Hitung darah lengkap atau darah perifer lengkap (complete blood count /
full blood count / blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan
informasi tentang sel-sel darah pasien. Hitung darah lengkap digunakan sebagai
tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia,
infeksi, dan banyak penyakit lainnya.
Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada
populasi normal
Parameter
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Hitung sel darah putih (x 103/μL)
|
7.8 (4.4–11.3)
|
|
Hitung sel darah merah (x 106/μL)
|
5.21 (4.52–5.90)
|
4.60 (4.10–5.10)
|
Hemoglobin (g/dl)
|
15.7 (14.0–17.5)
|
13.8 (12.3–15.3)
|
Hematokrit (%)
|
46 (42–50)
|
40 (36–45)
|
MCV (fL)
|
88.0 (80.0–96.1)
|
|
MCH (pg)
|
30.4 (27.5–33.2)
|
|
MCHC
|
34.4 (33.4–35.5)
|
|
RDW (%)
|
13.1 (11.5–14.5)
|
|
Hitung trombosit (x 103/μL)
|
311 (172–450)
|
Spesimen
Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk
meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan,
waktu pengambilan, serta kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan
specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan
darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta penggunaan
antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.
1.
Eritrosit
1.1
Hitung
Jumlah Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter
dalah. Untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual
dan elektronik (automatik). Metode manual yaitu menggunakan bilik hitung.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan
dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah
hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
·
Larutan Hayem : Natrium
sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml.
Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena
dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
·
Larutan Gower : Natrium
sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini
mencegah aglutinasi dan rouleaux.
·
Natrium klorid 0.85 %
Nilai Normal :
·
Dewasa laki-laki : 4.50
– 6.50 (x106/μL)
·
Dewasa perempuan : 3.80
– 4.80 (x106/μL)
·
Bayi baru lahir : 4.30
– 6.30 (x106/μL)
·
Anak usia 1-3 tahun : 3.60
– 5.20 (x106/μL)
·
Anak usia 4-5 tahun : 3.70
– 5.70 (x106/μL)
·
Anak usia 6-10 tahun : 3.80
– 5.80 (x106/μL)
Prosedur :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap
faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Indeks Eritrosit :
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
·
Mean cell / corpuscular
volume (MCV) atau volume eritrosit
rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit
(l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)
Normal 80-96 fl
·
Mean Cell Hemoglobin
Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit
rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin
(g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)
Normal 27-33 pg
·
Mean Cellular Hemoglobin
Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) =
konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)
Normal 33-36 g/dL
·
Red Blood Cell
Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan / variasi
ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia
dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai
RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12),
anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin
tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi
MCV / rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%
1.2
Hemoglobin
Hb merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa
oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi
Hb.
Nilai normal :
Laki-laki : 14-18 (g/dL),
Perempuan : 12-16 (g/dl),
anak-anak : 11,3-14,1 (g/dl)
A. Metode Sahli
Prinsipnya :
Hemoglobin darah diubah
menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam
hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna
standard memakai mata biasa.
Prosedur :
1.
Tabung hemometer diisi
dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2
2.
Hisaplah darah
kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul.
3.
Hapuslah kelebihan darah
yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan
sampai darah dari dalam pipet berkurang.
4.
Masukkan darah sebanyak
20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi tanpa menimbulkan
gelembung udara.
5.
Bilas pipet sebelum diangkat
dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam pipet secra
berulang-ulang 3 kali
6.
Tunggu 5 menit untk
pembentukan asam hematin
7.
Asam hematin yang
terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan
pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.
8.
Miniskus dari
larutandibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari larutan.
B. Metode Fotoelektrik (cyanmethemoglobin)
Prinsip :
Pengukuran
Hb dengan metode cyanmethemoglobin adalah hemoglobin dengan K3Fe(CN)6 akan
diubah menjadi methemoglobin yang kemudian menjadi hemoglobin sianida (HiCN)
oleh KCN.
Prosedur :
1.
Kedalam tabung
reaksi/botol kecil dimasukkan 5 ml larutan Drabkin.
2.
Isaplah darah kapiler 20
μl dengan pipet mikro atau pipet Sahli.
3.
Kelebihan darah yang
melekat pada bagian luar pipet dihapus dengan kain kasa kering/kertas tissue
4.
Darah dalam pipet
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan Drabkin.
5.
Pipet dibilas beberapa
kali dengan larutan Drabkin tersebut.
6.
Campur larutan ini
dengan cara menggoyang tabung perlahan-lahan hingga larutan homogen dan
dibiarkan selama 3 menit.
7.
Baca dengan
spektrofotometer pada gelombang 546 nm, sebagai blanko digunakan larutan
Drabkin.
8.
Kadar Hb ditentukan
dengan perbandingan absorban sampel dengan absorban standar.
C Sampel = A Sampel X C Standar
: A Standar
: A Standar
1.3 Hematokrit
Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah, sel darah putih
dan trombosit dengan plasma darah.
Nilai normal HMT :
Anak : 33-38%
Laki-laki Dewasa : 40-50%
Perempuan Dewasa : 36-44%
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara
manual dikenal ada 2, yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit / kapiler.
Prinsip :
Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung
dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit
dipadatkan kecepatan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom
mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit
mengendap.
Prosedur :
A.
Mikrometode menurut Wintrobe
1.
Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalat, heparin atau EDTA sampai
garis tanda 100 diatas.
2.
Masukkan tabung itu kedalam sentrifuge yang cukup besar, pusingkan selama
30 menit pada kecepatan 300 rpm.
3.
Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan :
·
Warna plasma diatas : warna kuning, itu dapat dibandingkan dengan larutan
kaliumbichkromat dan intensitasnya disebut dengan satuan.
·
Satuan – satuan sesuai dengan warna kaliumbichkromat 1 : 10.000
·
Tebalnya lapisan putih diatas sel – sel merah yang tersusun dari lekosit
dan trombosit.
B.
Mikrometode
1.
Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan
mikrohematokrit dengan darah (3/4 tabung).
2.
Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus.
3.
Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai
kecepatan besar, yaitu 11.000-15.000 rpm (centrifuge mikrohematokrit).
4.
Pusingkan selama 5 menit.
5.
Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus.
2.
Leukosit
2.1 Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau
mikroliter darah. Fungsi leukosit / sel darah putih adalah melindungi tubuh
melawan infeksi bakteri dan virus. Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk
mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas
tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan
keganasan sel darah putih.
Nilai normal leukosit:
Dewasa : 4000-10.000/ µL
Bayi / anak : 9000-12.000/ µL
Bayi baru lahir : 9000-30.000/ µL
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu
cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer)
dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
A. Metode Manual (Pengenceran Turk)
Prinsip :
Darah dicampur dengan larutan turk yang mengandung gentian violet 1% dalam
air dan asam asetat glasial, maka sel selain sel leukosit akan lisis. Dengan
pengenceran tertentu dan volume kamar hitung jumlah sel leukosit dapat
diketahui.
Prosedur :
1.
Siapkan bilik hitung dan
deck glass.
2.
Pipet reagen turk
sebanyak 190µl masukkan kedalam tabung reaksi.
3.
Masukkan 10µl darah
kedalam tabung tersebut, campur dan homogenkan.
4.
Masukkan sedikit larutan
kedalam bilik hitung, tunggu beberapa saat (3 menit).
5.
Hitung dalam 4 kotak 1mm
dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 40x.
B.
Automatic (menggunakan
alat ABX Micros 60 dan Sysmex KX 21)
Prinsip :
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan memakai
tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa sekaligus beberapa
parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan
Hitung Jenis Leukosit.
Prosedur dengan menggunakan alat ABX Micros
60 :
1.
Switch utama dinyalakan,
terletak di belakang instrument.
2.
Setelah lampu indikator
menyala, tekan tombol start up, maka secara otomatis alat akan melakukan
pembilasan dan melakukan pemeriksaan reagen. Jika lolos maka alat akan
menampilkan nilai nol untuk setiap parameter pemeriksaan dan jika tidak, maka
secara otomatis alat akan melakukan pembilasan ulang dan pemeriksaan reagen
sampai tiga kali sehingga didapatkan angka nol untuk setiap parameter
pemeriksaannya.
3.
Tekan tombol start.
4.
Siapkan bahan
pemeriksaan (darah EDTA).
5.
Tekan tombol ID dan
masukkan nomor pasien, tekan tombol enter tunggu sampai jarum penghisap darah
keluar.
6.
Tempelkan alat penghisap
sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan
melakukan pemeriksaan.
7.
Alat akan memproses
sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar.
8.
Untuk mematikan alat,
tekan stand by maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam
matikan alat dengan menekan switch utama
yang terletak di bagian belakang alat.
Prosedur dengan menggunakan alat Sysmex KX 21 :
1.
Switch utama dinyalakan,
terletak di samping kanan instrument.
2.
Setelah lampu indikator
menyala maka secara otomatis alat akan melakukan start up sampai layar
menampilkan tulisan ready.
3.
Siapkan bahan
pemeriksaan (darah EDTA).
4.
Tempelkan alat penghisap
sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan
melakukan pemeriksaan.
5.
Alat akan memproses
sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar dan dapat
diprint.
6.
Untuk mematikan alat,
tekan shutdown maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam
matikan alat dengan menekan switch utama
yang terletak di bagian samping kanan alat.
2.2 Hitung
Jenis Leukosit
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang
khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif
dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total
(sel/μl).
Prinsip :
Inti bersifat asam dan
sitoplasma bersifat basa. Zat warna basa akan mewarnai bagian sel yang bersifat
asam, yaitu kromatin dan DNA, zat warna asam akan mewarnai sel yang bersifat
basa, yaitu sitoplasma.
Prosedur :
- Buat apusan darah, biarkan kering.
- Fiksasi apusan tadi dengan methanol absolute selama 3 menit.
- Buang larutan tadi, tambahkan giemsa + buffer 1:4 selama 20 menit.
- Buang kelebihannya, cuci dengan air mengalir dan keringkan diudara.
- Baca dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 100x dengan memakai minyak imersi. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.
Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit
Jenis
|
Nilai normal
|
Melebihi nilai normal
|
Kurang dari nilai normal
|
Basofil
|
0,4-1%
40-100/µL
|
inflamasi, leukemia,
tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi
|
stress, reaksi
hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme
|
Eosinofil
|
1-3%
100-300/µL
|
Umumnya pada keadaan
atopi/ alergi dan infeksi parasit
|
stress, luka bakar,
syok, hiperfungsi adrenokortikal.
|
Neutrofil
|
55-70%
(2500-7000/µL)
Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%
Segmen 50-65% (2500-6500/µL)
Batang 0-5% (0-500/µL)
|
Inflamasi, kerusakan
jaringan, peyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn,
kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat
|
Infeksi virus,
autoimun/idiopatik, pengaruh obat-obatan
|
Limfosit
|
20-40%
1700-3500/µL
BBL 34%
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%
|
infeksi kronis dan
virus
|
kanker, leukemia,
gagal ginjal, SLE, pemberian steroid yang berlebihan
|
Monosit
|
2-8%
200-600/µL
Anak 4-9%
|
Infeksi virus,
parasit, anemia hemolitik, SLE< RA
|
Leukemia limfositik,
anemia aplastik
|
Cara membuat sediaan apusan darah
Hasil pewarnaan giemsa
3.
Trombosit
3.1 Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan
berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL
Prosedur :
1.
Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda “1” dan buang lagi cairan tersebut
2.
Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu
kocok selama 3 menit
3.
Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit
4.
Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya
trombosit mengandap
5.
Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa
obyektif besar
6.
Jumlah trombosit per μL darah adalah: jumlah trombosit x 2000.
Referensi
Dharma R, Immanuel S,
Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin Dunia
Kedokteran. 1983; 30: 28-31.
Gandasoebrata R.
Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP,
alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto,
Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.
Sutedjo AY. Mengenal
penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara Books; 2008.
hal. 17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal
microscopic and clinical diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme;
2004.
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow.
In: Henry’s clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed.
Editor: McPherson RA, Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.
Pemeriksaan serum
1.
Protein
1.1 Albumin
Prinsip :
Albumin merupakam komponen protein,
membentuk lebih dari separuh protein plasma. Albumin disintesis oleh hati.
Protein ini dapat meningkatkan tekanan osmotik (tekanan ankotik), yang penting
untuk mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan
cairan berpindah dari pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi edema.
Tujuan:
Untuk mendeteksi kekurangan albumin
Prosedur:
- Tampung 3-5 mL darah vena dalam tabung bertutup merah
- Tidak ada pembatasan makanan atau minuman.
1.2 Fibrinogen
Prinsip:
Fibrinogen, suatu protein plasma yang
disintesis oleh hati, diuraikan oleh trombin menjadi benang fibrin yang
diperlukan dalam pembentukan bekuan, difisiensi fibrinogen dapat menyebabkan
pendarahan. Kadar fibrinogen yang rendah dapat terjadi akibat DIC,yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau komplikasi obstretik yang berat.
Tujuan:
- Untuk memastikan apakah, defisiensi fibrinogen memang menyebabkan pendarahan yang terjadi
- Untuk membandingkan temuan uji ini dengan uji FDP dalam mendiagnosis DIC.
Prosedur:
- Kumpulkan 5-7 mL darah vena dalam tabung tertutup biru. Campur darah rata dengan antikoagulan yang ada dalam tabung (bolak-balik tabung beberapa kali). Cegah hemolisis dengan tidak mengocok tabung
- Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman.
1.3 Amonia
Prinsip :
Amonia, produk sampingan dari metabolisme protein, dihasilkan akibat kerja
bakteri didalam usus dan dari jaringan termetabolisasi. Sebagian besar amonia
diserap dalam sirkulasi portal dan diubah menjadi urea didalam hepar.
Tujuan:
Untuk mendeteksi gangguan hepar akibat ketidak mampuan hepar mengubah
amonia menjadi urea.
Prosedur:
- Masukkkan 5 mL darah vena dalam tabung bertutup hijau. Sampel darah harus segera dibawa ke laboratorium dalam kemasan es. Kadar amonia meningkat dengan cepat setelah darah diambil
- Meminimalkan penggunaan torniket untuk pengambilan darah
- Tidak ada pembatasan makanan atau minuman, kecuali diindikasikan oleh teknisi laboratorium jangan merokok sebelum dilakukan pengujian
- Catatan obat yang dikonsumsi klien yang dapat mempengaruhi hasil uji.
1.4 Waktu lisis euglobulin
Prinsip:
Pengujian ini dilakukan untuk
mengukur aktivitas fibrinogen melalui pengukuran interval waktu antara
pembentukan bekuan dan presisitasi euglobulin. Euglobulin adalah fraksi plasma
yang tidak dapat larut dalam asam. Waktu yang diperlukan bekuan untuk terurai
atau lisis. Jika lisis bekuan kurang dari satu jam fibrinolisis patologi akan
terjadi.
Tujuan:
Untuk mendeteksi keberadaan fibrinolisis abnormal.
Prosedur:
1.
Tidak ada pembatasan
asupan makanan atau minuman
2.
Jangan memijat vena yang
akan digunakan untuk pengambilan sampel darah
3.
Kumpulkan 4,5 mL darah
vena dalam tabung bertutup biru. Aduk darah merata dengan antikoagulan yang ada
dalam tabung. Tabung kontrol mungkin diperlukan.
4.
Simpal sampel darah
dalam es dan segera bawa ke laboratorium. Darah harus disentrifugasi 30 menit.
2.
Karbohidrat
Prinsip :
Tujuan :
Untuk mengetahui kadar glukosa darah
Prosedur :
- Menyiapkan glukometer dan strip glukotest.
- Membersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol.
- Membiarkan ujung jari mengering.
- Menusuk ujung jari dengan menggunakan lancet steril dan membiarkan darah keluar.
- Memasukkan strip glukotest pada glukometer.
- Menunggu hingga terlihat gambar tetesan darah.
- Meneteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest.
- Menunggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai.
- Membaca kadar glukosa darah
Catatan:
-
Untuk pengukuran gula
darah puasa, pasien harus berpuasa dahulu minimal 8 jam (hanya boleh meminum
air putih)
-
Untuk pengukuran gula
darah post prandial, pengukuean dilakukan 2 jam setelah pasien makan dan minum
Nilai Normal :
Gula darah puasa : <126
mg/dl
Gula darah post prandial : >200
mg/dl
3.
Lipid
Aldolase (ALD)
Prisip uji:
Aldolase merupakan enzim yang jumlah terbesarnya dapat ditemukan dalam otot
rangka dan otot jantung. Enzim ini di gunakan untuk memantau penyakit otot
rangka, misalnya distropi otot, dermatomiositis dan trikinasis. Pada penyakit
otot yang bersumber dari sistem saraf, kadar enzim ini tidak meningkat,
misalnya pad penyakit siklirosis multiple, polio, meilitis dan miastenia
grafis.
Tujuan:
Untuk membantu mendiagnosa penyakit otot rangka, misalnya distropi otot.
Prosedur:
• Tampung 3-5 mL darah vena
dalam tabung bertutup merah, gunakan serum yang tidak terhemolisis untuk
melakukan perhitungan aldolase.
• Tidak ada pembatas asupan
makanan dan minuman
Aldosteron
Prinsip uji:
Aldosteron merupakan mineral
kortikoid yang paling kuat di semua mineral kortikoroid yang ada dan di peroleh
kortexs adrennal.Fungsi utamanya adalah mengatur keseimbagan natrium,kalium,dan
air sesuai kebutuhan tubuh
Tujua:
1.mendeteksi kekuragn dan kelebihan aldosteron
2.Untuk membandingkan kadar aldosteron serum dan uine dengan uji
laboratorium yang lain guna mendapatkan hidrasi berlebihan melalui peningkatan
kadar natrium dan hipo fungsi adrenal
Prosedur:
*
Tampung 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah.tabung bertutup
hijau (mengandung heparin) juga dapat di gunakan
*Kliens harus berada dalam posisi
terlentang selama sedikitnya 1 jam sebelum darah di ambil
* Catat tanggal dan waktu
pengambilan formulir spesimen.kadar aldosteron memperlihatkan irama,dengan
kadar pucak berlangsung di pgi hari dan kadar yang lebih rendah pada core hari
* makanan dan minuman tidak d
batasin tetapi garam berlebih dan zat penganggu lain (Likoris) jangan di
komsmusi sebelum uji di lakukan.sebaiknya asupan makanan mengandung kadar garam
normal
III. Pemeriksaan Plasma
d. Glukagon
Prinsip uji:
Glukagon disekresi oleh sel alfa pankreas. Zat ini berfungsi sebagai hormon
counter-regulatory pada insulin untuk pengaturan metabolisme glukosa. Zat ini
dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa
saat merespon terhadap hipoglikemia.
Tujuan:
Untuk mendeteksi peningkatan atau defisik glukagon serum, yang membantu
dalam pengaturan metabolisme glukosa.
Prosedur:
• Kumpulkan 5-7 mL darah
vena dalam tabung bertutup lembayung. Cegah hemolisis, dinginkan tabung dan
bawa segera ke laboratorium.
• Makanan dan minuman tidak
boleh dikonsumsi dalam 10-12 jam sebelum uji.
• Tangguhkan konsumsi obat
seperti insulin, kortison, hormon pertumbuhan, dan epineprin, dengan seizin
pemberi layanan kesehatan sampai uji selesai dilakukan.
e. Katekolamin
Prinsip uji:
Ada tiga katekolamin utama epineprin (adrenalin), norepineprin dan dopamin,
yang merupakan hormon yang disekresi oleh medula adrenalis.
Tujuan:
Untuk membantu mediagnosis masalah kesehatan yang berkaitan dengan kadar
katekolamin dalam plasma dan urin yang abnormal.
Prosedur:
• Kumpulkan 7-10 mL darah
vena dalam tabung bertutup lembayung atau hijau. Tempatkan segera sampel darah
didalam wadah berisi es, dan segera bawa ke laborarium. Laboratorium harus
diberi tahu begitu spesimen telah diperoleh karena pengujian harus dilakukan
segera dalam 5 atau 10 menit setelah darah diambil.
f. Renin
Prinsip uji:
Renin merupakan enzim yang disekresikan oleh ginjal. Enzim ini mengaktivasi
sistem renin-agiotensin, yang menyebabkan vasokonstriksi dan pelepasan
aldosteron ( hormon yang berasal dari medula adrenal, yang menyebabkan retensi
natrium dan air).
Tujuan:
Untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi.
Prosedur:
• Tanyakan pada petugas
laboratorium dan pemberian layanana kesehatan untuk menentukan apakah uji renin
plasma mencakup uji natrium urin dan /atau aldosteron urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar