Google ads

Senin, 09 Maret 2015

CARA KERJA TABLET EFFERVESCENT




Cara kerja dan evaluasi (IPC)
            a. Cara kerja (Skala Produksi)
  1. Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µm max sebanyak 3,5 juta cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µg sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 sebanyak 500, efisiensi saringan 95 %, pertukaran udara > 20x/jam, temparatur 25o C, humidity    < 30 % (penting untuk menjaga kelembaban di bawah 30 % untuk mencegah terjadinya reaksi.
  2. Siapkan peralatan. Alat  sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1 %, EtOH 75 % dan terakhir aqua kembali. Beri label setelah dibersihkan. Set peralatan sesuai de ngan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
  3. Kaleng dan tutup dicuci dengan Na Pyrophospat 0,5 %  dengan mesin cuci otomatis. Cuci  dan bilas dengan aqua demineralisata. Keringkan dalam tunnel  dryer  suhu 60o sselama 2 jam. Dinginkan pada suhu kamar selama 1 jam. Bawa ke ruang produksi  melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
  4. Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil  dari gudang penyimpanannya masing-masing telah mengalami QC terlabih dahulu pada masa karantina. Bahan-bahan yang  dipakai adalah yang telah lulus QC.
        
Ada 2 metode pembuatan :
a. Metoda granulasi kering (lachman hal 734)
1.       Bagian asam (metode peleburan) :
Asam sitrat dan asam tartrat dipanaskan di oven 93-104oF(5/9 x (99-32)  =37,2o C  dan kelembaban <30% hingga melebur sempurna selama 24 jam
2.       Zat aktif asam (g), +granul bag asam, + NaHCO3 (g) + flavoring, mixing di Diosna machine, 1500 rpm selama 20 menit.
3.       Lakukan slugging dengan menggunakan Chilsosator dengan punch permukaan rata berukuran 1 ¼ inch dan penekanan 10 ton sehingga didapat tablet dengan tebal 3/8 inch. Pecahkan slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul dengan ukuran 16 mesh.
4.       Pindahkan ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
-          Homogenitas (Teori Sediaan hal 114)
-          Granulometri (Teori Sediaan hal 114)
-          Kecepatan alir (Teori Sediaan hal 114)
-          Kelembaban (Teori Sediaan hal 115)
-          Bobot Jenis (Teori Sediaan hal 115)
5.       Setelah lulus uji “release”, pindahkan ke ruang cetak. Cetak tablet dengan bobot 3 gram dengan pinggir tumpul, diameter 1 inchi.
6.       Tablet yang sudah dicetak dilakukan evaluasi.
                                                                                                                       
b. Metoda granulasi basah
1.       Bagian basa
Zat aktif  basa, (+) pengikat (PVP dalam bentuk kering) (+) pengisi (+) FD&C Yellow, mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm selama 30 menit.
a. etanol 96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston mellalui mesin sehingga didapat massa lembab seperti butiran salju.
b.massa dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan hingga didapat granul basah dengan ukuran 20 mesh.
c. granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed dryer (FBD) selama 1 jam, temperature 45-50o  C tekanan 30-50 psig.
d.                 granul kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan  oscilating granulotory hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
2.       bagian asam :
zat aktif asam (bila stabil pemanasan) + asam sitrat + asam tartrat + pengikat (PVP dalam bentuk kering) + pengisi + FD&C Yellow no 6 mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm selama 30 menit.
a.    etanol 96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston melalui mesin sehingga didapat massa lembab seperti butiran salju.
b.    massa dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
c.    granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed dryer (FBD) selama 1 jam, temperature 45-50o  C tekanan 30-50 psig
d.   granul kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan  oscilating granulotory hingga didapat granul dengan ukuran 20 mesh.
e.    Pindahkan ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
- Homogenitas (Teori Sediaan hal 114)
- Granulometri (Teori Sediaan hal 114)
- Kecepatan alir (Teori Sediaan hal 114)
- Kelembaban (Teori Sediaan hal 115)
- Bobot Jenis (Teori Sediaan hal 115)
3.       Setelah lulus uji “release”, lakukan campur kering, granul basa + granul asam, zat aktif asam (bila tidak tahan pemanasan, seperti Vitamin C) ditambah PEG + oleum citri, mix di drum roller barrel 25 rpm 10 menit.
4.       Kemudian massa dicetak menggunakan mesin manesty yang menggunakan tekanan 4 ton per inci linear dengan permukaan punch rata berukuran 5/8 inchi (harap lihat lachman jilid 3 halaman 1399 disana terdapat berbagai jenis mesin dengan kapasitas masing-masing).

V.   Setelah 15 menit dilakukan uji kekerasan tablet (5 tablet), friabilitas (20 tablet), keseragaman ukuran (20 tablet) dan keseragaman bobot (20 tablet). Pada akhir pencetakan, sediaan dikarantina dan dilakukan pengujian keseragaman kandungan (30 tablet), disolusi (6 tablet), waktu hancur ( 6 tablet) dan pemeriksaan kadar tablet.
VI.        Setelah lulus uji maka dilakukan pengemasan primer. Kaleng dan brosur dimasukkan ke inner box, lalu masukkan ke outer box (dus/karton), beri nomor   batch dan ED pada outer box. Checking akhir.
VII.   Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian logistik.

Secara umum ada 2 metoda pembuatan tablet efferv (Ansel, hal 214) :
1.      Metoda kering atau peleburan
2.      Metoda basa
Ad 1. Metoda kering / peleburan
            Dalam metoda ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Sebelum serbuk-serbuk dicampur atau diaduk kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk-serbuk lainnya (setelah dilewatkan melalui ayakan No. 60) untuk memantapkan keseragaman atau meratanya pencampuran. Ayakan dan alat pengaduk harus terbuat dari stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap pengaruh asam. mencampur atau mengaduk serbuk-serbuk ini dilakukan dengan cepat dan lebih baik pada lingkungan yang kadar kelembapannya rendah untuk mencegah terhisapnya uap-uap air dari udara oleh bahan-bahan kimia dan oleh reaksi kimia yang terjadi lebih dini. Setelah selesai pengadukan, serbuk diletakkan diatas lempeng atau gelas atau nampan yang sesuai dalam sebuah oven (atau pemanas lainnya yang sesuai) dan sebelumnya oven ini dipanasi antara 93 oF – 104 oF(  oC???) ( 5/9 x (93-32) = 33 oC – 40 oC selama proses pemanasan serbuk dibolak balikkan dengan memakai spatel tahan asam. Panas menyebabkan lepasnya air kristal dari asam sitrat, dimana yang pada gilirannya melarutkan sebagian dari campuran serbuk, mengatur reaksi kimia dan akibat melepasnya beberapa karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang dihaluskan menjadi agak seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat serbuk ini dikeluarkan dari oven dan diremas melalui suatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai dengan ukuran yang diinginkan, ayakan A No 4 dapat dipakai untuk membuat granul yang lebih besar, ayakan No. 8 untuk membuat ukuran sedang dan ayakan No.10 mengayak granul yang lebih kecil. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini segera mengering pada suhu tidak lebih dari 54 derajat dan segera dipindahkan ke wadah lalu disegel secara tepat dan rapat. Metoda peleburan digunakan dalam mengolah hampir semua serbuk effervescent yang diperdagangkan dan pada pengolahan Na fosfat Effervescent USP resmi.

Ad 2. Metoda basah
            Metode ini berbeda dari metode peleburan dalam hal sumber unsur penenetu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan kedalam bukan pelarut (seperti alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembap untuk membuat adonan bahan yang lunak dan larutan untuk pembuatan granul. Dalam metode ini mungkin semua tablet tidak mengandung air, sejauh air ditambahkan ke dalam campuran yang lembap. Begitu cairan cukup ditambahkan (sebagian) untuk mengolah adonan pada kepadatannya yang tepat, baru granul diolah dan dikeringkan dengan cara seperti di atas.

      b. Evaluasi
            Evaluasi granul
Tujuan : Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa
            Prosedur :
1.      Kandungan air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a.       Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 g granul yang diratakan pada piring logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Balance).
b.      Atur panas yang digunakan (70 oC) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap sebelum digunakan.
2.      Kecepatan aliran ( menggunakan Flow Tester)
a.       Sejumlah tertentu granul dimasukkan ke dalam alat penentuan (corong) penguji aliran.
b.       Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong.
c.       Hasil dinyatakan dalam satuan g/detik. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 g/detik.
3.      Kadar pemampatan
a. Masukkan 100 g granul dalam gelas ukur 250 ml, volume mula-mula dicatat sebagai ketukan 0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, dan 100 diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d.Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini :
Kp = [ (Vo-Vt)/Vo ]  x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = Volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp ≤ 20 %.
4.      Bobot Jenis (BJ)
a.       BJ nyata
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian  ini.
Hitung BJ nyata dengan persamaan berikut ini :
      P = W/V
      P = BJ nyata
     W = Bobot granul
      V = Volume granul tanpa pamampatan



b.  BJ mampat
       Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong pangjang. Catat Volumenya (Vo).
       Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanayak 10 dan 500 kali. Catat volumenya V10 dan V500).
        Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
        Hitung BJ mampat dengan persamaan berikut ini :
        Pn = W/Vn
        Pn=  BJ mampat
        W =  Bobot granul
        Vn = Volume granul pada n ketukan

5.      Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [ (Pn-P)/Pn ] x 100 %
6.      Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
Angka haussner = BJ setelah pemampatan / BJ sebelum pemampatan
Penafsiran hasil = Granul memenuhi  syarat jika angka haussner >1.
            Evaluasi Tablet
            Tujuan : untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan  resmi (farmakope) atau non resmi (Non farmakope) atau tidak.
            Prosedur :
1.      Pemeriksaan penampilan
Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakan dari kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
2.      Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
            3.   Keseragaman bobot tablet
                   Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B (lihat FI ed III, hal 7).
            4.  Kekerasan Tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 Kg/cm2
            5. Friabilitas (alat friabilator)
                 a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan  kecepatan 25 rpm.
b.  Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan 
     dari   debu dan timbang (W1).
                 c. Indeks friabilitas (t) = (Wo-W1)/Wo X 100 %
            6. Friksibilitas
                20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1)
                                    Friksibilitas = (Wo-W1)/W1 X 100 %
7.      Uji disolusi
 Masukkan sejumlah volume media sesuai mmonografi, alat dipasang, dan biarkan  mediahingga mencapai suhu 37   0,5 C.
Masukkan 1 tablet  ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi. Dalam interval yang ditetapkan, ambil culikan pada daerah pertengahan antar media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan kadar sesuai monografi.

Tidak ada komentar:

Google Ads