Leukemia
merupakan penyakit kanker pada sel – sel darah.
LeuKemia biasanya mengenai sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar
leukemia umumnya belum diketahui secara pasti. Pemaparan terhadap penyinaran ( radiasi
) dan bahan – bahan kimia tertentu
( misalnya benzene ) dan pemakaian anti kanker, meningkatkan resiko
terjadinya leukemia. Orang yang mempunyai kelainan genetik juga lebih peka
terhadap leukemia
Jenis Leukemia terdiri dari :
a.
Leukemia Mielositik
Leukemia mielositik merupakan penyakit dimana sel didalam sumsum
tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit yang
abnormal. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok umur, tapi jarang
ditemukan pada anak bawah 8 tahun.
Penyebab dari leukemia
mielositik adalah berhubungan dengan kelainan pada kromosom yang disebut
kromosom filadelfia
Gejala pada stadium awal
jarang terjadi, tetapi pada beberapa penderita gejalanya berupa :
þ Kelelahan dan lesu
þ Anoreksia
þ Penurunan berat badan
þ Demam dan berkeringat malam hari
þ Perasaan penuh diperut ( karena pembesaran limpa )
Lama kelamaan penderita menjadi sangat sakit karena jumlah sel
darah merah dan tromosit semakin berkurang, sehingga tanpak pucat, udah memar
dan mudah mengalami perdarahan.
b.
Leukemia Limpositik
Merupakan leukemia yang ditandai dengan adanya sejumlah besar
limpfosit matang yang bersifat ganas dan terjadi pembesaran kelenjar getah
bening. Umumnya leukemia ini terjadi pada geriatric.
Pada awalnya penambahan
jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening, kemudian
menyebar ke hati dan limpa. Masuknya limfosit ini ke sumsum tulang akan
menggeser sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan sel darah
putih dan trombosit didalam darah
Penyebab pasti dari leukemia ini belum diketahui.
Gejala yang ditimbulkan antara lain :
§ Lelah
§ Anoreksia
§ Penurunan BB
§ Sesak nafas saat beraktivitas
§ Perut terasa penuh sebagai akibat dari pembesaran limpa
Pada stadium lanjut penderita akan tanpak pucat dan mudah memar
disertai dengan infeksi bakteri, virus dan jamur.
OBAT – OBAT LEUKEMIA
DAN INTERAKSI
- Siklofosfamid ( endoxan, Cytoxan , neosar )
Digunakan pada leukemia limfositik pada anak
Dosis : 3 – 6 mg/ kg BB/ hari. i.v, 4-6 mg / kg BB / hari. P.o
ES : mual, muntah dan sakit kepala
Interaksi :
Allupurinol
Efek siklofosfamid dapat meningkat, akibatnya terjadi peningkatan
efek samping
dexamethasone
Terjadi penurunan efek dari deksametason karena metabolismenya
ditingkatkan oleh siklofosfamid
Sulfaphenazol
Sulfapenazol dapat meurunkan aktivitas dari sikloposfamid
- Klorambusil
Merupakan mustar nitrogen yang bekerja lambat dan mempunyai efek
toksik yang kecil. Digunakan pada pengobatan leukemia limfositik kronik
Dosis ; 1 – 3 mg / m2
/ hari sebagi dosis tunggal. Dosis penunjang tidak boleh lebih dari 0, 2 mg /
kg BB. Obat diberikan 1 jam sebelum makan pagi atau 2 jam setelah makan malam.
Dosis alternative pada
leukemia limpositik kronik adalah 15 – 20 mg/ m2
Interaksi :
Cyclosporin
Konsentrasi terapeutik cyclosporine di dalam plasma tidak dapat
dipertahankan ( Mekanisme belum
diketahui )
- Busulfan
Busulfan merupakan obat
kanker yang unik, karena tidak memperlihatkan efek farmakodinamik lain kecuali
mielosupresi. Berdasarkan hal ini digunakan untuk pengobatan mieloablatif pada
persiapan tranpolantasi sumsum tulang.
Efek samping : Katarak, aspermia, aminore
Dosis :
Untuk pengobatan jangka panjang dan intermiten pada leukemia
mielositik kronik , 2 -6 mg/m2/ hari. Obat diberikan sampai hitungan
leukosit turun menjadi 10.000 /μl, lau dihentikan sampai hitungan leukosit
50.000 /μl, kemudian pengobatan dapat diulangi lagi
Interaksi
Digoxin
efek digoxin menurun sebagi akibat dari
penghambatan absorpsi intestinal
Phenitoin
Terjadi penurunan efek busulfan, karena
metabolismenya meningkat
Metronidazol
Meningkatkan risiko toksisitas busulfan ( mekanisme belum
diketahui )
- Metotreksat
Merupakan analog dari 4 –
amino, N 10 – metil asam polat
ES : pengobatan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fungsi
hati, fibrosis dan sirosis.
Dosis : 2,5 – 5 mg / hari untuk anak – anak dan untuk dewasa 2,5 –
10 mg / hari
Interaksi
Aspirin
Memperbesar kemungkinan terjadinya toksisitas metotreksat sebagai
akibat dari pengurangan klirens renal
(decreased renal clearance)
Fenilbutazon
Meningkatkan tosisitas metotreksat
Chloroquin
Absorpsi metotreksat menurun sehingga terjadi reduksi efek
metotreksat
NSID
Meningkatkan risiko toksisitas metotreksat sebagai akibat dari
pengahambatan eksresi metotreksat
Ciprofloxacin
Meningkatkan
risiko toksisitas metotreksat karena adanya penurunan sekresi renal tubular
Penicillins
Efek toksik metotreksat
meningkat karena eksresi menurun
- Sitarabin ( Cytarabine DBL, Cytosar )
Merupakan suatu nukleosid sintetik dan analog pirimidin. Sitarabin
efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik akut pada dewasa dan anak
– anak
ES : terhadap sumsum tulang berupa leucopenia, anemia dan
megaloblastosis, mual, muntah, anoreksia dan diare.
Dosis : 100 – 200 mg / m2 / 24 jam dalam infuse
kuntinyu selama 5 – 7 hari
Dosis pemeliharan pada leukemia akut adalah 50 mg / m2 s.c tiap minggu.
Interaksi
Sitarabin x alkohol
Mengakibatkan nyeri pada acral erythema ( mekanisme belum diketaui
)
- Vinkristin
Vincristin merupakan alkaloid dari Vinca rosea. Obat ini digunakn untuk pengobatan leukemia
limpoblastik, limpoma malignum dan neoplasma pada anak. Vinkristin sering
digunakan dalam kombinasi dengan antikanker lain karena jarang menimbulakn
depresi hematologik
Efek samping : gangguan system syaraf seperti neuropati,
konstipasi dan nyeri abdomen
Dosis : untuk anak – anak diberikan 2 mg/ m2 i.v, dua
kali seminggu dan untuk dewasa 1,4 – 2 mg/m2 i.v.
Interaksi
Isoniazid dan Pyridoxin
Efek neurotoksisitas vinkristin bisa meningkat dalam kombinasi
obat ini.
Digoxin
Efek digoxin menurun karena karena vinkristin dapat menghambat
absorpsi intestinalnya.
- Doksorubisin
Merupakn isolate dari Streptomyces
peucetius var caesius. Digunakan
untuk pengobatan leukemia limpfositik, mielositik, neuroblastoma, sarcoma
osteogenik
Efek samping : depresi susum tulang berupa leucopenia, perubahan
ECG, takikardia
Dosis : dewasa 60 – 70 mg / m2 i.v diberikan sebagai
injeksi tunggal tiap 3 minggu atau 20 mg / m2 tiap minggu.
Interaksi :
Barbiturat
Efek doksorubisin dapat menurun karena matabolismenya ditingkatkan
oleh barbiturat
Propranolol
Dapat meningkatkan kardiotoksisitas karena kedua obat ini dapat
menghambat aktivitas succinoxydase dan NADH oxydase.
Siklosporin
Siklosporin mempengaruhi blood brain barier sehingga terjadi
difusi kedalam otak dimana doksorubisin memiliki efek neurotoksik.
-----ÔÔÔ------
Daftar Pustaka
1.
Leukemia,
http://www.medicastore.com/med/index/php
2.
Stockley, IH, Drug
Interaction, A source Book of a Adverse Interactions, Their Mechanism,
Clinical Importance and Management, Third Edition, Blackwell Science, 1994.
3.
Syarif, Amir, dkk, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar