Manajemen adalah pencapaian
tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang
lain (G.Terry). Untuk mencapai tujuan tersebut, dia membagi kegiatan atau
fungsi manajemen menjadi :
A. /Planning /(perencanaan)
B. /Organizing/
(organisasi)
C. /Actuating
/(pelaksanaan)
D. /Controlling
/(pengawasan)
A.
Planning (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah
suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan
kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan
meliputi :
a. apa yang dikerjakan
b. bagaimana mengerjakannya
c. mengapa mengerjakan
d. siapa yang mengerjakan
e. kapan harus dikerjakan
f. di mana kegiatan itu
harus dikerjakan
Kegiatan laboratorium
sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup
kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang
dipakai makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan risiko bahaya yang dapat
terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan
kerja di laboratorium harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan
kerja laboratorium.
B. Organizing (Organisasi)
Organisasi
keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa
jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat
pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara
langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan
pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan
tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-Undang Keselamatan
Kerja. Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu dibentuk
Komisi Keamanan Kerja Laboratorium yang tugas dan wewenangnya dapat berupa :
1. menyusun garis besar
pedoman keamanan kerja laboratorium
2. memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana- an
keamanan kerja laboratorium
3. memantau pelaksanaan
pedoman keamanan kerja laboratorium
4. memberikan rekomendasi
untuk bahan pertimbangan penerbitan izin laboratorium
5. mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya
yang timbul dari suatu laboratorium
6. dan lain-lain.
Perlu juga dipikirkan
kedudukan dan peran organisasi /Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007 5/
background image Manajemen keselamatan kerja profesi (PDS-Patklin) ataupun
organisasi seminat (Patelki, HKKI) dalam kiprah organisasi keselamatan dan
kesehatan kerja laboratorium ini. Anggota organisasi profesi atau seminat yang
terkait dengan kegiatan laboratorium dapat diangkat menjadi anggota komisi di
tingkat daerah (wilayah) maupun tingkat pusat (nasional). Selain itu
organisasi-organisasi profesi atau seminat tersebut dapat juga membentuk badan
independen yang berfungsi sebagai lembaga penasehat atau Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium.
C. Actuating (Pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan atau
penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan
aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi
aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan
keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan
sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib
mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber
kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan
yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja
tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani
berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi
penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan, maka
menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.
D. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan adalah
aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan
pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :
a. adanya rencana
b. adanya
instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan
tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi
segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di laboratorium. Sosialisasi
perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun
baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu
dibentuk pengawasan labora- torium yang tugasnya antara lain :
1. memantau dan mengarahkan
secara berkala praktek- praktek laboratorium yang baik, benar dan aman
2. memastikan semua petugas
laboratorium memahami cara- cara menghindari risiko bahaya dalam laboratorium
3. melakukan penyelidikan /
pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan.
4. mengembangkan sistem
pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium
5. melakukan tindakan
darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya
tersebut
6. dan lain-lain.
2.
Bahan
kimia
Setiap
bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan bahan
kimia bila tahu cara yang tepat untuk
menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit atau luka, merusak,
menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia berbahaya dapat diketahui dari label
yang tertera pada kemasannya.
Dari data tersebut,
tingkat bahaya bahan kimia dapat diketahui dan upaya penanggulangannya harus
dilakukan bagi mereka yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang
terdapat dua atau tiga tanda bahaya pada satu jenis bahan kimia, itu berarti
kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan tersebut harus lebih ditingkatkan.
Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah kelompok bahan oksidator seperti
perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-bahan ini bila bereaksi dengan bahan
organik dapat menghasilkan ledakan. Logam alkali seperti natrium, mudah
bereaksi dengan air menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan.
Gas metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti
belerang dan fosfor mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan
tersebut, hendaknya dijauhkan dari api. Bahan kimia seperti senyawa sianida,
mercuri dan arsen merupakan racun kuat, harap bahan-bahan tersebut tidak
terisap atau tertelan ke dalam tubuh. Asam-asam anorganik bersifat oksidator
dan menyebabkan peristiwa korosi, maka hindarilah jangan sampai asam tersebut
tumpah ke permukaan dari besi atau kayu. Memang penggunaan bahan-bahan tersebut
di laboratorium pendidikan Kima tidak berjumlah banyak, namun
kewaspadaan menggunakan bahan tersebut
perlu tetap dijaga.
3.
Peralatan dan cara kerja
Selain bahan kimia,
peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan bahaya bila cara menggunakannya
tidak tepat. Contoh sederhana yaitu cara memegang botol reagen, label pada
botol tersebut harus dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut
mudah rusak kena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan isi botol
tersebut. Banyak peralatan laboratorium terbuat dari gelas, bahan gelas
tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh. Khususnya bila
memasukkan pipa gelas kedalam propkaret, harus digunakan sarung tangan untuk
melindungi tangan dari pecahan kaca.
Pada proses pemanasan suatu larutan, harus
digunakan batu didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang
menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana. Juga ketika menggunakan
pembakar spiritus atau pembakar bunsen, hati-hati karena spiritus mudah
terbakar, jadi jangan sampai tumpah ke atas meja dan selang penyambung aliran
gas pada bunsen harus terikat kuat, jangan sampai lepas.
4. Langkah-langkah praktis ketika berada dilaboratorium
Sebagai asisten di
laboratorium, yang bertugas membimbing mahasiswa untuk bekerja dengan baik dan
aman, maka perlu persiapan sebelum bekerja. Asisten perlu datang lebih awal
untuk memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu keselamatan kerja. Selanjutnya
asisten harus mengetahui jenis bahan kimia dan peralatan yang akan digunakan
pada percobaan hari tersebut dan cara menanggulangi bila terjadi kecelakaan
karena bahan atau peralatan tersebut. Disini kehadiran asisten mendampingi
mahasiswa yang sedang bekerja merupakan tugas mulia dalam menjaga keselamatan
kerja. Pada akhir praktikum, biasakanlah menutup kran air dan gas, mematikan
listrik dan api serta mencuci tangan dan meninggalkan laboratorium dalam
keadaan bersih. Ini dilakukan oleh asisten agar menjadi panutan bagi mahasiswa.
Masih banyak hal penting yang belum diungkapkan, untuk itu disarankan agar
asisten berkomunikasi dengan ketua laboratoriumnya masing masing dalam
meningkatkan kewaspadaan kerja di laboratorium. Mudah-mudahan pengetahun singkat
ini bermanfaat bagi setiap individu khususnya bagi para asisten yang bertugas
membimbing mahasiswa melakukan praktikum, dan seluruh civitas akademika agar
semua dapat menikmati keselamatan, keamanan dan kenyamanan kerja di
laboratorium dan ini mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara memuaskan.
1.
Dilarang
bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.
2. Dilarang
bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3.
Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja,
jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa
percobaan.
4. Dilarang makan,
minum dan merokok di laboratorium.
5.
Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera
keringkan dengan lap basah.
6. Jangan membuat
keteledoran antar sesama teman.
7.
Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah
pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami
percobaan.
8.
Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang dilakukan.
9.
Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi
kaki.
10. Dilarang memakai
perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang memakai
sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria yang
berambut panjang harus diikat.
13.
Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.
14. Bila kulit terkena
bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15.
Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat
pertolongan secepatnya.
5. Teknik kerja di laboratorium
a. Hal
pertama yang perlu dilakukan ketika berada dilaboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Gunakan
perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium
untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
2. Dilarang
memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
3. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4.
Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
b. Bekerja
aman dengan bahan kimia
1. Hindari
kontak langsung dengan bahan Kimia.
2. Hindari
mengisap langsung uap bahan Kimia.
3. Dilarang
mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.
4. Bahan
Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
c.
Memindahkan bahan Kimia
1. Baca
label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
2.
Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan
bahan Kimia secara berlebihan.
4. Jangan
mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah terjadinya
kontaminasi.
d.
Memindahkan bahan Kimia cair
1. Tutup
botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan
ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3.
Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak
memercik.
e.
Memindahkan bahan Kimia padat
1. Gunakan
tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.
2. Jangan
mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan
sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori
bahan
tersebut.
f. Cara
memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi
tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Api
pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan.
3. Goyangkan
tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan
mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak
melukai
orang lain maupun diri sendiri.
g. Cara
memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1. Gunakan
kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2. Letakkan
Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk mencegah
pemanasan
mendadak.
3. Jika
gelas Kimia digunakan sebagai pemanas air, isilah dengan air. Maksimum
seperampatnya.
6. Keamanan
kerja di laboratorium
1. Rencanakan
percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Gunakan
perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium
untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
3. Dilarang
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4.
Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang
makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah
kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan dengan
lap basah.
7. Hindari
kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari
mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila
kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10.
Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak menggunakan bunsen.
11.
Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan
sesudah
praktikum selesai.
7.
Penanggulangan keadaan darurat
a. Terkena bahan kimia
1. Jangan
panik.
2. Mintalah
bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3. Lihat
data MSDS.
4.
Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami
kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
5. Bila
kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa
ketempat yang cukup oksigen.
7. Hubungi
paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).
b.
Kebakaran
1. Jangan
panik.
2. Ambil
tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu
teman anda.
4. Hindari
mengunakan lift.
5. Hindari mengirup
asap secara langsung.
6. Tutup
pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
7. Pada
gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi
pemadam kebakaran.
c. Gempa bumi
1. Jangan panik.
2.
Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong
kasur,lemari.
3. Jauhi
bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4.
Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat
listrik.
5. Jangan
gunakan lift.
6. Hubungi
pemadam kebakaran, polisi dll.
8. Database bahan kimia B3
Bahan kimia jenis B3 (berbau,
berbahaya, beracun) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (highly
flammable)
d. Mudah menyala (flammable)
e. Amat sangat beracun (extremely
toxic)
f. Sangat beracun (highly toxic)
g. Beracun (moderately toxic)
h. Berbahaya (harmful)
i. Korosif (corrosive)
j. Bersifat iritasi (irritant)
k. Berbahaya bagi
lingkungan (dangerous to the environment)
l. Karsinogenik (carcinogenic)
m. Teratogenik (teratogenic)
n. Mutagenik (mutagenic)
Peralatan P3K
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan
kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain kasa
Pinset
Gunting
Peniti, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar