Cara
kerja dan evaluasi (IPC)
a. Cara
kerja (Skala Produksi)
- Siapkan kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Jumlah cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µm max sebanyak 3,5 juta cemaran partikel/m3 ≥ 0,5 µg sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 sebanyak 500, efisiensi saringan 95 %, pertukaran udara > 20x/jam, temparatur 25o C, humidity < 30 % (penting untuk menjaga kelembaban di bawah 30 % untuk mencegah terjadinya reaksi.
- Siapkan peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,1 %, EtOH 75 % dan terakhir aqua kembali. Beri label setelah dibersihkan. Set peralatan sesuai de ngan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label siap digunakan.
- Kaleng dan tutup dicuci dengan Na Pyrophospat 0,5 % dengan mesin cuci otomatis. Cuci dan bilas dengan aqua demineralisata. Keringkan dalam tunnel dryer suhu 60o sselama 2 jam. Dinginkan pada suhu kamar selama 1 jam. Bawa ke ruang produksi melalui air lock khusus bahan kemasan primer.
- Semua bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanannya masing-masing telah mengalami QC terlabih dahulu pada masa karantina. Bahan-bahan yang dipakai adalah yang telah lulus QC.
Ada 2 metode pembuatan :
a. Metoda granulasi kering (lachman hal 734)
1. Bagian
asam (metode peleburan) :
Asam
sitrat dan asam tartrat dipanaskan di oven 93-104oF(5/9 x
(99-32) =37,2o C dan kelembaban <30% hingga melebur
sempurna selama 24 jam
2. Zat
aktif asam (g), +granul bag asam, + NaHCO3 (g) + flavoring, mixing
di Diosna machine, 1500 rpm selama 20 menit.
3. Lakukan
slugging dengan menggunakan Chilsosator dengan punch permukaan rata berukuran 1
¼ inch dan penekanan 10 ton sehingga didapat tablet dengan tebal 3/8 inch.
Pecahkan slug dan dilewatkan pada oscilating granulatory hingga didapat granul
dengan ukuran 16 mesh.
4.
Pindahkan
ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
-
Homogenitas
(Teori Sediaan hal 114)
-
Granulometri
(Teori Sediaan hal 114)
-
Kecepatan
alir (Teori Sediaan hal 114)
-
Kelembaban
(Teori Sediaan hal 115)
-
Bobot
Jenis (Teori Sediaan hal 115)
5.
Setelah
lulus uji “release”, pindahkan ke ruang cetak. Cetak tablet dengan bobot 3 gram dengan pinggir tumpul,
diameter 1 inchi.
6.
Tablet
yang sudah dicetak dilakukan evaluasi.
b. Metoda granulasi basah
1.
Bagian
basa
Zat aktif basa, (+) pengikat (PVP dalam bentuk kering)
(+) pengisi (+) FD&C Yellow, mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm
selama 30 menit.
a. etanol 96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston
mellalui mesin sehingga didapat massa lembab seperti butiran salju.
b.massa dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan
hingga didapat granul basah dengan ukuran 20 mesh.
c. granul basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed
dryer (FBD) selama 1 jam, temperature 45-50o C tekanan
30-50 psig.
d.
granul
kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan oscilating granulotory hingga didapat granul
dengan ukuran 20 mesh.
2. bagian
asam :
zat aktif asam (bila stabil pemanasan) +
asam sitrat + asam tartrat + pengikat (PVP dalam bentuk kering) + pengisi +
FD&C Yellow no 6 mixing di litterfold lodige machine, 1500 rpm selama 30
menit.
a. etanol
96% sebagai pembasah disemprot melalui mikropiston melalui mesin sehingga
didapat massa lembab seperti butiran salju.
b. massa
dimasukkan ke dalam oscillatory dan dilewatkan hingga didapat granul dengan
ukuran 20 mesh.
c. granul
basah dihisap melalui pompa vakum masuk fluid bed dryer (FBD) selama 1 jam,
temperature 45-50o C tekanan 30-50 psig
d. granul
kering yang didapat dihisap melalui vakum dilewatkan oscilating granulotory hingga didapat granul
dengan ukuran 20 mesh.
e.
Pindahkan
ke storeage tank, beri label “Quarantine” dan lakukan evaluasi granul (IPC) :
- Homogenitas (Teori Sediaan hal 114)
- Granulometri (Teori Sediaan hal 114)
- Kecepatan alir (Teori Sediaan hal 114)
- Kelembaban (Teori Sediaan hal 115)
- Bobot Jenis (Teori Sediaan hal 115)
3.
Setelah
lulus uji “release”, lakukan campur kering, granul basa + granul asam, zat
aktif asam (bila tidak tahan pemanasan, seperti Vitamin C) ditambah PEG + oleum
citri, mix di drum roller barrel 25 rpm 10 menit.
4.
Kemudian
massa dicetak menggunakan mesin manesty yang menggunakan tekanan 4 ton per inci
linear dengan permukaan punch rata berukuran 5/8 inchi (harap lihat lachman
jilid 3 halaman 1399 disana terdapat berbagai jenis mesin dengan kapasitas
masing-masing).
V. Setelah 15 menit dilakukan uji kekerasan tablet (5 tablet), friabilitas (20
tablet), keseragaman ukuran (20 tablet) dan keseragaman bobot (20 tablet). Pada
akhir pencetakan, sediaan dikarantina dan dilakukan pengujian keseragaman
kandungan (30 tablet), disolusi (6 tablet), waktu hancur ( 6 tablet) dan
pemeriksaan kadar tablet.
VI.
Setelah
lulus uji maka dilakukan pengemasan primer. Kaleng dan brosur dimasukkan ke
inner box, lalu masukkan ke outer box (dus/karton), beri nomor batch dan ED pada outer box. Checking akhir.
VII. Kirim ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari
bagian produksi ke bagian logistik.
Secara
umum ada 2 metoda pembuatan tablet efferv (Ansel, hal 214) :
1.
Metoda
kering atau peleburan
2.
Metoda
basa
Ad
1. Metoda kering / peleburan
Dalam
metoda ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak
sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Sebelum serbuk-serbuk dicampur
atau diaduk kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan
serbuk-serbuk lainnya (setelah dilewatkan melalui ayakan No. 60) untuk
memantapkan keseragaman atau meratanya pencampuran. Ayakan dan alat pengaduk
harus terbuat dari stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap pengaruh
asam. mencampur atau mengaduk serbuk-serbuk ini dilakukan dengan cepat dan
lebih baik pada lingkungan yang kadar kelembapannya rendah untuk mencegah
terhisapnya uap-uap air dari udara oleh bahan-bahan kimia dan oleh reaksi kimia
yang terjadi lebih dini. Setelah selesai pengadukan, serbuk diletakkan diatas
lempeng atau gelas atau nampan yang sesuai dalam sebuah oven (atau pemanas
lainnya yang sesuai) dan sebelumnya oven ini dipanasi antara 93 oF –
104 oF( oC???) ( 5/9 x (93-32) = 33 oC – 40 oC selama proses pemanasan serbuk
dibolak balikkan dengan memakai spatel tahan asam. Panas menyebabkan lepasnya
air kristal dari asam sitrat, dimana yang pada gilirannya melarutkan sebagian
dari campuran serbuk, mengatur reaksi kimia dan akibat melepasnya beberapa
karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang dihaluskan menjadi agak
seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat serbuk ini dikeluarkan
dari oven dan diremas melalui suatu ayakan tahan asam untuk membuat granul
sesuai dengan ukuran yang diinginkan, ayakan A No 4 dapat dipakai untuk membuat
granul yang lebih besar, ayakan No. 8 untuk membuat ukuran sedang dan ayakan
No.10 mengayak granul yang lebih kecil. Ketika semua adonan telah melalui
ayakan, granul-granul ini segera mengering pada suhu tidak lebih dari 54
derajat dan segera dipindahkan ke wadah lalu disegel secara tepat dan rapat.
Metoda peleburan digunakan dalam mengolah hampir semua serbuk effervescent yang
diperdagangkan dan pada pengolahan Na fosfat Effervescent USP resmi.
Ad
2. Metoda basah
Metode
ini berbeda dari metode peleburan dalam hal sumber unsur penenetu tidak perlu
pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan kedalam
bukan pelarut (seperti alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembap untuk
membuat adonan bahan yang lunak dan larutan untuk pembuatan granul. Dalam metode
ini mungkin semua tablet tidak mengandung air, sejauh air ditambahkan ke dalam
campuran yang lembap. Begitu cairan cukup ditambahkan (sebagian) untuk mengolah
adonan pada kepadatannya yang tepat, baru granul diolah dan dikeringkan dengan
cara seperti di atas.
b.
Evaluasi
Evaluasi
granul
Tujuan : Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi
syarat atau tidak untuk dikempa
Prosedur
:
1.
Kandungan
air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a.
Penentuan
dilakukan dengan menggunakan 5 g granul yang diratakan pada piring logam,
kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Balance).
b.
Atur
panas yang digunakan (70 oC) lalu diamkan beberapa waktu sampai
diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga
bobot tetap sebelum digunakan.
2. Kecepatan
aliran ( menggunakan Flow Tester)
a. Sejumlah
tertentu granul dimasukkan ke dalam alat penentuan (corong) penguji aliran.
b. Alat
dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati
corong.
c.
Hasil
dinyatakan dalam satuan g/detik. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 g/detik.
3. Kadar
pemampatan
a. Masukkan
100 g granul dalam gelas ukur 250 ml, volume mula-mula dicatat sebagai ketukan
0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50,
dan 100 diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d.Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini :
Kp = [ (Vo-Vt)/Vo ] x 100 %
Kp = kadar pemampatan
Vo = volume granul sebelum pemampatan
Vt = Volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp ≤ 20 %.
4. Bobot
Jenis (BJ)
a. BJ
nyata
Sejumlah gram granul
dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat volumenya dan timbang
bobot granul yang digunakan untuk pengujian
ini.
Hitung BJ nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = BJ nyata
W = Bobot granul
V = Volume
granul tanpa pamampatan
b. BJ mampat
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam
gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong pangjang. Catat Volumenya (Vo).
Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanayak 10
dan 500 kali. Catat volumenya V10
dan V500).
Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
Hitung BJ
mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn= BJ mampat
W = Bobot granul
Vn = Volume granul pada n ketukan
5.
Indeks
kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [ (Pn-P)/Pn ] x 100 %
6. Perbandingan
Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
Angka
haussner = BJ setelah pemampatan / BJ sebelum pemampatan
Penafsiran
hasil = Granul memenuhi syarat jika
angka haussner >1.
Evaluasi Tablet
Tujuan
: untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (farmakope) atau non resmi (Non
farmakope) atau tidak.
Prosedur :
1. Pemeriksaan
penampilan
Meliputi
pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakan dari kontaminasi bahan baku atau
dari pengotoran saat proses pembuatan.
2. Keseragaman
ukuran
20 tablet diambil secara acak, setiap tablet diukur
diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih
dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
3. Keseragaman bobot tablet
Tablet
tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B (lihat FI ed III,
hal 7).
4. Kekerasan
Tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur
kekerasannya dengan alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk
memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan
yang ideal 10 Kg/cm2
5.
Friabilitas (alat friabilator)
a. Bersihkan 20 tablet dari
debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan
tablet ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b. Setelah 4
menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan
dari debu
dan timbang (W1).
c. Indeks friabilitas (t) = (Wo-W1)/Wo X 100 %
6.
Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari
debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet
dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1)
Friksibilitas = (Wo-W1)/W1 X 100 %
7. Uji
disolusi
Masukkan sejumlah volume media sesuai
mmonografi, alat dipasang, dan biarkan
mediahingga mencapai suhu 37 0,5 C.
Masukkan
1 tablet ke dalam alat, hilangkan
gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat pada laju kecepatan
seperti yang tercantum pada monografi. Dalam interval yang ditetapkan, ambil
culikan pada daerah pertengahan antar media disolusi dan bagian atas keranjang
atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan kadar
sesuai monografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar