Selulosa merupakan komponen utama dari dinding
sel tumbuhan. Selain ditemukan alami ternyata selulosa mampu diproduksi oleh
bakteri atau dikenal dengan istilah bioselulosa atau selulosa bakteri. Selulosa
tumbuhan dan selulosa bakteri memiliki struktur kimia yang sama, namun sifat
fisik dan kimianya berbeda. Salah satu keunggulan utama selulosa bakteri adalah
kemurniannya yang tinggi jika dibandingkan dengan selulosa tumbuhan yang
menghasilkan lignin dan produk hemiselulosa lainnya (Bielecki dkk., 2006).
Selulosa bakteri diproduksi oleh bakteri penghasil asam asetat. Diameter dari
bioselulosa atau selulosa bakteri sekitar 1/100 dari diameter selulosa tumbuhan
(Panesar dkk., 2005).
Selulosa yang dihasilkan dari proses
fermentasi merupakan sejenis polisakarida mikrobial yang tersusun oleh
serat-serat selulosa yang dihasilkan oleh Acetobacter
xylinum, subspesies dari Acetobacter
aceti, bakteri gram negatif, berbentuk batang dan non pathogen. Pada proses metabolismenya
selaput selulosa terbentuk oleh aktivitas Acetobacter
xylinum terhadap glukosa. Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa
yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk
prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintase kemudian dikeluarkan
kelingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. (Ch’ng dan Muhamad, 2010). Meskipun banyak
jenis bakteri seperti Agrobacterium,
Pseudomonas, Rhizobium, dan Sarcina yang mampu mensintesis selulosa
bakteri, namun Acetobacter dapat
menghasilkan kapasitas produksi selulosa tertinggi (Aydin dan Aksoy,
2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar