Antiserum (jamak: antiserum) adalah serum darah yang
mengandung poliklonal antibodi. Antiserum
digunakan untuk menyampaikan pasif kekebalan banyak
penyakit. Transfusi antibodi
pasif dari korban manusia sebelumnya adalah pengobatan yang efektif hanya
dikenal untuk Ebola infeksi
(tetapi dengan tingkat keberhasilan kecil).
Reaksi
antigen-antibodi yang digunakan pada serologi diagnostic:
1.
Uji Presipitasi
Presipitasi
terjadi antara molekul Ab dan Ag pada bentuk solubel. Pada pengujian ini antigen
berbentuk koloidal. Laju presipitasi sangat tergantung pada proporsi antigen
dan antibodi pada campuran. Terdapat beberapa cara pengujian pada metode
presipitasi, yakni:
a.
Uji tabung
Dengan mencampur pada tabung, masukkan dilusi
antigen atau antibodi dengan jumlah tertentu. Dilusi dilakukan dari konsentrasi
tinggi (tabung pertama) sampai konsentrasi terendah (tabung terakhir).
Presipitat timbul pada tabung yang mengandung Ag dan Ab secara proporsional.
b.
Presipitasi Cincin
Antigen dilapiskan pada serum (antibodi), terjadi
difusi setelah mencapai ikatan proporsional dengan antibodi akan menghasilkan
presipitasi berbentuk cincin.
c.
Difusi Gel
Pada pengujian ini memungkinkan antigen dan antubodi berdifusi perlahan
dari arah tertentu melalui gel. Pada cara ini homogenitas dan derajat kemurnian
dari berbagai antigen dapat diuji. Pita presipitasi terbentuk pada setiap
antigen dapat saling bertemu, atau bersilangan menunjukkan:
- bersambungan, antigen identik
secara imunologik (terhadap serum uji)
- bercabang, antigen berhubungan sebagian
- bersilangan, menunjukkan antigen tidak berhubungan
·
Metode difusi tunggal
Di sini anti serum dalam agar semi solid, zona
buffer dari agar dan antigen terpisah secara vertikal dalam tabung. Garis
presipitasi terbentuk dalam zona buffer.
·
Metode difusi ganda
Agar dituang pada plat. Di bagian tengah diisi
antigen atau antiserum sedangkan sera atau ekstrak di bagian tepi. Pita
presipitasi terbentuk dalam gel pada posisi Ag dan Ab mencapai proporsi optimal
setelah berdifusi. Dapat dimodifikasi dengan uji mikrodilusi menggunakan obyek
gelas
·
Immunoelektroforesis
Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti
serum, sulit memisahkan pita presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag,
bila hanya menggunakan cara difusi di atas. Komponen serum dipisahkan dengan
elektroforesis dalam agar gel dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui
komponen yang dihasilkan pada pita-pita yang terbentuk.
·
Elektroforesis
"roket"
Merupakan
metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam gel yang telah
mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket, panjang
masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen.
·
Immunodifusi radial tunggal
Antiserum
monospesifik ditambahkan ke dalam gel, kemudian dituang pada slide petridisk
atau lempeng plastik. Dibuat lubang gel, larutan antigen dimasukkan pada
lubang. Terjadi difusi sehingga terbentuk zona sirkuler yang menunjukkan jarak
proporsional dengan jumlah antigen yang ditambahkan pada setiap lubang.
Kuantitasi antigen yang diperiksa diketahui dari perbandingan cincin
presipitasi dibandingkan dengan cincin presipitasi kontrol.
2.
Uji aglutinasi
Digunakan
untuk antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibodi dikontakkan dengan
antigen yang merupakan bagian permukaan suatu material misalnya eritrosit,
mikroorganisme atau partikel anorganik (polystyrenelatex) yang telah dicoated
dengan Ag. Reaksi Ab-Ag membentuk agregat yang dapat diamati atau aglutinasi.
3.
Uji Litik
Uji ini
tergantung pada proses lisis dari darah atau bakteri dari suatu sistem yang
mengandung antigen, direaksikan dengan antibodi dan komplemen. Antigen yang
digunakan berupa :
a)
Sel (uji litik langsung)
b)
Bahan yang diadsorbsikan pada eritrosit atau lekosit
(uji litik tidak langsung)
4. Serological Inhibition Test
Untuk mendeteksi netralisasi antigen dan antibodi
dengan mendemonstrasikan hambatan pada reaksi tertentu yang secara normal
terjadi pada antigen atau organisme.
Aplikasi:
- Deteksi antistreptolisin O
- Animal protection test
- Viral haemagglutination inhibition
- Viral neutralization test menggunakan CPE pada
kultur
5. Immunoflourescence
Cat
flourescence atau rhodamin diikatkan pada antibodi tanpa merusak spesifitasnya.
Suatu konjugat dikombinasi dengan antigen (misalnya potongan jaringan) dan
diikat oleh antibodi akan tampak dengan mikroskop UV, distribusi Ag pada
jaringan atau sel
6. Skin
Test
Memanfaatkan reaksi kulit
sebagai indikator sistem. Ada dua cara:
·
Pasif, bila antigen dan serum diinokulasikan,
misalnya menguji toksin-antitoksin
·
Aktif, bila status immunologik diuji
Skin test digunakan untuk
mengetahui adanya:
- Antibodi terhadap bakteri
- Reaksi alergi
7. Antigen Binding Techniques
Metode ini digunakan untuk mengethui level antibodi
dengan menentukan kapasitas antiserum dalam kompleks dengan antigen radioaktif,
atau dengan mengukur jumlah immunoglobulin yang mengikat larutan antigen yang
diberikan. Ada dua macam cara pada metode ini:
- Radioimmunoassay
Teknik sandwich
Tidak ada komentar:
Posting Komentar