Google ads

Senin, 02 Maret 2015

Suspensi




    2.3.1. Definisi

 
Suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, yang terdispersi dalam cairan pembawa (Anief,1987:149). Suspensi dalam bidang farmasi dapat digolongkan dalam tiga kelompok: campuran yang diberikan untuk pemberian oral, cairan (lotio) yang digunakan untuk obat luar, dan sediaan yang dapat disuntikan.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (Anonim, 1995).
            Suspensi Oral: sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
2.3.3. Jenis-Jenis
Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis:
a.       Suspensi yang siap digunakan.
Berdasarkan penggunaannya suspensi yang siap digunakan dibagi menjadi:
1)      Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
2)      Suspensi topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
3)      Suspensi tetes telinga
Suspensi  tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4)      Suspensi optalmik
Suspensi obat mata adalah sediaan cair streil yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
b.      Suspensi yang dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Suspensi dalam bentuk ini biasa disebut sebagai suspensi kering atau dry suspension.
2.3.3. Syarat-syarat
  1. Zat yang terdispersi harus halus
  2. Campuran serbuk haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga konsentrasi/dosis tetap untuk setiap pemberian obat
  3. Tidak cepat mengendap
  4. Jika dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali
  5. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi
  6. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tingi agar sediaan mudah dikocok dan dituang
g.      Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan yang dapat diterima, bau dan rasa yang menarik.


2.3.4. Keuntungan dan Kerugian Suspensi
  1. Keuntungan Suspensi
1)      Dapat  digunakan untuk zat aktif yang tidak stabil secara kimia bila ada
dalam larutan tetapi stabil dalam suspensi
2)      Dapat digunakan untuk zat aktif yang kelarutannya dalam air sangat
rendah
3)      Pasien mudah menelan cairan dibandingkan menelan tablet atau kapsul dari obat yang sama
4)      Pemberian lebih mudah untuk dosis yang relatif besar
5)      Mudah diberikan dan mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak-
anak
6)      Untuk obat tertentu yang mempunyai rasa tidak enak bila diberi dalam bentuk larutan akan tidak terasa bila diberikan sebagai  partikel yang tidak larut dalam suspensi.
  1. Kerugian Suspensi
1)      Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal ( jika jenuh), degradasi, dll)
2)      Jika membentuk cacking atau sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun
3)      Aliran menyebabkan sukar dituang
4)      Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
5)      Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi temperatur
6)      Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

Evaluasi dan Penyimpanan
Evaluasi Fisika
  1. Distribusi ukuran partikel
  2. Homogenitas
  3. Volume sedimentasi dan kemampuan redispersi (Lachman, 1989)
  4. Bj sediaan dengan piknometer (Anonim, 1995).
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25˚C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 25˚C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi dan mengacu pada air pada suhu 25˚C.
  1. Sifat aliran dan viskositas dengan Viskosimeter Brookfield
Viskosimeter Brookfield  merupakan viskosmeter banyak titik dimana dapat dilakukan pengukuran pada beberapa harga kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Viskosimeter ini dapat pula digunakan baik untuk menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton maupun non-Newton.
  1. Penetapan pH (Anonim, 1995)
Nilai pH adalah nilai yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang telah dibakukan sebelumnya sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektroda indikator yang peka terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca dan elektroda pembanding yang sesuai seperti elektroda kalomel atau elektroda perak-perak klorida.
Prosedur:
1)      pH meter dibersihkan dengan aquadest
2)      Elektroda dicuci dengan aquadest
3)      Elektroda dicelupkan pada suspensi
4)      Dan didapat hasil.
Evaluasi Kimia
  1. Penetapan kadar
  2. Identifikasi

3.5. Penyimpanan dan Penandaan

Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. (Anonim, 1995)
(Catatan: wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal)
Penyimpanan   : Disimpan di tempat sejuk (Anonim, 1979).
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat atau wadah tertutup kedap, di tempat sejuk (Anonim, 1979)
Penandaan : pada etiket harus tertera “Kocok Dahulu” (Anonim, 1979).

Tidak ada komentar:

Google Ads