Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi.
Pengambilan suatu senyawa organik dari
suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat
dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang
digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana
pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan
dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu
disebut sokletasi.
Prinsip
sokletasi
Penyaringan yang berulang ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut,
tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan
Metoda sokletasi seakan merupakan
penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan
minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena
persentase senyawa yang akan digunakan atau yang
akan diisolasi cukup kecil atau tidak
didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka
cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik
tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara
kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut.
Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan
dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila
suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,
maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat
syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang
mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang
diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan
diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan
cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan
diisolasi, polar atau nonpolar.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan
secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin
menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform
untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian
dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa
yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan
pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah
dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel
yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung.
Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa
dalam sampel akan berfotosintesis hingga
terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang
disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah
dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat.
Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam
seluruhnya.
Dibanding
dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih efisien,
karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa
organik dalam bahan alam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan
dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi
dihentikan apabila :
1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna
lagi.
2. Sampel yang diletakkan diatas kaca
arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut
tidak mengalami perubahan yang spesifik.
Keunggulan
sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna
karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan
sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan
sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil
senyawa organik berulang kali.
Kelemahan
sokletasi :
1. Tidak baik
dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa
senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan
identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner,
dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang
digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
Skema kerja
1)
Pasang alat
soklet
2)
Haluskan dan
keringkan sampel
3)
Bungkus sampel
dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke dalam alat
soklet
4. Masukkan pelarut
sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
5. Lakukan sokletasi
sampai pelarut tidak berwarna
6. Keluarkan sampel,
panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil ekstraksi
Cara Kerja
1.
Sampel (kulit
terong) dirajang
2.
Kemudian sampel
tersebut
dibungkus dengan kertas saring
3.
Masukkan ke dalam alat
soklet dan agak digantungkan dengan
seutas benang
4.
Pelarut etanol ditambahkan dari bagian atas sampai tumpah
ke dalam labu. Ditambahkan pelarut lagi
kira-kira sampai setengahnya.
5.
Labu yang sudah berisi pelarut tersebut dipanaskan pada
suhu tertentu sampai mendidih. Pada proses ini uap pelarut akan naik dan
bersentuhan dengan kondensor. Dimana uap akan terkondensasi dan menetes di atas
sampel dan selanjutnya merendam sampel tersebut. Selama proses ini serbuk
sampel akan terekstraksi. Apabila ekstrak sudah sampai pada batas “pipa u” maka
ekstrak akan turun ke labu dan akan mendidih kembali. Proses ini akan berjalan
kontinu sampai semua ekstrak terekstraksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar