Etiologi
dan patofisiologi
Hiperurisemia
ditandai dengan tingginya kadar asam urat di dalam darah. Dalam kondisi normal
jumlah akumulasi asam urat dalam pool asam urat adalah 1200 mg pada laki-laki
dan 600 mg pada wanita. Jumlah dalam pool asam urat ini akan meningkat beberapa
kali lipat pada individu yang mengalami gout. Hal ini dapat terjadi akibat
meningkatnya produksi atau menurunnya eksresi asam urat.
1. Produksi
asam urat yang berlebihan
Dapat terjadi
karena :
§ Abnormalitas
pada sistem enzim yang mengatur metabolisme purin, yaitu:
o Peningkatan
aktivitas enzim PRPP-sintetase
o Penurunan
aktivitas enzim HGPRT transferase
§ Peningkatan
perombakan asam nukleat jaringan dan meningkatnya laju pembentukan sel seperti
pada gangguan myeloproliferatif dan limfoproliferatif.
§ Penggunaan
terapi obat sitotoksik yang dapat meningkatkan produksi asam urat akibat
terjadi lisis dan hancurnya sel.
2. Penurunan
eksresi asam urat
Bisa disebabkan
karena adanya gangguan pada ginjal atau penggunaan obat-obatan yang dapat
menghambat eksresi asam urat.
Gambaran Klinik Gout Dan Hiperurisemia
1.
Hiperurisemia asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan
hiperurisemia (kadar asam urat serum tinggi) tanpa adanya manifestasi klinik
gout.
2.
Arthritis gout, meliputi 3 stadium:
a. Artritis gout
akut
Serangan pertama biasanya terjadi antara
umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Gejala
yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul sangat
cepat dalam waktu singkat. Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan
tanpa terapi sekalipun.
b. Stadium
interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium
gout akut, dimana secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, meskipun
pada aspirasi cairan sendi masih ditemukan kristal urat, yang menunjukkan
proses kerusakan sendi yang terus berlangsung progresif. Stadium ini bisa
berlangsung beberapa tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Dan tanpa tata
laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout kronik.
c. Artritis gout kronik
= kronik tofaseus gout
Stadium ini ditandai dengan adanya tofi
dan terdapat di poliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, MTP-1,
olekranon, tendon Achilles dan jari tangan. Tofi sendiri tidak
menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi di sekitarnya, dan menyebabkan
destruksi yang progresif pada sendi serta menimbulkan deformitas.
3.
Penyakit ginjal
Sekitar 20-40% penderita gout minimal
mengalamai albuminuri sebagai akibat gangguan fungsi ginjal.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi gout adalah:
1. Menghentikan serangan akut secepat mungkin
2. Mencegah serangan akut berulang
3. Mencegah komplikasi akibat timbunan kristal urat di sendi, ginjal atau tempat lain
Pengobatan
Terapi Non- Farmakologi
Gout adalah gangguan metabolik, yang dipengaruhi oleh
diet, asupan alkohol, hiperlipidemia dan
berat badan. Intervensi seperti
istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi
asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat
badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
a. NSAID
b. Kolkisin
Indikasi : gout akut, profilaksis jangka pendek selama terapi awal
dengan allopurinol, urikosurik
Dosis : Gout akut;
1-1,2 mg diikuti dengan 0,5-0,6 g setiap
jam atau 1-1,2 mg tiap 2 jam sampai nyeri hilang atau sampai mual, muntah dan
diare terjadi. Jumlah total untuk satu kali terapi; 4-8 mg. Profilaksis; 0,5-0,6 mg/hari 3-4 kali
setiap minggu. Bila serangan > 1x/tahun, dosis 0,5-0,6mg/hari. Dosis untuk
pasien dengan gangguan ginjal dan hati perlu penyesuaian, dosis tidak boleh
lebih dari 0,6 mg/hari.
Kontraindikasi ; gangguan pencernaan, renal, dan jantung yang
parah, hipersensitivitas, diskradia darah atau kombinasi penyakit hati dan
ginjal yang serius, pasien yang dihemodialisis.
Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan
saluran cerna, kerusakan ginjal dan hati, pada pemakaian jangka panjang akan
terjadi depresi sumsum tulang, dengan agranulositosis, trombositopenia.
c. Kortikosteroid
Obat
golongan kortikosteroid diberikan bila ada kontraindikasi dengan penggunaan
kolkisin dan OAINS. Golongan kortikosteroid yang dapat diberikan seperti
prednison. Obat ini diberikan dengan
dosis 20-40 mg per hari selama 3 hari. Dosis kemudian diturunkan secara
bertahap selama 1-2 minggu. Penyuntikan kortikosteroid di sekitar sendi yang
sakit bisa juga dilakukan guna mempercepat hilangnya tanda-tanda inflamasi.
d. Golongan
Inhibitor xantin oksidase
Obat-obat
yang bekerja dengan menghambat enzim xantin oksidase, sehingga pembentukan asam
urat dapat dikurangi. Contoh : Allopurinol
e. Golongan
urikosurik
Bekerja
dengan meningkatkan pengeluaran asam urat di urin.
Dinidikasikan
pada pasien yang tidak tahan atau alergi alopurinol dan pada pasien dengan
fungsi ginjal normal tetapi ekskresinya rendah. Obat ini dapat meningkatkan ekskresi
asam urat dengan menghambat reabsorpsi tubulus ginjal. Supaya agen- agen
urikosurik dapat bekerja dengan efektif dibutuhkan fungsi ginjal yang memadai.
Contohnya : probenesid, sulfinpirazon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar