Analisis
Kuantitatif Metoda Nelson Somogyi
Metode
Nelson – Somogyi digunakan untuk menetukan kadar gula pereduksi. Penambahan
reagen Nelson somogyi ini bertujuan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida
yang mana K-Na-tartrat yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi
untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida. Setelah ditambahkan reagen
Nelson somogyi, larutan yang berwarna biru sampai biru kehijauan tersebut
dipanaskan 20 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk mempercepat proses
reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan sampai 25˚
C supaya reaksi berjalan stabil, karena apabila terlalu panas kemungkinan akan
ada komponen senyawa yang rusak atau habis menguap. Kemudian ditambahkan reagen
arsenomolibdat, penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa
bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan
mereduksi kembali arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna biru, warna
biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan spektrometer. Hasil
yang diperoleh, pada larutan standar semakin pekat konsentrasinya, warna yang
dihasilkan setelah penambahan reagen arsenomolibdat adalah semakin hijau
kebiruan pekat. Ditambahkan akuades pada masing-masing larutan standar agar
larutan standar tidak terlalu pekat dan dapat terbaca absorbansinya (Rizky,
2011).
Analisis Kuantitatif Konsentrasi Protein Metoda Lowry
Uji ini
merupakan salah satu metode pilihan untuk menentukan kadar protein dalam suatu
bahan. Dalam keadaan basa, ion tembaga divalen (Cu2+) membentuk
suatu kompleks dengan ikatan peptide yang mereduksi Cu2+ menjadi
tembaga monovalen (Cu+). Ion Cu+ dan gugus radikal dari
tirosin, triptofan, dan system bereaksi dengan pereaksi Folin untuk
menghasilkan suatu produk yang tidak stabil yang mereduksi molibdenum atau
tungsten blue. Protein akan bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau membentuk
senyawa kompleks yang berwarna (Bintang, 2010).
Pembentukan
warna tersebut disebabkan adanya reaksi antara basa tembaga dengan sampel
protein yang diuji. Intensitas warna yang terbentuk tergantung pada jumlah asam
aromatik yang berbeda untuk setiap jenis protein. Perhitungan kadar protein
dalam sampel dilakukan dengan membuat kurva standar nilai absorban terhadap
kadar protein, kemudian kadar protein sampel diperoleh dengan menarik garis
dari nilai absorban sampel terhadap kurva standar (Bintang, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar