1. Staphylococcus aureus
Merupakan
bakteri Gram positif, yang termasuk famili Micrococcaceae. Mempunyai
sel yang berkelompok seperti buah anggur dan kokus yang berarti benih bulat.
Bakteri ini sering ditemukan sebagai bakteri flora normal pada kulit dan
selaput lendir pada manusia. Beberapa jenis bakteri ini dapat membuat
enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Infeksi oleh bakteri ini
menimbulkan penyakit pada manusia. Setiap jaringan ataupun alat tubuh dapat
diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang
khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses.
Bakteri
ini mempunyai diameter antara 0,8-1,0 mikron. Bakteri ini tidak bergerak dan
berspora, tumbuh baik pada suhu 37°C suasana aerob, bakteri ini bersifat
anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hidrogen
dan pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7,4. Pada lempeng agar, koloninya
berbentuk bulat, diameter 1-2
mm, warna khasnya ialah kuning
keemasan (Syahrurachman dkk., 1994).
2.
Chlamydia trachomatis
Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga bakteri yang termasuk ke dalam
genus Chlamydia. Bakteri ini berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis dan
merupakan parasit intrasel obligat. Meskipun ukurannya kecil, namun bakteri ini
bukan termasuk virus melainkan bakteri. Terbukti dari sifat-sifat yang tidak
terdapat pada virus, yaitu memiliki ribosom, RNA dan DNA, dinding sel terdiri
dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat, membelah secara biner dan
pertumbuhannya dapat dihambat oleh obat-obat antibakteri (Syahrurachman dkk., 1994).
Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab penyakit mata yang
disebut trakoma, namun bisa juga ditemukan dalam cairan vagina dan menyebabkan
penyakit uretritis non-spesifik (non gonore). Keputihan yang ditimbulkan oleh
bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer. Bila infeksi terjadi
berbarengan dengan bakteri gonococcus, bisa menyebabkan peradangan panggul yang
berat, kemandulan sampai kehamilan di luar kandungan (Dalimartha, 1999).
3.
Gardnerella vaginalis
Bakteri
ini berbentuk batang, bersifat Gram negatif, letaknya bergerombolan mengelilingi sel epitel
dan disebut clue cell. Karena bakteri
ini sering ditemukan dalam vagina maka dianggap sebagai bagian dari jasad renik
normal yang hidup disana (komensal). Peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri
ini disebut vaginosis bakterial. Keputihan yang timbul warnanya putih keruh
keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan
panas pada vagina. Seringkali infeksi ini tanpa gejala, namun setelah
berhubungan seksual sering tercium bau yang tidak enak pada alat kelamin.
Adakalanya bau tersebut tercium sewaktu penderita kencing atau haid
(Dalimartha, 1999).
2.3 Jamur
Candida albicans adalah suatu ragi
lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun
dalam jaringan eksudat. Ragi ini adalah flora normal selaput mukosa saluran
pernapasan, saluran pencernaan dan genitalis wanita (Jawetz et
al.,
1996). Candida albicans dapat
menimbulkan suatu keadaan yang disebut kandidiasis, yaitu penyakit pada selaput
lendir pada mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat
menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis (Djuanda
dkk., 2002).
Genus Candida merupakan sel ragi uniseluler yang
termasuk ke dalam kelas Blastomycetes, famili Cryptococcaceae. Genus ini
terdiri lebih dari 80 spesies, yang paling patogen adalah Candida albicans.
Candida albicans
memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk
hifa semu. Morfologi koloni Candida albicans pada medium padat agar
Sabouraud Dekstrosa, umumya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung,
halus, licin, kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang
telah tua (Anonim, 2009a).
Candida albicans pada tubuh manusia
dapat bersifat dua macam yaitu sebagai saprofit dan sebagai parasit. Beberapa
faktor predisposisi dapat mengubah sifat saprofit Candida albicans menjadi patogen antara lain: penggunaan
antibiotika, kortikosteroid, penyakit diabetes melitus, kehamilan, kelembapan
yang tinggi dan pemakaian pil antihamil (Dalimartha, 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar