Google ads

Selasa, 28 Juli 2015

Bahaya Limbah tembaga (Cu+2)


Tembaga (Cu) merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme. Batas dari unsur ini yang mempengaruhi rasa pada air berkisar  antara 11-5  mg/l  merupakan  batas  konsentrasi  tertinggi  untuk mencegah timbulnya rasa yang tidak enak.
Tabel 1 Sifat fisik Tembaga
Nama
Tembaga
Simbol
Cu
Nomor atom
29
Massa atom relative
63,546 g.mol-1
Titik didih
1083,0 0C (1356,15 0K, 1981,4 0F)
Titik leleh
2567,0 0C (2840,15 0K, 4652,6 0F)
Nomor proton electron
29
Nomor neutron
35
Klasifikasi
Logam transisi
Struktur Kristal
Kubik
Densitas pada 293 K
8,96 g.cm-3
Warna
Merah
Sumber : Anonim. 2013.
Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu. Unsur ini
berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Dalam tabel periodik unsur-unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot atau massa atom relatif 63.546 g.mol-1. Secara umum sumber masuknya logam Cu ke dalam tatanan lingkungan adalah secara alamiah dan non alamiah. Berikut ini adalah proses masuknya Cu ke alam:
a) Secara alamiah Cu masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat  peristiwa alam.  Unsur ini dapat bersumber dari peristiwa pengikisan (erosi) dari batuan mineral, dari debu-debu dan atau partikulat-partikulat Cu yang ada dalam lapisan udara yang turun bersama hujan.
         b) Secara non alamiah Cu masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan sebagai  akibat dari suatu aktifitas manusia. Jalur dari aktfitas manusia ini untuk memasukkan Cu ke dalam lingkungan ada berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan pembuangan oleh industri yang memakai Cu dalam proses produksinya. (Apsari dan Dina.2010).
Efek Tembaga Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Sebagai logam berat, Cu berbeda dengan logam berat lainnya seperti
Hg, Cd dan Cr. Logam berat Cu digolongkan ke dalam logam berat yang dipentingkan atau logam berat essential, artinya meskipun Cu merupakan logam berat beracun, unsur logam ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam kadar yang sedikit.
Namun jika dampak tembaga dilihat dari segi lingkungan, dalam kondisi normal, keberadaan Cu dalam perairan ditemukan dalam bentuk senyawa ion CuCO3, Cu(OH)2 dan lain-lain. Biasanya jumlah Cu yang terlarut dalam perairan laut adalah 0,002 ppm sampai 0,005 ppm. Bila dalam badan perairan  laut  terjadi  peningkatan  kelarutan  Cu,  sehingga  melebihi  nilai ambang batas yang semestinya, maka akan terjadi peristiwa “biomagnifikasi”
terhadap biota perairan. Peristiwa ini dapat terjadi sebagai akibat dari telah terjadinya konsumsi Cu dalam jumlah yang berlebihan, sehingga tidak mampu dimetabolisme oleh tubuh.

Tidak ada komentar:

Google Ads