Google ads

Minggu, 27 September 2015

Pilarisasi Lempung



            Modifikasi lempung dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan aktivasi menggunakan asam, basa atau dengan cara pilarisasi (Sidabutar, 1999). Modifikasi lempung dengan cara pilarisasi bertujuan untuk meningkatkan sifat khusus lempung dengan cara menghilangkan unsur-unsur pengotor yang terdapat dalam lempung (Nusyirwan, 2005).
            Pilarisasi lempung dapat dilakukan dengan cara menyisipkan senyawa oligomer anorganik ke dalam struktur lempung yang akan merubah jarak kisi, luas permukaan dan kapasitas tukar kation. Pada prinsipnya, pilarisasi lempung terjadi karena adanya pertukaran kation-kation pada kerangka utama lempung dengan kation logam polihidroksi yang kemudian dikalsinasi pada suhu tertentu (Salerno,P and Mendioroz, S, 2002).
            Tujuan kalsinasi lempung yang telah diinterkalasi dengan senyawa oligomer adalah untuk membentuk pilar-pilar dalam pori-pori lempung. Karena selama proses kalsinasi tersebut ion-ion dalam senyawa oligomer akan mengalami dehidroksilasi dan dehidrasi membentuk oksida yang berfungsi sebagai pilar untuk penyangga lapisan-lapisan lempung.
            Menurut Husen (2002), ruang antar  lapisan-lapisan struktur lempung biasanya  ditempati  oleh  molekul  air  ataupun kation-kation  yang  dapat  dipertukarkan.  Struktur  yang  demikian  menyebabkan lempung tidak begitu tahan terhadap perlakuan  suhu  dan  akan  mengalamikerusakan  struktur  pada  suhu  650°C. Guna  menghindari  keduanya  struktur  yang  berupa lapisan  tersebut  dapat  diubah  menjadi  suatu  bahan  yang  memiliki  struktur  pori dua  dimensi,  yaitu  dengan  membentuk  pilar-pilar  antara  lapisan-lapisannya.
            Lempung dari jenis monmollironit atau dikenal dengan bentonit memiliki kecenderungan mengalami swelling (mengembang) jika berada dalam medium air. Proses swelling pada lempung tersebut akan mempengaruhi daya serap lempung sebagai adsorban ataupun sebagai katalis, sehingga salah satu cara modifikasi yang tepat untuk lempung tersebut adalah dengan cara pilarisasi. Pada gambar 2 di perlihatkan bahwa pada medium air pun, lempung yang telah terpilar tidak mengalami sweeling dan tetap strukturnya setelah mengalami dehidrasi sekalipun (Husen, 2002).

Tidak ada komentar:

Google Ads