Dalam penentuan struktur suatu senyawa organik ada beberapa metode karakterisasi
yang dilakukan yaitu: spektroskopi ultraviolet, spektroskopi inframerah,
spektroskopi resonansi magnetik inti, dan spektroskopi massa.
Spektroskopi
ultraviolet sangat berguna untuk mempelajari molekul-molekul organik yang
mengandung ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga, khususnya untuk ikatan
rangkap terkonjugasi dan aromatik. Suatu molekul dapat diamati apabila molekul tersebut menyerap radiasi ultraviolet dan
di dalam molekul tersebut terjadi perpindahan tingkat energi elektron-elektron
ikatan di orbital molekul paling luar dari tingkat energi yang lebih rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Untuk mempelajari serapan UV secara
kualitatif berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan intensitas
radiasi yang ditransmisikan harus diukur. Penggunaan spektroskopi UV secara
kuantitatif berhubungan dengan hukum Lambert-Beer, maka dapat dinyatakan
hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi dan tebal cuplikan (Silverstein,
1986).
Hubungan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Log T
= A = ε b c
Dengan : ε =
Absorpsifitas molar (mol/L)
b = Panjang sel
(cm)
c =
Konsentrasi (M )
Penggunaan spektroskopi inframerah untuk maksud analisis
lebih banyak ditujukan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus
fungsinya. Hal ini disebabkan spektrum inframerah senyawa
organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan
mempunyai spektrum yang berbeda pula. Panjang gelombang IR dapat dibagi menjadi
tiga sub daerah, yaitu IR dekat (4000-1300 cm-1; 250µm-0,8
µm), IR tengah (400-4000 cm-1; 25 µm-2,5 µm) dan IR jauh (400-40
cm-1; 250 µm-25 µm). Hanya IR tengah yang sering digunakan dalam analisis struktur senyawa organik. Bila sinar inframerah dilewatkan
melalui cuplikan senyawa organik, maka sejumlah frekuensi diserap sedangkan
frekuensi yang lain diteruskan atau ditransmisikan tanpa diserap
(Sastrohamidjojo, 1991).
Adanya
vibrasi molekul dapat memberikan sifat-sifat yang khas dari suatu senyawa dalam spektroskopi inframerah.
Vibrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hooke. Dalam hal ini dua buah
atom beserta ikatan kimianya diperlukan sebagai osilator harmonik sederhana yang
terdiri dari dua massa yang dihubungkan dengan pegas.
Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (RMI)
adalah salah satu metode spektrometri yang penting untuk menguraikan atau
menentukan struktur dari senyawa yang tidak diketahui, termasuk stereokimia
dari suatu senyawa. Metode ini tidak hanya berguna dalam bidang senyawa
organik, tetapi juga dapat digunakan dalam bidang yang lain seperti: farmasi,
analisis dan sintesis obat, organometalik, ilmu polimer dan yang lainnya. Struktur
yang kompleks dan senyawa baru yang sangat sulit ditentukan dengan menggunakan analisa
spektrum UV, IR, dan MS, sehingga dibutuhkan metode NMR (Sastrohamidjojo, 1991). Spektrum normal NMR
adalah pengumpulan dari satu atau lebih puncak resonansi pada frekuensi berbeda. Chemical
shift atau pergeseran kimia menunjukkan posisi frekuensi resonansi yang diamati pada inti spesifik lingkungan
struktur tunggal (Crews, 1998).
Spektrofotometer
modern beroperasi pada bermacam-macam kekuatan medan magnet tergantung inti
spesifik yang diamati pada bermacam-macam frekuensi. Plot NMR memiliki nilai Hz
(unit frekuensi)
dan delta (δ). Nilai δ dihitung dengan mengukur perbedaan pergeseran (shift) dalam Hz, antara suatu proton dan
internal standar. Nilai ini dibagi oleh frekuensi spektrofotometer yang selalu perkalian 1.000.000
Hz (MHz), jadi nilai δ adalah dalam satuan unit
part per million (ppm)
seperti yang ditunjukkan dalam persamaan di bawah ini
Titik nol diatur
berdasarkan frekuensi dari standar tetramethylsilane (TMS). TMS merupakan senyawa inert dan ditambahkan kepada
sampel serta memberikan referensi internal untuk menghitung pergeseran kimia.
Standar TMS digunakan untuk pergeseran kimia NMR 1H, 13C
dan 2H. Kebanyakan pergeseran kimia yang relatif tidak terlindungi
oleh TMS, ditunjukkan sebagai nilai positif, sedangkan bagian terlindungi
terhadap TMS ditunjukkan sebagai nilai negatif (Crews, 1998).
Penggunaan data spektroskopi massa adalah untuk
memperoleh rumus molekul, massa molekul dan mengetahui informasi dari struktur
dengan melihat pola fragmentasinya. Hal ini sangat mungkin karena spektroskopi massa memberikan seluruh isotop yang
hadir pada suatu senyawa untuk dapat diteliti secara bersamaan. Spektroskopi massa memulai analisis dengan cara
mengionisasi suatu sampel dan ion yang dihasilkan dipisahkan, kemudian diplot
sebagai perbandingan massa terhadap muatan (m/z atau m/e) Sehingga
muatan ion-ion tunggal atau ganda yang bermuatan positif
maupun negatif dapat diamati.
Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul organik ditembak dengan
berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif yang bertenaga
tinggi (ion-ion molekuler atau ion-ion induk) yang dapat pecah menjadi ion-ion
yang lebih kecil (fragmen). Lepasnya elektron dari molekul menghasilkan radikal
kation yang dinyatakan sebagai M à M+ (Crews, 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar