Akhir-akhir
ini peggunaan zat-zat radioaktif telah mengalami perkembangan yang cukup pesat,
termasuk di Indonesia. Dengan majunya teknologi kedokteran nuklir,
proses-proses fisiologi, biokimia, patologi, dan farmakologi dari berbagai
jenis obat telah dapat dipelajari dengan metode isotop radioaktif.
Pemanfaatan
material radioaktif, khususnya radiasi radioaktif adalah didasarkan pada
kemampuan radiasi menimbulkan perubahan, antara lain dapat mengionkan nuklida
atau molekul, memutuskan ikatan antar atom sehingga menghasilkan
radikal-radikal bebas, membuat nuklida atau nukleon menjadi radioaktif, dan
membebaskan sejumlah energi panas. Untuk dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi untuk mengetahui jenis dan
jumlah radiasi yang akan digunakan. Hal ini perlu dilakukan karena setiap jenis
radiasi memiliki sifat-sifat yang khas sehingga untuk menentukan keberadaannya
baik dalam jenis dan jumlah radiasinya juga perlu menggunakan cara dan teknik
yang khas pula untuk setiap jenis radiasi (Retug, 2005).
Penggunaan
radioisotop bergantung pada kebijakasanaan umat manusia, karena radioisotop
dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia atau sebaliknya
dapat digunakan untuk membuat kehancuran (Sutresna, 2007). Untuk itu pada bab
ini akan dijelaskan lebih rinci apa itu isotop, sediaan radiofarmasi dan
aplikasi sedian radiofarmasi baik sebagai diagnostik ataupun terapeutik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar