Sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari suatu simplisia menggunakan pelarut yang sesuai disebut dengan
ekstrak. Penyarian adalah proses pengambilan zat berkhasiat
(metabolit sekunder) dari suatu simplisia dengan menggunakan suatu pelarut yang
sesuai. Untuk melakukan penyarian dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:
a. Maserasi
Maserasi
adalah proses penyarian sederhana dengan jalan merendam bahan alam tumbuhan
dalam pelarut dan waktu tertentu, sehingga bahan akan jadi lunak dan larut.
Kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut : 10 bahagian
simplisia atau campuran simplisia dengan derajat kehalusan tertentu, dimasukkan
kedalam bejana, tuangi dengan 75 bahagian cairan penyari, tutup, biarkan selama
3-5 hari pada tempat yang terlindung cahaya dan dilakukan berulang-ulang dan
dicuci ampas dengan cairan penyari secukupnya, sehingga didapat hasil maserasi
100 bahagian. Hasil perasan dipindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan di
tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya (Djamal, 1990).
b. Perkolasi
Perkolasi
adalah proses penyarian dengan jalan melarutkan pelarut yang sesuai secara
lambat pada simplisia dalam suatu perkolator. Caranya yaitu : simplisia dengan
derajat kehalusan tertentu sebanyak 10 bahagian dibasahi dengan cairan penyari
sebanyak 2,5-5 bahagian, maserasi sekurang-kurangnya selama 3 jam dalam bejana
tertutup. Pindahkan sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil
ditekan-tekan dan tuang cairan penyari secukupnya sampai cairan penyari menetes
dan diatas simplisia terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan
selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit dan
tambahkan berulang-ulang cairan penyari diatasnya sampai didapatkan 80 bahagian
perkolat dan tambahkan cairan penyari selama 2 hari ditempat yang sejuk dan
terlindung dari cahaya. Endap dan tuangkan dengan mencegah penguapan pelarut
sekecil mungkin.
Penyarian
secara perkolasi lebih sempurna dari maserasi, perkolasi bertujuan
supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan bisa dilakukan untuk zat
berkhasiat yang rusak ataupun yang tidak rusak karena pemanasan (Djamal, 1990).
c. Digestasi
Digestasi
adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan
suhu 30°C-40°C. Cara ini dilakukan untuk simplisia pada suhu biasa tidak
tersari dengan baik. Jika pelarut yang dipakai mudah menguap pada suhu kamar
dapat digunakan alat pendingin tegak, sehingga penguapan dapat dicegah (Djamal,
1990).
d. Infusa
Infus adalah
sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90ºC selama 15 menit. Campur simplisia dengan
derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas
tangas air selama 15 menit terhitung suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali
diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki (Anonim, 2000).
e.
Sokletasi
Sokletasi
adalah salah satu penyarian dengan memakai pelarut organik dengan memakai alat soklet. Pada cara ini
pelarut dan simplisia diletakkan terpisah. Prinsipnya adalah penyarian
dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian lebih sempurna dan pelarut yang
dipakai relatif sedikit. Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan
kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Cara ini merupakan metoda yang
paling umum dipakai di laboratorium dan industri. Biasanya pelarut yang
digunakan mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah (Djamal, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar