Ekstraksi
adalah suatu proses penarikan komponen yang diinginkan dari suatu bahan dengan
cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber
komponennya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses ekstraksi adalah
lama ekstraksi, suhu, dan jenis pelarut yang digunakan. Hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan jenis pelarut yang digunakan daya melarutkan,
titik didih, sifat toksik, mudah tidaknya terbakar, dan sifat korosif terhadap
peralatan ekstraksi (Khopkar 2003).
Ekstraksi dibedakan menjadi tiga cara
menurut pengoprasiannya, yaitu (1) ekstraksi dengan penekanan yang sering
disebut penekanan mekanik, (2) ekstraksi dengan menggunakan pelarut (solvent
extraction), dan (3) ekstraksi dengan pemanasan (rendering).
Berdasarkan jenis pelarutnya, solvent extractin dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu aqueos phase dan organic phase. Cara aqueos
phase dilakukan dengan menggunkan air, sedangkan cara organic phase dilakukan
dengan menggunkan pelarut organik (Winarno et al. 1973). Prinsip metode
ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah bahan yang akan diekstrak kontak
langsung dengan pelarut pada waktu tertentu (maserasi), kemudian diikuti dengan
melakukan pemisahan bahan yang telah diekstrak (filtrasi) (Khopkar 2003).
Pada proses maserasi, pelarut akan
menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sehingga komponen bioaktif
akan larut. Adanya perbedaan konsentrasi antara larutan komponen bioaktif di
dalam sel dengan di luar sel maka larutan yang terpekat didesak keluar.
Peristiwa tersebut terjadi berulang kali hingga terjadi keseimbangan antara
larutan di luar dengan di dalam sel (Nur dan Adijuwana 1989).
Metode ekstraksi tergantung pada
polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang
berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Bahan dan senyawa kimia akan mudah
larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Semakin besar konstanta
dielektrik, maka akan semakin besar polar pelarut tersebut. Prinsip pelarutan
yang dipakai pada metode ini adalah like dissolve like artinya pelarut
polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan
senyawa non polar (Khopkar 2003).
Tabel
2.1 Beberapa pelarut organik dan sifat
fisiknya
Pelarut
|
Titik didih (oC)
|
Titik beku (oC)
|
Konstanta
|
Dietil eter
Aseton
Kloroform
Heksana
Etil asetat
Etanol
Methanol
Air
|
35
56
61
68
77
78
65
100
|
-116
-95
-64
-94
-84
-117
-98
0
|
4.3
20.7
4.8
1.8
6.0
24.3
32.6
80.2
|
Sumber
: Nur dan Adijuwana (1989)
Hasil ekstrak yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi alamiah senyawa tersebut, metode
ekstraksi yang digunakan, ukuran parikel sampel, lama waktu ekstrak, kondisi
dan waktu penyimpanan, serta perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah sampel
(Harbone 1987). Ekstraksi beberapa kali dengan pelarut yang lebih sedikit akan
lebih efektif dibanding ekstraksi satu kali dengan semua pelarut sekaligus (Nur
dan Adijuwana 1989).
Menurut Riguera (1997), komponen aktif
yang dapat diekstrak dari suatu bahan tergantung pada kepolaran pelarut yang
digunakan. Senyawa yang terikat pada pelarut polar antara lain alkaloid, asam
amino, polihidrosisteroid, dan saponin, sedangkan senyawa yang terikat pada
pelarut semi polar antara lain peptida dan depsipeptida serta senyawa yang
terikat pada pelarut non polar (misalnya heksana) antara lain hidrokarbon, asam
lemak, dan terpen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar