Klindamisin merupakan suatu
turunan lincomycin dengan substituti chlorine, antibiotik yang dihasilkan
oleh Streptomyces lincolnensis.
Sekalipun strukturnya berbeda, lincomycin
mirip dengan erythromycin dalam
aktivitasnya. Namun, zat ini bersifat toksin dan tidak lagi digunakan.
Klindamisin hidroklorida
mengandung tidak kurang dari 800 C18H33CIN2O5S
per mg. Pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau. Kelarutan mudah larut
dalam air, dalam dimetilformamida P
dan dalam metanol P; larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut
dalam aseton P (Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1995:234).
Aktivitas Antibakteri Klindamisin
Klindamisin sebesar 0,5-5 mg/mL dapat
menghambat stertococcus, stafilococcus,
dan pneumococcus. Namun, enterococcus
dan organisme-organisme aerob gram negatif resisten terhadap klindamisin
(sangat kontras dengan kerentanan mereka terhadap erythromycin). Spesies bacteroides
dan anaerob lainnya, baik gram positif maupun gram negatif, biasanya rentan
terhadap klindamisin. Clostridium
difficile merupakan penyebab penting timbulnya kolitis pseudomembran bersifat resisten. Seperti halnya erythromycin, klindamisin juga
menghambat sintesis protein dengan mengganggu pembentukan kompleks – kompleks
awal dan reaksi-reaksi translokasi aminoacyl.
Situs ikatan untuk klindamisin pada subunit 50S dalam ribosom bakteri identik
dengan situs ikatan untuk erythromycin.
Resisten terhadap klindamisin yang
umumnya mengakibatkan resistensi silang dengan macrolide lain, disebabkan oleh: (1) mutasi situs reseptor ribosom;
(2) modifikasi reseptor oleh suatu methylase
yang tampak jelas (lihat bagian resisten terhadap erythromycin diatas); dan (3) inaktivasi klindamisin secara
enzimatis. Spesies aerob Gram negatif secara intrinsik resisten karena buruknya
permeabilitas membran luar (Katzung, 2004:50-51).
Farmakokinetika Klindamisin
Dosis-dosis klindamisin oral
sebesar 0,15-0,3 g setiap 6 jam (10-20 mg/kg/hari untuk anak-anak) menghasilkan
kadar serum 2-3 mg/mL. Apabila diberikan secara intravena, 600 mg klindamisin
setiap 8 jam menghasilkan kadar sebesar 5-15 mg-mL. Sekitar 90% obat ini
terikat pada protein. Ekskresi terutama dilakukan melalui hati, empedu, dan
urine. Penetrasi klindamisin pada sebagian besar jaringan baik, kecuali pada
otak dan cairan serebrospinal ini sangat penting. Penetrasi agen ini pada
jaringan abses baik dan dengan aktif diambil dan dikonsentrasikan oleh sel-sel
fagositosis. Klindamisin dimetabolisme
oleh hati, dan keduanya baik obat aktif maupun metabolit aktif diekskresi dalam
empedu. Waktu paruh sekitar 2,5 jam individu-individu normal dan dapat
meningkat hingga 6 jam pada pasien dengan anuria. Tidak diperlukan penyesuaian
dosis dalam kondosi gagal ginjal (Katzung, 2004:50-51).
Efek Samping Klindamisin
Efek yang tidak diinginkan yang umum terjadi
meliputi diare, mual, dan ruam kulit. Kadang-kadang terjadi juga kerusakan fungsi
hati (dengan atau tampa ikterus) dan netropenia.
Enterokolitis (peradangan pada usus
besar) dan diare berat timbul setelah
pemberian klindamisin. Kolitis yang terkait dengan antibiotik, yang timbul
setelah pemberian klindamisin dan obat-obat lain, disebabkan oleh Cdifficile yang toksigenik (Katzung, 2004:52).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar