Tata nama Latin untuk tumbuhan mengikuti sistem taksonomi yang disebut nomenklatur binomial. Sistem ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus dan digunakan secara luas di bidang ilmu taksonomi untuk memberikan nama ilmiah yang unik untuk setiap spesies tumbuhan. Nama Latin tumbuhan terdiri dari dua bagian: nama genus dan nama spesies. Berikut adalah contoh tata nama Latin tumbuhan:
1. Nama Genus: Nama genus merupakan bagian pertama dari nama Latin tumbuhan dan diawali dengan huruf kapital. Contohnya:
- Rosa (mawar)
- Ficus (pohon ara)
- Solanum (tomat)
2. Nama Spesies: Nama spesies merupakan bagian kedua dari nama Latin tumbuhan dan diawali dengan huruf kecil. Nama spesies sering kali memberikan deskripsi khusus tentang karakteristik atau habitat spesies tersebut. Contohnya:
- Rosa canina (mawar liar)
- Ficus carica (pohon ara biasa)
- Solanum lycopersicum (tomat)
Dalam nomenklatur binomial, nama genus dan nama spesies digabungkan untuk membentuk nama Latin lengkap untuk suatu tumbuhan. Dalam contoh-contoh di atas, "Rosa" adalah nama genus, "canina" adalah nama spesies, dan "Rosa canina" merujuk pada spesies mawar liar. Penting untuk dicatat bahwa dalam tata nama Latin, nama genus selalu diikuti oleh nama spesies, dan nama Latin lengkap ditulis dengan huruf miring atau dicetak miring.
Selain itu, ada juga klasifikasi taksonomi yang lebih tinggi seperti famili, ordo, kelas, dan divisi yang digunakan untuk mengelompokkan tumbuhan berdasarkan hubungan evolusioner mereka. Contohnya, tumbuhan mawar (Rosa canina) termasuk dalam famili Rosaceae, ordo Rosales, dan kelas Magnoliopsida (disebut juga Dicotyledonae).
Tata nama nama latin tumbuhan mengikuti sistem taksonomi yang disebut sebagai "Sistem Nama Binomial" atau "Sistem Linnaean". Sistem ini dikembangkan oleh Carl Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, dan digunakan secara luas dalam klasifikasi tumbuhan dan organisme lainnya. Nama latin tumbuhan terdiri dari dua bagian utama: genus (marga) dan spesies.
1. Genus (Marga): Genus mengacu pada kelompok tumbuhan yang memiliki kesamaan dalam karakteristik morfologi atau sifat-sifat tertentu. Contohnya, Rosa (mawar) adalah genus yang mencakup berbagai spesies mawar.
2. Spesies: Spesies mengacu pada kelompok individu yang memiliki kesamaan dalam sifat-sifat yang lebih spesifik. Spesies ditandai dengan kata kedua dalam nama latin, yang sering kali menggambarkan karakteristik morfologi atau tempat asal. Contohnya, Rosa canina adalah spesies mawar liar.
Dalam tata nama nama latin tumbuhan, nama genus selalu diawali dengan huruf kapital, sedangkan nama spesies ditulis dalam huruf kecil. Selain itu, nama latin tumbuhan sering kali diikuti oleh inisial ahli botani yang pertama kali menggambarkan atau mengklasifikasikan spesies tersebut. Misalnya, Rosa canina L., di mana "L." mengacu pada Carolus Linnaeus, penemu sistem taksonomi tersebut.
Ahli botani yang menggambarkan atau mengklasifikasikan suatu tumbuhan juga dikenal sebagai "penulis taksonomi" atau "autoritas". Inisial ahli botani yang tercantum dalam nama latin menunjukkan kontribusinya dalam penemuan dan deskripsi spesies tersebut. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada ribuan ahli botani yang berkontribusi dalam taksonomi tumbuhan, dan banyak spesies memiliki inisial dari beberapa ahli botani yang berbeda.
Dalam praktiknya, nama latin tumbuhan sering kali dikurangi untuk mempermudah penggunaan sehari-hari. Misalnya, kita sering menggunakan "Rosa spp." untuk merujuk pada berbagai spesies mawar, tanpa menyebutkan nama spesifiknya.
Harap dicatat bahwa sistem taksonomi tumbuhan terus berkembang, dan beberapa nama latin tumbuhan dapat mengalami perubahan seiring penelitian dan pembaruan dalam taksonomi. Oleh karena itu, selalu penting untuk menggunakan sumber referensi yang terpercaya dan terkini saat merujuk pada nama latin tumbuhan.
Berikut adalah beberapa referensi atau daftar pustaka yang dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang tata nama nama latin tumbuhan dan ahli botani:
1. Stearn, W.T. Botanical Latin: History, Grammar, Syntax, Terminology, and Vocabulary. 4th edition. Timber Press; 1992.
2. Brickell, C.D., Alexander, C., David, J.C., Hetterscheid, W.L.A., Leslie, A.C., Malecot, V., et al. International Code of Nomenclature for Cultivated Plants. 9th edition. International Society for Horticultural Science; 2016.
3. McNeill, J., Barrie, F.R., Buck, W.R., Demoulin, V., Greuter, W., Hawksworth, D.L., et al. International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (Melbourne Code). Regnum Vegetabile; 2012.
4. Turland, N.J., Wiersema, J.H., Barrie, F.R., Greuter, W., Hawksworth, D.L., Herendeen, P.S., et al. International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (Shenzhen Code). Regnum Vegetabile; 2018.
5. Heywood, V.H., Brummitt, R.K., Culham, A., Seberg, O. Flowering Plant Families of the World. 2nd edition. Firefly Books; 2007.
6. Simpson, M.G. Plant Systematics. 2nd edition. Academic Press; 2010.
7. Govaerts, R., Frodin, D.G. World Checklist and Bibliography of Magnoliaceae. Royal Botanic Gardens, Kew; 1998.
8. Flora of North America Editorial Committee, eds. Flora of North America North of Mexico. Oxford University Press; 1993-2013.
9. Stevens, P.F. Angiosperm Phylogeny Website. Version 14, July 2017. Available from: http://www.mobot.org/MOBOT/research/APweb/
10. The Plant List. Version 1.1. Published on the Internet. Available from: http://www.theplantlist.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar