Definisi membran dan pemisahan
membran
Kata membran berasal
dari bahasa latin “membrana” yang berarti kulit kertas. Saat ini kata “membran”
telah diperluas untuk menggambarkan suatu lembaran tipis fleksibel yang
bertindak sebagai pemisah selektif antara dua fase karena sifat
semipermeabelnya. Membran merupakan penghalang tipis antara dua fase yang
secara selektif dapat melewatkan spesi-spesi tertentu dari aliran fluida dan
memiliki ketebalan yang cukup kecil dibandingkan dengan luasnya, oleh karena
itu membran bersifat semipermeabel (Fransiska dkk, 2008).
Membran dapat
didefinisikan juga sebagai material berpori yang dapat dilewati molekul air dan
secara bersamaan menahan molekul yang ukurannya lebih besar. Pemisahan yang
terjadi pada membran disebabkan adanya gaya dorongan yang melewati membran
tersebut (Mulder, 1996).
Teknologi membran
memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat memisahkan spesi-spesi kimia secara
spesifik, dapat beroperasi pada suhu rendah, hemat energi, prosesnya tidak
dekstruktif terhadap zat-zat yang dipisahkan, dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Sedangkan kekurangan dari pemisahan menggunakan
membran adalah dapat terjadinya penyumbatan (fouling), perlu back washing,
waktu hidup yang singkat, permeabilitas dan selektifitas yang rendah
sehingga perlu optimasi (Fransiska dkk, 2008).
Pemisahan
yang terjadi pada membran umumnya disebabkan oleh gaya dorongan yang diberikan
pada fase umpan (feed). Berdasarkan
hal tersebut, membran dapat dibagi menjadi empat kelompok umum yang bisa
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3. Klasifikasi
membran berdasarkan gaya dorongan
Jenis membran
|
Ukuran pori (µm)
|
Gaya
dorong
|
Berat molekul
(Dalton)
|
Spesi yang mampu dipisahkan
|
Mikrofiltrasi
|
0,1 – 10
|
0,5-2 bar (max 3,5 bar)
|
100000 -500000
|
Bakteri, lemak
|
Ultrafiltrasi
|
0,001- 0,1
|
± 10 bar
|
1000-100000
|
Vitamin, protein, misel
|
Nanofiltrasi
|
0,0001-0,001
|
15-25 bar
|
100-1000
|
Laktosa,
garam divalen
|
Osmosis
terbalik
|
< 0,0001
|
Perbedaan konsentrasi (tekanan osmotik
)
|
<100
|
Garam, ion antibiotic
|
Sumber
: (Mulder (1996), Sharma, (2012)
Berdasarkan Molecular Weight Cut Off
(MWCO), spesi yang dapat melewati membran mikrofiltrasi adalah yang
memiliki berat molekul <100000 atau dalam rentang 100000-500000 Dalton MWCO.
Demikian pula untuk jenis membran yang lainnya. Membran Ultrafiltrasi memiliki
MWCO <1000 Dalton, membran nanofiltrasi berkisar anatara 150-600 Dalton, dan
membran Osmosis terbalik sekitar 50-100 Dalton.
Menurut Mulder (1996), klasifikasi
membran berdasarkan strukturnya dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Membran
berpori (porous membran)
Prinsip pemisahan membran berpori
didasarkan pada perbedaan ukuran partikel dengan ukuran pori membran. Ukuran
pori membran memegang peranan penting dalam pemisahan. Membran dengan jenis ini
biasanya digunakan untuk mikrofiltrasi (melewatkan air, menahan mikroba) dan
ultrafiltrasi (melewatkan air menahan garam mineral).
2.
Membran non pori (non-porous membran)
Pada membran tidak berpori ini
prinsip pemisahannya didasarkan pada perbedaan kelarutan dan kemampuan
berdifusi. Sifat intrinsik polimer
membran mempengaruhi tingkat selektivitas dan permeabillitas. Membran jenis ini
digunakan untuk proses permeasi gas, pervaporasi dan dialisis.
2.1.2. Karakterisasi
membran
Efisiensi dari suatu
membran dapat dilihat dari dua parameter yaitu permeabilitas dan permselektifitas.
Tingginya permeabilitas dan permselektifitas akan menentukan mutu suatu membran
tersebut.
1. Permeabilitas Membran
Merupakan
fluks atau kecepatan permeasi yang dapat diartikan sebagai volume yang melewati
membran persatuan luas dalam satuan waktu tertentu dengan adanya gaya penggerak
berupa tekanan yang tergantung pada jumlah dan ukuran pori. Permeabilitas
membran dilihat dari nilai fluks. Semakin besar ukuran pori-pori membran
menunjukkan bahwa volume yang dihasilkan sebagai nilai fluks juga besar.
Penentuan fluks sebagai satuan waktu dapat dihitung dengan persamaan:
(1)
Keterangan:
J: Fluks cairan (mL/cm2.s),
V: Volume permeat (mL), A: Luas permukaan (cm2), dan t: Waktu
permeat (detik). Grafik fluks terhadap tekanan akan menghasilkan garis lurus
dan kemiringannya (slope) merupakan nilai Lp: permeabillitas (mL/cm2.s.bar)
sesuai dengan persamaan (2).
Jw = Lp . ΔP (2)
2.
Selektivitas Membran
Selektivitas
menggambarkan kemampuan membran untuk memisahkan spesi tertentu yang dinyatakan
dengan koefisien rejeksi. Koefisien rejeksi (R)
adalah fraksi konsentrasi zat yang tertahan oleh membran.
Semakin besar harga R semakin selektif membran tersebut
dalam melewatkan partikel-partikel dalam larutan umpan.Perhitungan
koefisien rejeksi dihitung melalui persamaan:
(3) Keterangan:
R = Koefisien rejeksi, Cp
adalah konsentrasi zat terlarut di dalam permeat dan Cb adalah
rata-rata konsentrasi zat terlarut didalam umpan (feed)
dan retentat.
3. Morfologi Membran
Morfologi membran merupakan salah satu
karakterisasi yang mampu memberikan informasi tiga dimensi dari permukaan dan
struktur membran tersebut sehingga bisa memberikan penjelasan atas nilai
permeabillitas dan selektivitas membran. Metode Scanning Electron Microscopy (SEM)
merupakan karakterisasi yang dapat digunakan untuk melihat morfologi dan
distribusi pori membran dan mampu melihat suatu permukaan dengan pembesaran
dari 20 sampai 100.000 kali. Prinsip kerja
SEM adalah permukaan contoh ditembakkan
oleh elektron berenergi tinggi dengan energi kinetik antara 1-25 kV, elektron yang
langsung menumbuk contoh ini dinamakan elektron primer, sedangkan elektron yang
terpantul dari contoh dinamakan elektron sekunder. Elektron sekunder yang
berenergi rendah dilepaskan dari atom-atom yang ada pada permukaan contoh dan
akan menentukan bentuk rupa contoh (Fransiska dkk, 2008). Pelapisan membran
dengan logam misalnya emas agar membran tidak hancur atau rusak akibat tembakan
elektron dengan energi tinggi (Mulder, 1991).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Andriansyah (2005) menunjukkan bahwa diameter pori yang dihasilkan oleh membran
selulosa bakteri berkisar antara 1,60 – 3,00 μm. Maka dengan membandingkan
dengan spesifikasi membran yang dikemukakan oleh Mulder (1996) dapat diketahui
bahwa membran selulosa bakteri merupakan
jenis membran mikrofiltrasi, sebab kisaran pori-porinya termasuk dalam kisaran
yang dimiliki oleh membran mikrofiltrasi yakni 0,10-10,00 μm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar