Google ads

Rabu, 08 Juli 2015

Klindamisin



                                               
                        Klindamisin merupakan suatu turunan lincomycin dengan substituti chlorine, antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis. Sekalipun strukturnya berbeda, lincomycin mirip dengan erythromycin dalam aktivitasnya. Namun, zat ini bersifat toksin dan tidak lagi digunakan.
             Klindamisin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 800 C18H33CIN2O5S per mg. Pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau. Kelarutan mudah larut dalam air, dalam dimetilformamida P dan dalam metanol P; larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam aseton P (Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995:234).      
Aktivitas Antibakteri Klindamisin
                         Klindamisin sebesar 0,5-5 mg/mL dapat menghambat stertococcus, stafilococcus, dan pneumococcus. Namun, enterococcus dan organisme-organisme aerob gram negatif resisten terhadap klindamisin (sangat kontras dengan kerentanan mereka terhadap erythromycin). Spesies bacteroides dan anaerob lainnya, baik gram positif maupun gram negatif, biasanya rentan terhadap klindamisin. Clostridium difficile merupakan penyebab penting timbulnya kolitis pseudomembran bersifat resisten. Seperti halnya erythromycin, klindamisin juga menghambat sintesis protein dengan mengganggu pembentukan kompleks – kompleks awal dan reaksi-reaksi translokasi aminoacyl. Situs ikatan untuk klindamisin pada subunit 50S dalam ribosom bakteri identik dengan situs ikatan untuk erythromycin. Resisten terhadap klindamisin yang umumnya mengakibatkan resistensi silang dengan macrolide lain, disebabkan oleh: (1) mutasi situs reseptor ribosom; (2) modifikasi reseptor oleh suatu methylase yang tampak jelas (lihat bagian resisten terhadap erythromycin diatas); dan (3) inaktivasi klindamisin secara enzimatis. Spesies aerob Gram negatif secara intrinsik resisten karena buruknya permeabilitas membran luar (Katzung, 2004:50-51).
Farmakokinetika Klindamisin
                        Dosis-dosis klindamisin oral sebesar 0,15-0,3 g setiap 6 jam (10-20 mg/kg/hari untuk anak-anak) menghasilkan kadar serum 2-3 mg/mL. Apabila diberikan secara intravena, 600 mg klindamisin setiap 8 jam menghasilkan kadar sebesar 5-15 mg-mL. Sekitar 90% obat ini terikat pada protein. Ekskresi terutama dilakukan melalui hati, empedu, dan urine. Penetrasi klindamisin pada sebagian besar jaringan baik, kecuali pada otak dan cairan serebrospinal ini sangat penting. Penetrasi agen ini pada jaringan abses baik dan dengan aktif diambil dan dikonsentrasikan oleh sel-sel fagositosis. Klindamisin dimetabolisme oleh hati, dan keduanya baik obat aktif maupun metabolit aktif diekskresi dalam empedu. Waktu paruh sekitar 2,5 jam individu-individu normal dan dapat meningkat hingga 6 jam pada pasien dengan anuria. Tidak diperlukan penyesuaian dosis dalam kondosi gagal ginjal (Katzung, 2004:50-51).
Efek Samping Klindamisin
             Efek yang tidak diinginkan yang umum terjadi meliputi diare, mual, dan ruam kulit. Kadang-kadang terjadi juga kerusakan fungsi hati (dengan atau tampa ikterus) dan netropenia. Enterokolitis (peradangan pada usus besar)  dan diare berat timbul setelah pemberian klindamisin. Kolitis yang terkait dengan antibiotik, yang timbul setelah pemberian klindamisin dan obat-obat lain, disebabkan oleh Cdifficile yang toksigenik (Katzung, 2004:52).

Tidak ada komentar:

Google Ads