1.1.Definisi Gel
Sediaan semi padat meliputi salep,
pasta, krim dan gel. Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan
tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan.
Gel merupakan system semi padat yang
terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Ansel. 2008). Gel
pada umumnya memilki karakteristik yaitu strukturnya yang kaku. Gel dapat
berupa sediaan yang jernih atau buram, polar atau non polar dan hidroalkoholik
tergantung konstituennya. Gel biasanya terdiri dari gom alami (tragacanth, guar
atau xanthan), bahan semi sintesis ( methylcellulose, carboxymethylcellulose
atau hydroxyethylcellulose ), bahan sintesis ( carbomer ). Viskositas gel pada
umumnya sebanding dengan jumlah dan berat molekul bahan pengental yang
ditambahkan.
Gel dapat dikelompokkan menjadi :
lipophilic gels dan hydrophilic gels. Lipophilic gel (oleogel) merupakan gel
dengan basis yang terdiri dari parafin cair. Polletilen atau minyak lemak yang
ditambah dengan silica koloid sabun – sabun alumunium atau seng. Sedangkan
hydrophilic gels, basisnya terbuat dari air, gliserol atau propilen glikol yang
ditambah dengan gelling agent seperti amilum, turunan selulosa, carbomer dan
magnesium, aluminium silikat (Ansel. 2008)
Keuntungan sediaan gel meliputi
elastic, kemampuan penyebarannya pada kulit baik ; daya lekat tinggi yang tidak
menyumbat pori ; mudah dicuci dengan air ; pelepasan obatnya baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar