Ekstraksi sampel.
Sebanyak 1,5 Kg sampel segar dipotong
kecil-kecil (3-5 mm), lalu dimaserasi dalam etanol 96 % selama 5 hari sambil
sesekali diaduk, sari etanol disaring, dan ampas dimaserasi kembali dengan
perlakuan yang sama sebanyak 2 kali.
Maserat dikumpulkan lalu diuapkan dengan destilasi vakum, kemudian dikentalkan
dengan rotary evaporator.
Penyiapan sediaan uji.
1. Perencanaan Dosis Ekstrak
Ekstrak diuji efek antidiabetesnya dengan pemberian dosis menurun
kelipatan 2 dari uji skrining, yaitu 500, 250, dan 125 mg/kg. Untuk mencapai
dosis tersebut dibuat sediaan suspensi ekstrak dengan konsentrasi tertentu.
Volume sediaan uji yang diinjeksikan ke alam tubuh mencit adalah 2 % dari berat
badan.
2. Penyiapan Konsentrasi Ekstrak
Pada pemberian ekstrak dengan volume 2 % dari berat badan, maka untuk dosis 500 % mg/kg
konsentrasi ekstrak yang dibuat adalah sebanyak 2,5 %, untuk dosis 250 mg/kgBB
konsentrasi ekstrak adalah sebanyak 1,25 % sedangkan untuk dosis 125 mg/kgBB
konsentrasi ektrak yang dibuat adalah sebanyak 0,625 %. Suspensi ekstrak dibuat
rp masing-masing sebanyak 10 ml.
Penginduksian diabetes dan pemberian ekstrak
1. Penginduksian Diabetes
Mencit yang akan diinduksi diabetes dipuasakan selama 18 jam (air minum
tetap diberikan), diinjeksi dengan larutan aloksan tetrahidrat ( yang dibuat
baru) secara intraperitonial dengan dosis 200 mg/kgBB. Mencit diberi makan
pelet dan minum yang mengandung glukosa 10% selama 2 hari setelah pemberian
aloksan. Hari ke-3 dan seterusnya glukosa 10 % diganti dengan air minum biasa
dan mencit dipindahkan ke kandang metabolik yang tiap kandang berisi satu ekor
mencit. Pada hari ke-3 itu juga ditentukan kadar glukosa darah mencit, apabila
positif diabetes langsung diberi ekstrak tanaman obat. Mencit yang digunakan
adalah bila kadar gula darahnya ≥ 200 mg/dl.
2.Tahap Pemberian Ekstrak
Mencit putih jantan diabetes dibagi 5 kelompok percobaan secara acak
dimana setiap kelompok terdiri deri 5 ekor. Kelompok 1 merupakan mencit kontrol
yang hanya diberikan suspensi NaCMC. Kelompok 2 adalah mencit diabetes yang
diberi suspensi NaCMC. Sedangkan kelompok 3,4,5, adalah kelompok mencit
diabetes yang diberi ekstrak senyawa secara oral sekali sehari selama hari masing-masing dengan dosis 125, 250, dan
500 mg/kgBB mulai hari ke-1 dinyatakan diabetes.
Penentuan kadar gula darah hewan percobaan.
Pada hari ke-3, 5, 7 dan 10 setelah
mencit diinduksi dengan aloksan, darah diambil dari ekor mencit kemudian kadar
glukosa darah ditentukan dengan menggunakan alat GlukoDrTM Blood Glucose Test Meter.
Pengukuran Berat Badan.
Berat badan mencit diukur dengan
penimbangan pada hari ke-1, 4, 7 dan 10 dengan menggunakan timbangan Tripel beam balance model 700.
Pengukuran konsumsi air minum mencit diabetes.
Pengukuran konsumsi air minum
dilakukan dengan cara memberikan air minum pada mencit dengan volume terukur
kemudian setelah 24 jam volume sisa air minum yang tertinggal diukur kembali.
Selisih volume air yang diberikan dengan air yang tertinggal dihitung sebagai
volume air minum. Konsumsi air minum diukur setiap harinya pada hari ke-3,5,7
dan ke 10.
Pengukuran volume urin mencit.
Pengukuran jumlah urin yang
dihasilkan mencit dilakukan dengan mengukur volume urin yang dikumpulkan setiap
24 jam. Volume urin yang dihasilkan tiap mencit diukur dengan gelas ukur setiap
hari pada hari ke-3, 5, 7 dan ke-10. Untuk memudahkan pengumpulan urin mencit
dimasukkan ke dalam kandang metabolik yang pada bagian dasarnya diberi
penyaring agar didapatkan urin yang bersih.
Penetuan berat relatif organ jantung, hati dan
ginjal.
Pada hari terakhir perlakuan
jantung, hati dan ginjal diambil. Organ dikeringkan dengan kertas saring
kemudian ditimbang dan ditentukan berat relatif organ dengan menggunakan
persamaan
BRO = BO
BB
Keterangan:
BRO = Berat Relatif Organ Mencit
BO
= Berat Organ Mencit
BB
= Berat Badan Mencit
Analisa Data
Dari hasil penelitian dianalisa secara statistik dengan ANOVA dua arah
untuk parameter kadar glukosa darah, berat badan, konsumsi air minum 24 jam dan
volume urin 24 jam, sedangkan berat organ Relatif dianalisa dengan ANOVA satu
arah. Jika hasil analisa bermakna kemudian dilanjutkan dengan Uji Wilayah
Berganda Duncan (Duncan’s multiple range test.
Uji Aktivitas Antidiabetes metoda inhibisi enzim α-glukosidase secara invitro
Uji
antidiabetes dilakukan dengan menggunakan metoda inhibisi enzim α-glukosidase secara invitro(Sancheti et
al, 2009). Metoda ini dilakukan dengan menggunakan substrat p-NPG dan enzim
α-glukosidase dimana enzim α-glukosidase akan menghidrolisis substrat p-NPG
menjadi α-d glukosa dan p-nitrofenol (berwarna kuning). Sampel dari ekstrak n-heksan,
etil asetat dan metanol masing-masing ditambahkan ke dalam campuran substrat
dan enzim, diharapkan akan menghambat kerja enzim sehingga akan mengurangi
terbentuknya glukosa dan intensitas warna kuning dari p-nitrofenol yang
terbentuk. Aktivitas inhibisi enzim ini diukur berdasarkan warna kuning hasil
reaksi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm (Sancheti et
al, 2009).
Penyiapan Larutan Pereaksi Uji
Inhibisi Enzim α-Glukosidase
1.
Larutan
buffer fosfat pH 7
Larutan buffer fosfat pH
dibuat dari campuan 1,361 gr potassium dihidrogenphosphate dalam 100 ml
pelarut. Untuk mendapatkan pH 7 ditambahkan 35 grdisodium hidrogen phosphate
lalu ditambahkan aquades hingga 1000 ml.
2.
Larutan natrium karbonat 0.1 M
Sebanyak 0.53 gr natrium
karbonat dilarutkan dalam 50 ml aquades.
3.
Larutan enzim 0.2 unit
Sebanyak 1 mg enzimα-Glukosidasedilarutkan dalam 10 ml buffer fosfat
saline pH 7 yangmengandung 20 mg Bovin Serum Albumin.
4.
Larutan substrat
p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida (p-NPG) 20 mM
Larutan substrat p-NPG dengan konsentrasi 20 mM dibuat
denganmenimbang sebanyak 0.1507 p-NPG dan dilarutkan dalam 25 ml buffer fosfatpH 7.
Penyiapan
Larutan Uji
1.
Penyiapan
larutan akarbose
Sebanyak1 gram tablet glucobay® (akarbose) yang jumlahnya 4 tablet dengan kandungan akarbose 100
mg/tablet digerus kemudian dilarutkan dalam buffer fosfat pH 7 dan HCl 2Ndengan
perbandingan (1:1) sebanyak 100 ml untuk mendapatkan konsentrasi 1000 ppm,
kemudian disentrifus lalu bagian ssupernatannya diambil dan dilakukan
pengenceran hingga 100 ppm untuk pengujian inhibisi dan dibuat serial
konsentrasi 1 ppm; 0,5 ppm; 0,25 ppm; 0,125 ppm dan 0,0625 ppm.
2.
Penyiapan
larutan sampel ekstrak
Ekstrakn-heksan,
ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol masing-masing ditimbang 10 mg,
kemudian dilarutkan
dengan penambahan DMSO 1 ml danditambahkan bufer fosfat hingga mencapai volume 10 ml
untuk mendapatkan kosentrasi 1000 ppm sebagai larutan induk, kemudian pipet 500
μl dari larutan induk encerkan dengan penambahan bufer fosfat 500 μl untuk
kosentrasi 500 ppm begitu seterusnya untuk pembuatan konsentrasi 250 ppm, 125 ppm dan 62,5 ppm.
Uji inhibisi enzim α-glukosidase secara invitro
1. Pengujian
Kontrol Blanko (B0)
Pada
microplat reader 96 well,
10 μl DMSO dicampurkan dengan 50 μlbuffer fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG20 mM lalu inkubasi selama 30 menit pada
suhu37°C. Setelah 30 menit, reaksi dihentikan dengan penambahan 100 μl larutan
0,1M Na2CO3, lalu absorban dari p-nitrofenol
diukur pada panjang gelombang 410nm dengan spektrofotometer
UV Vis.
2.Pengujian Blanko (B1)
Pada
microplate reader 96 well, 10 μl DMSO dicampurkan dengan 50 μl buffer
fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG20 mM, 25 μl α-glukosidase (0,2 U/ml) lalu inkubasi
selama 30 menit pada suhu 37°C. Setelah 30 menit, reaksi dihentikan dengan
penambahan 100 μl larutan Na2CO30,1
M, lalu absorban dari p-nitrofenol diukur pada panjang gelombang 410 nm
dengan spektrofotometer UV Vis.
3.Pengujian Kontrol Sampel (S0)
Pada
microplat reader 96 well, 10 μL sampel 1000 ppm ditambah dengan 50 μl
buffer fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG 20 mM lalu inkubasi selama 30 menit pada suhu
37°C. Setelah 30 menit, reaksi dihentikan dengan penambahan 100 μl larutan Na2CO30,1
M, lalu absorban dari p-nitrofenol diukur pada panjang gelombang 410 nm
dengan spektrofotometer UV Vis. Dilakukan pengujian yang sama pada serial kosentrasi
500 ppm, 250 ppm, 125 ppm dan 62,5 ppm.
4.Pengujian
Sampel (S1)
Pada
microplat reader 96 well, 10 μL sampel 1000 ppm ditambah dengan 50 μl
buffer fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG20 mM, 25 μl α-glukosidase (0,2 U/ml) lalu
inkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C. Setelah 30 menit reaksi dihentikan
dengan penambahan 100 μl larutan Na2CO30,1 M, lalu
absorban dari p-nitrofenol diukur pada panjang gelombang 410 nm dengan
spektrofotometer UV Vis. Dilakukan pengujian yang sama pada serial kosentrasi
500 ppm, 250 ppm, 125 ppm dan 62,5 ppm.
5.Pengujian kontrol acarbose sebagai
kontrol positif (A0)
Pada
microplat reader 96 well, 10 μL Akarbose 1 ppm ditambah dengan 50 μl
buffer fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG 20 mM lalu inkubasi selama 30 menit pada suhu
37°C. Setelah 30 menit, reaksi dihentikan dengan penambahan 100 μl larutan Na2CO30,1
M, lalu absorban dari p-nitrofenol diukur pada panjang gelombang 410 nm
dengan spektrofotometer UV-Vis. Dilakukan pengujian yang sama pada serial kosentrasi
0,5 ppm, 0,25 ppm, 0,125 ppm, 0,0625 ppm.
6.Pengujian acarbose sebagai kontrol
positif (A1)
Pada
microplat reader 96 well, 10 μL Akarbose 1 ppm ditambah dengan 50 μl
buffer fosfat (pH 7), 25 μl p-NPG 20 mM, 25 μl α-glukosidase (0,2 U/ml) lalu
inkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C. Setelah 30 menit, reaksi dihentikan
dengan penambahan 100 μl larutan Na2CO30,1 M, lalu absorban
dari p-nitrofenol diukur pada panjang gelombang 410 nm dengan
spektrofotometer UV-Vis. Dilakukan pengujian yang sama pada serial kosentrasi
0,5 ppm, 0,25 ppm, 0,125 ppm, 0,0625 ppm.
Analisa Data
Persen inhibisi digunakan untuk menentukan persentase hambatan
dari suatu bahan yang dilakukan terhadap aktivitas enzim α-glukosidase
(Romansyah, 2011). Data hasil penelitian dalam bentuk absorban kemudian
dikonversikan ke dalam % inhibisi dan dianalisa secara statistik deskriptif
untuk melihat adanya aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase pada sampel turunan
calkon dengan menggunakan rumus (Bachhawat et al, 2011):
%
inhibisi = Ak -As×
100%
Ak
Keterangan
: Ak: Absorbansi Kontrol
As: Absorbansi Sampel
Nilai
persen inhibisi yang telah dihitung dari setiap konsentrasi selanjutnya
digunakan untuk perhitungan IC50.IC50 atau Inhibitor Concentration 50%
adalah nilai konsentrasi suatu bahan untuk menghambat aktivitas enzim α-glukosidase sebesar 50%. Nilai konsentrasi dari larutan yang telah
diencerkan dari ekstrak dan persen inhibisi diplotkan pada sumbu x dan y.
kemudian nilai IC50 dihitung denganregresi non linear y = a ln(x) + b.
Keterangan:
y:
% Inhibisi
x:
Konsentrasi sampel
a:
Intersep
b:
Slope
Tidak ada komentar:
Posting Komentar