Google ads

Rabu, 15 Januari 2014

Pemeriksaan Benda-Benda Darah




Tes Hematologi Rutin
Hitung darah lengkap atau darah perifer lengkap (complete blood count / full blood count / blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. Hitung darah lengkap digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.

Tabel 1. Nilai pemeriksaan darah lengkap pada populasi normal
Parameter
Laki-Laki
Perempuan
Hitung sel darah putih (x 103/μL)
7.8 (4.4–11.3)
Hitung sel darah merah (x 106/μL)
5.21 (4.52–5.90)
4.60 (4.10–5.10)
Hemoglobin (g/dl)
15.7 (14.0–17.5)
13.8 (12.3–15.3)
Hematokrit (%)
46 (42–50)
40 (36–45)
MCV (fL)
88.0 (80.0–96.1)
MCH (pg)
30.4 (27.5–33.2)
MCHC
34.4 (33.4–35.5)
RDW (%)
13.1 (11.5–14.5)
Hitung trombosit (x 103/μL)
311 (172–450)

Spesimen
Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.


1.      Eritrosit
1.1  Hitung Jumlah Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual yaitu menggunakan bilik hitung.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang digunakan adalah:
·         Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.
·         Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
·         Natrium klorid 0.85 %
Nilai Normal :
·         Dewasa laki-laki         :    4.50 – 6.50 (x106/μL)
·         Dewasa perempuan    :    3.80 – 4.80 (x106/μL)
·         Bayi baru lahir            :    4.30 – 6.30 (x106/μL)
·         Anak usia 1-3 tahun   :    3.60 – 5.20 (x106/μL)
·         Anak usia 4-5 tahun   :    3.70 – 5.70 (x106/μL)
·         Anak usia 6-10 tahun      :            3.80 – 5.80 (x106/μL)
Prosedur :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Indeks Eritrosit :
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
·         Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV  = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)
Normal 80-96 fl
·         Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)
Normal 27-33 pg
·         Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)
Normal 33-36 g/dL
·         Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan / variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%

1.2  Hemoglobin
Hb merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi Hb.
Nilai normal :
Laki-laki     : 14-18 (g/dL),
Perempuan : 12-16 (g/dl),
anak-anak   : 11,3-14,1 (g/dl)
A.    Metode Sahli
Prinsipnya :
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard memakai mata biasa.
Prosedur :
1.      Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2
2.      Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul.
3.      Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
4.      Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
5.      Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali
6.      Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
7.      Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.
8.      Miniskus dari larutandibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari larutan.
B.     Metode Fotoelektrik (cyanmethemoglobin)
Prinsip :
Pengukuran Hb dengan metode cyanmethemoglobin adalah hemoglobin dengan K3Fe(CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang kemudian menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN.
Prosedur :
1.      Kedalam tabung reaksi/botol kecil dimasukkan 5 ml larutan Drabkin.
2.      Isaplah darah kapiler 20 μl dengan pipet mikro atau pipet Sahli.
3.      Kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dihapus dengan kain kasa kering/kertas tissue
4.      Darah dalam pipet dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan Drabkin.
5.      Pipet dibilas beberapa kali dengan larutan Drabkin tersebut.
6.      Campur larutan ini dengan cara menggoyang tabung perlahan-lahan hingga larutan homogen dan dibiarkan selama 3 menit.
7.      Baca dengan spektrofotometer pada gelombang 546 nm, sebagai blanko digunakan larutan Drabkin.
8.      Kadar Hb ditentukan dengan perbandingan absorban sampel dengan absorban standar.
C Sampel = A Sampel X C Standar
                       : A Standar




1.3  Hematokrit
Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dengan plasma darah.
Nilai normal HMT :
Anak                        :    33-38%
Laki-laki Dewasa     :    40-50%
Perempuan Dewasa  :    36-44%
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu metode makrohematokrit dan mikrohematokrit / kapiler.
Prinsip :
Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap.
Prosedur :
A.    Mikrometode menurut Wintrobe
1.      Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda 100 diatas.
2.      Masukkan tabung itu kedalam sentrifuge yang cukup besar, pusingkan selama 30 menit pada kecepatan 300 rpm.
3.      Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan :
·         Warna plasma diatas : warna kuning, itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbichkromat dan intensitasnya disebut dengan satuan.
·         Satuan – satuan sesuai dengan warna kaliumbichkromat 1 : 10.000
·         Tebalnya lapisan putih diatas sel – sel merah yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
B.     Mikrometode
1.      Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah (3/4 tabung).
2.      Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus.
3.      Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu 11.000-15.000 rpm (centrifuge mikrohematokrit).
4.      Pusingkan selama 5 menit.
5.      Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus.

2.      Leukosit
2.1  Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Fungsi leukosit / sel darah putih adalah melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan keganasan sel darah putih.
Nilai normal leukosit:
Dewasa             :    4000-10.000/ µL
Bayi / anak        :    9000-12.000/ µL
Bayi baru lahir   :    9000-30.000/ µL
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
A.    Metode Manual (Pengenceran Turk)
Prinsip :
Darah dicampur dengan larutan turk yang mengandung gentian violet 1% dalam air dan asam asetat glasial, maka sel selain sel leukosit akan lisis. Dengan pengenceran tertentu dan volume kamar hitung jumlah sel leukosit dapat diketahui.
Prosedur :
1.      Siapkan bilik hitung dan deck glass.
2.      Pipet reagen turk sebanyak 190µl masukkan kedalam tabung reaksi.
3.      Masukkan 10µl darah kedalam tabung tersebut, campur dan homogenkan.
4.      Masukkan sedikit larutan kedalam bilik hitung, tunggu beberapa saat (3 menit).
5.      Hitung dalam 4 kotak 1mm dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 40x.
B.     Automatic (menggunakan alat ABX Micros 60 dan Sysmex KX 21)
Prinsip :
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa sekaligus beberapa parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit.
Prosedur dengan menggunakan alat ABX Micros 60 :
1.      Switch utama dinyalakan, terletak di belakang instrument.
2.      Setelah lampu indikator menyala, tekan tombol start up, maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan dan melakukan pemeriksaan reagen. Jika lolos maka alat akan menampilkan nilai nol untuk setiap parameter pemeriksaan dan jika tidak, maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan ulang dan pemeriksaan reagen sampai tiga kali sehingga didapatkan angka nol untuk setiap parameter pemeriksaannya.
3.      Tekan tombol start.
4.      Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).
5.      Tekan tombol ID dan masukkan nomor pasien, tekan tombol enter tunggu sampai jarum penghisap darah keluar.
6.      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan.
7.      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar.
8.      Untuk mematikan alat, tekan stand by maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian belakang alat.
Prosedur dengan menggunakan alat Sysmex KX 21 :
1.      Switch utama dinyalakan, terletak di samping kanan instrument.
2.      Setelah lampu indikator menyala maka secara otomatis alat akan melakukan start up sampai layar menampilkan tulisan ready.
3.      Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).
4.      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan.
5.      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar dan dapat diprint.
6.      Untuk mematikan alat, tekan shutdown maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian samping kanan alat.
    
2.2  Hitung Jenis Leukosit
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl).
Prinsip :
Inti bersifat asam dan sitoplasma bersifat basa. Zat warna basa akan mewarnai bagian sel yang bersifat asam, yaitu kromatin dan DNA, zat warna asam akan mewarnai sel yang bersifat basa, yaitu sitoplasma.
Prosedur :
  1. Buat apusan darah, biarkan kering.
  2. Fiksasi apusan tadi dengan methanol absolute selama 3 menit.
  3. Buang larutan tadi, tambahkan giemsa + buffer 1:4 selama 20 menit.
  4. Buang kelebihannya, cuci dengan air mengalir dan keringkan diudara.
  5. Baca dengan mikroskop pembesaran lensa objektif 100x dengan memakai minyak imersi. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/μL.
Tabel 2. Hitung Jenis Leukosit
Jenis
Nilai normal
Melebihi nilai normal
Kurang dari nilai normal
Basofil
0,4-1%
40-100/µL
inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi
stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme
Eosinofil
1-3%
100-300/µL
Umumnya pada keadaan atopi/ alergi dan infeksi parasit
stress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.
Neutrofil
55-70%
(2500-7000/µL)
Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%
Segmen 50-65% (2500-6500/µL)
Batang 0-5% (0-500/µL)
Inflamasi, kerusakan jaringan, peyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn, kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat
Infeksi virus, autoimun/idiopatik, pengaruh obat-obatan
Limfosit
20-40%
1700-3500/µL
BBL 34%
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%
infeksi kronis dan virus
kanker, leukemia, gagal ginjal, SLE, pemberian steroid yang berlebihan
Monosit
2-8%
200-600/µL
Anak 4-9%
Infeksi virus, parasit, anemia hemolitik, SLE< RA
Leukemia limfositik, anemia aplastik

Cara membuat sediaan apusan darah






Hasil pewarnaan giemsa

3.      Trombosit
3.1  Hitung Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.
Jumlah Normal: 150.000-400.000 /µL
Prosedur :
1.      Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda “1” dan buang lagi cairan tersebut
2.      Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocok selama 3 menit
3.      Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit
4.      Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit mengandap
5.      Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa obyektif besar
6.      Jumlah trombosit per μL darah adalah: jumlah trombosit x 2000.


Referensi
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin. Cermin Dunia Kedokteran. 1983; 30: 28-31.
Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara Books; 2008. hal. 17-35.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.
Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic examination of blood and bone marrow. In: Henry’s clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA, Pincus MR. China: Saunders Elsevier; 2006. hal. 9-20.


Pemeriksaan serum

1.      Protein
1.1  Albumin
Prinsip :
Albumin merupakam komponen protein, membentuk lebih dari separuh protein plasma. Albumin disintesis oleh hati. Protein ini dapat meningkatkan tekanan osmotik (tekanan ankotik), yang penting untuk mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi edema.
Tujuan:
Untuk mendeteksi kekurangan albumin
Prosedur:
  1. Tampung 3-5 mL darah vena dalam tabung bertutup merah
  2. Tidak ada pembatasan makanan atau minuman.

1.2  Fibrinogen
Prinsip:
Fibrinogen, suatu protein plasma yang disintesis oleh hati, diuraikan oleh trombin menjadi benang fibrin yang diperlukan dalam pembentukan bekuan, difisiensi fibrinogen dapat menyebabkan pendarahan. Kadar fibrinogen yang rendah dapat terjadi akibat DIC,yang biasanya disebabkan oleh trauma atau komplikasi obstretik yang berat.
Tujuan:
  1. Untuk memastikan apakah, defisiensi fibrinogen memang menyebabkan pendarahan yang terjadi
  2. Untuk membandingkan temuan uji ini dengan uji FDP dalam mendiagnosis DIC.
Prosedur:
  1. Kumpulkan 5-7 mL darah vena dalam tabung tertutup biru. Campur darah rata dengan antikoagulan yang ada dalam tabung (bolak-balik tabung beberapa kali). Cegah hemolisis dengan tidak mengocok tabung
  2. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman.


1.3  Amonia
Prinsip :
Amonia, produk sampingan dari metabolisme protein, dihasilkan akibat kerja bakteri didalam usus dan dari jaringan termetabolisasi. Sebagian besar amonia diserap dalam sirkulasi portal dan diubah menjadi urea didalam hepar.
Tujuan:
Untuk mendeteksi gangguan hepar akibat ketidak mampuan hepar mengubah amonia menjadi urea.
Prosedur:
  1. Masukkkan 5 mL darah vena dalam tabung bertutup hijau. Sampel darah harus segera dibawa ke laboratorium dalam kemasan es. Kadar amonia meningkat dengan cepat setelah darah diambil
  2. Meminimalkan penggunaan torniket untuk pengambilan darah
  3. Tidak ada pembatasan makanan atau minuman, kecuali diindikasikan oleh teknisi laboratorium jangan merokok sebelum dilakukan pengujian
  4. Catatan obat yang dikonsumsi klien yang dapat mempengaruhi hasil uji.

1.4  Waktu lisis euglobulin
Prinsip:
 Pengujian ini dilakukan untuk mengukur aktivitas fibrinogen melalui pengukuran interval waktu antara pembentukan bekuan dan presisitasi euglobulin. Euglobulin adalah fraksi plasma yang tidak dapat larut dalam asam. Waktu yang diperlukan bekuan untuk terurai atau lisis. Jika lisis bekuan kurang dari satu jam fibrinolisis patologi akan terjadi.
Tujuan:
Untuk mendeteksi keberadaan fibrinolisis abnormal.
Prosedur:
1.      Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman
2.      Jangan memijat vena yang akan digunakan untuk pengambilan sampel darah
3.      Kumpulkan 4,5 mL darah vena dalam tabung bertutup biru. Aduk darah merata dengan antikoagulan yang ada dalam tabung. Tabung kontrol mungkin diperlukan.
4.      Simpal sampel darah dalam es dan segera bawa ke laboratorium. Darah harus disentrifugasi 30 menit.

2.      Karbohidrat
Prinsip :
Tujuan :
Untuk mengetahui kadar glukosa darah
Prosedur :
  1. Menyiapkan glukometer dan strip glukotest.
  2. Membersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol.
  3. Membiarkan ujung jari mengering.
  4. Menusuk ujung jari dengan menggunakan lancet steril dan membiarkan darah keluar.
  5. Memasukkan strip glukotest pada glukometer.
  6. Menunggu hingga terlihat gambar tetesan darah.
  7. Meneteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest.
  8. Menunggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai.
  9. Membaca kadar glukosa darah
Catatan:
-          Untuk pengukuran gula darah puasa, pasien harus berpuasa dahulu minimal 8 jam (hanya boleh meminum air putih)
-          Untuk pengukuran gula darah post prandial, pengukuean dilakukan 2 jam setelah pasien makan dan minum
Nilai Normal :
Gula darah puasa                 :    <126 mg/dl
Gula darah post prandial      :   >200 mg/dl

3.      Lipid



Aldolase (ALD)
Prisip uji:
Aldolase merupakan enzim yang jumlah terbesarnya dapat ditemukan dalam otot rangka dan otot jantung. Enzim ini di gunakan untuk memantau penyakit otot rangka, misalnya distropi otot, dermatomiositis dan trikinasis. Pada penyakit otot yang bersumber dari sistem saraf, kadar enzim ini tidak meningkat, misalnya pad penyakit siklirosis multiple, polio, meilitis dan miastenia grafis.
Tujuan:
Untuk membantu mendiagnosa penyakit otot rangka, misalnya distropi otot.
Prosedur:
           Tampung 3-5 mL darah vena dalam tabung bertutup merah, gunakan serum yang tidak terhemolisis untuk melakukan perhitungan aldolase.
           Tidak ada pembatas asupan makanan dan minuman
Aldosteron
    Prinsip uji:
      Aldosteron merupakan mineral kortikoid yang paling kuat di semua mineral kortikoroid yang ada dan di peroleh kortexs adrennal.Fungsi utamanya adalah mengatur keseimbagan natrium,kalium,dan air sesuai kebutuhan tubuh
Tujua:
1.mendeteksi kekuragn dan kelebihan aldosteron
2.Untuk membandingkan kadar aldosteron serum dan uine dengan uji laboratorium yang lain guna mendapatkan hidrasi berlebihan melalui peningkatan kadar natrium dan hipo fungsi adrenal
  Prosedur:
   *  Tampung 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah.tabung bertutup hijau (mengandung heparin) juga dapat di gunakan
   *Kliens harus berada dalam posisi terlentang selama sedikitnya 1 jam sebelum darah di ambil
    * Catat tanggal dan waktu pengambilan formulir spesimen.kadar aldosteron memperlihatkan irama,dengan kadar pucak berlangsung di pgi hari dan kadar yang lebih rendah pada core hari
    * makanan dan minuman tidak d batasin tetapi garam berlebih dan zat penganggu lain (Likoris) jangan di komsmusi sebelum uji di lakukan.sebaiknya asupan makanan mengandung kadar garam normal
III.       Pemeriksaan Plasma

d.         Glukagon
Prinsip uji:
Glukagon disekresi oleh sel alfa pankreas. Zat ini berfungsi sebagai hormon counter-regulatory pada insulin untuk pengaturan metabolisme glukosa. Zat ini dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa saat merespon terhadap hipoglikemia.
Tujuan:
Untuk mendeteksi peningkatan atau defisik glukagon serum, yang membantu dalam pengaturan metabolisme glukosa.
Prosedur:
           Kumpulkan 5-7 mL darah vena dalam tabung bertutup lembayung. Cegah hemolisis, dinginkan tabung dan bawa segera ke laboratorium.
           Makanan dan minuman tidak boleh dikonsumsi dalam 10-12 jam sebelum uji.
           Tangguhkan konsumsi obat seperti insulin, kortison, hormon pertumbuhan, dan epineprin, dengan seizin pemberi layanan kesehatan sampai uji selesai dilakukan.
e.         Katekolamin
Prinsip uji:
Ada tiga katekolamin utama epineprin (adrenalin), norepineprin dan dopamin, yang merupakan hormon yang disekresi oleh medula adrenalis.
Tujuan:
Untuk membantu mediagnosis masalah kesehatan yang berkaitan dengan kadar katekolamin dalam plasma dan urin yang abnormal.
Prosedur:
           Kumpulkan 7-10 mL darah vena dalam tabung bertutup lembayung atau hijau. Tempatkan segera sampel darah didalam wadah berisi es, dan segera bawa ke laborarium. Laboratorium harus diberi tahu begitu spesimen telah diperoleh karena pengujian harus dilakukan segera dalam 5 atau 10 menit setelah darah diambil.
f.          Renin
Prinsip uji:
Renin merupakan enzim yang disekresikan oleh ginjal. Enzim ini mengaktivasi sistem renin-agiotensin, yang menyebabkan vasokonstriksi dan pelepasan aldosteron ( hormon yang berasal dari medula adrenal, yang menyebabkan retensi natrium dan air).
Tujuan:
Untuk mengidentifikasi penyebab hipertensi.
Prosedur:
           Tanyakan pada petugas laboratorium dan pemberian layanana kesehatan untuk menentukan apakah uji renin plasma mencakup uji natrium urin dan /atau aldosteron urin.


Tidak ada komentar:

Google Ads