Sterilisasi
adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Dalam melakukan proses sterilisasi,
terdapat beberapa metode yaitu, sterilisasi uap (panas-basah), sterilisasi
panas kering, sterilisasi etilen oksida, sterilisasi plasma, dan sterilisasi
uap formaldehid.
4.1.1
Sterilisasi
uap
Metode sterilisasi yang paling efektif
dan efisien adalah sterilisasi uap karena uap merupakan pembawa (carrier) energy termal paling efektif
dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga
memungkinkan terjadinya koagulasi dan denaturasi beberapa protein
esensial.Untuk dapat menghasilkan barang yang steril, maka perlakuan
pre-sterilisasi (dekontaminasi dan pembersihan serta pengemasan yang baik) dan
pascasterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan.
Terdapat
beberapa fase yang dilalui untuk menyelesaikan satu siklus sterilisasi uap,
meliputi fase pemanasan, fase pemaparan uap, fase pembuangan, dan fase
pengeringan.Fase pemanasan merupakan fase awal sterilisasi uap. Pada fase ini,
selain terjadi proses pemvakuman chamber,
jaket chamber juga mengalami
pemanasan. Uap akan terus masuk ke dalam chamber
pada kondisi ruang yang tertutup rapat. Tekanan dan suhu akan naik hingga suhu
sterilisasi yang diharapkan dapat tercapai. Kemudian, sistem pengontrolan
pemaparan uap bekerja mempertahankan suhu dan tekanan ruangan, dimana pada fase
inilah proses sterilisasi terjadi. Suhu yang biasanya digunakan adalah 121°C
dan 134°C. Setelah waktu pemaparan pada suhu tertentu tercapai, katup drainase
akan terbuka sehingga terjadi penurunan kembali tekanan dalam chamber. Baru kemudian udara masuk
secara bertahap hingga tercapai tekanan atmosfer dan terjadi proses pengeringan
alat yang disterilisasi.
4.1.2
Sterilisasi
Panas Kering
Sterilisasi panas kering terjadi melalui
mekanisme konduksi panas, dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat
yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu
untuk sterilisasi tercapai. Metode ini biasa digunakan untuk alat-alat atau bahan
yang tidak memungkinkan uap untuk berpenetrasi secara mudah, seperti peralatan
yang terbuat dari kaca.Metode ini memerlukan waktu yang lebih panjang dan
temperature yang lebih tinggi.Dilakukan pada temperature 160-170˚C dengan waktu
1-2 jam.Keuntungan metode ini adalah dapat mensterilkan beberapa jenis bahan
yang tidak dapat ditembus uap, seperti serbuk kering dan bahan minyak, tidak
memiliki sifat korosif terhadap logam, dan dapat mencapai seluruh permukaan
alat yang tidak dapat dibongkar pasang.Sementara itu, kelemahan metode ini
adalah penetrasi terhadap material berjalan sangat lambat dan tidak merata,
diperlukan waktu pemaparan panas yang lama untuk mencapai kondisi steril, serta
dapat merusak bahan dari karet dan beberapa bahan kain. Prinsip sterilisasi ini
adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati.
4.1.3
Sterilisasi
etilen oksida
Etilen
oksida merupakan sterilan umum pilihan yang digunakan untuk sterilisasi
alat-alat yang sensitive terhadap panas dan uap. Senyawa ini berada dalam fase
gas pada suhu diatas 10,75°C pada tekanan 1 atm.
Etilen
oksida membunuh mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA mikroorganisme
melalui mekanisme alkilasi. Pada reaksi ini, terjadi penggantian gugus atom
hidrogen pada sel mikroorganisme dengan gugus alkil (-CH2-CH2-OH).
Akibatnya, proses metabolisme dan reproduksi sel mikroba akan
terganggu.Keuntungan metode ini adalah dapat dilakukan pada suhu rendah, yaitu
72°-135° F serta memiliki daya penetrasi yang sangat baik.
4.1.4
Sterilisasi
plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagai
gas yang terdiri dari electron, ion-ion, maupun partikl-partikel netral.Plasma
dari beberapa gas seperti argon, nitrogen, dan oksigen menunjukkan aktivitas
sporisidal.Pada plasma yang terbentuk dari hidrogen peroksida, proses
pembentukan plasma mengalami dua fase yaitu fase difusi hidrogen peroksida dan
fase plasma. Aktivitas mematikan mikroorganisme hidrogen peroksida belum diketahui
secara pasti, tetapi pada proses pembentukan plasma, terbentuk spesies reaktif
seperti radikal bebas, radiasi ultraviolet, maupun hidrogen peroksida itu
sendiri yang mempunyai kemampuan menginaktivasi mikroorganisme.
4.1.5
Sterilisasi
uap formaldehid
Gas formaldehid bekerja membunuh
mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi.Namun, formaldehid tidak dapat
digunakan untuk sterilisasi alat rentan panas, khususnya dengan lumen kecil,
karena daya penetrasi dan aktivitas sporisidalnya yang lemah.Namun demikian, bila
dikombinasikan dengan uap dibawah tekanan atmosfer, daya penetrasinya meningkat
sehingga sterilisasi dapat dicapai dengan cepat.
Gas dan cairan formalin berbau tajam dan
dapat mengiritasi mata, saluran pernafasan, dan kulit.Bahan ini juga bersifat
mutagenic walaupun bukti-bukti masih sedikit pada manusia.Oleh karena itu,
formalin harus ditangani dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko pemaparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar