Google ads

Jumat, 25 September 2015

Kekeruhan Air



Air merupakan kebutuhan dasar bagi semua makhluk hidup. Air selalu digunakan oleh masyarakat dalam berbagai aktivitas seperti dalam rumah tangga, pertanian, industri, perternakan dan sebagiannya.  Kualitas air yang digunakan sangat penting untuk diketahui dalam mengurangi resiko- resiko buruk yang akan terjadi. Oleh karena itu, kulaitas air sangat perlu diperhatikan dan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan PERMENKES No. 492/ MENKES/PER/IV/ 2010 tentang syarat kualitas air minum ( Asstuti, 2013).
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, air minum yang baik untuk dikonsumsi adalah air minum yang memiliki syarat – syarat antara lain tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan  tidak  mengandung  logam  berat. Sebagaimana  kita ketahui,  air  yang  keruh  merupakan  satu  ciri  air  yang  tidak bersih  dan  tidak  sehat.  Pengkonsumsian  air  keruh  dapat mengakibarkan  timbulnya  berbagai  jenis  penyakit  seperti diare, penyakit kulit. Oleh karena itu, pengujian kekeruhan air  sangat  dibutuhkan  dalam  proses  pengolahan  air,  agar  air tersebut layak digunakan untuk proses selanjutnya (Nuzula dan Endarko,2013).
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Air adalah substansi kimia dengan rumus kinia H2O satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kpa dan temperatur 273,15 K            ( Situmorang, 2012 ).
Menurut  PDAM  Tirta  Pakuan (1992) proses pengolahan air digolongkan menjadi  dua  jenis  yaitu:  Pengolahan lengkap  (Complete  Treatment  Process) dan  Pengolahan  sebagian  (Partial treatment  Process).  Apabila  kandungan berbagai  zat  maupun  mikroorganisme yang  terdapat  di  dalam  air  melebihi ambang  batas  yang  diperbolehkan kualitas air akan terganggu maka itu perlu adanya  pengolahan  air  bersih  maupun  air minum dan  Pengolahan  sebagian  (Partial treatment ) Process minum (Amen, 2012).
Syarat fisika air :
a.       Air tidak boleh berasa
b.      Air tidak boleh berwarna
c.       Air tidak boleh berbau
d.      Suhu air hendaknya dibawah sela udara (+- 25c) (Nasution,2008).
Syarat kimia air :
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat kimia tertentu melampaui batas yang telah ditentukan (Nasution,2008).
Lumpur  akan  selalu  dihasilkan  di  setiap  proses  pengolahan  air, apapun  jenis  dan  bentuk teknologi  pengolahan  yang  digunakan.  Semakin  besar  debit  pengolahan  pada  suatu  Instalasi Pengolahan  Air  Minum  (IPAM),  maka  akan  semakin  tinggi  konsentrasi  padatannya,  baik padatan  kasar  (coarse  solid),  padatan  tersuspensi  (suspended  solid)  maupun  koloid  dan  akan makin besar pula lumpurnya. University School of Medicine di Belgrade menerbitkan informasi bahwa  minum  air  dengan  aluminium  tinggi  dan  konsentrasi  fluoride  yang  rendah  dikaitkan dengan risiko Alzhaimer (Moerdiyanti,dkk, 2012).
Kekeruhan  (turbidity)  adalah  keadaan  dimana  transparansi  suatu  zat  cair  berkurang akibat  kehadiran  zat-zat  tak-terlarut  (ISO,  1999).  Untuk  mengetahui  tingkat  kekeruhan  air (turbiditas)  digunakan  alat  ukur  yang  disebut  turbidimeter.  Perkembangan  ilmu  pengetahuan dan  teknologi  yang  demikian  pesat  di  bidang  elektronika  dan  instrumentasi  telah memungkinkan diciptakannya alat-alat ukur yang bekerja secara digital (Hendrizon dan Wildian, 2012).
Kekeruhan, disebabkan adanya kandungan Total Suspended Solid  baik  yang  bersifat  organik  maupun  anorganik.  Zat organik  berasal  dari  lapukan  tanaman  dan  hewan,  sedangkan zat anorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam. Zat  organik  dapat  menjadi  makanan  bakteri  sehingga mendukung  perkembangannya.  Kekeruhan  dalam  air  minum tidak boleh lebih dari 5 NTU. Penurunan kekeruhan ini sangat diperlukan  karena  selain  ditinjau  dari  segi  estetika  yang kurang  baik  juga  proses  desinfeksi  untuk  air  keruh  sangat sukar,  hal  ini  disebabkan  karena  penyerapan  beberapa  koloid dapat melindngi organisme dari desinfektan (Nuzula dan Endarko,2013).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/ liter SiO2. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah Jakson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter, dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu unit turbiditas Jakson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan JTU bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air standar ( Nikowanto, 2013).
Model  desain  alat  ukur  tingkat  kekeruhan  zat  cair  ini  menggunakan  mikrokontroler AT89S51  dengan  menggunakan  sensor  fototransistor  pada  posisi  90o  terhadap  cahaya  yang datang  dari  LED  (disebut  metode  Nephelometer),  dimana  standar  yang  digunakan  untuk mengukur  tingkat  kekeruhan  air  adalah  NTU  (Nephelometric  Turbidity  Units),  dan menampilkan  hasil  pengukurannya  pada  LCD  karakter  2x16.  Dengan  menggunakan  prinsip hamburan  cahaya.  Cahaya  dilewatkan  melalui  suatu  zat  cair,  maka  ada  sebagian  energi  foton cahaya  itu  yang  diserap  dan  sebagian  lagi  dihamburkan  oleh  partikel-partikel  tersuspensi  yang berada  di jalur  lintasan  cahaya  tersebut. Oleh sebab itu,  metode pengukuran tingkat  kekeruhan zat  cairpun  dibedakan  menurut  intensitas  cahaya  mana  yang  diukur:  cahaya  yang  diteruskan (transmitted), cahaya yang dihamburkan (scattered), atau kedua-duanya (Hendrizon dan Wildian, 2012).
Kekeruhan diukur dengan menggunakan metode Nephelometri. Prinsip kerja metode ini yaitu dengan membandingkan intensitas cahaya yang dibiaskan oleh suatu sampel. Menurut persyaratan yang ditetapkan oleh mentri kesehatan RI No: 416/ MENKES/PER/IX/1990  tentang persyaratan kualitas air bersih , batas maksimum yang dianjurkan untuk kekeruhan air baku yaitu 25 NTU (Suwandi, 2010 ).

Tidak ada komentar:

Google Ads