Penyakit ulkus peptikus (tukak) merupakan pembentukan pada saluran
pencernaan bagian atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan pepsin. 3
bentuk umu dari ulkus peptikus adalah ulcer yang disebabkan oleh Helicobacter pylori, obat anti inflamasi
non steroid (NSAID) dan kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stress.
Patofisiologi
Patogenesis
dari tukak duodenal dan tukak lambung merupakan factor refleksi dari kombinasi
ketidaknormalan patofisiologi dan lingkungan serta factor genetic. Kebanyakan
tukak terjadi disebabkan oleh asam dan pepsin dari H. pylori, NSAID, atau
kemungkinan factor lain yang mengganggu ketahanan mukosa normal dan mekanisme
penyembuhan. Tingkat
minimal dari sekresi asam lambung adalah penting untuk pembentukan tukak.
Sekresi asam pada malam hari biasanya dapat memperparah pasien dengan tukak
duodenal. H. pylori dapat menyebabkan penyakit ulcer dengan merusak pertahanan
mukosa melalui kolaborasi racun dan enzim, dengan mengubah imunitas dan dengan
meningkatkan pengeluaran antral gastrin yang dapat meningkatkan sekresi asam. Aspirin, ibuprofen (Motrin), naproxen
(Naprosyn), dan etodolac
(Lodine) adalah sedikit dari contoh-contoh dari kelompok obat-obat
NSAID. NSAID
dapat menyebabkan luka pada gastro duodenal melalui 2 cara, yaitu :
1. Secara langsung atau iritasi topical dari jaringan
epitel
2. Dengan menghambat system dari sintesis endogenous
mukosa saluran cerna prostaglandin
Merokok juga dapat mengganggu proses penyembuhan penyakit
ulcer dan kemungkinan penyakit tersebut dapat kambuh kembali.
Gejala peptic ulcer
Gejala dari penyakit peptic
ulcer sangat beragam. Banyak pasien-pasien peptic ulcer mengalami indigestion
(salah cerna) yang sangat tidak nyaman. Beberapa melaporkan ada perasaan
terbakar pada perut bagian atas atau nyeri lapar satu sampai tiga jam setelah
makan dan ditengah malam. Gejala ini seringkali segera dihilangkan dengan
makanan atau antacids. Peptic ulcer seringkali datang dan pergi secara spontan
tanpa pernah diketahui oleh individu itu, kecuali komplikasi serius (seperti
perdarahan atau perforasi) terjadi.
Mendiagnosa peptic ulcer
1.
Pemeriksaan fisisk
menunjukkan rasa sakit epigastrik meliputi daerah dari bawah tulang dada hingga
daerah sekitar pusar.
2.
Tes laboratorium yang rutin tidak menolong menegakkan diagnosis ulkus tanpa
komplikasi. Hematokrit, hemoglobin dan
hemoculte tes digunakan untuk mendeteksi perdarahan.
3.
Diagnosis dari H. pylori dapat digunakan tes invasive dan non invasive. Tes
invasive dengan melakukan endoskopi dan biopsy mukosa atas lambung untuk
histology, kultur bakteri dan mendeteksi aktivitas urease. Tes non invasive meliputi uji pernafasan urea dan tes
deteksi antibody.
4. Diagnosis ulkus tergantung
dari visualisasi dari lubang tukak melalui radiografi saluran cerna atas. Radiografi
lebih dipiloih sebagai prosedur diagnosis awal pada pasien yang dicurigai
menderita tukak tanpa komplikasi.
Terapi peptic
ulcer
a.
Tujuan terapi
Sasaran terapi adalah menghilangkan nyeri tukak, mengobati
ulkus, mencegah kekambuhan, dan mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan
tukak. Pada penderita dengan H. pylori (+), tujuan terapi adalah mengatasi
mikroba dan menyembuhkan penyakit dengan obat yang efektif.
b.
Terapi non farmakologi
Pasien dengan tukak harus
mengurangi stress, merokok, dan penggunaan NSAID. Jika tidak dapat dihentikan
penggunaaan NSAID, dipertimbangkan pemberian dosis yang rendah atau diganti
dengan Asetaminofen cox2 inhibitor relative selektif, antagonis reseptor H2
atau proton pump inhibitor. Pasien harus
menghindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit tukak seperti
makanan pedas, kafein dan alcohol.
c.
Terapi farmakologi
Penggunaan obat-obat seperti antibiotik untuk pasien yang
terinfeksi H. pylori dengan tukak aktif dan penggunaan H2 reseptor antagonis
(simetidin, famotidin, nizatidin, ranitidin), proton pump inhibitor (omeprazol,
lansoprazol, rapeprazol, pantoprazol, esomeprazol) dan mucosal defense
(sukralfat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar