Salah satu teknologi yang biasa digunakan dalam pengolahan air bersih adalah penyaringan dengan metode konvensional yang menggunakan berbagai jenis media seperti pasir, kerikil, lempung, ijuk, batu bata dan arang. Teknologi ini dianggap cukup baik karena bahan-bahan yang digunakan rata-rata mempunyai keefektifan yang relatif tinggi dalam menurunkan konsentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam air sungai, melalui proses penyaringan, penyerapan, pertukaran ion dan katalis (Priyanto,2010).

Teknik penyaringan air secara konvensional yang dimodifikasi
Salah satu teknologi yang biasa digunakan dalam pengolahan air bersih adalah penyaringan dengan metoda konvensional yang menggunakan berbagai jenis media seperti pasir, kerikil, lempung, dan ijuk. Teknologi ini dianggap cukup baik karena bahan-bahan yang digunakan rata-rata mempunyai tingkat keefektifan yang relatif tinggi dalam menurunkan kosentrasi bahan pencemar yang terkandung dalam air sungai melalui proses penyaringan, penyerapan (adsorpsi), pertukaran dan katalis (EPA, 1997).
Alat dan bahan untuk membuat alat penyaringan air ini juga mudah diperoleh dan biayanya relatif murah. Proses pengolahan air keruh dengan penyaringan mempunyai keunggulan yaitu murah dalam pemeliharaan dan perawatan, serta teknologinya cukup sederhana. Teknologi penyaringan secara konvensional ini banyak digunakan didaerah pedesaan untuk mendapatkan air minum yang layak digunakan. Walaupun demikian terdapat juga beberapa persoalan yang sering dihadapi yaitu berupa buntunya saringan pasir.
Proses penyaringan ini lebih berbeda dari biasanya karena digunakannya lempung sebagai koagulan. Lempung tersebut diambil dari 1 tempat yaitu Kubang Raya.
Lempung tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang kuantitatif.
Keunggulan sistem penyaringan Konvensional:
a.    Murah
Pada dasarnya saringan konvensional tidak memerlukan energi dan bahan kimia serta pembangunannya tidak memerlukan biaya besar, serta material-material yang digunakan mudah didapat.
b.    Sederhana
Operasi dan pemeliharaannya murah, tidak memerlukan tenaga khusus yang terdidik dan terampil, sehingga cara ini cocok untuk digunakan di daerah pedesaan, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang (Alamsyah,2010).

Lempung
Lempung merupakan mineral tanah sebagai kelompok-kelompok partikel kristal koloid yang terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan. Jenis – jenis lempung secara umum terdiri dari dua bagian yang berlainan yaitu lapisan yang bermuatan negatif dan tidak larut dalam air yang disebut dengan misel dan kumpulan kation yang terikat tidak begitu kuat pada lapisan misel tersebut. Selain itu pada lempung terikat pula molekul air. Molekul ini sebagian terikat pula pada kation-kation dan sebagian lagi tersisip pada celah antar lapisan penyusun lempung tersebut (Reflianto,2011).
Lempung yang digunakan diambil dari daerah Kulim. Struktur lempungnya halus berwarna coklat pudar. Lempung tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, dihaluskan dan diayak dengan menggunakan saringan 120 mesh dan 200 mesh, serta dikalsinasi pada suhu 500C. Kalsinasi bertujuan untuk memperbesar pori permukaan lempung.
Ijuk
Ijuk untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir. Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya. Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren memiliki banyak keistimewaan.
Arang
Lapisan arang sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif (Vera, 2011).
Karbon aktif atau arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon. Dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Daya serap karbon aktif ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan- bahan kimia atau pun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dalam setiap gram karbon aktif, pada umumnya mempunyai luas permukaan 500 – 1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel- partikel yang sangat halus berukuran 0,01 – 0,0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut.  Dalam waktu 60 jam karbon tersebut biasanya menjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif dikemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa arang aktif dapat diaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai (Anonim, 2011).
Karbon aktif dipakai dalam proses pemurnian udara, gas dan larutan atau cairan, dalam proses recovery suatu logam dari bijih logamnya, dan dipakai juga sebagai support katalis serta dalam safety mask, respirator, seragam militer, adsorben foams, industri nuklir, penyerap bau dan rasa dari air, aquarium, cigarette filter dan juga penghilang senyawa- senyawa organik dalam air (Anonim, 2011).
Kegunaan karbon aktif :
No.
Penggunaan Pada
Kegunaan
1
Industri obat dan makanan
Menyaring, penghilangan bau dan rasa
2
Industri Minuman
Penghilangan warna, bau pada minuman
3
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
4
Pengolahan air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5
Budi daya udang
Pemurnian, penghilangan ammonia, nitrit, fenol, dan logam berat
6
Industri gula
Penghilagan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna
7
Pemurnian gas
Menghilangkan sulfur, gas beracun, bau busuk asap.
8
Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut vinil klorida, vinil asetat
9
Pengolahan pupuk
Pemurnian, penghilangan bau
(Anonim,2011)
Pasir
Pasir aktif adalah untuk menghilangkan kandungan besi (Fe), menghilangkan sedikit Mangan (Mn2+) dan warna kuning pada air tanah atau sumber air lainnya. Fe dan Mn dalam air biasanya diturunkan dengan cara aerasi air pada pH > 7 sehingga kedua logam ini mengendap sebagai oksidanya. Baik pasir silica maupun pasir aktif banyak digunakan pada sistem penyaringan air secara konvensional dan dapat memperbaiki kualitas fisik air seperti kekeruhan (Anonim, 2011).





Tidak ada komentar:

Google Ads