Google ads

Minggu, 12 April 2015

STERILISASI



Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Dalam melakukan proses sterilisasi, terdapat beberapa metode yaitu, sterilisasi uap (panas-basah), sterilisasi panas kering, sterilisasi etilen oksida, sterilisasi plasma, dan sterilisasi uap formaldehid.
4.1.1   Sterilisasi uap
Metode sterilisasi yang paling efektif dan efisien adalah sterilisasi uap karena uap merupakan pembawa (carrier) energy termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi dan denaturasi beberapa protein esensial.Untuk dapat menghasilkan barang yang steril, maka perlakuan pre-sterilisasi (dekontaminasi dan pembersihan serta pengemasan yang baik) dan pascasterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan.
Terdapat beberapa fase yang dilalui untuk menyelesaikan satu siklus sterilisasi uap, meliputi fase pemanasan, fase pemaparan uap, fase pembuangan, dan fase pengeringan.Fase pemanasan merupakan fase awal sterilisasi uap. Pada fase ini, selain terjadi proses pemvakuman chamber, jaket chamber juga mengalami pemanasan. Uap akan terus masuk ke dalam chamber pada kondisi ruang yang tertutup rapat. Tekanan dan suhu akan naik hingga suhu sterilisasi yang diharapkan dapat tercapai. Kemudian, sistem pengontrolan pemaparan uap bekerja mempertahankan suhu dan tekanan ruangan, dimana pada fase inilah proses sterilisasi terjadi. Suhu yang biasanya digunakan adalah 121°C dan 134°C. Setelah waktu pemaparan pada suhu tertentu tercapai, katup drainase akan terbuka sehingga terjadi penurunan kembali tekanan dalam chamber. Baru kemudian udara masuk secara bertahap hingga tercapai tekanan atmosfer dan terjadi proses pengeringan alat yang disterilisasi.
4.1.2   Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Metode ini biasa digunakan untuk alat-alat atau bahan yang tidak memungkinkan uap untuk berpenetrasi secara mudah, seperti peralatan yang terbuat dari kaca.Metode ini memerlukan waktu yang lebih panjang dan temperature yang lebih tinggi.Dilakukan pada temperature 160-170˚C dengan waktu 1-2 jam.Keuntungan metode ini adalah dapat mensterilkan beberapa jenis bahan yang tidak dapat ditembus uap, seperti serbuk kering dan bahan minyak, tidak memiliki sifat korosif terhadap logam, dan dapat mencapai seluruh permukaan alat yang tidak dapat dibongkar pasang.Sementara itu, kelemahan metode ini adalah penetrasi terhadap material berjalan sangat lambat dan tidak merata, diperlukan waktu pemaparan panas yang lama untuk mencapai kondisi steril, serta dapat merusak bahan dari karet dan beberapa bahan kain. Prinsip sterilisasi ini adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
4.1.3   Sterilisasi etilen oksida
Etilen oksida merupakan sterilan umum pilihan yang digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang sensitive terhadap panas dan uap. Senyawa ini berada dalam fase gas pada suhu diatas 10,75°C pada tekanan 1 atm.
Etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi. Pada reaksi ini, terjadi penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroorganisme dengan gugus alkil (-CH2-CH2-OH). Akibatnya, proses metabolisme dan reproduksi sel mikroba akan terganggu.Keuntungan metode ini adalah dapat dilakukan pada suhu rendah, yaitu 72°-135° F serta memiliki daya penetrasi yang sangat baik.
4.1.4   Sterilisasi plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari electron, ion-ion, maupun partikl-partikel netral.Plasma dari beberapa gas seperti argon, nitrogen, dan oksigen menunjukkan aktivitas sporisidal.Pada plasma yang terbentuk dari hidrogen peroksida, proses pembentukan plasma mengalami dua fase yaitu fase difusi hidrogen peroksida dan fase plasma. Aktivitas mematikan mikroorganisme hidrogen peroksida belum diketahui secara pasti, tetapi pada proses pembentukan plasma, terbentuk spesies reaktif seperti radikal bebas, radiasi ultraviolet, maupun hidrogen peroksida itu sendiri yang mempunyai kemampuan menginaktivasi mikroorganisme.
4.1.5   Sterilisasi uap formaldehid
Gas formaldehid bekerja membunuh mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi.Namun, formaldehid tidak dapat digunakan untuk sterilisasi alat rentan panas, khususnya dengan lumen kecil, karena daya penetrasi dan aktivitas sporisidalnya yang lemah.Namun demikian, bila dikombinasikan dengan uap dibawah tekanan atmosfer, daya penetrasinya meningkat sehingga sterilisasi dapat dicapai dengan cepat.
Gas dan cairan formalin berbau tajam dan dapat mengiritasi mata, saluran pernafasan, dan kulit.Bahan ini juga bersifat mutagenic walaupun bukti-bukti masih sedikit pada manusia.Oleh karena itu, formalin harus ditangani dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko pemaparan.

Tidak ada komentar:

Google Ads