Sejarah Plastik dan
Pengertian Sampah Plastik
Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi
bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku
kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia
kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh
manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan
sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari
100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh
Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di
London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari
bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai
karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga
menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat
dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan
karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar
meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola
biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt,
menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu
membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi,
karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling
berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan manusia
ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo
Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite.
Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam
larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa
berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya
seperti kayu lunak. Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite,
termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite
juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat
isolasi listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa,
pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun
1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan
manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon
temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi
oleh Charles Topham.
Pengertian sampah
plastik
Sampah plastik merupakan sampah yang
dapat didaur ulang menjadi barang2 yang berguna bahkan menjadi barang yang
bernilai bila dikerjakan oleh orang2 yang berkreatifitas, contoh smpah plastik
itu seperti bungkus makanan ringan, bungkus ditergen, botol air mineral dll.
Nama
plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali
dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila
telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali.
Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah dalam bentuk
thermoplastic. Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun
dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada
plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan
sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat
terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat
dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila
digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik
bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita
sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali
(reuse) kantung plastik yang disimpan
di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah
plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang
plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
Jenis Jenis Plastik
1.
PET atau PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat
sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan
untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan
ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture,
karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
2. HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik
serbaguna yang dapat didaur ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan
pemutih, botol jus, botol oli motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong
sampah dan kotak cereal dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer,
lantai keramik.
3. Vinyl /PVC atau
V atau Polyvinyl chloride yang keras
dan tahan cuaca. PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya
karena dioxins diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa
kontainer dan botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa
saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.
4. LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki
banyak aplikasi. Sering ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur
ulang untuk bil pesawat milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan
untuk lantai dan bahan bangunan.
5. PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup
botol, yogurt kontainer, botol saus, dan straws. memiliki titik lebur yang
tinggi dan dapat digunakan untuk tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan
merupakan bagian dari pertumbuhan jumlah program daur ulang kota yang kemudian
lebih berbelok tutup botol dan item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong
dan nampan.
6. PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan
merek dagang Styrofoam. styrene itu ada di mana-mana dalam
kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok environental. Styrene telah
diklaim oleh banyak anti-waste dan kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke
dalam makanan.
7. Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi
berbagai plastik bukan Resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang
sering mengandung sejumlah plastik. "Lainnya" adalah produk yang
digunakan untuk membuat iPod, DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5
liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
8. SM atau Sampah
Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan dengan jenis
sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan. Semua
bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai
apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
Dampak Limbah Plastik Bagi Lingkungan
Akibat dari semakin bertambahnya
tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah
yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi
masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi
permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu
kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian
meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan
produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung
ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat
dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah; limbah
dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam
bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah
hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang
gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut
selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan
prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam
sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Permasalahan limbah plastik di
Indonesia telah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih
dari 100 miliar kantong plastik digunakan oleh masyarakat tiap tahunnya dan
kebanyakan limbah plastik tersebut tidak dikelola atau diolah secara benar.
Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara sempurna oleh tanah karena
prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Partikel hasil uraian plastik juga
beresiko mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik
akhirnya menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggapi serius terutama oleh
masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam permasalahan ini.
Plastik merupakan benda anorganik
dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat
mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah yang membuat limbah plastik
berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB
sehingga membuat limbah plastik sulit terurai.
Selain itu jika limbah plastik
termakan oleh hewan dan tanaman maka hewan dan tanaman tersebut beracun
sehingga berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan. Limbah plastik yang
terurai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang bisa mencemari
air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misal
cacing tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut, air di dalam
tanah tidak bisa mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara di dalam
tanah. Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga terjadi
perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai dengan
pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas rumah
kaca ke astmosfer dan penipisan lapisan ozon. Limbah plastik yang dibuang
sembarangan, misalnya di sungai akan membuat banjir karena sungai dangkal
akibat tumpukan limbah plastik. Jika limbah plastik dibakar juga akan
menghasilkan gas karbondioksida sehingga mengakibatkan polusi pada udara dan
pemanasan global.
Pemanfaatan Limbah Plastik
Limbah plastik yang umum ditemukan
di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang
termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus
menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah.
Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus
menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan. Oleh karena itu
diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong
plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu
akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk di TPA dapat
menjadi peluang sumber daya jika diolah dengan benar.
Pengembangan proses pengolahan
kantong plastik dilakukan melalui eksperimentasi untuk membuka peluang
pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan
nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong
plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga
dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan
upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu
menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.
Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan
limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali
dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik
digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam
bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang
seringkali terjadi di kota-kota besar.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan kreasi
Gelas plastik merupakan tempat air minum yang terbuat dari
bahan multiguna yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari–hari. Plastik juga
sudah banyak diwujudkan dalam bentuk busana, walaupun dalam presentasi kecil,
contohnya seperti mantel, jas hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan
korsase (dari plastik) akan memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas
plastik.Pembuatan busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya
bernilai ekonomis tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu
relatif lama terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan
ketelitian dan kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut.
Selain pemasangan hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak
terdapat pula pada pemeliharaan busana kreasi baru ini, selain ketelitian
dengan penyimpananya diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara
lembab dan panas, serta secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan
menjadi kaharusan untuk pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang
digunakan yang pada hakikatnya merupakan sampah yang tidak dipakai lagi
mengharuskan biaya pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil.
Limbah plastik sebagai bahan
ornamen bangunan
Di Indonesia, plastik daur ulang
sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang
lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih
sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur
ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang
kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik
untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat
dibandingkan bata yang umum dipakai.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam
bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua
strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama
plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua
kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian
mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi
perekat termoset dalam pembuatan papan partikel.). Produk papan partikel yang
dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi
dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Dalam pembuatan komposit kayu
plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai
matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
Pengolahan Limbah Plastik
Plastik merupakan material yang
sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat
aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan
plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan
karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air,
serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat
plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan
manusia. Akibatnya ju/mlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus
bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah
antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong
plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu
diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini
tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA
sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu
solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena
selama masih diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada
dan bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi
peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya. Pengembangan
proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka
peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana,
murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik
kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi
sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.
Berbagai macam dampak limbah plastik
tersebut tentunya akan membawa ancaman lebih besar jika tidak segera diatasi.
Terdapat berbagai macam cara untuk mengatasi limbah plastik, diantaranya yaitu
reuse, reduce, dan recycle limbah plastik.Penggunaan atau pemanfaatan kembali
limbah plastik (reuse) dapat menjadi salah satu upaya pengelolaan limbah
plastik secara benar sekaligus hemat biaya, waktu, energi, dan sumber daya. Limbah
plastik tersebut digunakan lagi sesuai dengan fungsi sebelumnya atau dengan fungsi
yang berbeda. Pilih barang plastik yang masih bisa digunakan dan jangan gunakan
barang plastik yang sekali pakai (disposable).
Reduce yaitu upaya pengurangan penggunaan material-material atau bahan-bahan
yang dapat menghasilkan limbah plastik, misalnya hindari penggunaan barang atau
benda yang sekali pakai, pilih barang atau benda yang dapat didaur ulang, dan
yang dapat diisi ulangi. Sedangkan recycle
atau daur ulang merupakan upaya mengatasi limbah plastik dengan cara mengolah
kembali limbah plastik sehingga memiliki banyak fungsi dan bernilai ekonomis.
Proses daur ulang pada limbah plastik biasanya dimulai dari pengumpulan sampah,
penyortiran sampah, pembersihan sampah, kemudian proses pengolahan atau
produksi untuk menjadi material baru.
Untuk bisa didaur ulang limbah
plastik harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu, misalnya limbah
bersifat homogen, sudah berbentuk sesuai dengan kebutuhan, tidak teroksidasi,
dan tidak terkontaminasi. Biasanya daur ulang pada limbah plastik dilakukan
oleh industri. Saat ini 80% lebih jenis limbah plastik bisa didaur ulang
walaupun terdapat penggunaan zat tambahan agar material hasil daur ulang lebih
berkualitas. Bahaya limbah plastik bisa diminimalisasi jika kita semua ikut
berperan aktif dalam mengelola limbah plastik dengan baik dan benar, misalnya
dengan cara menerapkan prinsip 3R (reuse, reduce, dan recycle) dalam kehidupan
sehari-hari.
2 Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan
pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber
daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik
dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya
adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat
cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek
pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk
pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya
dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu
limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus
dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah
harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk
mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui
tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan
zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah
plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena
pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju,
dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga
pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya
tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di
Indonesia (Macklin, 2009). Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan
kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis
limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun
harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk
meningkatkan kualitas. Empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di
pasaran yaitu Linear Low Density
Polietilena (LLDPE), High Density
Polyethylene (HDPE), dan Polipropilena
(PP).
Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang
dapat dimanfaatkan melalui daur ulang.
·
Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, seperti
kertas koran dan kardus.
·
Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah
dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
·
Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat
dimanfaatkan kembali sebagai kaleng pengemas.
·
Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai
bahan baku pembuatan baja baru.
·
Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi
menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya,
dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian
besar, yaitu:
·
Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga
manusia.
·
Bagian proses yang menggunakan mesin.
ü Sortir
Sortir merupakan proses pemisahan
yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan untuk
memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material / benda asing yang
tidak diharapkan masuk ke dalam proses (Anonim, 2009a).
ü Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk
mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya, dengan
cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran
plastik) (Anonim, 2009a).
ü Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar
tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Prewashing
Untuk memisahkan material-material
asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya dengan menggunakan
media cair sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing
keluar dari proses (Anonim, 2009a).
b. Pencucian
Tahap 2:
Pada bagian ini dilakukan pencucian
menggunakan mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir
menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil dari friksi
dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna bagian
ini masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses
(Anonim, 2009a).
ü Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara mekanik
yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar.
Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari
suhu yang melekat (Anonim, 2009a).
ü Pemanasan
Material yang telah bersih dari
pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 2000C, dimana
suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju
proses penyaringan (Anonim, 2009a).
ü Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang
dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya. Diharapkan lelehan
plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk
silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong (Anonim, 2009a).
ü Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material
dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin (Anonim, 2009a).
ü Pencetakan/Penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan
dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm
(Anonim, 2009a).
ü Pembungkusan
dan Pemeriksaan
Dilakukan pembungkusan terhadap
material kering dalam karung plastik. Pemeriksaan untuk mengetahui apakah
proses produksi berjalan baik (Anonim, 2009a).
Jenis Sampah Plastik -Produk Hasil
Daur Ulang:
v Acrytic Toples, tatakan/tutup gelas
v AS sen Nampan, korek gas, toples
v Chip tali Rambut boneka
v Duragon Roda kaset
v HD ember Centong, tempat sabun,
piring
v HD blowing Celengan, botol plastic
v HD hitam Ember, roda mobil mainan
v HD tikar Ember, piring, rolan kabel
v HD butek Corong, tempat sayuran,
tempat sambal
v PVC selang Sandal, sepatu boot
v PVC botol Celengan, botol
v PVC blue band Botol, celengan,
toples
v PP kardus Ember, gayung, piring
v PP ember cat Thermos, gayung
v PP tali Cangkir, gelas,tali raffia,
gayung
Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan
membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor
yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit
listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan
beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan
masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC
menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan
asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif
ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah
dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang
mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan
pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk
kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau
fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan
plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini
lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.
Manfaat Daur Ulang
Banyak
manfaat yang diperoleh dari pendaur ulangan bahan bekas yang ada di sekitar
kita, seperti plastik bekas, kertas bekas, kayu bekas, dan lain–lain. Daur
ulang dapat meningkatkan kreativitas, mengurangi pencemaran dan sebagainya.
Berikut akan kami jelaskan beberapa manfaat yang ada dalam usaha pengelolaan
sampah daur ulang. Manfaat yang diperoleh antara lain :
·
Membuka lapangan kerja. Manfaat yang paling menonjol
adalah masyarakat dapat membuka lapangan kerja. Bekerja di sektor formal saat
ini sempit kesempatannya. Melamar pekerjaan membutuhkan syarat tertentu.
Lowongan pekerjaan sedikit, sehingga sulit mencari pekerjaan. Usaha daur ulang
ini dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sektor informal. Dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tingkat pengangguran dapat
dikurangi.
·
Meningkatkan pendapatan masyarakat. Berkreasi dari bahan bekas menjadi
kerajinan-kerajinan tangan lalu didistribusikan kepada masyarakat dapat
meningkatkan pendapatan. Apalagi bahan baku daur ulang tidak membutuhkan modal
yang besar. Dalam ekonomi, usaha seperti ini dapat menekan biaya operasional
dan retribusi. Sehingga pemerintah daerah lebih ringan dalam pengeluaran
pengelolaan sampah. Barang daur ulang mempunyai nilai ekonomi yang menghasilkan
pendapatan. Sehingga masyarakat dapat berdaya secara ekonominya. Pemberdayaan
ekonomi rakyat yang dimaksud disini adalah adanya pendapatan atau penghasilan
yang bisa diperoleh dari hasil penjualan barang olahan dari bahan bekas menjadi
barang yang mempunyai nilai ekonomi.Dengan memperoleh penghasilan tersebut
masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
·
Mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah yang dibakar dan limbah
pabrik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Mendaur ulang sampah-sampah dan
memanfaatkan limbah, dengan menjadikannya barang kerajinan dan barang-barang
kreasi lainnya, pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
·
Menghemat sumber daya alam. Berkreasi dari bahan bekas dapat
menghemat sumber daya alam sebagai bahan baku kebutuhan hidup manusia.Contohnya,
dengan mendaur ulang kertas kita dapat mengurangi laju pengurangan jumlah
pohon.
·
Mencegah penyakit. Sampah yang menumpuk dapat
menyebabkan penyakit. Dengan mendaur ulang sampah-sampah, tumpukan sampah akan
berkurang. Tingkat kebersihan pun akan meningkat jika pengelolaan sampah
berjalan dengan baik.
·
Menambah kreativitas dan keterampilan. Dengan berkreasi dari bahan bekas,
kita akan lebih kreatif dan terampil. Kita dapat menemukan ide-ide baru yang
kreatif dan inovatif dalam berkreas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar