Google ads

Rabu, 27 Mei 2015

INTERAKSI OBAT – OBAT LEUKEMIA




            Leukemia merupakan penyakit kanker pada sel – sel darah.  LeuKemia biasanya mengenai sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar leukemia umumnya belum diketahui secara pasti. Pemaparan terhadap penyinaran ( radiasi ) dan bahan – bahan kimia tertentu       ( misalnya benzene ) dan pemakaian anti kanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang mempunyai kelainan genetik juga lebih peka terhadap leukemia
Jenis Leukemia terdiri dari :
a.      Leukemia Mielositik
Leukemia mielositik merupakan penyakit dimana sel didalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit yang abnormal. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok umur, tapi jarang ditemukan pada anak bawah 8 tahun.
Penyebab dari leukemia mielositik adalah berhubungan dengan kelainan pada kromosom yang disebut kromosom filadelfia
Gejala pada stadium awal jarang terjadi, tetapi pada beberapa penderita gejalanya   berupa :
þ  Kelelahan dan lesu
þ  Anoreksia
þ  Penurunan berat badan
þ  Demam dan berkeringat malam hari
þ  Perasaan penuh diperut ( karena pembesaran limpa )
Lama kelamaan penderita menjadi sangat sakit karena jumlah sel darah merah dan tromosit semakin berkurang, sehingga tanpak pucat, udah memar dan mudah mengalami perdarahan.

b.      Leukemia Limpositik
Merupakan leukemia yang ditandai dengan adanya sejumlah besar limpfosit matang yang bersifat ganas dan terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Umumnya leukemia ini terjadi pada geriatric.
Pada   awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening, kemudian menyebar ke hati dan limpa. Masuknya limfosit ini ke sumsum tulang akan menggeser sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan sel darah putih dan trombosit didalam darah
         Penyebab pasti dari leukemia ini belum diketahui.
 Gejala yang ditimbulkan antara lain :
§    Lelah
§    Anoreksia
§    Penurunan BB
§    Sesak nafas saat beraktivitas
§    Perut terasa penuh sebagai akibat dari pembesaran limpa
Pada stadium lanjut  penderita akan tanpak pucat dan mudah memar disertai dengan infeksi bakteri, virus dan jamur.    

OBAT – OBAT LEUKEMIA DAN INTERAKSI
  1. Siklofosfamid ( endoxan, Cytoxan , neosar )
Digunakan pada leukemia limfositik pada anak
Dosis : 3 – 6 mg/ kg BB/ hari. i.v, 4-6 mg / kg BB / hari. P.o
ES : mual, muntah dan sakit kepala
Interaksi :
*      Allupurinol
Efek siklofosfamid dapat meningkat, akibatnya terjadi peningkatan efek samping
*      dexamethasone
Terjadi penurunan efek dari deksametason karena metabolismenya ditingkatkan oleh siklofosfamid
*       Sulfaphenazol
Sulfapenazol dapat meurunkan aktivitas dari sikloposfamid

  1. Klorambusil
Merupakan mustar nitrogen yang bekerja lambat dan mempunyai efek toksik yang kecil. Digunakan pada pengobatan leukemia limfositik kronik
Dosis ;  1 – 3 mg / m2 / hari sebagi dosis tunggal. Dosis penunjang tidak boleh lebih dari 0, 2 mg / kg BB. Obat diberikan 1 jam sebelum makan pagi atau 2 jam setelah makan malam.
 Dosis alternative pada leukemia limpositik kronik adalah 15 – 20 mg/ m2  
Interaksi :
*             Cyclosporin
Konsentrasi terapeutik cyclosporine di dalam plasma tidak dapat dipertahankan        ( Mekanisme belum diketahui )
 
  1. Busulfan
Busulfan merupakan  obat kanker yang unik, karena tidak memperlihatkan efek farmakodinamik lain kecuali mielosupresi. Berdasarkan hal ini digunakan untuk pengobatan mieloablatif pada persiapan tranpolantasi sumsum tulang.
Efek samping : Katarak, aspermia, aminore


Dosis :
Untuk pengobatan jangka panjang dan intermiten pada leukemia mielositik kronik , 2 -6 mg/m2/ hari. Obat diberikan sampai hitungan leukosit turun menjadi 10.000 /μl, lau dihentikan sampai hitungan leukosit 50.000 /μl, kemudian pengobatan dapat diulangi lagi
Interaksi
*      Digoxin
efek digoxin menurun sebagi akibat dari penghambatan absorpsi intestinal
*      Phenitoin
Terjadi penurunan efek busulfan, karena metabolismenya meningkat
*      Metronidazol
Meningkatkan risiko toksisitas busulfan ( mekanisme belum diketahui )

  1. Metotreksat
Merupakan analog dari 4 – amino, N 10 – metil asam polat
ES : pengobatan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, fibrosis dan sirosis.
Dosis : 2,5 – 5 mg / hari untuk anak – anak dan untuk dewasa 2,5 – 10 mg / hari
Interaksi
*      Aspirin
Memperbesar kemungkinan terjadinya toksisitas metotreksat sebagai akibat dari pengurangan klirens renal  (decreased renal clearance)
*      Fenilbutazon
Meningkatkan tosisitas metotreksat
*      Chloroquin
Absorpsi metotreksat menurun sehingga terjadi reduksi efek metotreksat
*      NSID
Meningkatkan risiko toksisitas metotreksat sebagai akibat dari pengahambatan eksresi metotreksat
*      Ciprofloxacin
Meningkatkan risiko toksisitas metotreksat karena adanya penurunan sekresi renal tubular
*      Penicillins
                        Efek toksik metotreksat meningkat karena eksresi menurun

  1. Sitarabin ( Cytarabine DBL, Cytosar )
Merupakan suatu nukleosid sintetik dan analog pirimidin. Sitarabin efektif untuk induksi dari remisi leukemia mielositik akut pada dewasa dan anak – anak
ES : terhadap sumsum tulang berupa leucopenia, anemia dan megaloblastosis, mual, muntah, anoreksia dan diare.
Dosis : 100 – 200 mg / m2 / 24 jam dalam infuse kuntinyu selama 5 – 7 hari
Dosis pemeliharan pada leukemia akut adalah 50 mg / m2  s.c tiap minggu.
Interaksi
Sitarabin x alkohol
Mengakibatkan nyeri pada acral erythema ( mekanisme belum diketaui )

  1. Vinkristin
Vincristin merupakan alkaloid dari Vinca rosea. Obat ini digunakn untuk pengobatan leukemia limpoblastik, limpoma malignum dan neoplasma pada anak. Vinkristin sering digunakan dalam kombinasi dengan antikanker lain karena jarang menimbulakn depresi hematologik
Efek samping : gangguan system syaraf seperti neuropati, konstipasi dan nyeri abdomen
Dosis : untuk anak – anak diberikan 2 mg/ m2 i.v, dua kali seminggu dan untuk dewasa 1,4 – 2 mg/m2  i.v.
Interaksi
*      Isoniazid dan Pyridoxin
Efek neurotoksisitas vinkristin bisa meningkat dalam kombinasi obat ini.
*      Digoxin
Efek digoxin menurun karena karena vinkristin dapat menghambat absorpsi intestinalnya.

  1. Doksorubisin
Merupakn isolate dari Streptomyces peucetius var caesius. Digunakan untuk pengobatan leukemia limpfositik, mielositik, neuroblastoma, sarcoma osteogenik
Efek samping : depresi susum tulang berupa leucopenia, perubahan ECG, takikardia
Dosis : dewasa 60 – 70 mg / m2 i.v diberikan sebagai injeksi tunggal tiap 3 minggu atau 20 mg / m2 tiap minggu.
Interaksi :
*      Barbiturat
Efek doksorubisin dapat menurun karena matabolismenya ditingkatkan oleh barbiturat
*      Propranolol
Dapat meningkatkan kardiotoksisitas karena kedua obat ini dapat menghambat aktivitas succinoxydase dan NADH oxydase.
*      Siklosporin
Siklosporin mempengaruhi blood brain barier sehingga terjadi difusi kedalam otak dimana doksorubisin memiliki efek neurotoksik.

-----ÔÔÔ------



 Daftar Pustaka

1.      Leukemia, http://www.medicastore.com/med/index/php
2.      Stockley, IH, Drug Interaction, A source Book of a Adverse Interactions, Their Mechanism, Clinical Importance and Management, Third Edition, Blackwell Science, 1994.
3.      Syarif, Amir, dkk, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1995

Tidak ada komentar:

Google Ads