Proses sintesis glukosa dari prekursor bukan karbohidrat, yang terjadi terutama di hati pada keadaan puasa dinamakan glukoneogenesis. Pada keadaan kelaparan yang ekstrim, korteks ginjal juga dapat membentuk glukosa yang akan digunakan oleh medula ginjal dan sebagian glukosa akan masuk ke dalam aliran darah. Diawali dengan piruvat, sebagian besar langkah pada glukoneogenesis adalah hanya kebalikan dari reaksi pada glikolisis dan menggunakan enzim yang sama. Aliran karbon adalah dalam arah yang berlawanan (Murray R. K. et al., 2003).
Terdapat tiga urutan reaksi pada
glukoneogenesis yang berbeda dengan
langkah padanan pada glikolisis. Ketiganya melibatkan perubahan
piruvat menjadi fosfoenolpiruvat
(PEP) dan reaksi yang mengeluarkan fosfat dari
fruktosa 1,6-bifosfat untuk membentuk fruktosa 6-fosfat dan dari glukosa
6- fosfat untuk membentuk glukosa. Selama glukoneogenesis, serangkaian enzim mengkatalis perubahan piruvat menjadi
fosfoenolpiruvat. Reaksi yang mengeluarkan fosfat dari fruktosa 1,6 bifosfat
dan dari glukosa 6-fosfat masing-masing
menggunakan enzim yang berbeda dengan enzim padanan pada glikolisis. Selama
glukoneogenesis, fosfat dikeluarkan oleh fosfatase yang membebaskan Pi. Prekursor
glukoneogenesis adalah asam amino,
laktat, dan gliserol. Reaksi glukoneogenesis menghasilkan ATP (King M.
W., 2010).
1.
Pembentukan Zat Antara Glukoneogenik dari Sumber Karbon
A. Laktat,
asam amino, dan gliserol
Piruvat dibentuk di hati dari prekursor
glukoneogenik. Laktat dehidrogenase mengoksidasi laktat menjadi piruvat dan
menghasilkan NADH. Asam amino seperti
alanin dan serin dapat membentuk piruvat. Sebagian asam amino membentuk zat
antara siklus trikarboksilat yang dapat masuk ke dalam jalur glukoneogenik
(Diwan J. J., 2007).
B. Propionat
Propionat, asam lemak dengan jumlah atom
karbon ganjil, yang terutama diperoleh dari sayuran dalam makanan, menghasilkan
propionil KoA. Propinil KoA diubah menjadi metilmalonil KoA, yang mengalami
penyusunan ulang menbentuk suksinil KoA, suatu zat antara 4-karbon pada siklus asam
trikarboksilat yang dapat digunakan
untuk glukoneogenesis.
Oksidasi-β asam lemak
menghasilkan asetil KoA. Asetil
KoA tidak membentuk piruvat, asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam trikarboksilat dan diubah menjadi malat.
Untuk setiap 2 karbon pada asetil KoA yang diubah menjadi malat, dibebaskan 2
karbon sebagai karbon dioksida : satu dalam reaksi yang dikatalis oleh isositrat
dehidrogenase dan yang lain dalam reaksi yang dikatalis oleh α-ketoglutarat
dehidrogenase (Diwan J. J., 2007)
2.
Jalur glukoneogenesis
Piruvat mengalami karboksilasi oleh piruvat
karboksilase membentuk oksaloasetat.
Enzim ini memerlukan biotin, adalah katalisasi anaplerotik pada siklus asam
trikarboksilat. Pada glukoneogenesis, reaksi ini melengkapi lagi oksaloasetat
yang digunakan untuk sintesis glukosa. Karbon dioksida yang dibebaskan oleh
fosfoenolpiruvat karboksikinase (PEPCK)
ditambahkan ke piruvat untuk membentuk oksaloasetat. Oksaloasetat akan
mengalami dekarboksilasi oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase menghasilkan
fosfoenolpiruvat. Untuk reaksi ini, GTP merupakan sumber energi serta sumber
gugus fosfat fosfoenolpiruvat. Enzim-enzim yang mengkatalisis kedua langkah ini
terletak di dua kompartemen yang berbeda. Piruvat karboksilase dijumpai di
mitokondria manakala fosfoenolpiruvat karboksikinase terletak di sitosol atau
mitokondria (Diwan J. J., 2007).
Oksaloasetat tidak mudah menembus membran
mitokondria maka dapat diubah menjadi malat atau aspartat. Perubahan
oksaloasetat menjadi malat memerlukan NADH. Fosfoenolpiruvat, malat, dan
aspartat dapat dipindahkan ke dalam sitosol. Setelah menembus membran
mitokondria dan masuk ke dalam sitosol, terjadi perubahan kembali malat
kepada oksaloasetat membebaskan NADH dan
perubahan aspartat kepada oksaloasetat. Di sitosol, oksaloasetat diubah kembali
menjadi fosfoenolpiruvat oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase sitosol. Langkah
glukoneogenesis selanjutnya berlangsung di dalam sitosol. Fosfoenolpiruvat
membentuk gliseraldehida 3-fosfat, berkondensasi untuk membentuk fruktosa
1,6-bifosfat. Enzim fruktosa 1,6-bifosfotase membebaskan fosfat inorganik dari
fruktosa 1,6-bifosfat untuk membentuk fruktosa 6-fosfat. Dalam reaksi
glukoneogenik berikutnya, fruktosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat
oleh isomerase (Diwan J. J.., 2007).
Glukosa 6-fosfatase memutuskan Pi dari
glukosa 6-fosfat, dan membebaskan glukosa bebas untuk masuk ke dalam darah.
Glukosa 6-fosfatase terletak di membran retikulum endoplasma. Glukosa
6-fosfatase digunakan tidak saja pada glukoneogenesis, tetapi juga menghasilkan
glukosa darah dari pemecahan glikogen hati (Murray R. K. et al., 2003).
Glukoneogenesis berlangsung selama puasa,
juga dapat dirangsang olahraga yang lama, diet tinggi protein, dan keadaan
stres. Faktor yang mendorong secara keseluruhan aliran karbon dari piruvat ke
glukosa meliputi ketersediaan substrat dan perubahan aktivitas atau jumlah
enzim kunci tertentu pada glukoneogenesis (Cranmer H. et al., 2009).
Selama reaksi glukoneogenik, terjadi
penguraian 6 mol ikatan fosfat berenergi tinggi. Diperlukan dua mol piruvat
untuk sintesis 1 mol glukosa. Sewaktu 2 mol piruvat mengalami karboksilasi oleh
piruvat karboksilase, terjadi hidrolisis 2 mol ATP. Fosfoenolpiruvat
karboksikinase memerlukan 2 mol GTP untuk mengubah 2 mol oksaloasetat menjadi 2
mol fosfoenolpiruvat. Digunakan tambahan 2 mol ATP untuk melakukan 2 mol
fosforilasi 3-fosfogliserat yang membentuk 2 mol 1,3-bifosfogliserat.
Diperlukan juga energi dalam bentuk ekuivalen
reduksi (NADH) untuk perubahan
1,3-bifosfogliserat menjadi gliseraldehida 3-fosfat. Pada keadaan puasa, energi
yang diperlukan untuk glukoneogenesis diperoleh dari oksidasi-β asam lemak
(Murray R. K. et al., 2003).
Substrat untuk glukoneogenesis adalah :
Ø
Asam
laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula
supra-renalis,retina dan sumsum tulang
Ø
Gliserol,
yang berasal dari jaringan lemak
Ø
Asam
propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar