Google ads

Jumat, 19 Juni 2015

HATI-HATI MAKAN JENGKOL SELAMA PUASA

Jengkol
Tumbuhan jengkol atau lebih dikenal dengan tumbuhan Jering adalah termasuk dalam famili Fabaceae (suku biji-bijian). Tumbuhan ini memiliki nama latin Pithecellobium jiringa dengan nama sinonimnya yaitu A.Jiringa, Pithecellobium lobatum Benth., dan Archindendron pauciflorum. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara dengan ukuran pohon yang tinggi yaitu ± 20m, tegak bulat berkayu, licin, percabangan simpodial, cokelat kotor. Bentuk majemuk, lonjong, berhadapan, panjang 10 – 20 cm, lebar 5 – 15 cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5 – 1 cm, warna hijau tua. Struktur majemuk, berbentuk seperti tandan, diujung dan ketiak daun, tangkai bulat, panjang ± 3 cm, berwarna ungu kulitnya, bentuk buah menyerupai kelopak mangkok, benag sari kuning, putik silindris, kuning mahkota lonjong, putih kekuningan. Bulat pipih berwarna coklat kehitaman, berkeping dua dan berakar tunggang. Pohon Jengkol sangat bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat hal ini dikarenakan ukuran pohonnya yang sangat tinggi

Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Jengkol
Klasifikasi tumbuhan jengkol yang digunakan dalam penelitian ini memiliki taksonomi sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rosales Suku : Fabacceae Genus : Pithecellobium Spesies : Pithecellobium jiringa (Jack) Prain (Nurussakinah, 2010) 2.1.3 Nama Daerah Gayo: jering, Batak: joring, Minangkabau: jarieng, Lampung: jaring, Bali: Blandingan, Sulawesi Utara: Lubi, Jawa: jingkol (Nurussakinah, 2010).
2.1.4 Kandungan Kimia Jengkol dan Kulit Jengkol Kulit buah tumbuhan

jengkol (Pithecollobium lobatum Benth.) dinyatakan mengandung senyawa flavonoida berdasarkan hasil skrinning fitokimia yang dilakukan dengan pereaksi FeCl3 1%, NaOH 10%, Mg-HCl, dan H2SO4(p). Terhadap kulit buah tumbuhan jengkol tersebut dilakukan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol (pelarut polar) dan selanjutnya dilakukan ekstraksi partisi dengan menggunakan pelarut n-heksan (non polar) dengan tujuan untuk memisahkan senyawa yang bersifat non polar misalnya lemak (lipid) (Hutauruk, 2010). Bahan aktif dari kulit jengkol seperti alkaloid, terpenoid, saponin, dan asam fenolat dapat digunakan sebagai larvasida dengan cara mengekstrak kulit jengkol. Kulit jengkol digiling sampai berupa simplisia. Lalu, simplisia direbus 7 dan dimaserasi selama tiga hari. Hasil maserasi disaring digunakan sebagai larutan ekstrak air kulit jengkol. Dalam hal ini, pelarut yang dipakai adalah menggunakan air biasa, karena dapat dengan mudah diperoleh dan mudah untuk pembuatan ekstrak. Hasilnya, kemampuan ekstrak air kulit jengkol dalam, mengendalikan populasi Aedes aegypti dapat diamati melalui kemampuannya menurunkan indeks pertumbuhan jentik.

Hasil skrinning fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit buah jengkol menunjukkan adanya kandungan senyawa kimia alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, dan steroid/triterpenoid. Tanin dan flavonoid adalah senayawa aktif antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurussakinah di tahun 2010, ekstrak etanol kulit buah jengkol dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Eschericia coli. Hasil uji aktivitas dari ekstrak etanol diperoleh konsentrasi terkecil pada bakteri Streptococcus mutans sebesar 30 mg/mL, konsentrasi terkecil bakteri Staphylococcus aureus sebesar 20 mg/mL dan konsentrasi terkecil pada bakteri Eschericia coli sebsesar 20 mg/mL. Ekstrak juga memberikan batas daerah hambat yang efektif dengan diameter 15,66 nm pada konsentrasi 90 mg/mL untuk bakteri Streptococcus mutans, diameter 14,26 nm pada konsentrasi 90 mg/mL untuk bakteri Staphylococcus aurenus, diameter 14,67 nm pada konsentrasi 60 mg/mL

Kerupuk
Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, warna, bau, rasa, kerenyahan, ketebalan ataupun nilai gizinya.

Kerupuk merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk merupakan makanan kudapan yang popular, mudah cara membuatnya beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia (Wahyuni, 2007). Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak (Soemarmo, 2009). Kerupuk pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu kerupuk halus dan kerupuk kasar. Kerupuk kasar dibuat hanya dari bahan pati yang ditambahkan bumbu, sedangkan kerupuk halus ditambah lagi dengan bahan berprotein seperti ikan sebagai bahan tambahan.

Kerupuk tapioka mempunyai kandungan protein yang rendah. Hal ini dikarenakan kadar protein bahan baku yang digunakan (tepung tapioka) rendah Penambahan ikan, tepung udang dan sumber protein lainnya pada adonan kerupuk diharapkan akan meningkatkan kandungan protein kerupuk yang dihasilkan. Pembuatan adonan merupakan tahap yang penting dalam pembuatan kerupuk mentah. Adonan dibuat dengan mencampurkan bahanbahan utama dan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga diperoleh adonan yang liat dan homogen Kerupuk dengan campuran tepung tapioka mempunyai mutu yang lebih baik daripada tanpa campuran dilihat dari warna, aroma, tekstur dan rasa.

Kerupuk memiliki tekstur berongga dan renyah, hal ini merupakan salah satu mutu dari kerupuk. Sifat renyah pada produk kerupuk dan crackers berpengaruh terhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan (Wiratakusumah et al., 6 1989). Sifat kerupuk mudah melempem, hal ini berkaitan dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada produk kerupuk. Kelembaban udara di Indonesia yang relatif tinggi (80%-90%) memacu teknologi pembentukan bahan pengemas yang tahan terhadap kondisi lingkungan dan sesuai dengan produk bahan yang dikemas. Bahan pengemas tahan uap air dan udara yang sering digunakan untuk produk kerupuk adalah plastik, kaleng, dan gelas

 Bahan pembuat kerupuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam jumlah besar dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh bahan lain. Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan untuk melengkapi bahan baku dalam proses pembuatan kerupuk. Bahan tambahan dari kerupuk adalah garam, bumbu, bahan pengembang dan air. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan kerupuk berfungsi untuk memperbaiki dan menambah cita rasa kerupuk (Djumali et al., 1982).

Krupuk Jengkol
Kerupuk jengkol adalah salah satu cemilan yang termasuk kedalam golongan makanan ringan. Kerupuk jengkol merupakan jenis cemilan yang memang sengaja dibuat dari bahan dasar jengkol. Makanan ini memiliki rasa yang renyah dan gurih juga dapat dijadikan sebagai lauk untuk teman makan nasi, bisa juga dimakan dan dipadukan dengan makanan berkuah misalnya baso atau soto. Jengkol termasuk bahan makanan berupa lalab, dan untuk saat ini harga jengkol memang lumayan mahal, haraganya hampir sama dengan daging.


Kerupuk jengkol adalah makanan yang terbuat dari jengkol, tan pa ada campuran apapun. Jengkol di rebus supaya lunak kemudian di tumbuk sampai tipis, seperti halnya bentuk kerupuk. Jadi adpun kandungan dari Kerupuk jengkol ini adalah

1.    Kaya Protein
Jengkol ternyata kaya akan kandungan protein yang cukup tinggi berkisar antara 23,3 gram per 100 gram jengkol. Kandungan protein nabati dari jengkol ini lebih tinggi dari kacang kedelai dan kacang hijau. Protein dalam tubuh sangat berfungsi sebagai pengganti atau untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh. Kandungan protein nabati lebih baik daripada protein hewani. Dari penelitian diketahui bahwa mengkonsumsi lebih banyak protein hewani akan mempercepat penggemukan, sedangkan mengkonsumsi banyak protein nabati akan lebih banyak meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur dua kali lebih lama daripada protein hewani. Selain itu tentunya banyak sekali manfaat protein bagi tubuh kita.

2.    Kaya Zat Besi
Zat besi merupakan hal penting dalam tubuh. Zat besi berfungsi penting dalam mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan sel tubuh serta mengangkut elektron tubuh yang berfungsi sebagai pembangkit energi dalam sel tubuh. Dalam pengangkutan oksigen penggabungan antara zat besi dan protein akan membentuk hemoglobin dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot yang berperan penting dalam pembentukan enzim yang berperan membangkitkan energi tubuh. Di dalam jengkol terkandung 4,7 gram zat besi per 100 gram.

3.    Kaya Kalsium
Kandugan kalsium dalam jengkol berkisar 140 mg per 100 gram jengkol. Seperti yang kita ketahui kalsium adalah unsur penting yang mampu mencegah osteoporosis atau pengeroposan tulang. Selain itu kalsium juga berperan penting dalam metabolisme tubuh, penghubung antar jaringan syaraf, pergerakan otot dan kerja jantung.
4.    Kaya kandungan Fosfor
Fosfor berfungsi hampir sama dengan Kalsium sebagai pencegah tulang keropos dan menjaga gigi agar tidak berlubang. Kandungan fosfor di dalam jengkol berkisar 166,7 mg per 100 gram jengkol. Mau gigi berubang atau memilih makan jengkol.

5.    Kaya kandungan Vitamin
Vitaman A, B1, B2, dan C adalah vitamin yang terkandung dalam jengkol. Pada jengkol berkisar 658 mg per 100 gram jengkol untuk kandungan vitamin A, yang berfungsi menjaga kesehatan mata. Vitamin B2 dan B1 masing-masing membantu penyerapan protein dan menjaga kepekaan syaraf. Kandungan Vitamin C pada jengkol  80 mg per 100 gram, sebagai antioksidan penangkal radikal bebas.

a)       Jengkol mengandung asam jengkol atau jengkolic acid, ini satu-satunya nama ilmiah yang pakai bahasa Indonesia. Asam jengkolat bersifat sama dengan uric acid (asam urat), yang dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kristal-kristal dalam urine.
b)       Asam jengkolat (jengkolic acid) adalah sejenis asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Endapan asam jengkolat membentuk kristal berujung runcing yang bisa melukai pembuluh darah di ginjal dan saluran kencing.
c)       Inilah sebabnya mengapa orang yang sering makan jengkol akan jarang buang air kecil. Bila dibiarkan terus-menerus bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
Kencingnyatidakbisakeluarkarenamengalamiretensi urine, atauseringjugadisebutkejengkolan.
d)       Untuk mengatasinya, asam jengkolat bisa larut dengan menggunakan bikarbonat yang bersifat basa. Jadi kalau habis makan jengkol minum air putih yang banyak atau minum soda agar tidak terjadi retensi urine.

Gejala – Gejala Jengkolan
 Orang yang kejengkol atau keracunan jengkol bias mengalami gejala berikut :
a)       Merasakan nyeri perut
b)       Mual-muntah
c)       Susah buang air kecilataudisebutjuga 'anyang-anyangan'.
d)       Padatingkatan yang lebihparah, volume air kencing yang dikeluarkan berkurang dan kadang-kadang disertai bercak darah. 

Tidak ada komentar:

Google Ads